Di culik

Khon memandang lekat wajah Oktavia. Sedangkan Mahendra memandang Khon tak mengerti.

"Aku punya penawaran untukmu?" ucap Khon pada Mahendra. Mahendra terdiam ia penasaran penawaran apa yang akan Khon berikan padanya.

"Apa kau ingin mempunyai perasaan? Aku melihat kau hanya kasihan dan tak tulus mencintai Oktavia."jelas Khon.

"Maksudmu? Apa maksud dari perkataan mu?" Khon terkekeh bukannya menjawab Khon memandang tak suka dengan jawaban Mahendra.

"Jika aku bisa menggantikan posisi Oktavia dengan senang hati aku akan menggantikannya," ucap Mahendra dengan suara lirih dan sesekali terisak.

"Tak perlu aku mempunyai penawaran yang jauh lebih menarik untuk kalian berdua," Khon tersenyum puas. Sedangkan Mahendra dengan berat hati harus menuruti apa yang Khon perintahkan.

Mahendra melangkahkan kakinya keluar ruangan, ia berpesan pada Fino untuk menjaga Oktavia sebentar. Fino pun dengan senang hati menjaga Oktavia untuknya. Mahendra tersenyum dan melangkah pergi.

.

.

.

.

.

Anak buah dari Zaky pun telah mengetahui letak rumah sakit tempat Oktavia di rawat.

"Bos, kami sudah sampai di lokasi," ucap seseorang melalui telpon yang terhubung langsung ke ponsel Zaky.

"Sekarang laksanakan sesuai perintahku," ucap Zaky yang segera mengakhiri pembicaraan.

Orang suruhan Zaky pun menyamar, mereka melaksanakan tugas dari Zaky untuk menculik Oktavia.

Orang suruhan Zaky telah memasuki ruangan Oktavia, Fino tidak merasa curiga dengan kedatangan mereka karena mereka mengatakan jika akan memeriksa keadaan Oktavia.

Orang suruhan Zaky mengirim pesan jika mereka tidak bisa membawa Oktavia bersama mereka karena Fino berada di sana. Sedangkan Zaky tidak perduli yang terpenting Oktavia sekarang ada bersamanya.

Salah satu dari orang suruhan Zaky pun meluluhkan Fino dengan memukul dan membenturkan kepala Fino seketika Fino jatuh dan pingsan.

Kedua orang itu segera membawa Oktavia bersama mereka. Tanpa di sadari Khon telah melihat aksi keduanya.

"Haduh.... Mereka mau ngajakin ribut sama aku nih, ok" Ucap Khon mengawasi keduanya dari dekat.

Oktavia di bawa masuk ke dalam mobil mereka, dan keanehan pun terjadi.

Mesin mobil hidup namun mobil tidak bisa bergerak. Keduanya turun untuk mengecek keadaan mobil namun tidak menemukan masalah. Keduanya masuk ke dalam mobil lagi dan kejadian yang sama pun terjadi mesin mobil menyala namun mobil tidak mau bergerak.

Khon tersenyum karena berhasil mengerjai keduanya.

Mereka kembali keluar dari mobil, kembali memeriksa kondisi mobil namun tidak menemukan masalah, mereka kebingungan karena keanehan ini.

Dan tiba-tiba saja lampu mobil menyala, mereka berdua menyipitkan mata karena silau. Mereka melihat tidak ada orang yang menyetir mobil tapi kenapa bisa lampu mobil bisa menyala dengan sendirinya?

Saat keduanya ingin masuk ke dalam mobil, mobil perlahan mundur menjauhi keduanya. Mereka masih berpikir positif mungkin mobil mereka eror hingga mundur sendiri.

Mereka menghentikan langkah dan mobil itu pun berhenti, saat keduanya melangkahkan kakinya lagi mobil itu pun kembali mundur.

Keduanya berlari mengejar mobil namun tiba-tiba saja mobil bergerak maju, kedua orang suruhan Zaky pun lari pontang-panting karena mobil itu sekarang mengejar keduanya.

Keduanya lari tanpa arah dan mobil itu pun melaju mengikuti mereka. Mereka berdua pun sudah terpojok. Dan mobil pun maju mundur perlahan dan sesekali menginjak pedal gas, keduanya sangat ketakutan karena mobil mereka hanya mobil biasa dan tak menggunakan remot kontrol.

Mereka berdua sangat ketakutan apalagi jika tiba-tiba mobil itu menabrak mereka.

"Ampun..... tolong jangan bunuh kami," pinta salah satu dari mereka.

Mobil itu seakan tidak mudah percaya dengan bualan mereka. Mobil itu melaju dengan kekuatan kencang.

"Ampun kumohon, kami tidak ingin mati!" mobil itu pun tiba-tiba berhenti mendadak. Salah satu dari keduanya pun sampai bersujud di hadapan mobil putih itu.

Khon tertawa karena berhasil mengerjai orang yang tanpa permisi membawa Oktavia bersama mereka sedangkan Khon tau kondisi Oktavia masih belum pulih.

Salah satu dari keduanya pun mendekati mobil putih yang sepertinya telah terkendali namun apa.yang terjadi mobil putih itu pun langsung menabrak orang itu sampai tak sadarkan diri. Rekannya yang melihat kejadian itu mematung dan kabur tak lupa ia membopong temannya yang pingsan karena mobil sialan miliknya.

Mahendra segera keluar dari tempat persembunyiannya. Ia berlari dan masuk untuk melihat keadaan Oktavia. Khon meminta Mahendra agar tidak mudah terpancing apalagi gegabah dalam mengambil keputusan.

Mahendra mengerti dan segera membawa Oktavia masuk, Mahendra melihat Fino yang pingsan karena ulah para penculik itu. Sekarang Oktavia sedang di cek kondisi nya oleh dokter. Mahendra segera memapah adiknya yang masih pingsan ke UGD untuk mendapat perawatan.

"Tak biasanya kau bisa selengah ini adikku!" ucap Mahendra yang sesekali menepuk pipi adiknya yang masih belum sadarkan diri.

Sekarang Mahendra sudah berada di ruangan Oktavia, Khon tersenyum kearah Mahendra. Namun wajahnya tiba-tiba di tekuk setelah melihat Oktavia.

"Apa janjimu tadi masih berlaku?" tanya Khon ragu.

"Kenapa? memang ada apa?" tanya Mahendra penasaran.

"Oktavia... aku melihat dia seperti mayat hidup dia akan tersadar namun dia tidak bisa melakukan apa-apa. Aku takut kau meninggalkan dirinya," ucap Khon yang segera menghilang secepat cahaya.

"Jika itu terjadi aku akan selalu ada di sisinya, karena aku tau dia yang telah menyelamatkan aku. Jika dia tidak dengan bodohnya menyelamatkan aku mungkin aku yang sekarang terbaring bukan dirinya!" batin Mahendra.

"Apapun yang terjadi aku akan tetap bersamanya walau aku belum bisa mencintai Oktavia. Di hatiku ini masih ada Silvia, bagaimana caranya aku mencintai dirinya?" ucap Mahendra memandang wajah Oktavia yang datar.

"Ajari aku mencintainya!" batin Mahendra.

Malam pun semakin larut, tanpa sadar Mahendra pun sudah terlelap.

.

.

.

.

.

.

"Mahendra..." ucap seorang wanita setengah abat wajahnya sangat cantik.

Mahendra menoleh dan mendapati seorang wanita tengah duduk bersama dengan Silvia pujaan hatinya.

Silvia tersenyum memandang wajah Mahendra ia tau ia tidak bisa memiliki pria yang berdiri di hadapannya karena dunia mereka berbeda.

"Kemarikan nak dan duduk bersama kami," pinta wanita itu seraya menepuk kursi panjang yang tengah ia duduki bersama dengan Silvia.

Tanpa ragu Mahendra mendekat dan telah duduk bersama dengan kedua perempuan itu.

"Mas aku mempunyai satu permohonan untukmu? Apakah mas dengan senang hati akan mengabulkannya?" tanya Silvia pada Mahendra.

"Katakan apa permohonan itu? Aku pasti dengan senang hati akan mengabulkannya." jawab Mahendra. Sedangkan wanita setengah abat itu pun nampak tersenyum mendengar jawaban Mahendra.

"Tapi sebelum aku mengatakan permohonan itu aku ingin bertanya padamu mas," Mahendra mengerutkan kening.

"Bertanya?"

Silvia tersenyum. " Apa kau mencintai Oktavia?" tanya Silvia pada Mahendra.

"Belum," ucap Mahendra dengan nada datar.

"Kenapa?" tanya Silvia penasaran.

"Aku belum siap jika harus kehilangan untuk yang kesekian kalinya." jawab Mahendra.

"Tapi aku ingin kau menikahinya," ucap Silvia membuat bola mata Mahendra membulat.

"Apa yang baru saja kau katakan?" tanya Mahendra tak percaya.

"Aku hanya mencintaimu Sil," jelas Mahendra.

"Lalu apa kau tidak kasihan melihat Oktavia?" tanya Silvia membuat Mahendra terdiam. Memang jauh dari lubuk hatinya ia tidak bisa berpisah dengan Oktavia hanya saja ia mau mengakuinya.

"Aku pasti akan merasa bahagia melihat kau bisa bersama dan menikah dengan Oktavia, ibuku dan aku pasti akan merasa bahagia. iya kan bu?" Mahendra mengerutkan kening.

"Apa maksud dari mereka berdua?" batin Mahendra bingung.

Mahendra terbangun dari tidurnya, ia memegang pelipisnya. Rasanya ia tidak percaya Silvia meminta dirinya untuk menikahi Oktavia secepatnya. Sedangkan Oktavia masih belum sadar. Lalu apa yang harus ia lakukan?

Jangan lupa like, komen dan tinggalkan jejak ❤️❤️❤️❤️

Episodes
1 Aura Kelam
2 Paranormal
3 Pergi Atau Kembali
4 Menemukanmu
5 Perjanjian
6 Dasar
7 Maaf
8 Keanehan
9 Kambuh
10 Kapan Pekanya?
11 Masih Belum Peka
12 Belajar
13 Panik
14 Terluka
15 Penawaran
16 Mimpi buruk
17 Air mata
18 Di culik
19 Bersekongkol
20 Sekar Taji
21 Pertengkaran
22 Bulan Purnama Terakhir
23 Jangan Lakukan Itu?
24 Sandara
25 Ibu
26 Anakku?
27 Dia?
28 Tiga penyihir
29 Penyihir Sandara
30 Dinata
31 Lucu?
32 Rencana
33 Terpancing
34 Rencana 2
35 Berhasil
36 Rencana Selanjutnya
37 Harus
38 Masa lalu
39 Cinta Pertama
40 Sudah Gila
41 Masa lalu 2
42 Masa lalu 2
43 Rencana
44 Dia?
45 Jujur Atau Mati
46 Siapa Kau
47 Kalung Naga Merah
48 Taktik
49 Membebaskan Sandra?
50 Pengakuan
51 Tawanan
52 Syaina
53 Maaf
54 Manusia manusia
55 Wanita misterius
56 Kalista
57 Dua penyihir
58 Batu Kristal
59 Kristal
60 Cinta?
61 Apa Artinya?
62 Rasa Yang Sama
63 Dendam Yang Salah
64 Masa Lalu
65 Peri bunga
66 Peri Bunga Kecil
67 Siapa Kau?
68 Caranya?
69 Sisi Raja
70 Ratu
71 Khawatir
72 Dia???
73 Sihir
74 Dasar Mahendra
75 Balas dendam Ira
76 Vio dan Lina
77 Mencari Raja Serangga
78 Kekalahan Ira
79 Akhirnya
80 Ayah Ira
81 Salah Paham
82 Alasan Cinta
83 Kekhawatiran Dinata
84 Salting
85 Kecemasan Oktavia
86 Orang Asing
87 Celaka
88 Ingatan Nara
89 Kemesraan
90 Memasak
91 Batu
92 Ternyata
93 Ribut
94 Pesta Pernikahan
95 Rencana Kalista
96 Terkejut
97 Perasaan Ali dan Suketi
98 Ayah
99 Keluarga Felyang
100 Amarah Sila
101 Lani
102 Adik??
103 Acara Aneh!
104 Penyatuan
105 Anak kecil
106 Arena
107 Takut
108 Terlalu Terbawa Suasana
109 Maaf
110 Jujur!
111 Bingung
112 Anak nakal ini
113 Salah paham
114 Bertanya-tanya
115 Pernikahan??
116 Kecurigaan
117 Tidak Yakin
118 Sudah jelas
119 Tidak Mungkin
120 Kenapa Dengan Lani??
121 Surat
122 Yang Sebenarnya
123 Ada Yang Salah
124 Demi Ali
125 Apa Salahnya?
126 Pakai Hati donk!
127 Rese
128 Marah?
129 Paman???
130 Silsilah keluarga
131 Dan Yang Sebenarnya
132 Rupanya
133 Cinta segitiga
134 Keras kepala
135 Okta Okta
136 Dasar nih anak
137 Monster Malam
138 Keras Kepala
139 Salah Sangka
140 Gegabah
141 Sial
142 Tolong lah!
143 Alasan
144 Mangga apa Mangga??
145 Laper apa doyan?
146 Memang
147 Ngeri
148 Rumah liliput
149 Lembah Hitam
150 Kok bisa??
151 Ajaib
152 Nah loh
153 Dia Mahendra!!
154 Putra dari Maharaja
155 Pengikut
156 Gawat
157 Dalang Yang Asli
158 Salah tempat
159 Salah Persepsi Membuat Pusing Sendiri
160 Putra Mahkota
161 Putra Mahkota bagian 2
162 Memangnya Harus???
163 Memangnya Harus Aku?
164 Tatapan Sinis
165 Singgasana Raja
166 Singgasana Raja bagian 2
167 Kemarahan Raja Kegelapan
168 Seekor peliharaan
169 Kurang Ajar
170 Warok Kuning
171 Ruangan Rahasia
172 Ibu
173 Keras Kepala
174 Obat Penawar
175 Dasar Paman
176 Harapan
177 Tidak Mengerti
178 Kembali
179 Mencari Tanaman Obat
180 Harus
181 Dia??
182 Baiklah
183 Tidak berpengaruh
184 Saudara Kembar
185 Sekedar Menyampaikan
186 Ale Rese
187 Apakah Perasaan nya Masih Sama???
188 Ibu ibu
189 Harusnya Yang Merasa Itu Aku?
190 Lebih Pintar Dong!
191 Pulang
192 Dasar Ale
193 Layang layang
194 Ale Ale
195 Makanan manusia
196 Kertas Bergambar
197 Ale Ale
198 Terkejut
199 Waktu berdua
200 Capter 1
201 Capter 1
202 Capter 2
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Aura Kelam
2
Paranormal
3
Pergi Atau Kembali
4
Menemukanmu
5
Perjanjian
6
Dasar
7
Maaf
8
Keanehan
9
Kambuh
10
Kapan Pekanya?
11
Masih Belum Peka
12
Belajar
13
Panik
14
Terluka
15
Penawaran
16
Mimpi buruk
17
Air mata
18
Di culik
19
Bersekongkol
20
Sekar Taji
21
Pertengkaran
22
Bulan Purnama Terakhir
23
Jangan Lakukan Itu?
24
Sandara
25
Ibu
26
Anakku?
27
Dia?
28
Tiga penyihir
29
Penyihir Sandara
30
Dinata
31
Lucu?
32
Rencana
33
Terpancing
34
Rencana 2
35
Berhasil
36
Rencana Selanjutnya
37
Harus
38
Masa lalu
39
Cinta Pertama
40
Sudah Gila
41
Masa lalu 2
42
Masa lalu 2
43
Rencana
44
Dia?
45
Jujur Atau Mati
46
Siapa Kau
47
Kalung Naga Merah
48
Taktik
49
Membebaskan Sandra?
50
Pengakuan
51
Tawanan
52
Syaina
53
Maaf
54
Manusia manusia
55
Wanita misterius
56
Kalista
57
Dua penyihir
58
Batu Kristal
59
Kristal
60
Cinta?
61
Apa Artinya?
62
Rasa Yang Sama
63
Dendam Yang Salah
64
Masa Lalu
65
Peri bunga
66
Peri Bunga Kecil
67
Siapa Kau?
68
Caranya?
69
Sisi Raja
70
Ratu
71
Khawatir
72
Dia???
73
Sihir
74
Dasar Mahendra
75
Balas dendam Ira
76
Vio dan Lina
77
Mencari Raja Serangga
78
Kekalahan Ira
79
Akhirnya
80
Ayah Ira
81
Salah Paham
82
Alasan Cinta
83
Kekhawatiran Dinata
84
Salting
85
Kecemasan Oktavia
86
Orang Asing
87
Celaka
88
Ingatan Nara
89
Kemesraan
90
Memasak
91
Batu
92
Ternyata
93
Ribut
94
Pesta Pernikahan
95
Rencana Kalista
96
Terkejut
97
Perasaan Ali dan Suketi
98
Ayah
99
Keluarga Felyang
100
Amarah Sila
101
Lani
102
Adik??
103
Acara Aneh!
104
Penyatuan
105
Anak kecil
106
Arena
107
Takut
108
Terlalu Terbawa Suasana
109
Maaf
110
Jujur!
111
Bingung
112
Anak nakal ini
113
Salah paham
114
Bertanya-tanya
115
Pernikahan??
116
Kecurigaan
117
Tidak Yakin
118
Sudah jelas
119
Tidak Mungkin
120
Kenapa Dengan Lani??
121
Surat
122
Yang Sebenarnya
123
Ada Yang Salah
124
Demi Ali
125
Apa Salahnya?
126
Pakai Hati donk!
127
Rese
128
Marah?
129
Paman???
130
Silsilah keluarga
131
Dan Yang Sebenarnya
132
Rupanya
133
Cinta segitiga
134
Keras kepala
135
Okta Okta
136
Dasar nih anak
137
Monster Malam
138
Keras Kepala
139
Salah Sangka
140
Gegabah
141
Sial
142
Tolong lah!
143
Alasan
144
Mangga apa Mangga??
145
Laper apa doyan?
146
Memang
147
Ngeri
148
Rumah liliput
149
Lembah Hitam
150
Kok bisa??
151
Ajaib
152
Nah loh
153
Dia Mahendra!!
154
Putra dari Maharaja
155
Pengikut
156
Gawat
157
Dalang Yang Asli
158
Salah tempat
159
Salah Persepsi Membuat Pusing Sendiri
160
Putra Mahkota
161
Putra Mahkota bagian 2
162
Memangnya Harus???
163
Memangnya Harus Aku?
164
Tatapan Sinis
165
Singgasana Raja
166
Singgasana Raja bagian 2
167
Kemarahan Raja Kegelapan
168
Seekor peliharaan
169
Kurang Ajar
170
Warok Kuning
171
Ruangan Rahasia
172
Ibu
173
Keras Kepala
174
Obat Penawar
175
Dasar Paman
176
Harapan
177
Tidak Mengerti
178
Kembali
179
Mencari Tanaman Obat
180
Harus
181
Dia??
182
Baiklah
183
Tidak berpengaruh
184
Saudara Kembar
185
Sekedar Menyampaikan
186
Ale Rese
187
Apakah Perasaan nya Masih Sama???
188
Ibu ibu
189
Harusnya Yang Merasa Itu Aku?
190
Lebih Pintar Dong!
191
Pulang
192
Dasar Ale
193
Layang layang
194
Ale Ale
195
Makanan manusia
196
Kertas Bergambar
197
Ale Ale
198
Terkejut
199
Waktu berdua
200
Capter 1
201
Capter 1
202
Capter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!