Part 4

Kenzi sangat menikmati hari-harinya sebagai murid di SMA yang dulu pernah menjadi favoritnya, akhirnya lulus dengan nilai bagus, bisa masuk SMA sesuai harapannya.

Meskipun Kenzi termasuk anak yang berada, dengan kekayaan Daddy-nya pemilik Pradipta group tidak membuatnya sombong , angkuh dan lain sebagainya. Kenzi berteman dengan siapa saja, tanpa harus membedakan yang kaya, dan yang ekonominya pas-pasan.

Baginya semua sama, CiptaanNya, yang membedakan adalah iman dan ketakwaan umatnya.

Berkat didikan Bundanya, Kenzi menjadi pribadi yang lebih baik, tidak urakkan, atau nongkrong cantik dengan tim basketnya. Setiap pulang latihan, Kenzi langsung pulang ke rumahnya, takutnya Bundanya mencarinya ini yang membuatnya jarang bermain maupun keluar rumah kalau tidak ada kepentingan.

Kenzi suka menikmati harinya di rumah setelah pulang dari sekolah, malah memilih bermain dengan adik-adiknya yang tidak terpaut jauh dari usianya.

♥♥♥

Kania sedang menyiapkan makan siangnya, rencananya anak-anak akan pulang lebih awal di karenakan gurunya sedang ada rapat, suaminya juga sama ingin makan siang di rumah.

Kesibukan di dapur menjadi warna tersendiri, seperti siang ini di bantu sama bibi yang bekerja di rumahnya, mereka sedang memasak banyak, kesukaan suami, dan Anak-anaknya.

Siang ini mereka akan makan besar, dengan ke lima anaknya dengan formasi yang lengkap.

"Bi, minta tolong bantuin Kania cuci sayurannya.." Tutur Kania penuh dengan kelembutan. bagi Kania bibi yang bekerja di rumahnya sudah dianggap seperti keluarga sendiri.

"Siap laksanakan, non!" sahutnya bibi dengan memberikan hormat, seperti bawahan kepada komandan.

"Ahhh bibi bisa aja membuat Kania tertawa hahahaha..." Kania tertawa melihat sang bibi dengan gayanya seperti abdi negara.

"Canda non biar tidak tegang hehehe..." balasnya sang bibi.

Satu jam berkutat di dalam dapur, mereka berdua telah menyelesaikan masakannya. Keduanya membagi tugas, Kania menata hidangannya diatas meja makan, sedang bibi mencuci alat-alat bekas masaknya.

Kania tersenyum lebar, hasil masakannya memuaskan, berharap suami dan anak-anaknya menyukai makan siangnya.

"Bi, Kania keatas dulu ya mau bersih-bersih, mumpung suami dan anak-anak belum pulang..." Ujar Kania mencuci tangannya, dan bertepatan bibi membereskan alat-alat masaknya yang sudah di cuci.

"Baik non, biar di sayang suami, dan nempel terus sama non!!" Doanya bibi kepada rumah tangga majikannya, yang sudah di anggap bibi seperti anak sendiri.

Kania membalasnya dengan tersenyum tulus, , dan berlalu meninggalkan dapur untuk naik ke kamar utama, kamar dirinya dan suaminya.

♥♥♥

Tom sedang mondar-mandir di kantornya, tiba-tiba perasaannya gelisah pikirannya tertuju kepada sang istri di rumah.

Ada perasaan cemas, mengkhawatirkan, dan rasanya seperti permen nano-nono.

Tom berulang-ulang menelepon sang istri, tetapi tidak ada jawaban.

"Apa mungkin ponselnya di silent?"

"Semoga tidak terjadi apa-apa, hanya perasaanku saja."

Drrttt....drrttt...

Ponselnya Tom bergetar diatas meja, sang empunya sedang di kamar mandi untuk menyegarkan pikirannya.

Keluar dari kamar mandi, ponselnya masih saja bergetar, buru-buru Tom berjalan untuk melihat siapa yang menelepon. Tertera nama sang istri membuatnya sudut bibirnya tertarik sedikit, buru-buru juga Tom menerima panggilan sang istri.

"Assalamualaikum, yank...." sapa Tom di ujung telepon.

"Walaikumsalam, mas! kenapa menelepon berkali-kali?" tanya Intan yang penuh dengan penasaran.

"Mas lagi kangen nih!" sahutnya Tama santauy.

"Lagi ngapain yank?" tanyanya Tom.

"Mikirin kamu!" jawabnya Intan asal.

Mereka berdua saling melempar candaan, membuatnya tidak berhenti untuk tertawa, momen seperti ini yang langka, pasti akan di rindukan kedua pasangan yang sebentar lagi akan lahir anak keempatnya.

Marhaban ya Ramadhan

Selamat menjalankan ibadah puasa

Puasa hari ke-2

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***