Part 5

Beberapa bulan telah berlalu, usia kandungan Intan sudah memasuki usia sembilan bulan, tinggal menghitung hari si kecil akan lahir untuk menglengkapi kebahagiaan Papa, Mama, dan ketiga kakaknya.

Segala persiapan sudah Intan siapkan jauh-jauh hari, mulai dari kamar, pakaian, warna stoler pun juga menjadi pertentangan yang sengit antara dirinya, dan suaminya.

Kelahiran anak keempatnya menurutnya lebih santai, karena sudah sangat berpengalaman mengenai tanda-tanda akan melahirkan. Jadi Intan lebih menikmati kehamilan ini, dan persiapan pun tidak seribet dua jagoannya, menurut hasil USG merupakan kehamilan tunggal.

Menurut sang dokter melahirkan normal kemungkinan besar sangat besar, jarak kehamilan dua jagoannya dan kehamilan ini tidak saling berdekatan.

Setelah sarapan bersama, dan mengantar anak-anak ke sekolah. Sepasang suami istri melanjutkan perjalanan ke rumah sakit, untuk kontrol terakhir dede utun, sebelum lahir melihat indahnya dunia.

Di dalam mobil hanya tinggal mereka berdua, tidak ada yang mulai berbicara, mereka terdiam dengan pikirannya sendiri. Intan lebih fokus memandangi jalanan Lewat jendela, sedang Tom fokus dalam mengemudikan mobilnya.

Perjalanan pagi ini sangat lengang, padahal jam baru saja menunjukkan pukul 08.00 WIB. Biasanya di jam-jam seperti ini jalanan akan sangat padat, semrawut, berbarengan dengan jam masuk sekolah, dan jam masuk kantor.

Tom sudah memparkirkan mobilnya yang khusus pengunjung, Tom turun duluan untuk membukakan pintu untuk sang istri, mereka berdua jalan beriringan, tangannya pun ikut bergandengan.

Setelah mendaftar ulang ke bagian pendaftaran, keduanya duduk di bangku yang kosong, sembari menunggu namanya di panggil.

"Dengan Nyonya Wijaya?" teriaknya sang perawat supaya pasiennya mendengar apa yang di sebutnya.

"Saya Suster..." jawabnya Intan dengan mengacungkan jari telunjuknya.

"Mari ikuti saya buk, sebentar lagi dokternya sudah datang." Tutur sang perawat sembari tersenyum tulus.

Intan, Tom ikut berdiri sesuai apa yang di instruksikan sang perawat, mereka berjalan di belakang sembari mereka berdua tersenyum tipis, walaupun perasaan Intan sedang dag dig dug.

Setelah melakukan rangkaian acara pemeriksaan, keluar dari ruang dokter senyumnya tidak pernah lepas dari bibir keduanya, masih terngiang di kepalanya bahwa seminggu lagi Sudah memasuki HPL yang berarti anak keempatnya akan segera launching.

♥♥♥

Kini Kenzi sudah masuk semester genap, seperti tidak percaya bahwa dirinya sudah SMA, sudah memasuki masa pubertas, masa dimana menemukan jati dirinya sendiri. Daddy-nya juga tidak pernah mengatur cita-citanya untuk jadi pengusaha seperti dirinya, cuma Daddy-nya berpesan bila sudah siap masuk ke perusahaan, Daddy-nya siap membimbing, dan mengarahkan.

Sesuai seusianya Kenzi ingin menjadi anak basket seperti teman-temannya, ingin mewujudkan cita-citanya untuk menjadi atlet basket.

Kania menjadi Bunda yang sangat bijak, dan tidak pernah memaksa kehendak anak-anaknya harus menjadi sesuai keinginannya. Anak-anak bebas memilih apa yang mereka cita-citakan, asalkan bisa bertanggungjawab.

Kama dan Kalila tumbuh jadi putra-putri yang manis, mereka masih SD saja sudah sangat kelihatan potensinya penerus ketampanan Daddy-nya, dan Kalila juga tidak kalah cantiknya dengan Bundanya.

Meskipun masih di bangku sekolah dasar, Kama dan Kalila pasti mempunyai cita-cita sendiri, walaupun mereka terlahir kembar cuma beda beberapa menit, soal cita-cita mereka bertolak belakang.

Kama ingin pengusaha sukses seperti Daddy-nya, makanya dari sekarang Kama sudah mempersiapkan dirinya untuk belajar, dan belajar supaya bisa masuk kuliah di Harvard university di Amerika.

Kalila tidak mau jadi pebisnis seperti kembarannya Kama, maupun seperti Daddy-nya yang di juluki raja bisnis Asia tenggara.

Kalila ingin menjadi seorang Dokter, menurutnya profesi dokter adalah pekerjaan yang mulia.

Yudha dan Kania sangat mendukung apapun yang di cita-citakan anak-anak, sebagai orang tua mereka akan selalu mendoakan, dan mengarahkan supaya tidak salah jalan dalam berteman, atau bergaul dengan teman-temannya, atau lingkungan sekitarnya.

♥♥♥

Hari yang ditunggu-tunggu keluarga Wijaya akhirnya istrinya sudah mules-mules dari pagi, meskipun sudah sangat berpengalaman, Tom tidak tega melihat istrinya meringis menahan sakit.

"Ke rumah sakit yuk, Aku tidak tega yank melihat kamu kesakitan begitu." Tom sudah di liputi raut wajahnya yang berubah cemas, mimik wajah sudah tidak bersahabat.

"Ini hal biasa mas yang di rasakan seorang wanita, bila sudah mendekati kelahiran." Mimik wajahnya Intan di ubah seceria mungkin, Intan tidak ingin suaminya terlalu mengkhawatirkan dirinya.

"Tapi mas nggak tega yank.." Tom berusaha membujuk sang istri.

"Ini tid....ak... sa....k.it ma..s..." Ucap Intan terbata-bata tiba-tiba dede utun menendang, dan kontraksinya semakin bertambah.

"Mas Aku mau dibawa kemana?" tanyanya Intan meringis menahan sakit.

Tanpa menunggu persetujuan sang istri, Tom langsung membopong Intan di masukkan ke dalam mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya, Tom sudah menyiapkan keperluan yang akan di bawa ke rumah sakit, dan pihak rumah sakit pun juga sudah di hubungi.

Setibanya di dalam mobil , tidak ada kata terucap di bibirnya, Intan berusaha untuk menahan rasa nikmat yang hilang timbul dengan durasi sering.

Tom mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, Tom tidak ingin istrinya semakin lama menahan sakit, takut juga istrinya melahirkan di dalam mobil.

Mereka sudah tiba di rumah sakit, Intan langsung di bawa ke ruang bersalin, karena sudah pembukaan tujuh, tinggal tiga lagi pembukaan lengkap.

30 menit kemudian, Dokter, bidan, dan perawat sudah memasuki ruang bersalin. pembukaan dinyatakan sudah lengkap, Intan langsung di bimbing untuk mengejan.

Dengan di bimbing oleh dokter, bidan, dan perawat untuk mengejan dengan benar, berulang-ulang mengulang sesuai yang di instruksikan.

"Satu, dua, tiga mengejan buk!" instruksi sang dokter.

"Akkkhhh Mas!" Intan menggenggam erat tangan sang suaminya, dan tangannya mulai mencengkeram kuat sampai kuku-kukunya memutih.

" Cup... Semangat yank! mas disini!" Tom mengecup kening sang istri untuk memberikan semangat.

"Lagi buk!"

"Akkhhhhhh.....dok.....!" teriaknya Intan mencakar punggung tangan suaminya.

"Oeeekkk ... oekkk...." Suara sang bayi memekik gendang telinga yang ada di ruang bersalin.

"Selamat buk, dedeknya sehat, tidak kurang satu apapun, dan berjenis kelamin perempuan buk!" ucap sang dokter .

Tersungging senyuman melengkung indah di sudut bibirnya, ucapan terima kasih mereka ucapkan untuk dokter, bidan, dan perawat yang sudah membantu proses kelahiran secara normal.

Intan sudah di pindahkan ke ruang rawat inap, menunggu dede utun di antarkan ke ruangannya, Intan memilih memejamkan matanya sebentar.

Setelah di bersihkan, dede utun-nya di serahkan kepada sang ibunya untuk di lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) .

"Makasih dok!" Intan tersenyum tulus menyambut Putri cantiknya yang baru beberapa menit melihat dunia.

Tom di buat gemas dengan putrinya, begitu sangat rakus menyusu ke sumbernya, seakan-akan ada yang merebutnya.

"Pelan-pelan sayang, Papa nggak minta." ucap Tom membelai lembut wajah sang putri, dan mengecup pipinya.

"Oeeekkk..oek..!" merasa menyusu-nya di ganggu suaranya melengking indah.

"Cup cup...." Intan menepuk-nepuk pantatnya pelan, alhasil sang putri kecilnya langsung tertidur.

"Lihat yank Putri kita tidak mau berbagi dengan Papanya.." ucap Tom di buat tidak sabaran ingin menjahili putrinya kembali, tetapi langsung mendapatkan tatapan tajam sang istri, membuatnya diam tidak berkutik.

Selamat datang sayang, selamat datang di dunia. Papa, Mama, dan kakak sangat menyayangimu.

Perkenalan namaku "Kali Aishwa Wijaya" putrinya Papa Tommy Wijaya, dan Mama Intan Wicaksono.

Papa, Mama, dan kakak memanggilku "Aish" mudahkan kakak, onty, uncle yang setia pembaca MT/NT

Terpopuler

Comments

Allyssa Armadea

Allyssa Armadea

lanjut thorrr
💪💪💪💪💪

2021-04-17

1

Elmaz Putri Priyadi

Elmaz Putri Priyadi

aish imut

2021-04-17

1

Fatimah Azzahro

Fatimah Azzahro

lanjut ka

2021-04-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!