Part 8

Hari terlewati sangatlah cepat, hari dimana anak-anak libur sekolah, kenaikan kelas sudah usai tinggal menikmati liburan bareng keluarga..

Mendengar cerita dari sang istri bahwa anak-anak mulai esok hari sudah libur sekolah, maklum Yudha tidak tahu menahu masalah sekolah anak-anak, bukan tidak peduli dan lain sebagainya. Urusan sekolah semua sudah di handel sang istri, Yudha cukup mentransfer uang bulanan, dan uang untuk sekolah anak-anak.

Di taman belakang di temani semilir angin sore, Yudha dan Kania sedang duduk di gazebo kayu belakang rumahnya. Mereka tengah menemani anak-anak bermain, kecuali kakak Kenzi yang absen ikut bermain dengan adik-adiknya.

"Masanak-anak sudah libur sekolah, ada rencana gak buat liburan bareng gitu!" Tutur Kania panjang tetapi ekor matanya terus saja mengawasi anak-anak bermain.

"Hemm!" jawabnya Yudha.

"Kog jawabnya hemm sih!" Ujar Kania menoleh ke arah suaminya.

"Lha terus kudu jawab gimana?" tanya Yudha balik, tanpa memberikan jawaban yang tepat untuk sang istri.

"Jawab iya atau tidak gitu repot!" jawabnya Kania dengan nada kesal.

"Menyebalkan di tanya baik-baik malah jawabnya hemm hemm untung sayang," ucap Kania di dalam hatinya.

Kania memilih menjauh duduknya dari sang suami, Mendekati anak-anak yang sedang bermain adalah keputusan yang tepat.

Angin sepoi-sepoi sore hari menggunggah kangen neng ati, rindu akan keluarga menyeruak begitu saja, tidak terasa air matanya menetes mengalir, meskipun sudah berusaha di halau tangannya, semoga kangen ini tersampaikan lewat angin sore. Semoga Almh kedua orang tuanya di berikan ke lapangan kuburnya, dan di jauhkan dari siksa api neraka....

Allhahumma Aamiin

"Bunda...." sapa dua jagoannya mengguncang bahunya...

"Iya sayang.." jawabnya lembut.

"Bunda nangis?" tanya dua jagoannya. tangan kecilnya menghapus jejak-jejak air mata Bundanya.

"Enggak sayang, Bunda hanya kelilipan saja." jawabnya berusaha untuk tersenyum. Meskipun hati tidak bisa berbohong, tentang perasaan rindu akan Alhm kedua orang tuanya yang sudah berpulang kepada sang pencipta.

Sejenak Kania melupakan kesedihannya, kedua jagoannya menjadi pelipur lara, mengisi hari-hari kosongnya, berkat tingkah mengemaskan dua jagoannya menjadi warna tersendiri untuknya.

Berbicara dengan ketiga kakaknya, mereka sudah memiliki kehidupan sendiri, menginjak usia remaja susah untuk bisa menguyel-nguyel seperti dulu.

Terkadang ada kerinduan dengan ketiganya, tetapi waktu akan terus berjalan, seiring berjalannya sang waktu Kania harus ikhlas melepas ketiganya untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi.

⭐⭐⭐

Dari tempat Yudha duduk yang tidak jauh dari anak-anak, dan istrinya. Yudha mengamati interaksi ibu dan anak, hatinya langsung menghangat melihat kedekatan kedua jagoannya yang begitu dekat dengan Bundanya.

Ada perasaan yang berbeda yang Yudha rasakan, seperti ada sesuatu yang di sembunyikan sang istri.

"Ada apa dengan istriku? wajahnya sembab seperti habis menangis, apa kata-kata barusan melukai perasaannya," batinnya Yudha berbagai pertanyaan yang membutuhkan jawaban sang istri.

Yudha berjalan mendekat ke arah sang istri, memeluknya adalah cara yang tepat untuk meredakan rasa gundah gulana hatinya.

"Maafkan mas, bila kata-kata tadi menyinggung perasaan..." bisiknya Yudha memeluk sang istri dari belakang.

Kania menikmati pelukan sang suami, kedua matanya terpejam dengan angin sepoi-sepoi membuatnya merasa lebih nyaman. Dekapan ini yang Kania butuhkan, pelukan ini yang Kania rindukan beberapa hari terakhir ini.

"Bukan masalah itu mas, Kania cuma rindu alhm kedua orang tua saja!" Ucap Kania menatap manik mata sang suami. Kania sudah menyandarkan tubuhnya di dada bidang suaminya, tempat ternyaman untuk menghilangkan kerinduan terhadap Almh kedua orang tuanya.

Mereka saling berpelukan, menyelami perasaan masing-masing yang terus saja bergetar, meskipun hanya melakukan pelukan seperti ini..

"Cieee Cieee Bunda ama Daddy pacalan..." teriaknya sang kaka untuk menggoda kedua orang tuanya.

"Lihat dik, Bunda dan Daddy pacalan." Ucap sang kaka ke adiknya hihihi Bunda dan Daddy selasi.

Sayup-sayup kedua sepasang sejoli yang sedang berpelukan mendengar celotehan dua jagoannya, tetapi memilih mengabaikannya, malah menunjukkan ke anaknya bahwa kita emang pacaran halal.

⭐⭐⭐

Keluarga Tommy dan Intan sedang berbahagia, dengan kehadiran Putri cantiknya menjadi warna terbaru dalam keluarganya. Ketiga kakaknya sangat menyayangi Putri kecilnya, mereka bertiga silih berganti untuk membantu mamanya.

Perasaan baru saja melahirkan sang kakak, sekarang sudah remaja saja, sepertinya Intan merindukan masa lalu waktu dirinya, dan Aira tengah berjuang di negara orang, meskipun kejadiannya sudah bertahun-tahun tetapi Intan masih mengingatnya dengan baik.

"Masa lalu bukan untuk dilupakan, atau di jauhi tetapi untuk di kenang sebagai pelajaran hidup supaya bisa lebih baik lagi kedepannya."

Setetes air mata lolos dari kedua matanya Intan, bukan menangisi masa lalu, hanya merasa bahagia bisa memberikan keluarga yang utuh untuk anak-anaknya.

Intan sangat bahagia menjalani kehidupan yang sekarang, di kelilingi keluarga, suami dan anak-anak yang selalu membuatnya tersenyum, tertawa bersama.

Kehidupan seperti ini yang Intan rindukan dulu, tetapi semua terbayar manis dengan sebuah kesabaran.

"Sabar itu buahnya manis."

Terimakasih kritik sarannya

Terpopuler

Comments

Allyssa Armadea

Allyssa Armadea

lanjut thorrr

2021-04-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!