Entah bagaimana cara Raka meyakinkan orangtuanya, kemarin Sarah menerima kabar kalau Raka tetap berniat melangsungkan pernikahannya dan Sarah sebagai pengantinnya.
Dua hari sebelumnya, Sarah masih mengingat jelas bagaimana geram dan galaunya Raka meninggalkan rumah orangtuanya malam itu. Apalagi setelah Mamanya mengatakan, ambillah Sarah sebagai pengganti Sally. Pernikahan ini akan tetap bisa dilangsungkan, hanya pengantinnya yang berganti.
Sepatah katapun tak pernah Sarah mengiyakan, tapi tak ada keberanian Sarah untuk menolak jika itu bisa menyelamat wajah orangtuanya.
Dan Sarah yakin, Raka pun bukan orang yang mudah menyetujui hal segila itu dilakukan.
Dia mungkin hanya menjanjikan untuk membicarakan ini kembali dengan orangtuanya tapi belum tentu meluluskan permintaan orangtuanya.
Pernikahan itu perlu cinta dan niat, bukan didasari rasa yang hanya pura-pura. Jauh di lubuk hati Sarah, betapa dia berharap Raka hanya sekedar menenangkan keadaan. Raka adalah laki-laki yang sudah cukup dewasa untuk memilih jalan hidupnya andaipun Sally benar-benar tak pernah kembali.
Tapi Sarah salah, Raka yang berwajah dingin itu menyatakan siap menikahinya pada tanggal, waktu dan tempat sesuai yang telah direncanakan. Dan itu, seminggu lagi.
Hari ini, orangtua Raka dan orangtua Sarah akan bertemu di suatu tempat yang sudah diatur oleh Raka. Entah apa yang mereka bicarakan dan runding kan. Sarah tidak di undang untuk ikut dan Sarah juga tidak mengharapkannya.
Dia hanya di instruksikan menjalankan prosesi pernikahan ini seperti yang di atur oleh orangtuanya saja.
Langkah kecil Sarah berhenti di depan butiknya. Lalu masuk dengan enggan, disambut oleh beberapa pegawai yang sedang menata etalase.
Butik Sarah memang tidak jauh dari apartemennya. Sarah sebenarnya lebih banyak tinggal di apartemen pribadinya dari pada di rumah orangtuanya, sejak dia mendirikan butiknya. Dengan alasan tempatnya dekat dengan butiknya, jadi hanya perlu berjalan sepuluh menit saja. Dan Sarah menyukai berjalan kaki dari apartemen ke butiknya.
Butik itu cukup besar ada tiga lantai, dengan pegawai dua puluh orang. Di lantai bawah di khususkan sebagai gallery tempat display dan etalase pakaian. Beragam pakaian perempuan dengan sentuhan new classical mendominasi, karena itu memang aliran fashion rancangan Sarah.
Jenis pakaian yang di jual sebagian besar adalah houte couture dengan label Sarah collection dan ada beberapa produk dengan label dari beberapa perancang teman Sarah.
Sarah merancang sendiri untuk desainnya dan 80% pengerjaannya dilakukan dengan tangan oleh beberapa penjahitnya yang ahli.
Di lantai dua, dijadikan tempat bahan baku, studio jahit dan pola sekaligus menjadi tempat studio printing dan finishing.
Sarah langsung menuju lantai tiga, karena di sanalah ruang kerjanya. Sebuah ruangan yang cukup luas sebagai studio desainnya, tempatnya merancang pakaian selama ini.
Sarah tidak terlalu memperdulikan sapaan ramah para pegawainya, kepalanya hanya mengangguk sedikit saat melewati mereka.
Selama ini Sarah merasa, ruang kerjanya itu adalah sorga baginya tetapi hari ini betapa hambar ruangan itu.
Sarah duduk di sofa besar yang ada di sudut ruangan dan matanya tertuju pada sebuah gaun pengantin berwarna putih dengan kesan yang begitu mewah. Gaun pengantin itu terpasang anggun di mannequin. Gaun itu dirancangnya dari enam bulan yang lalu dengan penuh kasih sayang, di buatnya dengan penuh perasaan. Segenap kemampuan dan dedikasinya dicurahkan Sarah untuk menyelesaikannya.
Gaun pengantin dengan ball gown yang ketat pada bagian pinggang dan mengembang di pinggul hingga bawah. Kemewahan yang mencerminkan kepribadian orang yang akan mengenakannya dengan bahan brokat bermodel lebar layaknya gaun pernikahan dari keluarga bangsawan. Di setiap sudut gaun bertabur kristal swarovsky yang di payet dengan tangan Sarah sendiri.
Sarah membayangkan betapa dramatisnya si pemilik gaun ketika berjalan menuju pelaminan dengan sebuah tiara di kepala dan wedding veil warna putih panjang menjuntai, sambil menggandeng pengantin pria yang dicintainya.
Dan sekarang gaun itu ditinggalkan tuannya begitu saja tanpa pernah di kenakan oleh pemiliknya.
Air mata Sarah tanpa terasa meleleh di sudut matanya, Sarah tak tahu apakah dia akan berani memakai gaun ini untuk pernikahan palsu yang akan di jalaninya.
Dulu, Sarah pernah bermimpi suatu saat dihari pernikahannya, ia mengenakan sebuah gaun pengantin model sederhana dengan bahan organza. Sarah sangat menyukai baju dengan tampilan see through di bagian dada serta lengannya. Pada bagian bahu cukup saja detail lipatan drappery, hanya untuk memberi kesan elegan. Dia tidak ingin tampil mewah seperti seorang putri bangsawan tetapi hanya ingin menjadi seorang peri di hari pernikahannya.
Mimpi itu sekarang, harus dibuangnya jauh-jauh karena itu tidak akan pernah terjadi.
Di raihnya ponselnya, dicobanya menghubungi nomor Sally berharap adiknya itu bisa mengubah semua keputusannya.
Tapi nomor Sally benar-benar non aktif. Terakhir Sally menelpon mamanya dengan tangisan yang luar biasa, dalam banyak permintaan maaf. Sally meminta mamanya merelakan keputusannya.
Meskipun Papanya mengutuk dan mengancam tidak lagi mengakuinya sebagai anak, Sally tetap tidak ingin merubah keputusannya.
Terakhir kabarnya, Sally berada di Singapore dengan rencana perjalanan ke Milan, katanya Bram sudah menunggunya di Milan. Demi kebahagiaannya, Sally berharap orangtuanya jangan mencarinya.
Semua tidak bisa berbuat apa-apa lagi, sekarang yang terbaik yang bisa dilakukan adalah menyelamatkan muka keluarga besarnya.
Sarah hanya terpaku pada permintaan atau mungkin lebih pantas disebut dengan perintah, Menikahi tunangan adiknya untuk membalas budi orangtua yang telah membesarkannya.
Suara Handphonenya menyadarkan Sally dari lamunannya, pemilik nomor yang menghubungi adalah Raka,
"Hallo..." sambut Sarah tanpa semangat
"Kita perlu berbicara," suara Raka terdengar begitu berat. Sarah memiringkan kepalanya, dahinya mengernyit. Apakah Raka berubah pikiran? apakah Raka membatalkannya. Sedikit harapan terselip dibenaknya
"Berbicara? tentang apa?" Sarah merasakan sendiri kegetiran di nada suaranya.
"Kita bisa bertemu dimana?" Raka balik bertanya dengan nada yang tidak kalah getirnya. Sarah dapat merasakan betapa terpaksa pembicaraan mereka. Sarah terdiam.
"Atau aku ke butik saja, tunggu aku di sana sejam lagi."
Tidak sempat Sarah mengatakan apa-apa, suara berat bernada perintah itu menutup pembicaraan.
Tanpa kata penutup yang manis, panggilan berakhir.
Sarah hanya terdiam dalam hening. Apakah yang ingin dibicarakan Raka? mengapa dia meminta untuk bertemu? Kenapa tiba-tiba Sarah merasa gugup? Bukan karena perasaan apa-apa, tapi Sarah tidak pernah berbicara hanya berdua saja dengan Raka.
Dan lagi Sarah merasa tidak perlu berbicara dengan Raka secara pribadi, karena jikapun pernikahan itu tetap dilangsungkan, toh Sarah hanyalah mempelai palsu yang tidak punya hak untuk berbicara.
Sarah meraih gagang interkom di meja, samping sofa yang didudukinya. Ditekannya C ke saluran ruangan studio dokumentasi, tak lama terdengar suara cempreng Jen dari seberang.
"Yes, mam..." Jen salah satu asisten desainer Sarah seorang laki-laki tapi sangat kemayu. Nama sebenarnya Januar tapi dia lebih senang dipanggil Jen, karena gayanya yang seperti perempuan.
"Jen, jika Pak Raka datang, antar langsung ke ruangan saya"pesan Sarah.
Jen dan beberapa pegawai sudah kenal Raka, karena dua kali datang ke butik Sarah dengan Sally, untuk konsep gaun pengantin mereka.
"Ok, mam." hanya Jen seorang yang memanggilnya mam, sementara pegawainya yang lain memanggilnya ibu. Karena Jen sebenarnya adalah salah satu teman Sarah kuliah di jurusan yang sama. Dari masih di bangku kuliah dia selalu memanggil sarah dengan panggilan mam. Dan setelah mereka lulus Jen ikut bekerja pada Sarah sebagai asisten desainer Sarah.
Sarah meletakkan gagang interkom dengan perlahan. Matanya tertuju pada gaun pengantin di depannya.
Seharusnya hari ini adalah hari fitting baju pengantin untuk Sally dan Raka. Tapi sekarang, gaun pengantin itu tak pernah sempat bertemu tuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Hemenewilda Ronom
lanjut...
2023-09-05
0
Subrinemer
masih ikut arur cerita oke lanjut thor.
2022-06-06
0
Subrinemer
masih ikut arur cerita oke lanjut thor.
2022-06-06
0