BAB. 5.

...happy reading beloved readers...

'gadis ini betul-betul membuatku dalam situasi yang buruk,  apa yang harus kukatakan pada papa sama mama , seharusnya dia tinggal setidaknya sampai aku berangkat '. batin Arya menyugar kasar rambut cepaknya.

Karena sudah malam dan belum makan Arya memutuskan untuk memesan makanan secara online. Sebenarnya Arya tinggal di rumah dinas di kompleks perwira hanya saja karena belum sempat mengajukan permohonan nikah ditambah Wilona belum memberikan berkasnya dan karena desakan sang mama yang ingin segera meresmikan pernikahannya sebelum bertugas maka Arya untuk sementara kembali tinggal dirumah pribadinya dan pernikahannya belum tercatat dikantor tempatnya bertugas.

Pagi kembali menyapa dan Arya masih menikmati tidurnya akibat semalam kurang tidur hingga bunyi ponselnya berteriak memanggil si empunya yang tak kunjung mengangkatnya.  Arya meraba nakas disamping tempat tidurnya mencari ponselnya sementara matanya masih terpejam.

"Halo Arya,,,sudah siang tapi kamu belum kerumah membawa menantu mama,,," suara Bella memenuhi rongga telinga Arya yang sontak membuatnya tersadar dan terduduk ditempat tidur.

"Assalamualaikum ma,,,,," sapa Arya mencerna kata-kata mamanya

"Dalam waktu 30 menit kamu sudah dirumah, mama tunggu " kata Bella tanpa menjawab salam Arya kemudian memutuskan panggilan sepihak.

Arya berlari kekamar mandi untuk membersihkan dirinya hanya lima menit waktu yang dia butuhkan untuk menyelesaikan mandinya,  tak ingin membuat sang Ratu menunggu lebih lama dan yang terpenting agar mamanya lebih cepat mengetahui keadaan rumah tangganya yang hanya setengah hari jauh dari kata seumur jagung.

Tak pernah terbayang dalam benaknya pernikahan yang dialaminya.  Hatinya tak terima jika wanita yang telah dinikahinya langsung meninggalkan dirinya seperti itu,  tak ada drama yang terjadi seperti dalam sinetron.

'wanita seperti apa sebenarnya yang kunikahi,  padahal seandainya wanita itu mengajaknya berbicara dari hati ke hati semua bisa diperbaiki dengan berbagai syarat tentunya.  Tapi wanita itu malah menerima semuanya dengan senang hati dan pergi begitu saja.  Setelah masa tugasku selesai akan aku cari wanita itu dan membuat perhitungan dengannya ' batin Arya tak terima dengan perlakuan Devania yang pergi entah kemana. 

Setelah rapi, Arya lalu mengambil kunci mobilnya kemudian memasuki mobilnya yang sejak semalam terparkir begitu saja di halaman rumahnya dan selanjutnya bergabung dengan pengendara yang lain membelah jalan raya menuju rumah orang tuanya.

Menit kedua puluh lima Arya memasuki halaman luas rumah Jenderal Sony Akbar Wiguna dan ibu jenderal sudah berdiri menunggunya sambil melirik jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya.

"Menantu mama mana ???? "dengan suara datar dan mengerutkan alisnya Bella bertanya menuntut jawaban

"Biarkan aku masuk dulu ma, sekalian aku ingin bicara sama papa " kata Arya tak menjawab pertanyaan mamanya.

"Devania mana, Arya,,,!!!!!,,jangan katakan jika kamu mengembalikan pada orang tuanya" tebak Bella setengah berteriak

Sony yang sedang duduk di ruang keluarga tersenyum melihat kedatangan putra sulungnya namun senyumnya segera hilang setelah melihat wajah istrinya yang menahan amarah sambil berteriak, hal yang sangat jarang dilakukannya.

"Ada apa ???? " tanyanya sambil menatap istri dan anaknya bergantian kemudian matanya menelisik seolah mencari sesuatu.

"JIka papa mencari Devania, tanyakan padanya " kata Bella mengerti maksud tatapan suaminya

"Ceritakan semuanya pada kami, SEMUANYA !!!!!' perintah Sony dengan menekan kata semuanya

Arya menghempaskan badannya pada sofa didepan papanya sambil menarik napas melepaskan sedikit bebannya kemudian menceritakan semuanya tanpa ada yang disembunyikan, begitu pun dengan isi surat yang ditinggalkan oleh Devania.

"Astaga Arya,,,,,kamu seorang perwira militer yang berpengalaman menangani musuh negara tapi melakukan hal seceroboh ini, wajar saja Vania pergi karena kamu sudah terlebih dahulu menandatangani surat perceraian itu yang berarti kamu sudah menceraikannya,  karena kalian hanya menikah secara agama  ". Bella menjelaskan dengan luapan amarahnya.

"Pokoknya mama hanya ingin Devania yang menjadi menantu mama !!!" teriak Bella kemudian meninggalkan Arya dan Sony

"Pa besok aku sudah harus berangkat dan tidak pasti kapan aku akan kembali mungkin satu atau dua tahun , aku gak ada waktu untuk mengurus persoalan ini sedangkan mama dalam keadaan marah " Arya benar-benar putus asa di hadapan papa sekaligus atasannya.

"Tugas negara lebih penting, jika sudah selesai segeralah kembali, papa gak bisa membantumu kali ini, banyak-banyaklah berdoa jika kalian berjodoh pasti kalian akan dipertemukan kembali dan yang lebih utama jika memang kamu masih menginginkan Devania menjadi istrimu maka pelihara mata dan hatimu serta perasaanmu. Soal mama itu m urusan papa " Sony menasehati putranya

Dalam hati Sony sangat yakin jika sebenarnya putranya menginginkan Devania menjadi istrinya namun hanya situasi dan kondisi mungkin yang salah dan cara putranya menghadapinya pun salah

"Sekarang kamu pulang dan persiapkan keberangkatanmu besok pagi. Fokus pada tugasmu itu yang lebih penting ". lanjut Sony sambil menepuk pundak putra kebanggaannya.

"Baik pa, Arya pamit salam sama mama " pamit Arya mencium punggung tangan papanya dan saling berpelukan.

Dari jendela kamar Bella menatap nanar kepergian putranya dalam hati berdoa semoga putranya kembali dengan selamat dan menyelesaikan tugasnya dengan baik seperti biasanya.

🎶🎶🎶🎶🎶

nah up_nya selesai lagi,,,,,

jangan lupa dukungannya

salam hangat dari negri dongeng

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***