Satu bulan berlalu....
Sudah satu bulan lamanya Kenzi resmi menjadi murid SMA di sekolahnya, sekolah tempatnya menuntut ilmu, Kenzi termasuk murid berprestasi tidak tanggung-tanggung Kenzi selalu masuk ke dalam rangking tiga besar secara pararel di SMP-nya dulu.
Baru satu bulan resmi bersekolah, menjadi murid di sekolahnya sekarang ini, Kenzi sudah banyak temannya yang ingin berkenalan dengan dirinya. Kenzi termasuk orangnya supel, mudah bergaul dengan siapa saja, tanpa membedakan ras, suku, dan agama baginya semua sama, sama-sama CiptaanNya.
Banyak yang mengejar Kenzi untuk meminta no WhatsApp, Terutama kaum hawa yang suka tebar pesona di hadapannya, tetapi Kenzi hanya meresponnya dengan seutas senyum tulus tanda persahabatan.
Seperti pagi biasanya, pagi ini di kelasnya Kenzi sedang ada kelas olahraga, seminggu sekali di sekolahnya setiap kelas pasti mendapatkan jatah olahraga di setiap kelas masing-masing.
♥♥♥
Di rumahnya, Kania sedang membereskan kamar pribadinya, meskipun sudah ada bibik yang bekerja di rumahnya, tetapi masalah urusan kamarnya, dan kamar anak-anak adalah prioritasnya.
Tidak ada rasa lelah, letih yang Kania rasakan, menurutnya ini bisa menjadi tempat untuk berolahraga mengerakkan anggota tubuh lainnya, menyibukkan dirinya supaya bisa mengurangi rasa jenuhnya.
Setelah selesai membereskan kamar pribadinya, Kania mengecek kamar putra-putrinya satu persatu, dan merapikan sedikit tempat tidurnya, bila ada kamarnya yang tidak rapi pasti Kania merapikan kembali.
Keringat sudah mengucur deras membasahi dahinya, rasa lelah tetapi membuatnya tersenyum tipis anak-anak sudah pandai merapikan kamarnya sendiri, merupakan kebahagiaan tersendiri.
Tidak sia-sia Kania cerewet, dan suka menasehati. Apabila pada akhirnya hasilnya sesuai apa yang di harapkan, sesuai dengan ekspektasi Kania
Selesai mandi, Kania langsung masuk ke dapur untuk menyiapkan makan siang untuk suami, dan Anak-anaknya.
♥♥♥
Di kediaman Wijaya, rumahnya sangat sunyi, hanya ada bibik, dan mamang yang bekerja di rumahnya. Sedang suami sudah berangkat ke kantor, dan Anak-anak sudah pergi ke sekolah.
Intan berencana akan berkunjung ke kantor papanya sebentar, sebelum ke kantor suaminya.
Setelah Intan menikah, pindah rumah, dan dinyatakan hamil anak yang keempat. Intan udah jarang pergi ke kantor, sesekali ke kantor bila ada yang mengharuskan dirinya ke kantor, kalau pun tidak. Intan lebih banyak waktunya di rumah, mengurus suami, dan Anak-anak.
Intan sudah rapi dengan pakaiannya, sebelum berkunjung ke kantor suaminya, Intan menyempatkan dirinya mengunjungi kantor papanya, kebetulan ada yang ingin Intan tanda tangani.
♥♥♥
Intan sudah menginjakkan kakinya di kantor papanya, setelah membubuhkan tandatangan, berbincang-bincang sebentar dengan Papanya.
"Main ke rumah atuh, Papa udah kangen sama cucu..." Tutur papanya.
"Weekand pa, sekalian menginap kebetulan anak-anak libur sekolah.. " sahutnya Intan.
"Pa, Intan pamit ya mau mampir sebentar ke kantornya papanya Anak-anak." Ucap Intan mengecup punggung tangan papanya, dan mengecup singkat pipi papanya, meskipun sedikit tua tetapi garis wajahnya sangat tegas.
"Maaf Papa tidak bisa mengantar sampai bawah, karena ada beberapa berkas yang harus Papa selesaikan.." sahutnya.
"No problem!"
♥♥♥
Intan sudah tiba di kantor suaminya, langkahnya ringan, senyum merekah menghiasi wajah cantiknya, sesekali menebarkan senyum untuk karyawan yang menyapanya.
Setelah tiba di depan ruangan suaminya, Intan menghampiri meja sekertaris untuk menanyakan keberadaan suaminya.
"Mbak, papanya Anak-anak ada di dalam?" tanya Intan dengan seutas senyum tipis.
"Ada buk, silahkan masuk!" jawabannya dengan tidak kalah dengan senyum manisnya.
Cekkklllekkk....
Intan langsung masuk ke dalam, suaminya sedang asyik membaca berkas diatas meja dengan serius, tidak memperhatikan istrinya yang sudah duduk di hadapannya.
"Sayang, kapan kesini? kenapa nggak bilang sama mas?" berbagai pertanyaan memenuhi cara kerja otaknya Tom.
"Udah dari tadi, mas nya aja yang sibuk dengan berkas!" jawabnya Intan sedikit kesal, tetapi masih bisa menampilkan senyum manisnya.
Mereka sudah pindah duduk di sofa, Tom juga sudah menelpon sekretarisnya untuk mengosongkan jadwalnya beberapa jam ke depan, Tom tidak ingin aktivitas bermesraan dengan sang istri terganggu.
Intan terus saja bergelayut manja memeluk tangan sang suami, tangannya mulai sibuk memainkan dasi sang suami, kancing baju pun tidak luput dari tangan jahil istrinya.
"Baby-nya kangen ingin di tengokin papanya..." bisiknya Intan lembut.
Mendapatkan lampu hijau dari sang istri, tanpa menunggu Tom langsung menyambar bibirnya Intan, awalnya pelan, lama-kelamaan Tom sangat rakus seperti tidak ada hari esok lagi.
Keduanya sangat lama saling bertukar Saliva, sampai nafasnya Intan memburu, dan kehabisan nafas.
"Akhh mas...."
"Hoshhhh.. hoshhhh...."
Tom tidak memberikan waktu untuk sang istri untuk beristirahat, tangannya yang lincah dan piawai menyingkap pakaian sang istri. Mereka sudah polos, siap untuk memulai permainan, awalnya Intan sedikit malu karena tubuhnya terekspos sempurna di hadapan sang suami.
Tanpa rasa malu lagi, Intan mulai memimpin permainan dengan Intan berada di atas. Mereka berdua saling beradu kekompakan dalam menggarap sawah, permainan yang sangat aduhai membuat keduanya klepek-klepek.
Berbagai gaya sudah meraka mainkan, kulitnya saling melekat satu dengan lainnya. Menimbulkan bunyi yang khas, semakin semangat dalam memacu jalannya permainan keduanya.
Intan tidak pernah ada kata lelah, semangatnya menggebu-nggebu untuk segera di tuntaskan. Rasanya seperti sudah berada di ubun-ubun kepalanya, percikan sudah siap untuk di muntah-kan ke dasar jurang nirwana.
Wajahnya yang sudah cantik, nampak semakin cantik dengan pemandangan keringat membasahi dahinya, dan seluruh tubuhnya nampak mengkilat, rambutnya berubah jadi lepek terkena keringat, meskipun AC di ruangannya sangat dingin, tetapi tidak berpengaruh sama sekali.
Gairah yang sudah berada di ubun-ubun kepalanya, membuatnya begitu sangat semangat memacu ritme permainan yang sebenarnya, untuk mengejar puncak tertinggi dalam meraih surga dunia.
"Aaakkkhhhhhh...." lengkungan suara merdu menandakan dirinya sudah berbagi bersama, untuk mencapai ridhoNya.
"Cup...cup... " Tom mengecup perut sang isteri. Tangannya mulai membelainya, mengelus-nya dengan mesra memutar-mutar..
Intan sudah tertidur nyenyak, rasa lelah, ngantuk, dan kepuasan menjadi satu. Tidak mempedulikan tubuhnya yang polos terpampang jelas di hadapan sang suami, rasa kantuknya lebih mendominasi rasa lelahnya, membuatnya tidak kuat untuk tidak memejamkan kedua matanya.
Tom terus saja memandangi wajah cantik sang istri, meskipun mau memiliki empat orang anak, tetapi kecantikan istrinya tidak ada tandingannya, selalu menjadi yang terdepan.
Akhirnya Tom ikut berbaring di sebelah istrinya, kedua tubuh yang polos sudah di balut dengan selimut yang tebal membungkus seluruh tubuhnya.
Tangannya terus saja memeluk perut sang isteri, yang sudah nampak sedikit membuncit, tidak ada pergerakan keduanya. Mereka sudah bermimpi indah, ke alam nirwana, dengan senyum kebahagiaan yang baru saja mereka ciptakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
😍Mhey_Mhey😍
keren nih, Thor ceritanya. Semangat menulis ya. Jangan lupa mampir di cerita aku "Takdir Cinta Mayang" ya, makasih 🙏💙🥳
2021-10-12
0
@DetiE𝆯⃟🚀Hadiati
🔥
2021-04-12
0
Hafidz Berau
semangat lanjut up thor
2021-04-12
1