Part 19

Sang waktu akan terus berlari, berlari meninggalkan sejuta kenangan indah yang akan selalu di kenang.

Masa sekolah, masa yang penuh dengan canda tawa, masa dimana jatidiri mulai di bentuk.

Seperti sekarang ini, masa sekolah tinggal kenangan, masa bangku perkuliahan akan datang.

Di sudut kota Amerika Kenzi sedang menikmati harinya, kebetulan hari ini libur tidak ada kelas, Kenzi memanfaatkan waktu luang untuk menghirup udara segar di luar apartemen.

Kenzi tidak sendiri ada pengawal pribadi yang selalu setia, mengikuti, mengantar tuan mudanya untuk pergi jalan-jalan seperti yang mereka lakukan berdua.

Harvard square adalah pilihannya, destinasi tempat wisata yang tidak terlalu jauh dari pusat kota, tempat Kenzi menimba ilmu.

Dan tidak jauh juga dari apartemen tempat tinggalnya.

Berjalan menyusuri Harvard Square sudah mereka lakukan, dengan setianya Andre mengikuti langkah kaki tuan mudanya berjalan, Andre akan selalu jadi garda terdepan untuk melindungi majikannya.

Andre masih butuh biaya untuk sekolah Adik-adiknya di Indonesia, sebisanya dan semampu Andre akan berusaha semaksimal mungkin untuk masa depan adik-adiknya.

Kedua orang tuanya sudah berpulang ke sang pencipta tiga tahun lalu, kini Andre menjadi tulang punggung bagi kedua adiknya yang Andre titipkan kepada saudaranya yang berada di Indonesia.

Lelah berjalan, Kenzi memilih menghentikan langkahnya ke restoran pinggir kota, tempatnya tidak jauh dari jalanan Harvard Square.

Sangat ramai pengunjung sampai mengantri begitu panjang, demi ingin mencicipi makanan di restoran ini Kenzi rela mengantri berjam-jam untuk mendapatkan makanan yang Kenzi mau.

Mereka sudah mendapatkan tempat d, Kenzi memilih di dekat jendela supaya bisa melihat lalu lalang kendaraan yang melintas di depannya.

"And, mau minum apa? Ken pesankan sekalian." tanya Kenzi menawarkan minuman ke Andre. Ken sudah menganggap Andre seperti saudara sendiri, usia mereka tidak jauh beda.

"Tidak usah tuan muda, kalau Andre haus, Andre bisa pesan sendiri." jawabnya Andre sedikit tidak enak, Andre tidak biasa nongkrong di tempat yang paling bagus seperti saat ini.

"Jangan terlalu formal And, usia kita juga tidak terlalu jauh anggap saja kita layaknya teman." Tutur Kenzi memandangi wajah Andre yang sepertinya sedang banyak pikiran, dan sikapnya yang tidak nyaman duduk berdua dengannya.

"Tuan muda adalah majikan ku, tidak pantas bila Andre memanggil dengan sebutan nama saja, kalau tuan besar sampai tahu pasti akan berakibat fatal." Sahutnya Andre yang hari ini berbicara panjang lebar, dan mencurahkan segala unek-unek yang berada di isi hatinya.

"Daddy tidak akan tahu, yang penting Kamu And menjaga putranya dengan baik, Daddy tidak akan mempermasalahkan masalah panggilan." Kenzi menerawang jauh ke Indonesia, Kenzi jadi merindukan keluarganya, terutama Daddy dan Bundanya.....

Andre memilih diam saja tidak menimpali lagi percakapan Kenzi, Andre sibuk dengan pikirannya yang melalang buana.

Andre sangat merindukan adik-adiknya, satu tahun sudah Andre tidak pulang, ada rasa rindu yang membumbung tinggi bila mengingat tentang masa depannya, Andre harus semangat semua demi sang adik.

Setelah menikmati keindahan di Harvard Square, Kenzi dan Andre memutuskan kembali ke apartemen. Perutnya sudah diisi makanan, dan minuman sampai mereka berdua kekenyangan tidak bisa untuk berjalan.

Saatnya pulang mandi, dan mengistirahatkan tubuhnya adalah opsi yang tepat, karena tubuhnya sudah lengket dengan keringat yang bercucuran membasahi pakaiannya.

🏓🏓🏓🏓🏓

Di Indonesia

Aira tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah, Aira tumbuh jadi gadis nan cantik wajahnya duplikat Papa Tom. Senyum bibir tipisnya duplikat Mama Intan, perpaduan dari kedua orang tua yang memiliki paras ganteng, dan cantik dari duplikat Papa Mama nya.

Ada terbersit rasa rindu, rindu akan masa lalu masa dimana Aira dengan leluasa bisa memandangi wajah Kenzi, seorang laki-laki yang pertama kali membuatnya ada rasa yang tidak biasa. Tetapi Aira berusaha untuk menghalau nya, karena tidak ingin berharap lebih kecuali rasa pertemanan, Aira sudah menganggap Kenzi seperti Kaka sendiri.

Setelah merenung di kamarnya, Aira bangkit dari tempat duduknya untuk merapikan penampilannya kembali sebelum keluar dari kamarnya.

Tak! Tak!.....

Aira menuruni anak tangga satu persatu, hari ini hari yang tidak di sukai nya, karena Ada ulangan mata pelajaran matematika yang membuatnya belajar semalaman.

Meskipun belajar semalaman, tidak membuatnya membentuk mata panda, karena sudah terbiasa bila soal tidur larut malam.

Satu keluarga sudah duduk di tempat bangku meja makan, mereka sarapan dengan sangat khidmat, tidak ada yang berani mengeluarkan suara karena ada tempat tersendiri bila ingin mengobrol tetapi bukan pas makan.

Setelah menyelesaikan sarapan nya, Aira dan kedua Adiknya tengah mengendong tas ransel sekolahnya. Mereka berpamitan satu persatu, Papa Mama, dan adik kecilnya yang bersemangat menebarkan senyum di pagi seperti ini.

"Kami berangkat Papa Mama dan adik cantik kesayangan kaka." Aira dan mengecup punggung tangan orang tuanya, dan mengecup pipi chuby adik endutnya.

"Iya sayang, hati-hati di jalan! di sekolah tidak boleh nakal, harus belajar yang baik, hormat sama guru ingat pesan Mama !"

"Iya Mama ku yang cantik."

Mereka bertiga sudah lari masuk ke dalam mobil, mereka menunggu Papa nya di dalam, karena sang papa ingin mengambil tasnya yang ketinggalan di kamar.

Dari tadi Tom sudah tidak bisa menahan hasratnya untuk mengecup bibir sang istri, sekarang ini sudah menjadi candunya, membuatnya mabuk kepayang ke langit ketujuh.

Tanpa ba-bi-bu di kamarnya Tom langsung menyerang tanpa ampun, bibir yang menjadi candunya seakan-akan tidak ada hari esok untuk mereka berdua.

Tom sangat bersemangat menginvasi rongga mulut sang istri, mereka berdua terbuai dalam gelora cinta yang membara. Melupakan anak-anak nya yang menunggunya di dalam mobil, Tom sangat rakus dan semangat mengeksplorasi leher jenjang sang istri.

Keduanya hanyut di lautan cinta, Intan juga bersemangat menikmati pagi yang indah seperti pagi ini berduaan dengan sang pujaan hati.

"Mas udah akhh kasihan Anak-anak sudah nun..ggu la...ma....." Intan terbata-bata dalam berucap, diberikan rangsangan oleh sang suami membuatnya mabuk kepayang ke tingkat dewa

Tom tidak menggubris perkataan sang istri, Tom hanya ingin menikmati yang sudah menjadi candunya. Tempat Tom melepas lelah dari tempat kerja, yang di pikirkan saat ini mencari kenikmatan yang tiada tara sebagai vitamin dan semangat untuk melakukan aktivitas di kantor.

Tom langsung melepas nya, senyum merekah terbit di sudut bibirnya, sungguh pagi yang indah untuk pasangan yang sudah halal bisa suka-suka menikmati pagi yang membahagiakan seperti ini.

"Makasih sayang, mas berangkat." Tom mengecup keningnya lama, menyalurkan rasa terima kasihnya.

Intan tidak menimpali perkataan suaminya, Intan memilih mengatur nafasnya dan membenahi pakaiannya yang sedikit serba berantakan ulah jahil tangan nakal sang suami.

Terpopuler

Comments

Allyssa Armadea

Allyssa Armadea

lanjut thorrr
up yg Bnyak ya thorr

2021-06-05

0

Dhian Damayanthi Sutawijaya

Dhian Damayanthi Sutawijaya

hareudang hareudang hareudang...panas panas paanaaaasss ❤️❤️❤️

2021-06-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!