Matahari terbit di pagi hari. Hujan yang mengguyur semalaman sudah berhenti.
Li Chen Yi dan para pengawalnya sudah bangun. Begitupun juga Fu Yao.
Chen Xiao Ran masih menguap karena mengantuk dan tidak tidur semalaman.
Chen Xiao Ran memeriksa keadaan Fu Yao. Syukurlah Fu Yao sudah tidak demam lagi.
Dan karena sudah istirahat semalam, Fu Yao kelihatan sudah lebih sehat dibanding kemarin. Jadi tidak ada masalah yang besar untuk melanjutkan perjalanan ke kota Chang An.
Semuanya bersiap-siap meninggalkan gua untuk melanjutkan perjalanan.
Chen Xiao Ran mengembalikan jubah luar Li Chen Yi.
Li Chen Yi langsung memakai kembali jubah luar nya.
Chen Xiao Ran melihat dengan seksama Li Chen Yi yang sedang memakai baju luarnya.
Badan Li Chen Yi terlihat sangat proposional. Pakaian jenis apapun pasti cocok untuk Li Chen Yi dan tetap terlihat tampan.
Tanpa sadar tangan Chen Xiao Ran di depan dada Li Chen Yi.
Li Chen Yi melihat hal itu hanya terdiam dan membiarkan Chen Xiao Ran meletakkan tangannya di depan dadanya.
Sampai Fu Yao menarik pelan tangan Chen Xiao Ran, Chen Xiao Ran baru sadar.
"Tubuhmu cocok dengan pakaian jenis apapun." kata Chen Xiao Ran untuk menutup rasa malu nya.
Li Chen Yi dan rombongan beserta Chen Xiao Ran, Fu Yao melanjutkan perjalanan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, terlihat di pinggir jalan ada tempat yang menjual makanan dan tempat duduk untuk beristirahat.
Li Chen Yi dan rombongannya sudah tiba di perbatasan masuk ke dalam Chang An. Sekitar dua jam an akan tiba di Chang An.
Tempat ini biasanya dijadikan sebagai tempat peristirahatan orang-orang yang mau menuju ataupun keluar dari kota Chang An.
Ada makanan dan minuman yang tersedia sehingga orang yang melakukan perjalanan bisa melanjutkan perjalanan setelah kenyang.
Li Chen Yi dan para pengawalnya beserta Chen Xiao Ran dan Fu Yao juga ikut duduk disana sambil memesan teh ,mantao( sejenis ba pao bulat tanpa isian) dan beberapa macam makanan.
Terlihat banyak orang yang melewati jalan ini dan juga duduk beristirahat.
"Wah. seperti nya di dalam kota Chang An ada banyak hal yang menarik," kata Chen Xiao Ran dengan antusias ke Fu Yao.
"Kamu pernah ke Chang An?" tanya Chen Xiao Ran ke Fu Yao. Fu Yao menjawab dengan gelengan kepala.
"Kota Chang An dekat dengan ibukota dan sangat ramai.
Hati-hati jangan sampai tersesat," kata Li Chen Yi ke Chen Xiao Ran.
Pelayan menyuguhkan teh ke cangkir mereka. Chen Xiao Ran mencium ada aroma sesuatu dari badan pelayan itu.
Ketika pelayan itu hendak membalikkan badan meninggalkan meja mereka, Chen Xiao Ran berseru memanggil pelayan itu.
"Berhenti!"
Pelayan itu membalikkan badan dan berjalan kembali ke arah Chen Xiao Ran.
Sambil tersenyum pelayan itu bertanya ke Chen Xiao Ran "Ada tambahan lagi,Nona?"
"Kamu suka bunga ya?" tanya Chen Xiao Ran ke pelayan itu.
Terlihat raut wajah pelayan itu menjadi tegang sebentar. Tetapi langsung tersenyum lagi ke arah Chen Xiao Ran.
"Saya cuma pelayan yang menyuguhkan makanan dan teh. Tidak ada bunga yang saya sukai," jawab pelayan itu.
"Oh ya? " Dari tubuhmu tercium aroma bunga," kata Chen Xiao Ran.
"Oh mungkin karena pakaianku di cuci oleh istri yang suka aroma bunga di bajunya sehingga baju hamba pun ada wangi bunga nya," jawab pelayan itu.
"Wow. Kamu pasti sangat senang aroma bunga istrimu sampai didalam teh kita juga ada aroma bunga Ye Xiang," kata Chen Xia Ran.
Bunga Ye Xiang adalah salah satu bunga yang beracun dan tumbuh pada waktu malam hari.
Mendengar hal itu, Leng Fung dan para pengawal langsung berdiri sambil menghunuskan pedang.
Di sekitar mereka mendadak muncul sekitar sepuluh orang dengan pedang di tangan mereka. Pelayan itu juga mulai menghunuskan pedang dan bertarung dengan Leng Fung.
Fu Yao pun ikut menghunuskan pedang melawan orang yang menyergap mereka.
Chen Xiao Ran juga tidak sempat mencegah Fu Yao untuk tidak ikut dalam pertarungan.
Dengan sigap Chen Xiao Ran mengambil sumpit di meja dan berlari ke arah Li Chen Yi.
Chen Xiao Ran berpikir dia harus melindungi nyawanya juga sehingga berlari ke arah Li Chen Yi karena Chen Xiao Ran tahu Li Chen Yi mempunyai ilmu bela diri yang bagus.
Li Chen Yi berdiri dengan tenang sambil melihat Chen Xiao Ran yang berlari ke tempatnya.
Chen Xiao Ran menyerahkan sumpit ditangannya ke dalam tangan Li Chen Yi.
"Ayo. Serang mereka," kata Chen Xiao Ran ke Li Chen Yi.
Di depan mereka muncul lagi empat orang yang hendak menyerang Li Chen Yi.
Melihat hal itu Li Chen Yi langsung melempar sumpit yang ditangannya ke arah para penyerang dan juga mengeluarkan pedang nya.
Chen Xiao Ran langsung memeluk pinggang Li Chen Yi untuk berlindung.
Li Chen Yi dengan tangan kiri nya memeluk Chen Xiao Ran sedangkan tangan kanannya menghunuskan pedang ke arah penyerang.
Darah dari para penyerang memuncrat keluar ke arah Li Chen Yi dan Chen Xiao Ran.
Chen Xiao Ran yang melihat hal itu langsung memeluk lebih erat lagi pinggang Li Chen Yi untuk menghindari darah yang memuncrat.
"Sampai di kota Chang An harus membeli beberapa setel baju baru untukku dan Fu Yao," pikir Chen Xiao Ran dalam hati.
Ke empat orang yang menyerang Li Chen Yi dengan mudah berhasil dikalahkan oleh Li Chen Yi.
Terdengar suara derapan kaki kuda ke arah mereka. Ada sekitar puluhan orang diatas kuda masing-masing sedang menuju ke arah Li Chen Yi dan Chen Xiao Ran.
Dengan sigap orang pertama yang diatas kuda turun dari kuda dan berjalan ke arah Li Chen Yi.
"Hormat. Tolong ampuni hamba yang datang terlambat,"kata Wu Xin sambil memberi hormat.
Orang itu adalah Wu Xin, termasuk orang kepercayaan Li Chen Yi.
Kemarin Wu Xin sudah menerima surat yang di kirim melalui merpati yang di kirim oleh Leng Fung untuk mengabarkan kalau Li Chen Yi dan rombongan sedang menuju ke kota Chang An.
Setelah menerima surat yang dikirim melalui merpati, Wu Xin langsung berangkat dari ibukota untuk menyambut Li Chen Yi.
Tetapi tetap kalah cepat dari orang-orang yang menyerang Li Chen Yi.
"Berdirilah," kata Li Chen Yi.
"Wah, pengawalmu sudah datang," kata Chen Xiao Ran ke Li Chen Yi.
Li Chen Yi melihat gadis yang ada di pelukannya. Chen Xiao Ran masih memeluk erat tanpa ada niat melepaskannya.
"Kamu mau peluk sampai kapan?" tanya Li Chen Yi ke Chen Xiao Ran.
"Sampai keadaan aman," jawab Chen Xiao Ran.
Chen Xiao Ran merasa nyaman dalam pelukan Li Chen Yi.
"Kapanlagi bisa memeluk orang setampan ini," pikir Chen Xiao Ran dalam hati.
Chen Xiao Ran ingin memanfaatkan keadaan sekarang untuk memeluk tubuh tegap didepannya.
Li Chen Yi melihat ke dalam mata Chen Xiao Ran dan langsung bisa membaca pikiran gadis ini yang jahil.
Li Chen Yi ikut mempererat pelukannya ke Chen Xiao Ran.
Chen Xiao yang di peluk erat secara tiba-tiba langsung mendorong tubuh Li Chen Yi.
"Dasar tidak tahu malu," kata Chen Xiao Ran ke Li Chen Yi.
Pipi Chen Xiao Ran bersemu merah.
"Sama-sama ," jawab Li Chen Yi sambil tersenyum.
Dengan bantuan pengawal yang dibawa Wu Xin, pertarungan akhirnya selesai.
Chen Xiao Ran berjalan ke arah Fu Yao sambil memeriksa keadaan Fu Yao. Untunglah Fu Yao tidak ada tambahan luka.
Li Chen Yi sudah menunggangi salah satu kuda, mengulurkan tangannya ke arah Chen Xiao Ran.
Chen Xiao Ran tidak mau naik ke kuda Li Chen Yi. Chen Xiao Ran meminta kuda yang lain untuk dia tunggangi dengan Fu Yao.
"Dari sini ke kota Chang An masih harus menempuh perjalanan dua jam. Temanmu masih terluka.Lebih cepat kalau kita yang menunggangi kuda nya," kata Li Chen Yi ke Chen Xiao Ran.
Chen Xiao Ran pun akhirnya menyetujuinya. Li Chen Yi membantu Chen Xiao Ran naik ke atas kuda.
Chen Xiao Ran duduk di atas kuda dan di depan Li Chen Yi. Punggungnya membelakangi dada Li Chen Yi.
Li Chen Yi mendekatkan bibirnya ke telinga Chen Xiao Ran sambil berbicara pelan.
"Siapa tadi yang memelukku dengan erat. Sekarang malahan menjaga jarak," kata Li Chen Yi sambil tertawa kecil.
Chen Xiao Ran malu dan duduk tegak menjauhi Li Chen Yi.
" Tunggangi kuda dengan benar. Jangan pikir yang macam-macam," kata Chen Xiao Ran ke Li Chen Yi.
Li Chen Yi langsung menarik keras tali pengekang kuda supaya kuda berjalan cepat.
Karena kuda tiba- tiba berlari dengan cepat, Chen Xiao Ran kehilangan keseimbangan dan dengan cepat kedua tangannya memegang kedua tangan Li Chen Yi yang sedang memegang tali kekang.
Melihat hal itu Li Chen Yi menggunakan tangan kiri nya memeluk pinggang Chen Xiao Ran dengan erat supaya Chen Xiao Ran tidak jatuh dan mulai memperlambat laju kuda nya.
Author : LYTIE
Instagram : lytie777
Facebook : Lytie
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
fitria
keren
2023-04-07
1
Noveler
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2022-09-11
1
maestuti dewi saraswati
wahh... dasar pangeran ambil kesempatan dalam kesempitan
2021-06-11
5