Satu bulan kemudian
Waktu berlalu sangatlah cepat, seperti terjadinya siang dan malam. Jarum jam terus saja berputar, detik menjadi menit, menit menjadi jam begitulah perjalanan hidup cepat sekali terlewati.
Pertumbuhan balita dengan pipi tumpah-tumpah sangat cepat, baru saja kemarin melahirkannya, baru juga menimang-nimangnya sekarang sudah besar saja.
Tepat hari ini usianya satu bulan, tetapi memakai pakaian dengan usia lima bulan, benar-benar roti sobek bukan?
Aish menjadi primadona di rumahnya, seisi rumah sangat menyayanginya terutama dua jagoannya sangat mencintai adiknya, saking cintanya adiknya sering kali di bikin menangis dengan kakak kembarnya.
Seperti pagi ini, Intan sudah bangun terlebih dulu, dan anak-anaknya masih terlelap tidur. Suaminya juga masih nyenyak bergelung dalam selimut, sedang Aish masih di dalam box Bobo sangat pulas.
Selesai dengan ritual rutin-nya yang di jalankan sehari lima waktu, Intan keluar kamar anak-anaknya untuk turun ke bawah, membantu bibi memasak menyiapkan sarapan untuk keluarganya.
"Masak apa, Bi?" Intan bertanya dengan bibi, kebetulan bibi sudah lebih dulu masuk ke dalam dapurnya.
"Tumis kangkung, goreng ikan, goreng tempe, dan sahur shop buat den kembar, non!" jawabnya bibi yang sedang mencuci ikan di wastafel.
"Intan bantuin apa ya, Bi?" Intan bertanya kembali. Agak sungkan bila tiba-tiba membantu tidak bertanya dulu. Sebenarnya juga tidak apa-apa sih, tidak perlu bertanya juga, kan ini rumahnya, Intan kan bebas melakukan apapun Nyonya besar gitu lho..
"Sok atuh non, apa saja boleh, bibi mah senang-senang saja ada yang bantuin hehehe canda non!" Ucap sang bibi menampilkan wajah yang ceria.
"IAh bibi bisa aja, Intan bantu petikan kangkung saja, bi!" sahutnya Intan .
Mereka berdua memasak di selingi dengan suara canda tawa, baginya Intan hiburan tersendiri, jarang-jarang Intan bisa membantu memasak, di tambah sekarang sudah ada Aish batita bontotnya.
Belum juga Intan menyelesaikan memasak tumis kangkung, sudah ada panggilan alam dari suaminya.
"Mah, adik bangun dari tadi nangis terus, udah Papa pok-pok pantatnya tapi masih saja menangis!" teriaknya Tom yang sudah berada di kamar Putrinya.
"Iya Papa, cuci tangan dulu!" jawabnya Intan sedikit keras takutnya suaminya tidak mendengar.
"Oeeek......" tangisnya sangat khas, sampai tidak mengeluarkan air mata.
"Cup...cup... " putrinya Papa yang cantik, bentar lagi Mama datang.
Setelah mencuci tangan, dan berpamitan dengan bibi. Intan berjalan menaiki tangga, sedikit tergesa-gesa karena tangisnya semakin heboh, membuatnya semakin ingin sampai di kamar Putrinya.
"Cup .... cup... Putri cantiknya Papa Mama, cariin Mama ya uhhh nangisnya sampai pipinya memerah." Ucap Intan sembari menghapus jejak air mata di pipi Aish, Pipinya yang tumpah malah semakin bertambah memerah.
Ajaibnya Aish langsung terdiam, bibirnya kecil sudah berada pada sumbernya, sesekali menyisakan suara sesenggukan.
"Uhhh dasar putrinya Mama.." Tutur Tom yang menoel-noel pipi tumpah putrinya. Intan menanggapi dengan senyuman, dan tangannya masih menepuk-nepuk pantatnya Aish.
"Aish membalas ucapan papanya dengan sebuah senyuman.."
Mereka berdua berbagai tugas, Tom membangunkan Anak-anak, sedang Intan memandikan Aishwa.
Setelah di mandikan, dan di bedong Aishwa nampak tertidur lelap di dekapan sang Mama.
"Sweet dream sayang, putrinya Mama..." Ucap Intan mengecup keningnya.
Suami dan anak-anak sudah duduk di meja makan, Intan tersenyum tipis menghampiri mereka yang sudah siap untuk memakan sarapannya.
"Ayo mah makan, kaka udah lapar nungguin Mama lama!" Tutur Aira bibirnya sudah mengerucut.
"Iya kak." jawabnya Intan sudah duduk di samping suaminya.
Mereka sarapan kali ini sangat lahap, dua jagoannya sangat anteng tidak sama sekali protes ini itu. Suaminya sangat siaga membantu mengasuh anak-anak, dan sangat telaten terhadap anak-anak meskipun tingkahnya terkadang kelewat manja.
♥♥♥
Sesuai hari yang di janjikan untuk sang istri, Yudha sudah menyiapkan segalanya di bantu sama anak-anak. Rencananya mereka berdua akan melakukan diner romantis, di salah satu cafe miliknya yang sudah di booking satu minggu yang lalu.
Segala persiapan sudah meraka lakukan dengan rapi, tinggal di eksekusi nanti malam...
"Jangan lupa nanti malam sayang." dari suamimu yang Tampan dengan emoticon hati.
Itulah kira-kira noted kecil yang di letakkan di atas maka kamarnya, sedang Yudha sudah siap untuk pergi ke kantor.
Di kantornya Yudha hanya senyum-senyum sendiri, mengingat acara nanti malam membuatnya tidak sabar ingin menikmati momen-momen romantis berdua.
Waktunya akhirnya datang juga, Kania sudah sampai duluan di tempat acara cafe milik suaminya. Malam ini Kania sangat cantik dengan gaun berwarna navy, dengan tas jinjing warna senada Kania duduk sendiri di tempat duduk.
Tidak berselang lama, Yudha datang dengan tuxedo warna navy juga, mereka sengaja memilih warna yang sama karena ingin seperti anak-anak zaman milenial.
Mereka berdua sudah duduk di bangku VVIP, kedua matanya Kania sudah di tutup dengan kain.
"Selamat ulang tahun pernikahan kita, Yank!" Ucap Yudha membuka penutup mata istrinya... Kedua matanya sudah berkaca-kaca, siap menyemburkan awan putih.
"Terimakasih suamiku." Sahut Kania langsung menghambur ke pelukan sang suami, terimakasih, terimakasih kata itu yang selalu Kania ucapkan sedang dirinya sampai lupa hari bahagianya.
Akhirnya mereka berdua melanjutkan diner romantis, setelahnya mereka akan bermalam di hotel yang terbesar di Jakarta.
Yudha ingin seperti awal menikah, bisa berduaan tanpa ada gangguan. Makanya tempat ini yang menjadi tujuan terakhirnya untuk melepas penat, lelah bersama sang istri.
Mereka memanfaatkan momentum sebaik mungkin, Tidak puas bila hanya diner romantis, Seperti singa kelaparan yang sudah lama tidak mendapatkan jatahnya, Yudha menggagahi sang istri sampai pagi menjelang dengan suara hentakan yang keras, antara dirinya dan sang istri saling bertemu dengan suara kulit yang saling bertautan.
Flasblack Off
Kania tersenyum malu-malu bila mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu, meskipun usianya tidak muda lagi, tetapi penampilannya seperti masih anak kuliahan .. Yudha pun juga tidak kalah dengan pesonanya, seorang CEO Pradipta group memiliki anak cabang di mana-mana, kaum hawa mana yang tidak terpesona dengan CEO tampan.
Beberapa minggu sudah terlewati tetapi masih saja membekas di dalam ingatannya, ingin sekali mengulang kembali tetapi kesibukannya membuatnya mengurungkan niatnya untuk berduaan.
Anak-anak semakin besar, susah kalau sering di tinggalkan dengan bibi di rumah. Yudha juga tidak akan bisa tenang, tanpa ada pengawasan dari dirinya, atau istrinya. Sedang Opa Omanya tidak ada di Indonesia, mereka berdua sedang melakukan perjalanan bisnis ke negara Paman Sam.
Kesibukannya membuatnya juga jarang di rumah, bertemu dengan anak-anak waktu di meja makan. Pulang-pulang Anak-anak sudah tertidur duluan, rasanya ingin mengembalikan waktu yang hilang dengan berlibur bersama satu keluarga.
Entah kapan? tetapi sudah menjadi angan-angan Yudha untuk mengajak istri, dan anak-anak berlibur.
Terimakasih untuk kritik sarannya, Auttor ucapkan banyak terimakasih sudah suka cerita Awal Yang Indah.
Selamat berpuasa
Hari ke-9
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Ida Susiana
thor jangan ada pelakor ya
2021-07-26
0
Allyssa Armadea
g sabar liat babang kenzi dekatin aira
lanjut thorrr
2021-04-21
0
Dedi Sari
lanjut thor😊😊😊
2021-04-21
0