Senyum merekah di perlihatkan sepasang suami isteri yang baru saja di karunia-Nya seorang putri cantik, tidak bosan-bosannya mereka berdua mengucapkan rasa syukur atas nikmat yang di berikan yangEsa.
Istrinya telah di pindahkan ke kamar VVIP, sedang bayinya masih berada di ruang bayi setelah di bersihkan. Tidak berselang lama, seorang perawat mendorong box bayi ke kamarnya.
"Oooeeekkkk..." tangis si kecil langsung menggelegar memekakkan gendang telinga yang berada di kamarnya.
"Waktunya untuk menyusui, buk!" Ucap sang perawat menyerahkan baby Aish.
"Makasih sus." sahut Intan.
"Sama-sama buk, saya tinggal ya!" Tutur perawat meninggalkan ruang rawat inap pasien.
"Cup...cup... sayang, haus ya, lapeer ya..." Intan langsung mengeluarkan sumber gizinya, langsung di lahap si mungil.
Cekkklllekkk
Pintu kamar mandi di buka, penampilan sang suami yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya.
Suamiku sangat seksi, batinnya Intan mengangumi perut sixpack suaminya.
"Ada apa sayang?" tanya Tom mendekati ranjang.
"Enggak pa-pa, mas!" jawabnya memalingkan wajahnya untuk menutupi kegugupannya.
"Putrinya Papa sangat lahap banget menyusu.." Ucap Tom mengecup pipi putrinya.
Oooeeekkkk..., sumbernya langsung terlepas dari bibir mungilnya.
"Cup... cup sayang, di gangguin sama Papa ya, Papa suka nakal ya gangguin dedek Aish." Tutur Intan tersenyum dengan berbicara panjang lebar.
Mendengar suara Mama-nya pelan-pelan suara tangisan Aish mereda, hanya tinggal lelehan air mata membasahi pipinya. Tidak kalah gemasnya sang putri membalasnya dengan senyuman tipis.
Setelah terlelap dalam tidurnya, Putri kecilnya sudah di pindahkan di dalam box berada di sampingnya, Semua aman Intan memilih merebahkan tubuhnya, dan memejamkan kedua matanya untuk sejenak mengistirahatkan tubuhnya.
Melihat istri, dan putrinya sudah lelap dalam tidurnya, Tom memilih membuka gadget-nya untuk mengetahui siapa tahu ada email yang masuk ke dalam ponselnya.
Selesai membalasnya satu-persatu, Tom memilih mengunci ponselnya berjalan pelan mengecup pipi putrinya, dan kening istrinya.
Sweet dream sayang, batinnya Tom.
Tom ikut merebahkan tubuhnya di sofa yang berada satu kamar dengan kamar inap istrinya, memejamkan sebentar sebelum nantinya bangun, dan mulai untuk bergadang.
🏓🏓🏓
Aira, dan dua adik kembarnya sudah tertidur lelap. Sang neneknya sangat lembut mengusap-usap lembut rambut cucu kembarnya bergantian, sang ibu juga akan menginap di rumah putrinya untuk membantu menjaga cucu-cucunya, baru keesokan harinya pergi ke rumah sakit.
Setelah semuanya sudah tertidur, sang nenek menutup pintu kamarnya dengan pelan-pelan. Akhirnya tidur juga, ucap sang ibu menarik nafasnya dalam-dalam.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, rasa ngantuk dan lelah sangat di rasakan. Masuk ke kamar adalah alternatif terbaik untuk mengistirahatkan tubuhnya untuk memulai hari baru esok hari.
🏓🏓🏓
Setelah sarapan bersama, pukul 07.00 WIB mereka berangkat untuk menuju ke rumah sakit tempat mamanya melahirkan adiknya.
"Yeeyeeahh ketemu adik bayi..." seru dua jagoannya.
"Adik seneng?" tanya kak Aira.
"Cenang banget kak." ucap keduanya kompak.
Mereka berempat bersama sang nenek sudah berada di kamar inap mamanya.
"Semalam adik nangis kalena mama Ndak dirumah." Tutur jagoannya.
"Kan Mama lagi berjuang di rumah sakit untuk adik bayi, di rumah kan ada Kaka, ada Oma juga! Anak laki-laki Ndak boleh cengeng dong..." Tutur Intan mengecup gemas pipi dua jagoannya bergantian.
"Habisnya ndak ada Mama sih!" sahutnya dua jagoannya.
Pembicaraan dua anak kecil, dan satu orang dewasa mengundang banyak perhatian yang berada di ruangannya. Mereka hening mendengarkan cerita ketiganya, dua kembar tidak mau kalah, menurutnya tidak ada Mama di rumahnya sangat tidak nyaman, biasanya ada yang membacakan dongeng sebelum tidur, tetapi semalam tidak ada.
"Apa kabar sayang?" tanya sang mamanya
"Baik mah, Papa mana? nggak ikut ya mah?" tanya Intan celingukan mencari keberadaan papanya.
"Papa ke kantor dulu, pulang dari kantor mau langsung kesini!" jawab sang Mama lembut.
"Kirain lupa sama anak, dan cucunya.." ucap Intan dengan sedikit kesal. Bibirnya juga sudah mengerucut ke depan, persis seperti baby Aish bila minta menyusu.
Tom hanya melihat interaksi ibu dan anak dengan senyum tipisnya, tanpa mau menanggapi, biarkan mereka berdua menghabiskan waktunya untuk saling mengobrol, mencurahkan segala bentuk perhatiannya.
Keluarga Pradipta
Anak-anak sudah siap dengan seragam sekolah, Yudha pun sama juga sudah siap. Mereka turun ke bawah secara bersamaan, menempati bangku kosong masing-masing, sebelum memulai untuk mengisi perutnya.
Kania dengan telaten menyiapkan sarapan satu-satu untuk suami, dan Anak-anak sangat telaten..
Mereka melakukan sarapan pagi bersama, tidak ada yang berani berbicara, nampak hening hanya ada suara sendik, dan piring yang saling beeadu.
Yudha mengajarkan kepada anak-anak tentang adab makan di meja makan, sejak saat itu anak-anak tidak pernah mengobrol di meja makan, karena ini tempat makan bukan tempat untuk mengobrol.
Selesai sarapan, mereka langsung berangkat ke kantor, dan ke sekolah. Mereka sangat bahagia diantar Daddy-nya, kan jarang-jarang Daddy-nya ada waktu untuk mengantar jemput ke sekolah, mumpung ada kesempatan mereka memanfaatkan momentum yang langka.
Kania sedang membereskan sisa bekas sarapan, mengangkat ke dalam dapurnya bukan hal baru, karena Kania akan memarahi bibi yang bekerja di rumahnya bila di larang melakukan ini dan itu.
"Bi, sarapan dulu panggil yang lainnya.." Tutur Kania.
"Baik non.." sahutnya sang bibi berlalu untuk memanggil temannya sesama pekerja di rumah majikannya.
"Di habiskan ya!" ucap Kanaya dengan senyum manisnya.
"Sang bibi membalasnya dengan senyum simpul ."
Setelah sibuk membersihkan meja makan, dan menaruhnya ke dalam dapurnya. Kania memilih memasuki kamarnya untuk merebahkan tubuhnya sejenak dari rutinitas paginya.
Keringat bercucuran membasahi dahinya, rasanya sangat adem nyess tiba di kamar yang cukup luas khusus di pakai untuk berdua. Sedangkan anak-anak sudah bisa tidur di kamarnya masing-masing.
Perusahaan Pradipta group
Memasuki jam makan siang, suasana di dalam sangat riuh, semua orang meninggalkan pekerjaan demi mengisi perut yang sudah keroncongan.
Ada yang memilih menetap di bangku kerjanya, ada pula yang memilih keluar untuk pergi ke kantin, atau makan di luar.
Di ruangannya Yudha sedang berdiri di dekat jendela, mengamati jalanan yang siang ini begitu padat, banyak orang-orang berlalu lalang menghambur keluar untuk cari makan siang.
Yudha sendiri memilih menu makan siang yang sengaja di kirim sang istri dari rumah, biasanya sopir pribadinya yang akan mengantarkan makan siang, atau terkadang Kania yang mengantar sendiri sekalian menjemput anak bontotnya.
"Sayang. dimana? .." sapa Kania membuka handel pintu..
"Tumben kesini, hmmm." jawabnya Yudha sudah memeluk pinggang sang istri.
"Surprise..!" Ucap Kania mengecup pipi suaminya.
Yudha langsung menahan tengkuk sang istri, mereka saling bertukar Saliva seolah-olah tidak ada hari esok untuk mereka berdua.
"Mas...akkhhh..." ucap Kania yang sudah kesusahan bernafas.
Kecupan bibirnya terlepas, meninggalkan bekas bibirnya yang membengkak, Kania langsung menarik nafas dalam-dalam, membuat Yudha gemas sendiri, rasanya ingin membuat sang istri sampai lemas.
Dears readers setia
Jangan lupa tinggalkan jejak
Like, komentar, vote, dan rate-nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Allyssa Armadea
lanjut thorr
2021-04-19
0
Kasih Abadi
Asikkkk.... udah aku vote like dan komen terus kukasih 10 bunga buat kamu biar semangat upnya udah kuhantar atuh 💪😍😍😍
2021-04-19
0