Di dalam istana, terlihat Kaisar Li duduk di kursi singgasananya. Di sebelahnya berdiri Kasim Liu.
Kasim Liu adalah kepala kasim Kerajaan Li. Kasim Liu lah yang selama ini mengurus seluruh keperluan Kaisar Li dan terus mendampingi Kaisar Li ke mana saja.
Di dalam istana tidak diperbolehkan laki-laki berkeliaran sehingga kebanyakan pelayan laki-laki yang melayani di istana adalah kasim.
Sedangkan untuk mengurus selir-selir, dayang perempuan dan sebagainya kebanyakan di urus oleh Ratu Chang sebagai ratu Kerajaan Li.
Ratu Chang mengurus segala macam urusan istana belakang. Sehingga kekuasaan Ratu Chang juga besar.
Cuma Kaisar Li seorang saja yang bisa menghukum Ratu Chang apabila Ratu Chang melakukan kesalahan.
"Kenapa bisa gagal?" terdengar suara Kaisar Li di dalam istana.
"Maaf Yang Mulia. Sebenarnya kita sudah hampir berhasil membunuh putra mahkota. Tetapi gadis yang ikut dengan putra mahkota mengetahui di dalam teh nya ada racun,"jawab orang yang di tanyai Kaisar Li sambil berlutut dan gemetar di depan Kaisar Li.
"Siapa gadis itu?" tanya Kaisar Li.
"Hamba tidak tahu asal usul gadis itu, Yang Mulia. Ada dua gadis yang ikut dalam rombongan putra mahkota. Satu gadis sangat ahli bertarung sedangkan gadis yang satu lagi kelihatan mengerti tentang racun."
"Kedua gadis itu berpisah dengan putra mahkota di pintu utama kota Chang An. Mereka tidak ikut ke kediaman putra mahkota."
"Cari informasi kedua gadis itu!" perintah Kaisar Li.
"Baik, Yang Mulia." Orang itu pun segera mengundurkan diri.
Kaisar Li memikirkan tentang Li Chen Yi. Putra kesayangannya. Masih teringat dengan jelas betapa bahagia dirinya ketika mendengar Selir Hua Rong Le mengandung seorang putra.
Putra yang setelah dilahirkan langsung dinobatkannya sebagai putra mahkota. Calon pewaris tahta Kerajaan Li apabila dirinya wafat.
Tetapi sejak sepuluh tahun yang lalu Kaisar Li sudah membenci Li Chen Yi. Karena rasa sakit hati dan egonya membuatnya langsung mengambil keputusan memasukkan Selir Hua Rong Le dan Li Chen Yi ke istana buangan.
Di dalam istana buangan, Selir Hua Rong Le berulang kali meminta untuk menemuinya. Karena Selir Hua Rong Le tidak mengetahui apa kesalahan yang di perbuatnya.
Kaisar Li tetap berkeras hati tidak mau menemui Selir Hua Rong Le.
Sampai dua bulan kemudian terdengar kabar Selir Huang Rong Le meninggal di istana buangan, Kaisar Li sangat terkejut.
Ada terbesit rasa sedih dan menyesal karena bagaimanapun Selir Hua Rong Le yang lemah lembut ,yang dicintainya sudah menemaninya selama 10 tahun.
Sehingga Kaisar Li membawa Li Chen Yi keluar dari istana buangan untuk diasuh oleh Ratu Chang.
Li Chen Yi tetap berstatus putra mahkota. Kaisar Li tidak mencabut status itu.
Mungkin karena rasa penyesalan Selir Hua Rong Le sudah meninggal ataupun mungkin masih ada sedikit rasa sayang terhadap Li Chen Yi.
Karena alasan apa tidak ada orang yang tahu. Hanya Kaisar Li sendiri yang mengetahuinya.
Kadang di dalam hati Kaisar Li masih muncul rasa sakit hati karena kejadian masa lalu sehingga membuat Kaisar Li memerintahkan orang untuk membunuh Li Chen Yi.
Hal itu sangat di ketahui dengan jelas oleh Li Chen Yi. Sejak dirinya di masukkan ke dalam istana buangan bersama ibunya, Li Chen Yi sudah tahu dengan pasti Kaisar Li membencinya.
Karena hal apa Kaisar Li membencinya, Li Chen Yi tidak mengetahuinya.
Hanya sepuluh tahun pertama Li Chen Yi sempat merasakan kasih sayang dari ayah.
"Yang Mulia. Putra mahkota izin menghadap ," lapor Kasim Liu ke Kaisar Li.
"Izinkan masuk ," jawab Kaisar Li.
Li Chen Yi berjalan memasuki ruangan dan bersikap hormat ke Kaisar Li.
"Ayahanda. Ananda menghadap," kata Li Chen Yi.
"Berdirilah," jawab Kaisar Li.
"Saya sudah membaca dokumen yang dikirimkan olehmu. Bencana di kota Au Chen bisa kamu atasi dengan baik. Sangat bagus,"kata Kaisar Li dengan suara yang datar.
"Siapkan hadiah satu peti uang perak ke putra mahkota," perintah Kaisar Li.
"Terima kasih ayahanda," jawab Li Chen Yi dengan suara datar .
"Pergi temui ibumu. Dia pasti sangat merindukanmu,"kata Kaisar Li.
Ibu yang dimaksud ada Ratu Chang, ibu yang mengasuhnya setelah Selir Hua Rong Le meninggal.
"Baik, ayahanda. Ananda sekarang ke sana," jawab Li Chen Yi.
Percakapan seperti inilah yang selama ini Li Chen Yi lakukan dengan Kaisar Li.
Seperti percakapan atasan dengan bawahan bukan antara ayah dan anak.
Li Chen Yi tahu kalau kelompok orang yang menyerangnya dengan racun di teh adalah orang suruhan Kaisar Li.
Di dalam istana Phoenix, istana kediaman Ratu Chang. Ada seorang bawahan sedang berlutut menghadap Ratu Chang.
"Hamba sudah membawa rombongan menyusul ke dalam hutan. Semua anggota Klan Harimau sudah meninggal. "
"Dasar tidak berguna!" teriak Ratu Chang sambil melempar cangkir ke arah orang yang melapor.
"Klan Harimau adalah kelompok pembunuh bayaran yang terkenal. Kenapa tidak berhasil membunuh putra mahkota?" tanya Ratu Chang.
"Di dalam pertarungan ada muncul dua gadis yang membantu putra mahkota ," jawab bawahan tersebut.
"Siapa kedua gadis itu?" tanya Ratu Chang.
"Hamba tidak tahu Yang Mulia Ratu. Mereka mengikuti rombongan putra mahkota dari hutan sampai pintu utama kota Chang An ".
"Di perbatasan sebelum kota Chang An, putra mahkota dan rombongannya juga di beri racun oleh sekelompok orang. Tetapi digagalkan oleh gadis itu juga Yang Mulia Ratu".
Ratu Chang tersenyum sinis. Li Chen Yi di serang oleh kelompok lain. Ratu Chang tahu pasti kelompok orang yang menyerang adalah perintah dari Kaisar Li.
"Kaisar tercinta. Dirimu juga menghendaki kematian putra mahkota," kata hati Ratu Chang . Ratu Chang tahu pasti alasan apa Kaisar Li membenci Li Chen Yi.
"Di mana kedua gadis itu sekarang?' tanya Ratu Chang.
"Mereka berdua masuk ke penginapan di kota Chang An. Mereka tidak mengikuti putra mahkota pulang ke kediamannya."
"Perintahkan Klan Harimau untuk membunuh kedua gadis itu.Saya tidak bisa membiarkan orang yang merusak rencanaku masih hidup!" kata Ratu Chang.
"Siap, Yang Mulia Ratu." Bawahan itu mengundurkan diri.
Kemudian terdengar suara kasim yang menjaga pintu depan istana phoenix.
"Putra mahkota izin menghadap Yang Mulia Ratu," kata Kasim itu.
"Persilahkan masuk," jawab Ratu Chang.
Terlihat raut wajah Ratu Chang tersenyum seolah-olah sangat senang bertemu dengan Li Chen Yi.
"Ananda memberi hormat kepada Ibunda," kata Li Chen Yi.
"Ayo berdiri anakku. Kamu sekarang kelihatan kurus. Pasti kecapekan mengurus bencana di kota Au Chen," kata Ratu Chang ke Li Chen Yi.
Kalau ada orang luar yang mendengar percakapan di antara mereka, pasti akan mengira Ratu Chang sangat menyayangi Li Chen Yi
Dalam hati Li Chen Yi sangat mengagumi dan memuji ayah dan ibunda nya yang di istana sangat pintar berakting.
Kalau dirinya masih anak yang polos, pasti akan mengira sikap Kaisar Li dan Ratu Chang adalah sikap yang tulus bukan tipuan.
Author: LYTIE
Instagram : LYTIE777
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
fitria
aqu baru nemu
2023-04-07
1
Noveler
like it
2022-09-11
1
paska
Terkadang aku sedih membaca novel yang menurutku sangat bagus, tapi minim pembaca. Seperti novel yang satu ini. Masih baca sampai bab 7 sih. Tapi dari banyak novel bertema serupa, ini salah satu yang terbaik menurutku. Padahal banyak novel yang isinya "ntah" Apa, tapi dibaca puluhan ribu orang. Beda selera kali ya... Semangat untuk authornya...
2022-03-02
1