Sementara itu Leng Fung dan para pengawal lainnya juga bersiap menaiki kuda yang sudah di persiapkan untuk melanjutkan perjalanan.
"Gadis ini ikut denganmu. Lengannya masih terluka," kata Leng Fung ke Wu Xin sambil menaiki kuda dan menyusul Li Chen Yi.
Gadis yang dimaksud adalah Fu Yao. Wu Xin membantu Fu Yao menaiki kuda. Terlihat jelas rona wajah Wu Xin berwarna merah.
Ini pertama kali bagi Wu Xin menunggang kuda dengan gadis.
Rombongan kuda tersebut menuju Kota Chang An beriringan. Chen Xiao Ran merasa mengantuk karena semalaman tidak tidur sehingga secara perlahan Chen Xiao Ran menutup matanya dan tertidur.
Dada yang di sandar punggungnya terasa nyaman sehingga Chen Xiao Ran tertidur pulas.
Li Chen Yi yang duduk di belakang terpaksa harus menunggangi kuda dengan lebih hati-hati dan pelan karena harus sambil menjaga Chen Xiao Ran yang ketiduran supaya tidak terjatuh dari kuda.
Dalam tidurnya Chen Xiao Ran bermimpi. Di dalam mimpinya Chen Xiao Ran kecil juga sedang menunggangi kuda dengan seorang anak laki-laki.
Kuda yang di tunggangi nya berlari sangat cepat. Di belakang kuda mereka ada banyak prajurit yang mengejar dengan pedang di tangan mereka.
Anak laki-laki itu menurunkan Chen Xiao Ran di jalan dan menyuruh Chen Xiao Ran berlari cepat ke depan.
"Xiao Ran. Cepatlah lari menyelamatkan diri. Saya pasti akan menemukanmu nanti," kata anak laki-laki itu.
Setelah itu anak laki-laki itu membelokkan kudanya ke arah yang berlawanan dari tempat Chen Xiao Ran sehingga prajurit yang di belakang akan mengejar dirinya dan Chen Xiao Ran bisa menyelamatkan diri.
Chen Xiao Ran kecil berlari cepat ke arah depan. Berkali-kali Chen Xiao Ran tersandung dan terjatuh, tetapi dirinya bersikeras berdiri dan berlari lagi.
Chen Xiao Ran waktu itu baru berumur delapan tahun. Dan anak laki-laki itu berumur sepuluh tahun.
Anak laki-laki itu adalah teman Chen Xiao Ran dari kecil. Anak laki-laki itu selalu bersama dan melindungi Chen Xiao Ran.
Sampai akhirnya Chen Xiao Ran kecil berlari ke ujung tebing dan terpeleset jatuh ke dalam tebing.
Chen Xiao Ran terbangun dari mimpinya. Terasa ada air mata di sudut mata nya .
Chen Xiao Ran melihat sekeliling. Rombongan kuda sudah tiba di pintu utama kota Chang An.
Fu Yao, Leng Fung, Wu Xin dan para pengawal lainnya sudah turun dari kuda. Yang masih di atas kuda cuma dirinya dan Li Chen Yi.
"Berapa lama saya tertidur? Malu sekali di lihat begitu banyak orang," pikir Chen Xiao Ran dalam hati.
"Kenapa kamu tidak membangunkanku?" tanya Chen Xiao Ran ke Li Chen Yi.
Li Chen Yi hanya menatapnya dan tidak menjawab.
Chen Xiao Ran turun dari kuda dan langsung mengandeng Fu Yao.
"Kita sudah sampai di tempat tujuan. Mulai dari sini kita berpisah jalan," kata Chen Xiao Ran ke Li Chen Yi dan langsung berjalan masuk ke dalam kota Chang An.
"Siapa namamu?" terdengar suara Li Chen Yi menanyakan nama Chen Xiao Ran.
"Kita cuma bertemu sebentar di jalan dan tidak akan mungkin bertemu lagi di kemudian hari. Jadi tidak perlu meninggalkan nama," jawab Chen Xiao Ran dengan tidak melihat ke arah Li Chen Yi melainkan terus berjalan ke depan seolah mereka adalah orang yang tidak dia kenal.
Li Chen Yi hanya tersenyum di atas kuda. Terlihat di tanah dekat kuda Li Chen Yi ada sebuah giok putih.
Leng Fung mengambilnya dan menyerahkannya ke Li Chen Yi.
"Giok ini mungkin milik gadis itu," kata Leng Fung ke Li Chen Yi.
Li Chen Yi melihat giok itu dan menyimpannya.
"Kita pasti akan bertemu kembali," kata Li Chen Yi dalam hati dengan yakin.
"Siapa kedua gadis itu ?" tanya Wu Xin ke Leng Fung.
"Kita bertemu kedua gadis itu di hutan dan bersama-sama melanjutkan perjalanan ke kota Chang An," jawab Leng Fung.
"Tidak tahu nama mereka sama sekali?" tanya Wu Xin ke Leng Fung lagi.
"Gadis yang terluka bernama Fu Yao. Sedangkan gadis yang satunya lagi tidak di ketahui namanya," jawab Leng Fung.
"Fu Yao."
Wu Xin mengulang mengucapkan nama Fu Yao supaya bisa di ingatnya.
Melihat hal ini Leng Fung tersenyum dan menggoda Wu Xin. " Kamu suka sama Fu Yao? " tanya Leng Fung ke Wu Xin.
Wu Xin yang mendapat pertanyaan yang mendadak dari Leng Fung tidak tahu harus menjawab apa.
Leng Fung pun tertawa dalam hati dan tidak mengolok Wu Xin lagi.
"Kembali ke kediaman Putra Mahkota." Li Chen Yi memberi perintah kepada semua bawahannya.
Rombongan itu pun bersama-sama kembali ke kediaman Putra Mahkota.
Sesampainya di sana, Li Chen Yi langsung menuju ruangan tempat biasanya dia menulis dokumen untuk membaca dokumen dan menerima laporan dari bawahannya.
Ruang itu biasanya disebut sebagai ruang buku disetiap kediaman pangeran.
'Lapor. Keadaan istana berjalan normal. Tidak ada kejadian yang besar ,"kata salah satu bawahan ke Li Chen Yi.
"Bagaimana keadaan Pangeran Li Wen Lung?" tanya Li Chen Yi.
"Pangeran Li Wen Lung selama ini urusan yang di tugaskan oleh Kaisar Li di laksanakan olehnya dengan baik," jawab bawahan Li Chen Yi.
"Oh, pasti itu usul Ratu Chang supaya Pangeran Li Wen Lung memberikan kesan bisa diberi tugas oleh Ayahanda," pikir Li Chen Yi dalam hati.
"Siapkan kereta. Saya menuju ke istana sekarang," kata Li Chen Yi ke Leng Fung.
AUTHOR : LYTIE
Instagram : lytie777
Facebook : Lytie
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Noveler
like
2022-09-11
1
Windy Veriyanti
lanjut...
pengen terus baca 😊
2022-07-27
1
maestuti dewi saraswati
intrik istana kenapa mesti harus kejam ya thor
2021-06-11
1