Part 9

Satu tahun kemudian

Tidak terasa waktu cepat berlalu, baru saja masuk sekolah ehh sudah naik kelas dua saja. Setelah menempuh ujian kurang lebih selama dua minggu, akhirnya mereka sudah memasuki libur sekolah.

Kalau tidak ada halangan, kedua keluarga akan mengadakan liburan bersama. Mereka akan berlibur ke Bali, untuk mengisi liburan anak-anaknya.

Hari ini terakhir masuk sekolah, dan penerimaan raport. Lagi-lagi Kenzi Pradipta juara kelas, dan juara umum. Kepintarannya menurun dari Daddy-nya, dan Kenzi juga anak yang selalu rajin belajar. Cita-citanya nggak muluk-muluk, hanya ingin pintar seperti Daddy-nya yang bisa kuliah di luar negeri.

"Yank, mas ada rapat penting, tidak bisa mengambil rapot anak-anak.." Tutur Yudha lewat sambungan telepon.

"Ya udah biar Kania yang ngambil rapot anak-anak, mas tenang saja di kantor!" sahutnya Kania.

"Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Harus diantar sama sopir, harus ada pengawal yang menjaga."

"Kania bisa bawa mobil sendiri, tanpa harus diantar ayolah Kania bukan anak kecil lagi apa-apa harus diantar, dan di kawal."

"Kalau tidak mau, ya sudah tidak usah berangkat! biar orang suruhan ku yang ke sekolahan ngambil rapot anak-anak!"

Akhirnya Kania hanya bisa pasrah menerima titah sang suami, dengan berat hati Kania diantar sopir, dan beberapa pengawal yang mengikuti di belakang mobilnya.

Kania dengan pakaian rapinya siap mendatangi sekolah putra sulungnya, Kania akan mengambil raport putranya, di karenakan sang suami sedang rapat, dan tidak bisa meninggalkan rapat penting. Alhasil Kania lah yang mewakili suaminya mengambil rapot anak-anak.

Kedatangan Kania langsung di sambut dengan hormat, ada beberapa pengawal berbaju hitam yang tidak jauh dari tempat duduknya.

Banyak para orang tua wali murid melihat kearah dirinya, ada yang menyapanya dengan tersenyum, ada pula yang menatapnya dengan tatapan tajam, dan ada pula yang tidak suka dengan keberadaannya.

Kania nampak cuek saja, sesekali tersenyum kepada seseorang yang duduk di sampingnya.

Kania sudah duduk anteng bersama para orang tua murid lainnya, menunggu acara di mulai membuatnya deg-degan, rasanya seperti permen nano-nano.

"Huuuffft udaranya sangat panas..." Tutur Kania mengibaskan tangannya. Tetapi tidak ada efek apa-apa, sebenarnya ruangannya ber-AC, tapi menurutnya sangat kepanasan hihihi.

Menunggu tiga puluh menit, akhirnya acara sudah di mulai. Pertama sambutan, yang kedua pengumuman hari libur kenaikan kelas, pengumuman yang mendapatkan juara kelas, atau umum, dan yang terakhir ramah tamah, dan penutup.

Nama Kenzi Pradipta berkumandang di aula sekolah, Kenzi mendapatkan peringkat pertama, siswa berprestasi di kelas maupun di sekolah.

Mendengar nama putranya di sebut, Kania sampai menitikan air mata, bukan air mata kesedihan, tetapi air mata kebahagiaan atas keberhasilan putranya.

Serangkaian acara telah usai, Kenzi dan Bundanya langsung pulang ke rumah.

"Terimakasih sayang, sudah membuat Bunda, dan Daddy bangga!" Ucap Kania memeluk putranya, dan menyalurkan rasa bahagianya.

"Sama-sama Bunda, Kenzi ingin pintar seperti Daddy!" Tutur Kenzi dengan semangat.

"Bunda akan selalu doain Kaka, semoga cita-cita kaka tercapai, Aamiin." Doa tulus Kania kepada putranya. Meskipun bukan terlahir dari rahimnya, tetapi Kania sangat menyayangi putra sulungnya seperti putranya kandungannya sendiri.

Mereka masih saja berpelukan menyalurkan energi positif, tidak henti-hentinya Kania mengucapkan rasa syukur, dan terimakasih telah membuatnya bangga.

⭐⭐⭐

Keluarga Tommy dan Intan juga sedang merayakan kebahagiaan, putrinya Aira juga mendapatkan peringkat pertama di kelasnya, maupun di sekolahnya. Aira mendapatkan peringkat juara umum, otaknya yang cerdas tidak luput dari didikan kedua orang tuanya.

"Terimakasih Kaka, kaka sudah menjadi kebanggaan Papa dan Mama!" Tutur Tommy dengan kedua matanya sudah berkaca-kaca, rasa bahagianya tidak bisa di beli dengan mobil Lamborghini.

"Belva tersenyum dan mengangguk kepalanya, Kaka sayang Papa dan Mama, dan Adik-adik!" sahutnya Belva menghambur ke pelukan kedua orang tuanya.

Mereka larut dalam euforia kebahagiaan, keduanya sangat bangga dengan keberhasilan putrinya yang telah di capai nya selama ini.

Lalu mereka bertiga pulang ke rumah, belum juga turun dari mobil sudah di sambut baby Kali yang bertepuk tangan, dan beringsut turun dari gendongan pengasuhnya.

Baby Kali sudah berusia satu tahun, meskipun berbicaranya belum lancar, dan belum bisa jalan, tetapi sangat mengemaskan dengan pipinya mbem.

Baby Kali sudah duduk diatas lantai dengan kedua tangannya sudah di rentangkan, giginya sudah nampak beberapa meskipun belum lengkap.

"Tapa, Tama , akak endong.." Ucap baby Kali dengan suara lirih, seperti tidak ada yang mendengarnya.

Intan berjalan cepat untuk menghampiri putrinya, baby Kali menyambutnya dengan tertawa gembira melihat giginya yang belum tumbuh sempurna.

"Mau minta gendong ya!"hmm mau minta gendong Papa, Mama, atau Kaka?" tanya Intan untuk menggoda putrinya.

"Tama Tama..." jawabnya baby Kali.

"Mama nggak mau ahh gendong adik, adik berat, Mama juga capek!" Tutur Intan berjongkok di sebelah putrinya.

Baby Kali sudah mencebikkan bibirnya, sudut bibirnya sudah melengkuk siap-siap untuk mengeluarkan jurus andalannya.

Ketiga orang dewasa menertawakan baby Kali, suara tangisnya langsung pecah, membuat ketiganya puas menertawakan putrinya.

"Cup...cup cantiknya Mama, jangan nangis nanti cantiknya hilang di gantikan dengan Kaka Aira, baby Kali mau?" tanya Intan sembari tangannya menyelipkan rambutnya baby Kali di belakang telinganya.

"Kepalanya menggeleng, ndak au!" jawabnya baby Kali dengan ekspresi tergemasnya.

"Makanya adik jangan suka nangis ."

"Baby Kali mengangguk, iya Tama!"

Setelah mengobrol di luar rumah, mereka berjalan ke dalam rumah dengan baby Kali berada di gendongan mamanya.

Tangannya Intan mengusap bekas air mata di pipi putrinya, baby Kali juga sudah bisa tersenyum kembali seperti tadi. Sudah bisa berceloteh ria kepada sang Papa, dan Kaka Aira.

Dua jagoannya juga sudah duduk di ruang tamu, Intan menaruh baby Kali di pangkuan kaka kembarnya.

"Adik sama kakak dulu ya, Mama mau ganti baju dulu."

"Jagain adik lho kak, Mama tinggal dulu ."

"Siap Mama!"

.⭐⭐⭐

Sesuai yang sudah di rencanakan hari ini dua keluarga akan berangkat ke Bali, guna untuk melakukan liburan bersama satu minggu lamanya.

Bayangkan begitu reportnya dengan anak-anak yang menemani perjalanan mereka ke Bali, di dalam pesawat baby Kali yang menjadi rebutan dua keluarga, dan kakak-kakaknya.

Yudha sengaja tidak naik pesawat komersial, Yudha memilih mengunakan pesawat pribadi, supaya perjalanannya lebih nyaman.

Mereka semua sudah duduk di kursi masing-masing, nampak Kenzi curi-curi pandangan pada gadis remaja yang duduk tidak jauh darinya.

*Semakin cantik, semakin tidak sabar ingin menghalalkan mu!

Didal*am pesawat baby Kali tidak mau tidur sama sekali, meskipun ini perjalanan pertamanya, alih-alih baby Kali menangis dan lain sebagainya, malah membuatnya tersenyum dengan lucunya baby Kali.

Tingkah nan menggemaskan membuat semua penumpang diatas pesawat, mendapatkan hiburan baru. Tingkah lucunya membuat siapa saja yang melihatnya pasti tidak sungkan-sungkan untuk tidak menjawil hidung mancung, dan pipi mbem nya.

Terpopuler

Comments

Allyssa Armadea

Allyssa Armadea

g sabaran liat kenzi menyatakan cinta k aira
lanjut thorrr 💪💪

2021-04-23

0

Kasih Abadi

Kasih Abadi

semoga ajah kenzi dan aira berjodoh atau mereka dijodohin sama ortu mereka..
🙏🙏🙏🙏🙏🤭🤭🤭🤭

2021-04-23

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!