Ariana baru saja tiba dikontrakkan nya, Ia sudah dihadang oleh pasangan suami istri itu.
"Ariana, ayo sini!" kata Nyonya Amira
"Ada apa, Tante." sahut Ariana
"Sini, tandatangani disini!" perintah Tuan Heru dan Nyonya Amira.
"Tapi, surat apa ini?" tanya Ariana,
Ia mulai membaca surat itu namun Om dan Tantenya itu segera merebut surat itu dari tangannya dan memarahinya.
"Kamu itu, ya! Bikin rumit urusan saja, tinggal tandatangani surat itu, beres kan!" ucap Tuan Heru
"Iya, tapi aku juga ingin tahu, sebenarnya itu surat apa?" kata Ariana.
"Sudah tandatangani saja! cepat!" teriak Tuan Heru dengan wajah marah
Ariana ketakutan ketika dibentak seperti itu.
"Baiklah, Om..." kata Ariana pasrah
"Bagus! Jadilah anak yang penurut." sahut Tuan Heru.
"Tandatangani disini!" perintah Nyonya Amira.
Dengan gemetar, Ariana menandatangani surat perjanjian itu. Ia yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan isi surat itu hingga Om dan Tantenya melarang ia untuk membacanya.
Selesai menandatangani surat itu, Om dan Tantenya terlihat sangat bahagia. Ariana sangat mengenal sifat kedua orang itu. Ia sangat yakin sesuatu yang tidak ia inginkan akan segera terjadi. Ariana terdiam sambil memperhatikan Om dan Tantenya itu.
…
Tuan Heru segera menghubungi Tuan Haidar untuk menyampaikan berita yang membahagiakan itu.
"Tuan Haidar, Ariana sudah menandatangani surat perjanjian itu dan ia juga menyetujui isi dari surat itu." kata Tuan Heru
"Bagus sekali, Tuan Heru. Akupun turut senang mendengarnya. Besok aku akan segera kesana untuk mengambil surat perjanjian itu juga menyerahkan cek yang sudah dijanjikan oleh Tuan Adrian." kata Tuan Haidar
"Terimakasih, Tuan Haidar! Terimakasih!" Tuan Heru begitu bersemangat ketika mendengar cek itu akan ia terima besok.
Setelah panggilan itu dimatikan oleh Tuan Haidar, Tuan Heru segera menemui istrinya, Nyonya Amira, yang sudah menunggunya di meja makan.
"Sayang, akhirnya... Kita akan segera pindah dari rumah ini. Kita akan membeli rumah yang layak untuk kita bertiga!" kata Tuan Heru kepada istri dan anaknya, Siska.
"Benarkah?! Akhhh... Aku senang..." sahut Nyonya Amira,
Begitupula Siska, ia tidak kalah senang. Ia mendengarkan perkataan Ayahnya dengan sangat serius dan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.
Ariana yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka, merasa bingung sekaligus sedih mendengar penuturan dari Om nya itu.
"Kalian akan pindah kemana Om, Tante?" tanya Ariana.
"Mencari rumah yang lebih layak, lah! Buat apa tinggal di kontrakan kecil dan kumuh ini! sahut Nyonya Amira
Ariana tertunduk lesu, ia sakit hati ketika mendengar perkataan Tantenya itu.
"Apakah kalian akan mengajakku bersama kalian?" tanya Ariana dengan wajah sedih.
"Loh, kenapa kamu mesti ikut kami? Bukankah kamu akan tinggal bersama calon suami mu yang kaya raya itu?!" sahut Siska.
"Calon suami?" tanya Ariana
"Sayang, dia masih belum tau tentang pernikahan itu. Sebaiknya Papa mu ceritakan semuanya kepada Ariana agar dia tidak bingung." sahut Nyonya Amira.
"Baiklah, sebaiknya aku ceritakan saja padamu, Ariana. Kamu masih ingat 'kan surat yang kamu tandatangani kemarin? Sebenarnya itu adalah surat perjanjian yang menyatakan kalau kau siap menjadi istri kedua dari Tuan Adrian Walker. Dalam surat itu juga menyatakan kalau kau juga setuju akan dicerai ketika sudah melahirkan seorang anak untuk mereka, Tuan Adrian dan Nyonya Elizabeth." kata Tuan Heru
Tangis Ariana pecah, ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Mengapa kalian tidak menceritakannya terlebih dahulu kepada ku?" tanya Ariana dengan isak tangis.
"Untuk apa, toh kamu pasti akan menolaknya juga 'kan?" kata Nyonya Amira
"Sudahlah, Ariana! Kenapa harus bersedih? Kamu akan menjadi seorang Nyonya besar, istri dari Tuan Adrian Walker orang terkaya dikota ini, Ariana." sahut Tuan Heru
Ariana tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia hanya bisa menangis di sudut ruangan.
Sementara itu,
Tuan Haidar segera menemui Tuan Adrian di rumahnya,
"Tuan Adrian, gadis itu sudah menandatangani surat perjanjian itu dan menyetujuinya." kata Tuan Haidar
"Baguslah, semua urusannya aku serahkan kepadamu, Tuan Haidar." sahut Tuan Adrian
"Baik, Tuan. Besok saya akan segera kerumah gadis itu untuk mengambil surat perjanjian dan juga menyerahkan cek itu kepada Tuan Heru." ucap Tuan Haidar
"Tapi sebelumnya, bawa dia menemui ku. Aku ingin bertatap muka langsung dengannya." ucap Tuan Adrian lagi.
"Baik, Tuan." sahut Tuan Haidar.
Keesokan harinya,
Tuan Haidar bergegas menuju kontrakan Tuan Heru. Ia ingin menjemput Ariana untuk menemui Tuan Adrian sekaligus mengambil surat perjanjian dan menyerahkan cek itu kepada Tuan Heru.
Setibanya disana, Tuan Haidar disambut oleh Tuan Heru. Seperti janjinya, setelah mengambil surat perjanjian itu iapun segera menyerahkan cek itu kepada Tuan Heru.
Ia juga mengajak Ariana bersama nya untuk menemui Tuan Adrian. Ariana hanya terdiam disepanjang perjalanan, ia menundukkan kepalanya hingga mobil Tuan Haidar terparkir di halaman rumah Tuan Adrian yang luas itu.
"Tuan Adrian, ini Nona Ariana. Gadis yang anda pilih kemarin." ucap Tuan Haidar sambil memperkenalkan Ariana kepada pasangan suami istri yang tengah duduk santai diruang utama.
Tuan Adrian dan Nyonya Elizabeth memperhatikan secara detail gadis yang berdiri didepan mereka sambil menundukkan kepalanya.
"Nona Ariana, tolong angkat wajahmu! Aku ingin melihat wajahmu lebih jelas." ucap Tuan Adrian dengan nada cukup tinggi dan tegas.
Perlahan, Ariana mengangkat kepalanya dan menatap pasangan suami istri itu. Alangkah terkejutnya Ariana, ternyata orang yang akan menikahinya adalah Bossnya sendiri. Lelaki dingin yang ia tabrak kemarin.
Tuan Adrian pun tak kalah terkejutnya, iapun mengenali gadis itu, gadis yang telah berani menabraknya ketika ia berjalan kemarin.
"Pantas saja aku merasa mengenali foto mu, ternyata kamu adalah Waitress di restoran ku. Benarkan?!" tanya Adrian
"I-iya Tuan, anda benar, Tuan." sahut Ariana terbata-bata.
"Baiklah, Ariana! Kau sudah mengetahui semua isi dari surat perjanjian itu 'kan? tanya Adrian
Ariana bingung mau menjawabnya. Sebenarnya ia sama sekali tidak mengetahui apa isi surat perjanjian itu.
"Aku anggap diam mu sebagai jawaban YA, Ariana. Didalam surat perjanjian itu sudah dijelaskan bahwa kamu hanya sebagai istri kedua untukku. Kami membutuhkan dirimu untuk melahirkan keturunan ku. Setelah bayi itu lahir artinya kamu harus segera angkat kaki dari rumah ini." ucap Tuan Adrian kepada Ariana.
Ariana kembali menundukkan kepalanya dan tanpa mereka sadari Ariana meneteskan air matanya.
"Lagipula kau sudah menerima cek itu 'kan? Cek itu sebagai tanda terimakasih kami kepadamu karena telah bersedia membantu kami mendapatkan keturunan." sambung Tuan Adrian.
"Aku seperti barang yang dijual kepada lelaki ini oleh Om dan Tante ku sendiri." batin Ariana
"Aku rasa pertemuan ini sudah cukup, sekarang kau bisa pulang. Tunggu saja khabar dari Tuan Haidar mengenai tanggal pernikahan itu." kata Tuan Adrian seraya berlalu dari ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Kendarsih Keken
walau ini pebgulangan baca tapi aq tuh masih timbul rasa kasihan buat Ariana , nyesekkk 😪😪
2022-11-20
0
I Gusti Ayu Widawati
saya usul Thor mestinya kedua suami isteri itu dapat susah nantinya karena mereka jual Ariana,mereka jahat banget sih.
2022-05-15
0
I Gusti Ayu Widawati
Ini novel kedua karyamu yg pertama Majikanku suamiku yg sdh saya baca lebih dulu.
Bagus2 ttp saya memilih novel yg tidak terlalu panjang dak kuat bacanya krn faktor umur..Saluuut ya Thor,selamat berkarya thanks.Salam dari Bali.
2022-05-15
0