Bersekongkol

Zaky merasa sangat emosi lagi dan lagi ia gagal mendapatkan apa yang dia mau. Apakah begitu sulit menculik satu orang hingga anak buahnya pun tidak ingin lagi berurusan dengan gadis itu.

Zaky memandang dan mengitari anak buahnya, ia ingin mendapatkan hasil yang tentunya tidak mengecewakan dari dua orang manusia yang ada di hadapannya.

Dua orang manusia itu tak lantas menjawab, Zaky tau pasti keduanya gagal, padahal cuma menculik gadis yang tidak bisa apa-apa mereka gagal.

"Kenapa dengan kalian berdua?" Zaky sangat marah mungkin ia sudah tau jika keduanya gagal lagi untuk yang kesekian kalinya.

"Maafkan kami bos," Zaky tak menerima permohonan maaf dari keduanya. Keduanya pun di usir keluar, dan mereka hanya menurut entah kenapa mereka merasa lega karena Zaky tidak langsung membunuh mereka, tapi kenapa mereka dibiarkan bebas tanpa mendapatkan hukuman? Apa yang sebenarnya bosnya rencanakan, rasa khawatir pun menyelimuti mereka berdua.

Salah satu orang kepercayaan bosnya datang setelah Zaky keluar dengan membanting vas bunga di samping pintu.

"Coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Faiz pada keduanya. Keduanya saling pandang ia bingung apakah Faiz akan mempercayai cerita keduanya yang nampak di luar nalar itu?

"Kenapa kalian berdua hanya diam?" Faiz kembali bertanya sedangkan kedua manusia itu nampak ragu untuk menjelaskan.

"Apa kau percaya dengan hal mistis?" Walau dengan keragu-raguan salah satu dari mereka mencoba menanyakan apakah Faiz percaya dengan hal aneh.

" Maksud kalian apa?" Faiz tak mengerti karena keduanya mengatakan hal yang membuatnya bingung. Sebenarnya apa yang keduanya ingin sampaikan?

"Saat kami berdua berhasil membawa gadis itu pergi dari tempat nya. Keanehan itu terjadi," Faiz mendengarkan.

"Mobilku tiba-tiba saja aneh, mobil putihku seakan tidak ingin membawa gadis itu,"

"Dan anehnya lagi saat kami mengecek apakah ada yang salah dengan mesin mobil kami, kami tidak menemukan keanehan itu dan saat kami ingin masuk ke dalam mobil mobil itu secara tiba-tiba ingin membuat kami mati, mobil itu bergerak dengan sendirinya mengikuti kami yang mencoba untuk lari seakan-akan mobilku tau apa rencana jahatku. Kami berdua hampir mati karena mobil itu." jelas salah satu dari keduanya.

"Jangan membohongiku dengan cerita yang tidak masuk akal mana ada mobil bisa bergerak dengan sendirinya?" Faiz tidak percaya dengan ucapan keduanya yang tidak berbohong .

"Aku tidak berani berbohong karena nyawaku akan menjadi taruhannya." jelas keduanya mencoba meyakinkan. Dengan perasaan ragu Faiz meninggalakan keduanya dan bergegas menghampiri Zaky yang masih kesal karena gadis itu tidak mudah untuk di culik.

"Apa alasan mereka?" tanya Zaky pada Faiz. Faiz bingung namun ia harus mengatakan hal yang sebenarnya tidak masuk akal baginya mana ada mobil bisa melaju sendiri dan hampir membunuh mereka berdua.

"Mereka mengatakan bahwa...."

.

.

.

.

.

.

Khon menjitak kepala Mahendra. Mahendra mendengus kesal karena perlakuan dari penjaga Oktavia yang ternyata sangat rese.

"Sakit tauk..." dengus Mahendra, sedangkan Khon memandang tajam Mahendra.

"Aku mau mengatakan hal yang serius!"

"Apa?" tanya Mahendra masih mengusap jitakan Khon yang terasa sakit dan sedikit panas.

Tanpa mereka sadari ternyata Oktavia telah tersadar. Oktavia merasa seluruh badannya sakit namun ia tidak bisa bergerak. ia hanya bisa mengedipkan matanya.

"Dia mencoba merebut Oktavia darimu," jelas Khon.

"Siapa?" tanya Mahendra penasaran apakah mungkin itu berhubungan dengan tanda bulan sabit di tangan kanan Oktavia? Apakah akan ada banyak orang yang akan mencelakai Oktavia?

"Itu yang sedang aku cari tau. Sebaiknya kau perketat penjagaan Oktavia apa kau ingin Oktavia kehilangan nyawa dan kau pun akan..."

"Iya.... aku tau. Tapi jika ada sesuatu kau harus membantuku." tegas Mahendra sedangkan Khon merasa berat apalagi harus bersekongkol dengan Mahendra yang belum sepenuhnya mencintai Oktavia. Ia takut jika Mahendra akan berhianat.

"Kenapa aku harus membantumu? Apa untungnya buatku!" Mahendra merasa kesal ternyata Khon hanya mencari keuntungannya saja. Bagaimana caranya ia menyelamatkan Oktavia jika dirinya saja tidak tau menahu apa yang akan terjadi.

"Banyak! kenapa kau tidak mengerti!" dengus Khon yang ternyata Mahendra masih belum tau sisi lain dari Oktavia.

"Oktavia itu dia.... dia... sadar!" ucap Khon melihat Oktavia yang sudah sadar dan memandang keduanya namun tidak bisa melakukan apapun.

"Apa? Oktavia sadar?" Mahendra merasa tidak percaya. Mahendra segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Oktavia.

Dokter menggeleng, ia menjelaskan bahwa Oktavia mungkin akan mengalami kelumpuhan di seluruh tubuhnya dan harus melakukan terapi.

Mahendra sudah menduganya ya karena Khon telah memberitahu keadaan Oktavia lebih dulu.

"Lalu apa yang harus aku lakukan agar Oktavia sembuh?" tanya Mahendra kebingungan, jika soal biaya ia tidak akan secemas ini.

"Sebaiknya kau rawat Oktavia di rumah karena pengobatan Oktavia tidak bisa ditangani dengan tenaga medis."

"Bukannya dia terkena luka tembak?" tanya Mahendra.

"Memang benar, dia terkena luka tembak lalu apa kau tau jika Oktavia terluka apa yang akan terjadi jika dia tiba-tiba bisa mati mendadak dan kau juga akan mati."

"Bukannya tadi kau bilang jika waktu Oktavia masih dua purnama lalu bagaimana dia bisa meninggal, jangan membuatku panik Khon!"

"Memang benar jika Oktavia masih mempunyai waktu dua purnama lagi tapi kau melupakan soal wanita yang kau temui di hutan larangan itu."

"Wanita? Di hutan larangan?"

"Maksudmu wanita yang aku temui di kampung itu? kepala suku wanita yang mempunyai mahkota di kepalanya? Memang apa hubungannya denganku?" tanya Mahendra tidak mengerti.

"iya...."

"Lalu apa hubungannya denganku?" tanya Mahendra pada Khon.

"Kenapa kau masih tidak mengerti sih, ah sudah lah," ucap Khon yang segera menghilang dari hadapan Mahendra.

"Tuh lihat, penjaga mu aneh!" pekik Mahendra memandang Oktavia yang diam hanya matanya saja yang berkedip.

"Apa ada yang sakit?" tanya Mahendra pada Oktavia.

Oktavia kembali mengedipkan matanya.

"Apa yang akan terjadi selanjutnya?" batin Oktavia.

"Tenang saja sekarang akulah yang akan menjagamu," jelas Mahendra pada Oktavia.

Mahendra menggenggam tangan Oktavia.

"Kenapa dia jadi perhatian padaku? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini ulah Khon? Tapi sudahlah... kenapa aku memikirkannya sedangkan perasaannya saja berubah ubah tidak pernah tetap." batin Oktavia.

"Hey... kenapa kau memandangiku seperti itu? apa ada yang salah!" Oktavia menyipitkan mata Mahendra tau jika Oktavia pasti bingung dengan dirinya hari ini.

"Kali ini aku tidak mau kena jitak penjaga mu lagi, kau tau ternyata penjaga mu tau segalanya bahkan aku sampai berpikir jika aku ribut denganmu maka akulah yang akan terkena batunya." jelas Mahendra. Oktavia sedikit menggerakkan kepalanya.

"Jangan mengejekku," Mahendra seakan tau apa yang sedang Oktavia pikirkan.

jangan lupa like👍

dan komen ☺️

mohon kritik yang membangun ya kawan ☺️

Episodes
1 Aura Kelam
2 Paranormal
3 Pergi Atau Kembali
4 Menemukanmu
5 Perjanjian
6 Dasar
7 Maaf
8 Keanehan
9 Kambuh
10 Kapan Pekanya?
11 Masih Belum Peka
12 Belajar
13 Panik
14 Terluka
15 Penawaran
16 Mimpi buruk
17 Air mata
18 Di culik
19 Bersekongkol
20 Sekar Taji
21 Pertengkaran
22 Bulan Purnama Terakhir
23 Jangan Lakukan Itu?
24 Sandara
25 Ibu
26 Anakku?
27 Dia?
28 Tiga penyihir
29 Penyihir Sandara
30 Dinata
31 Lucu?
32 Rencana
33 Terpancing
34 Rencana 2
35 Berhasil
36 Rencana Selanjutnya
37 Harus
38 Masa lalu
39 Cinta Pertama
40 Sudah Gila
41 Masa lalu 2
42 Masa lalu 2
43 Rencana
44 Dia?
45 Jujur Atau Mati
46 Siapa Kau
47 Kalung Naga Merah
48 Taktik
49 Membebaskan Sandra?
50 Pengakuan
51 Tawanan
52 Syaina
53 Maaf
54 Manusia manusia
55 Wanita misterius
56 Kalista
57 Dua penyihir
58 Batu Kristal
59 Kristal
60 Cinta?
61 Apa Artinya?
62 Rasa Yang Sama
63 Dendam Yang Salah
64 Masa Lalu
65 Peri bunga
66 Peri Bunga Kecil
67 Siapa Kau?
68 Caranya?
69 Sisi Raja
70 Ratu
71 Khawatir
72 Dia???
73 Sihir
74 Dasar Mahendra
75 Balas dendam Ira
76 Vio dan Lina
77 Mencari Raja Serangga
78 Kekalahan Ira
79 Akhirnya
80 Ayah Ira
81 Salah Paham
82 Alasan Cinta
83 Kekhawatiran Dinata
84 Salting
85 Kecemasan Oktavia
86 Orang Asing
87 Celaka
88 Ingatan Nara
89 Kemesraan
90 Memasak
91 Batu
92 Ternyata
93 Ribut
94 Pesta Pernikahan
95 Rencana Kalista
96 Terkejut
97 Perasaan Ali dan Suketi
98 Ayah
99 Keluarga Felyang
100 Amarah Sila
101 Lani
102 Adik??
103 Acara Aneh!
104 Penyatuan
105 Anak kecil
106 Arena
107 Takut
108 Terlalu Terbawa Suasana
109 Maaf
110 Jujur!
111 Bingung
112 Anak nakal ini
113 Salah paham
114 Bertanya-tanya
115 Pernikahan??
116 Kecurigaan
117 Tidak Yakin
118 Sudah jelas
119 Tidak Mungkin
120 Kenapa Dengan Lani??
121 Surat
122 Yang Sebenarnya
123 Ada Yang Salah
124 Demi Ali
125 Apa Salahnya?
126 Pakai Hati donk!
127 Rese
128 Marah?
129 Paman???
130 Silsilah keluarga
131 Dan Yang Sebenarnya
132 Rupanya
133 Cinta segitiga
134 Keras kepala
135 Okta Okta
136 Dasar nih anak
137 Monster Malam
138 Keras Kepala
139 Salah Sangka
140 Gegabah
141 Sial
142 Tolong lah!
143 Alasan
144 Mangga apa Mangga??
145 Laper apa doyan?
146 Memang
147 Ngeri
148 Rumah liliput
149 Lembah Hitam
150 Kok bisa??
151 Ajaib
152 Nah loh
153 Dia Mahendra!!
154 Putra dari Maharaja
155 Pengikut
156 Gawat
157 Dalang Yang Asli
158 Salah tempat
159 Salah Persepsi Membuat Pusing Sendiri
160 Putra Mahkota
161 Putra Mahkota bagian 2
162 Memangnya Harus???
163 Memangnya Harus Aku?
164 Tatapan Sinis
165 Singgasana Raja
166 Singgasana Raja bagian 2
167 Kemarahan Raja Kegelapan
168 Seekor peliharaan
169 Kurang Ajar
170 Warok Kuning
171 Ruangan Rahasia
172 Ibu
173 Keras Kepala
174 Obat Penawar
175 Dasar Paman
176 Harapan
177 Tidak Mengerti
178 Kembali
179 Mencari Tanaman Obat
180 Harus
181 Dia??
182 Baiklah
183 Tidak berpengaruh
184 Saudara Kembar
185 Sekedar Menyampaikan
186 Ale Rese
187 Apakah Perasaan nya Masih Sama???
188 Ibu ibu
189 Harusnya Yang Merasa Itu Aku?
190 Lebih Pintar Dong!
191 Pulang
192 Dasar Ale
193 Layang layang
194 Ale Ale
195 Makanan manusia
196 Kertas Bergambar
197 Ale Ale
198 Terkejut
199 Waktu berdua
200 Capter 1
201 Capter 1
202 Capter 2
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Aura Kelam
2
Paranormal
3
Pergi Atau Kembali
4
Menemukanmu
5
Perjanjian
6
Dasar
7
Maaf
8
Keanehan
9
Kambuh
10
Kapan Pekanya?
11
Masih Belum Peka
12
Belajar
13
Panik
14
Terluka
15
Penawaran
16
Mimpi buruk
17
Air mata
18
Di culik
19
Bersekongkol
20
Sekar Taji
21
Pertengkaran
22
Bulan Purnama Terakhir
23
Jangan Lakukan Itu?
24
Sandara
25
Ibu
26
Anakku?
27
Dia?
28
Tiga penyihir
29
Penyihir Sandara
30
Dinata
31
Lucu?
32
Rencana
33
Terpancing
34
Rencana 2
35
Berhasil
36
Rencana Selanjutnya
37
Harus
38
Masa lalu
39
Cinta Pertama
40
Sudah Gila
41
Masa lalu 2
42
Masa lalu 2
43
Rencana
44
Dia?
45
Jujur Atau Mati
46
Siapa Kau
47
Kalung Naga Merah
48
Taktik
49
Membebaskan Sandra?
50
Pengakuan
51
Tawanan
52
Syaina
53
Maaf
54
Manusia manusia
55
Wanita misterius
56
Kalista
57
Dua penyihir
58
Batu Kristal
59
Kristal
60
Cinta?
61
Apa Artinya?
62
Rasa Yang Sama
63
Dendam Yang Salah
64
Masa Lalu
65
Peri bunga
66
Peri Bunga Kecil
67
Siapa Kau?
68
Caranya?
69
Sisi Raja
70
Ratu
71
Khawatir
72
Dia???
73
Sihir
74
Dasar Mahendra
75
Balas dendam Ira
76
Vio dan Lina
77
Mencari Raja Serangga
78
Kekalahan Ira
79
Akhirnya
80
Ayah Ira
81
Salah Paham
82
Alasan Cinta
83
Kekhawatiran Dinata
84
Salting
85
Kecemasan Oktavia
86
Orang Asing
87
Celaka
88
Ingatan Nara
89
Kemesraan
90
Memasak
91
Batu
92
Ternyata
93
Ribut
94
Pesta Pernikahan
95
Rencana Kalista
96
Terkejut
97
Perasaan Ali dan Suketi
98
Ayah
99
Keluarga Felyang
100
Amarah Sila
101
Lani
102
Adik??
103
Acara Aneh!
104
Penyatuan
105
Anak kecil
106
Arena
107
Takut
108
Terlalu Terbawa Suasana
109
Maaf
110
Jujur!
111
Bingung
112
Anak nakal ini
113
Salah paham
114
Bertanya-tanya
115
Pernikahan??
116
Kecurigaan
117
Tidak Yakin
118
Sudah jelas
119
Tidak Mungkin
120
Kenapa Dengan Lani??
121
Surat
122
Yang Sebenarnya
123
Ada Yang Salah
124
Demi Ali
125
Apa Salahnya?
126
Pakai Hati donk!
127
Rese
128
Marah?
129
Paman???
130
Silsilah keluarga
131
Dan Yang Sebenarnya
132
Rupanya
133
Cinta segitiga
134
Keras kepala
135
Okta Okta
136
Dasar nih anak
137
Monster Malam
138
Keras Kepala
139
Salah Sangka
140
Gegabah
141
Sial
142
Tolong lah!
143
Alasan
144
Mangga apa Mangga??
145
Laper apa doyan?
146
Memang
147
Ngeri
148
Rumah liliput
149
Lembah Hitam
150
Kok bisa??
151
Ajaib
152
Nah loh
153
Dia Mahendra!!
154
Putra dari Maharaja
155
Pengikut
156
Gawat
157
Dalang Yang Asli
158
Salah tempat
159
Salah Persepsi Membuat Pusing Sendiri
160
Putra Mahkota
161
Putra Mahkota bagian 2
162
Memangnya Harus???
163
Memangnya Harus Aku?
164
Tatapan Sinis
165
Singgasana Raja
166
Singgasana Raja bagian 2
167
Kemarahan Raja Kegelapan
168
Seekor peliharaan
169
Kurang Ajar
170
Warok Kuning
171
Ruangan Rahasia
172
Ibu
173
Keras Kepala
174
Obat Penawar
175
Dasar Paman
176
Harapan
177
Tidak Mengerti
178
Kembali
179
Mencari Tanaman Obat
180
Harus
181
Dia??
182
Baiklah
183
Tidak berpengaruh
184
Saudara Kembar
185
Sekedar Menyampaikan
186
Ale Rese
187
Apakah Perasaan nya Masih Sama???
188
Ibu ibu
189
Harusnya Yang Merasa Itu Aku?
190
Lebih Pintar Dong!
191
Pulang
192
Dasar Ale
193
Layang layang
194
Ale Ale
195
Makanan manusia
196
Kertas Bergambar
197
Ale Ale
198
Terkejut
199
Waktu berdua
200
Capter 1
201
Capter 1
202
Capter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!