Rombongan Li Chen Yi beserta Chen Xiao Ran dan Fu Yao telah menempuh perjalanan didalam hutan selama dua jam. Matahari mulai terbenam pertanda akan tiba malam hari.
Di malam hari akan sangat sulit melanjutkan perjalanan karena sangat gelap dan banyak binatang buas yang berkeliaran sehingga bisa membahayakan nyawa mereka.
"Coba cari di sekitar sini apakah ada tempat untuk kita beristirahat," perintah Li Chen Yi ke Leng Fung.
Leng Fung membawa beberapa pengawal untuk ikut mencari tempat yang bisa dijadikan tempat menginap di malam hari.
Li Chen Yi dan rombongan lainnya berhenti untuk beristirahat sambil menunggu Leng Fung kembali.
Li Chen Yi berjalan ke arah Chen Xiao Ran dan Fu Yao. " Hari sudah mulai gelap. Malam ini kita akan menginap disekitar sini. Besok pagi baru kita lanjutkan perjalanan," kata Li Chen yi ke Chen Xiao Ran dan Fu Yao.
"Baiklah," jawab Chen Xiao Ran.
Chen Xiao Ran merasa senang tidak perlu melanjutkan perjalanan karena Fu Yao sudah kelihatan sangat kecapekan. Fu Yao perlu istirahat supaya bisa cepat pulih kembali.
Li Chen Yi melihat wajah senyum Chen Xiao Ran lagi. Akhirnya Li Chen Yi sadar kenapa dari awal dia tertarik kepada gadis didepannya.
Chen Xiao Ran yang sedang tersenyum dan ketawa terlihat mirip seseorang. Iya. Seseorang itu adalah orang yang sangat dicintai Li Chen Yi selama hidup ini.
Orang itu adalah ibu kandungnya. Selir Hua Rong Le. Chen Xiao Ran yang sedang tersenyum sangat mirip dengan wajah Selir Hua Rong Le.
Bedanya Selir Hua Rong Le senyum dan ketawanya selalu kelihatan lembut dan penuh kasih sayang.
Senyuman Chen Xiao Ran kelihatan lincah dan enak dipandang. Itulah yang menyebabkan Li Chen Yi tertarik kepada asal usul Chen Xiao Ran.
Sekitar tiga puluh menit kemudian Leng Fung dan beberapa pengawal sudah kembali.
"Di sebelah timur ada sebuah gua. Kita sudah memeriksa keadaan di dalam gua. Cukup aman dan tidak ada binatang buas di dalamnya," lapor Leng Fung ke Li Chen Yi.
"Baiklah. Malam ini kita menginap di dalam gua itu," jawab Li Chen Yi.
"Bawa beberapa pengawal untuk mencari beberapa ekor binatang di hutan untuk di jadikan makan malam dan air bersih untuk minum," perintah Li Chen Yi ke Leng Fung.
Leng Fung segera melaksanakannya. Li Chen Yi beserta pengawalnya ,Chen Xiao Ran dan Fu Yao berjalan menuju gua tersebut.
Tidak lama kemudian Leng Fung dan beberapa pengawal yang ikut dengannya sudah kembali sambil membawa beberapa ekor kelinci dan kayu bakar.
Para pengawal dengan sigap membuat api unggun di dalam gua untuk membakar daging dan menghangatkan suhu di dalam gua.
Chen Xiao Ran dan Fu Yao menunggu daging bakarnya. Mereka sudah sangat kelaparan.Ikan yang ditangkap di sungai tadi belum sempat mereka makan dan mereka sudah melakukan perjalanan selama dua jam di hutan yang sangat menguras tenaga.
Setelah daging yang di bakar dengan api ungun matang , Li Chen Yi dan rombongannya, Chen Xiao Ran dan Fu Yao mulai memakannya dengan lahap.
Di luar gua terdengar bunyi rintikan hujan. Untunglah mereka sudah menemukan tempat berteduh sebelum hujan.
Fu Yao sudah mulai memejamkan mata nya untuk beristirahat. Sedangkan Chen Xiao Ran masih duduk disamping Fu Yao.
Suara hujan di luar gua semakin deras dan semakin terasa dingin. Fu Yao gemetaran dan kakinya menendang nendang ke segala arah. Matanya masih tertutup.
Chen Xiao Ran langsung memeriksa keadaan Fu Yao. Tangan Fu Yao terasa panas. Kening Fu Yao juga panas. Chen Xiao Ran langsung tahu kalau Fu Yao demam karena infeksi luka di lengannya.
Chen Xiao Ran berbicara lembut didekat telinga Fu Yao. "Fu Yao, tenang. Saya ada disampingmu. Tidak ada bahaya yang mengancam lagi."
Berulang-ulang Chen Xiao Ran mengucapkan kalimat itu dengan suara lembut di telinga Fu Yao. Sampai akhirnya Fu Yao mulai tenang dan tidak menendang nendang lagi.
Masih dengan mata terpejam, terlihat raut wajah Fu Yao sedang menahan rasa ketakutan dan kesakitan.
"Ambilkan saya air." Perintah Chen Xiao Ran ke pengawal disampingnya. Pengawal itupun buru-buru mengambil air dan menyerahkannya kepada Chen Xiao Ran.
Chen Xiao Ran memberikan air untuk diminum Fu Yao secara perlahan. Kemudian Chen Xiao Ran meminta kain kepada pengawal lainnya.
Chen Xiao Ran menggunakan kain itu dengan lembut mengusap keringat yang bermunculan di kening Fu Yao.
Setelah selesai Chen Xiao Ran melepaskan baju luarnya dan meletakkannya ke tubuh Fu Yao supaya terasa hangat.
Mata Li Chen Yi ,Leng Fung dan semua pengawalnya menatap ke arah Chen Xiao Ran dan Fu Yao.
Chen Xiao Ran akhirnya menyadari tatapan mata mereka. "Apa yang di lihat-lihat? Belum pernah lihat gadis cantik ya?" kata Chen Xiao Ran dengan galak.
Para pengawal langsung sadar setelah mendengar ucapan Chen Xiao Ran dan memalingkan wajah.
"Wah, ternyata singa galak nih. " Para pengawal berpikir dalam hati.Sikap Chen Xiao Ran sekarang beda sekali dengan sikap sewaktu Chen Xiao Ran menjaga Fu Yao.
"Kalian beristirahat saja sekarang. Malam ini saya yang akan jaga malam," kata Chen Xiao Ran ke para pengawal.
Chen Xiao Ran memutuskan malam ini tidak akan tidur karena harus menjaga Fu Yao sehingga bisa sekalian jaga malam.
"Kalian cepatlah beristirahat. Besok pagi setelah cuaca membaik ,kita akan melanjutkan perjalanan," kata Li Chen Yi ke para pengawal.
Karena ada persetujuan dan perintah dari Li Chen Yi, para pengawal pun mulai beristirahat.
Tiba-tiba di depan kaki Chen Xiao Ran ada sebuah jubah luar yang dilempar kepadanya. Chen Xiao Ran mengalihkan pandangan dari Fu Yao ke orang yang melempar jubah itu.
"Pakai jubah itu." Perintah Li Chen Yi ke Chen Xiao Ran.
Seketika Chen Xiao Ran ingin marah. "Mana ada orang yang memberi sesuatu dengan melempar," pikir Chen Xiao Ran.
Chen Xiao Ran bukanlah gadis yang bodoh dan mengambil tindakan gegabah. Chen Xiao Ran sadar dengan keadaan cuaca yang dingin karena hujan, tanpa jubah luar dirinya juga bisa sakit karena jubahnya ada di badan Fu Yao.
Dengan lapang dada Chen Xiao Ran mengambil jubah itu dan memakainya. Dari jubah itu tercium aroma khas yang membuat orang yang memakainya merasa nyaman.
Tanpa sadar dan refleks Chen Xiao Ran mencoba menghirup aroma dari jubah itu beberapa kali lagi.
Li Chen Yi yang melihat hal itu langsung tertawa kecil.
Mendengar suara tertawa kecil itu membuat Chen Xiao Ran tersadar dan wajahnya mulai bersemu merah karena malu.
Chen Xiao Ran segera membalikkan wajahnya dan berjalan ke arah Fu Yao. Di belakangnya terdengar suara ketawa Li Chen Yi yang semakin kencang karena melihat wajah Chen Xiao Ran yang bersemu merah.
Author : LYTIE
Instagram : lytie777
Facebook : Lytie
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Noveler
like
2022-09-11
2
Irma Kirana
like favorit rate 5 done🤗
salam dari stuck in love CEO 😊
2021-08-20
1
maestuti dewi saraswati
lanjut thor
2021-06-11
1