Belajar

Mahendra menyuruh Oktavia untuk menemuinya, Khon tampak tersenyum mengejek, Khon tau jika Mahendra sengaja mengacuhkan Oktavia karena suatu hal.

"Kenapa kau tersenyum? Ada yang aneh?" tanya Oktavia sembari berjalan ke arah ruang kerja Mahendra yang bersebelahan dengan kamarnya.

"Ah tidak... tapi aku tau sesuatu" ucap Khon tersenyum jahat.

"Tau apa?" tanya Oktavia.

"Kepo...." Jawab Khon yang langsung menghilang entah kenapa. Mahendra melihat pertengkaran antara Oktavia dan Khon hanya memandang sinis,

"Aku belum selesai bertanya..." teriak Oktavia yang geram karena Khon tidak mau memberi tahu sesuatu yang Khon ketahui.

Mahendra menyuruh Oktavia untuk masuk ke dalam kamarnya. Oktavia menurut dan mengikuti Mahendra masuk ke dalam kamar.

Mahendra menyodorkan sebuah kotak pada Oktavia, Sedangkan Oktavia bingung dia tak tau apa isi di dalam kotak yang di balut dengan plastik hitam.

"Apa ini?" tanya Oktavia seraya mengeluarkan sesuatu di kotak ternyata isinya adalah sebuah ponsel. Mata Oktavia seakan mau keluar ia amat bahagia namun juga bingung 'ini apa kok bentuknya aneh?'

Mahendra yang melihat tingkah konyol Oktavia menahan senyuman. Pasti gadis itu baru pertama kali melihat ponsel. Memang Mahendra sudah membelikan ponsel baru untuk Oktavia namun baru hari ini dia bisa memberikannya, ya mungkin dengan adanya ponsel ini dia tak perlu banyak khawatir. Apalagi gadis yang ada di hadapannya begitu polos pasti dia juga tidak tau jika ponsel baru yang sengaja di beli Mahendra sudah tersadap. Mahendra tidak ingin ada sesuatu hal yang tidak ia inginkan, apalagi Pamannya pasti sudah merencanakan sesuatu yang besar untuk memisahkan mereka.

"Apa ini?" tanya Oktavia pada Mahendra.

"Itu ponsel, aku sengaja membelikannya untukmu, di manapun kau berada jangan sampai ponsel itu jauh darimu. Dan ingat jangan sampai batrai nya habis" jelas Mahendra, sedangkan Oktavia bingung kegunaan ponsel itu apa?

"Kenapa?"

"Banyak nanya!" ketus Mahendra bukannya Mahendra menjelaskan secara rinci Oktavia di di biarkan saja toh pasti Oktavia bisa membaca pikirnya.

"Bagaimana caranya aku tidak tau? aku buta huruf" Mahendra membulatkan matanya, bagaimana bisa di jaman modern seperti ini masih ada orang yang belum bisa membaca.

"jangan coba membodohi ku! mana mungkin ... kau tidak bisa membaca...." tanya Mahendra tidak.percaya.

"Apa kau tidak pernah bersekolah?" Oktavia menggeleng.

"Sekolah? itu makanan atau sejenis apa?" Mahendra menepuk jidatnya. Ternyata memang Oktavia tidak tau tentang sekolah. Lalu bagaiman caranya dia bisa tau kabar Oktavia jika dia saja tidak bisa menulis dan membaca.

"Sekolah itu tempat orang mencari ilmu, mereka akan belajar banyak hal"ucap Mahendra datar.

Oktavia tersenyum.

"Kalau seperti ini aku harus mencarikan guru les khusus untukmu,"

"Kau bicara apa sih guru les, sekolah aku tidak mengerti" Ucap Oktavia polos, ya bagaimana mungkin dia bisa tau karena sejak kecil di desanya ia di ajarkan untuk bekerja, di desanya tidak ada yang bersekolah bahkan jika ingin bersekolah itu pun hanya untuk anak orang yang perangkat saja. Tidak ada yang namanya guru.

"Kemarikan ponsel itu" pinta Mahendra masih dengan nada datar.

Oktavia tanpa ragu mengembalikan ponsel yang sengaja di beli Mahendra. Bagaimana pun caranya dia harus mengajari Oktavia belajar, membaca dan belajar menulis, ia tidak ingin wanitanya mudah di bodohi oleh orang lain.

"Aku akan mencarikan guru les untukmu, jadi kau harus giat belajar"pinta Mahendra.

Mahendra sesekali melihat luka di tubuh Oktavia. Ia tidak menyesal karena mempercayakan pengobatan Oktavia pada Farhan. Luka di tubuh Oktavia sudah mengering dan sebagian tidak meninggalkan bekas yang akan mempengaruhi kecantikannya.

"Iya... Aku tidak akan mengecewakanmu"Ucap Oktavia dengan mengulum senyuman.

"Aku sungguh tidak tau masa lalu apa yang pernah kau alami sampai membaca dan menulis pun kau tidak bisa, tapi aku berjanji akan selalu mewujudkan semua impianmu itu. Aku akan menjadikanmu gadis yang tangguh."batin Mahendra.

Mahendra mengusap lembut rambut Oktavia yang terurai. Mahendra memandang Oktavia cukup lama ia benar-benar telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Mata, hidung, pipi dan yang membuatnya semakin tertarik adalah bibir merahnya yang menggoda.

"Ingat kau harus belajar dengan sungguh-sungguh. Mengerti!!" Ancam Mahendra.

"Ok kalau begitu aku pergi ke kantor, jika ada apa-apa kau bisa meminta bantuan pada bik Ijah." ucap Mahendra yang tidak sengaja mengulurkan tangan.

"Kenapa kau diam saja. Jangan bengong !"Mata Oktavia membulat ia tidak mengerti apa yang berusaha di jelaskan Mahendra.

Mahendra menempelkan tangan kanannya di wajah Oktavia, Oktavia baru tau jika Mahendra menginginkan dirinya untuk mencium tangan Mahendra saat dia akan ke kantor.

"Nah gitu, dari tadi ngapa! Mulai sekarang saat aku pulang bekerja atau akan bekerja kau harus melakukan hal yang sama. Dan jangan lupa jika aku pulang kau siapkan teh hangat jangan kopi. Apa kau mengerti?" tanya Mahendra pada Oktavia.

"Aku mengerti, sangat mengerti" jawab Oktavia masih memasang senyuman hangatnya. Bagaimana mungkin Mahendra tidak meleleh melihat Oktavia tersenyum saja hatinya udah campur aduk enggak karuan.

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam" jawab Oktavia yang mengekor di belakang Mahendra.

"Hadeh... jantungku kenapa padahal cuma pamitan loh rasanya seperti sudah terbang di angkasa, wajahnya itu kenapa tampan amat sih... tapi sayang ketus banget! uuuh... lembut dikit ngapa sama perempuan ... eh.... kok aku jadi mikirin dia!! otak ku lagi gesrek kali ya!"

Di kantor

Fino masih tidak percaya akan cerita masnya, Selain di perlakukan kasar ternyata Oktavia tidak memperoleh pendidikan layaknya orang awam, pantas saja ia tidak melawan saat ayahnya memukulinya pasti ia sangat ketakutan apalagi dia tidak ada keberanian melawan.

"Sedih aku dengernya mas, untung saja aku bertemu denganmu waktu itu jika tidak, pasti aku tidak akan seperti ini" ucap Fino mengenang masa lalu saat dirinya bertemu Mahendra saat pertama kali.

"Kau ini, sudah lah jangan bercerita mengandung bawang, lupakan lah masa lalu yang tak penting itu sekarang lebih baik kau cari guru les untuk Oktavia, guru les yang terbaik, dan coba kau cari tau tentang ayahnya Oktavia aku tidak ingin dia datang dan mencari keributan di rumahku. Pasti sekarang uang yang tempo hari aku berikan sudah habis karena ia kalah judi." Fino mengerti dan menjalankan tugas dari Mahendra.

Mahendra meninggalakan ruangannya untuk menjalankan ibadah solat asar, ia tidak lupa akan kewajibannya sebagai umat Islam. Setelah selesai Mahendra meninggalkan kantor, ia pergi ke toko buku membelikan peralatan yang di butuhkan Oktavia untuk memulai belajar besok.

Pegawai toko terkesan melihat Mahendra yang memborong beberapa buku.

"Banyak banget mas belinya, untuk anaknya ya?" Mahendra tidak merespon dan segera mengambil uang yang ada di dompetnya.

Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Mahendra pun berjalan ke arah mobil yang terparkir bersebelahan dengan mobil berwarna merah. Seseorang menabrak Mahendra hingga buku yang di beli Mahendra jatuh berantakan. Wanita itu menolong merapikan buku yang sudah berceceran di tanah.

"A.... maafkan aku aku tidak melihat" ucap Wanita itu merasa sangat bersalah karena menabrak Mahendra.

Mahendra tidak merespon dan berdecak pelan, ia tau jika wanita yang ada di sebelahnya hanya mencari siasat agar mereka bisa saling mengobrol.

"Mahendra!" ucap wanita itu setelah melihat wajah dari pria yang tidak sengaja di tabrak.

Mahendra yang tau jika dia sudah kembali pun segera masuk ke dalam mobil dan bergegas seakan tengah menghindari wanita itu. Wanita itu tau jika Mahendra menghindarinya pun mencari cara agar Mahendra bisa ia dapatkan dengan mudah.

"Aku pasti akan mendapatkan mu kembali "

Episodes
1 Aura Kelam
2 Paranormal
3 Pergi Atau Kembali
4 Menemukanmu
5 Perjanjian
6 Dasar
7 Maaf
8 Keanehan
9 Kambuh
10 Kapan Pekanya?
11 Masih Belum Peka
12 Belajar
13 Panik
14 Terluka
15 Penawaran
16 Mimpi buruk
17 Air mata
18 Di culik
19 Bersekongkol
20 Sekar Taji
21 Pertengkaran
22 Bulan Purnama Terakhir
23 Jangan Lakukan Itu?
24 Sandara
25 Ibu
26 Anakku?
27 Dia?
28 Tiga penyihir
29 Penyihir Sandara
30 Dinata
31 Lucu?
32 Rencana
33 Terpancing
34 Rencana 2
35 Berhasil
36 Rencana Selanjutnya
37 Harus
38 Masa lalu
39 Cinta Pertama
40 Sudah Gila
41 Masa lalu 2
42 Masa lalu 2
43 Rencana
44 Dia?
45 Jujur Atau Mati
46 Siapa Kau
47 Kalung Naga Merah
48 Taktik
49 Membebaskan Sandra?
50 Pengakuan
51 Tawanan
52 Syaina
53 Maaf
54 Manusia manusia
55 Wanita misterius
56 Kalista
57 Dua penyihir
58 Batu Kristal
59 Kristal
60 Cinta?
61 Apa Artinya?
62 Rasa Yang Sama
63 Dendam Yang Salah
64 Masa Lalu
65 Peri bunga
66 Peri Bunga Kecil
67 Siapa Kau?
68 Caranya?
69 Sisi Raja
70 Ratu
71 Khawatir
72 Dia???
73 Sihir
74 Dasar Mahendra
75 Balas dendam Ira
76 Vio dan Lina
77 Mencari Raja Serangga
78 Kekalahan Ira
79 Akhirnya
80 Ayah Ira
81 Salah Paham
82 Alasan Cinta
83 Kekhawatiran Dinata
84 Salting
85 Kecemasan Oktavia
86 Orang Asing
87 Celaka
88 Ingatan Nara
89 Kemesraan
90 Memasak
91 Batu
92 Ternyata
93 Ribut
94 Pesta Pernikahan
95 Rencana Kalista
96 Terkejut
97 Perasaan Ali dan Suketi
98 Ayah
99 Keluarga Felyang
100 Amarah Sila
101 Lani
102 Adik??
103 Acara Aneh!
104 Penyatuan
105 Anak kecil
106 Arena
107 Takut
108 Terlalu Terbawa Suasana
109 Maaf
110 Jujur!
111 Bingung
112 Anak nakal ini
113 Salah paham
114 Bertanya-tanya
115 Pernikahan??
116 Kecurigaan
117 Tidak Yakin
118 Sudah jelas
119 Tidak Mungkin
120 Kenapa Dengan Lani??
121 Surat
122 Yang Sebenarnya
123 Ada Yang Salah
124 Demi Ali
125 Apa Salahnya?
126 Pakai Hati donk!
127 Rese
128 Marah?
129 Paman???
130 Silsilah keluarga
131 Dan Yang Sebenarnya
132 Rupanya
133 Cinta segitiga
134 Keras kepala
135 Okta Okta
136 Dasar nih anak
137 Monster Malam
138 Keras Kepala
139 Salah Sangka
140 Gegabah
141 Sial
142 Tolong lah!
143 Alasan
144 Mangga apa Mangga??
145 Laper apa doyan?
146 Memang
147 Ngeri
148 Rumah liliput
149 Lembah Hitam
150 Kok bisa??
151 Ajaib
152 Nah loh
153 Dia Mahendra!!
154 Putra dari Maharaja
155 Pengikut
156 Gawat
157 Dalang Yang Asli
158 Salah tempat
159 Salah Persepsi Membuat Pusing Sendiri
160 Putra Mahkota
161 Putra Mahkota bagian 2
162 Memangnya Harus???
163 Memangnya Harus Aku?
164 Tatapan Sinis
165 Singgasana Raja
166 Singgasana Raja bagian 2
167 Kemarahan Raja Kegelapan
168 Seekor peliharaan
169 Kurang Ajar
170 Warok Kuning
171 Ruangan Rahasia
172 Ibu
173 Keras Kepala
174 Obat Penawar
175 Dasar Paman
176 Harapan
177 Tidak Mengerti
178 Kembali
179 Mencari Tanaman Obat
180 Harus
181 Dia??
182 Baiklah
183 Tidak berpengaruh
184 Saudara Kembar
185 Sekedar Menyampaikan
186 Ale Rese
187 Apakah Perasaan nya Masih Sama???
188 Ibu ibu
189 Harusnya Yang Merasa Itu Aku?
190 Lebih Pintar Dong!
191 Pulang
192 Dasar Ale
193 Layang layang
194 Ale Ale
195 Makanan manusia
196 Kertas Bergambar
197 Ale Ale
198 Terkejut
199 Waktu berdua
200 Capter 1
201 Capter 1
202 Capter 2
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Aura Kelam
2
Paranormal
3
Pergi Atau Kembali
4
Menemukanmu
5
Perjanjian
6
Dasar
7
Maaf
8
Keanehan
9
Kambuh
10
Kapan Pekanya?
11
Masih Belum Peka
12
Belajar
13
Panik
14
Terluka
15
Penawaran
16
Mimpi buruk
17
Air mata
18
Di culik
19
Bersekongkol
20
Sekar Taji
21
Pertengkaran
22
Bulan Purnama Terakhir
23
Jangan Lakukan Itu?
24
Sandara
25
Ibu
26
Anakku?
27
Dia?
28
Tiga penyihir
29
Penyihir Sandara
30
Dinata
31
Lucu?
32
Rencana
33
Terpancing
34
Rencana 2
35
Berhasil
36
Rencana Selanjutnya
37
Harus
38
Masa lalu
39
Cinta Pertama
40
Sudah Gila
41
Masa lalu 2
42
Masa lalu 2
43
Rencana
44
Dia?
45
Jujur Atau Mati
46
Siapa Kau
47
Kalung Naga Merah
48
Taktik
49
Membebaskan Sandra?
50
Pengakuan
51
Tawanan
52
Syaina
53
Maaf
54
Manusia manusia
55
Wanita misterius
56
Kalista
57
Dua penyihir
58
Batu Kristal
59
Kristal
60
Cinta?
61
Apa Artinya?
62
Rasa Yang Sama
63
Dendam Yang Salah
64
Masa Lalu
65
Peri bunga
66
Peri Bunga Kecil
67
Siapa Kau?
68
Caranya?
69
Sisi Raja
70
Ratu
71
Khawatir
72
Dia???
73
Sihir
74
Dasar Mahendra
75
Balas dendam Ira
76
Vio dan Lina
77
Mencari Raja Serangga
78
Kekalahan Ira
79
Akhirnya
80
Ayah Ira
81
Salah Paham
82
Alasan Cinta
83
Kekhawatiran Dinata
84
Salting
85
Kecemasan Oktavia
86
Orang Asing
87
Celaka
88
Ingatan Nara
89
Kemesraan
90
Memasak
91
Batu
92
Ternyata
93
Ribut
94
Pesta Pernikahan
95
Rencana Kalista
96
Terkejut
97
Perasaan Ali dan Suketi
98
Ayah
99
Keluarga Felyang
100
Amarah Sila
101
Lani
102
Adik??
103
Acara Aneh!
104
Penyatuan
105
Anak kecil
106
Arena
107
Takut
108
Terlalu Terbawa Suasana
109
Maaf
110
Jujur!
111
Bingung
112
Anak nakal ini
113
Salah paham
114
Bertanya-tanya
115
Pernikahan??
116
Kecurigaan
117
Tidak Yakin
118
Sudah jelas
119
Tidak Mungkin
120
Kenapa Dengan Lani??
121
Surat
122
Yang Sebenarnya
123
Ada Yang Salah
124
Demi Ali
125
Apa Salahnya?
126
Pakai Hati donk!
127
Rese
128
Marah?
129
Paman???
130
Silsilah keluarga
131
Dan Yang Sebenarnya
132
Rupanya
133
Cinta segitiga
134
Keras kepala
135
Okta Okta
136
Dasar nih anak
137
Monster Malam
138
Keras Kepala
139
Salah Sangka
140
Gegabah
141
Sial
142
Tolong lah!
143
Alasan
144
Mangga apa Mangga??
145
Laper apa doyan?
146
Memang
147
Ngeri
148
Rumah liliput
149
Lembah Hitam
150
Kok bisa??
151
Ajaib
152
Nah loh
153
Dia Mahendra!!
154
Putra dari Maharaja
155
Pengikut
156
Gawat
157
Dalang Yang Asli
158
Salah tempat
159
Salah Persepsi Membuat Pusing Sendiri
160
Putra Mahkota
161
Putra Mahkota bagian 2
162
Memangnya Harus???
163
Memangnya Harus Aku?
164
Tatapan Sinis
165
Singgasana Raja
166
Singgasana Raja bagian 2
167
Kemarahan Raja Kegelapan
168
Seekor peliharaan
169
Kurang Ajar
170
Warok Kuning
171
Ruangan Rahasia
172
Ibu
173
Keras Kepala
174
Obat Penawar
175
Dasar Paman
176
Harapan
177
Tidak Mengerti
178
Kembali
179
Mencari Tanaman Obat
180
Harus
181
Dia??
182
Baiklah
183
Tidak berpengaruh
184
Saudara Kembar
185
Sekedar Menyampaikan
186
Ale Rese
187
Apakah Perasaan nya Masih Sama???
188
Ibu ibu
189
Harusnya Yang Merasa Itu Aku?
190
Lebih Pintar Dong!
191
Pulang
192
Dasar Ale
193
Layang layang
194
Ale Ale
195
Makanan manusia
196
Kertas Bergambar
197
Ale Ale
198
Terkejut
199
Waktu berdua
200
Capter 1
201
Capter 1
202
Capter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!