Mahendra semakin memberontak, Fino dan Pak Rahmad tidak bisa mengimbangi kekuatan Mahendra.
"Tahan Pak, jangan sampai lepas" ucap Fino merangkul erat tubuh Mahendra yang berontak.
Angin semakin kencang bertiup berlawanan arah. Kekuatan mereka berdua tidak bisa menahan tubuh Mahendra. Mahendra berlari tak tentu arah Fino dan Pak Rahmad segera mengejarnya namun karena angin yang terus berhembus membuat langkah mereka terhenti.
Mahendra terus berlari melawan arah angin, tiba-tiba dia sudah berada di suatu kampung yang indah. Ada berbagai bunga yang tumbuh. Mahendra tidak mengerti apa dia sedang bermimpi manamungkin di tengah hutan belantara ada kampung yang indah.
"Dimanakah aku?" batin Mahendra.
Mahendra menyusuri perkampungan, sepasang mata memperhatikan gerak-gerik Mahendra.
Mahendra berada di perkampungan iblis😳 mata Mahendra sengaja dibuat tidak menyadari dan menganggap kampung iblis itu sebagai perkampungan yang indah. Para penghuni kampung iblis sangat menyeramkan bahkan ada yang berwujud setengah manusia, ada yang berkepala hewan. Kepala suku kampung iblis adalah wanita dengan mahkota yang berhiaskan permata. Matanya sangat besar, tubuhnya tinggi dan jika manusia yang melihatnya mereka akan mengira bahwa kepala suku adalah seorang wanita cantik yang baik.
"Sial dia telah masuk ke dalam perkampungan! Bagaimana ini?" sepasang mata itu masih mengintai dari gerbang gaib.
"Bagaiman bisa dia sampai di tempat ini? Pasti ada yang tidak beres" sepasang mata itu berpikir bagaimana caranya agar pria itu keluar dari perkampungan tanpa dia harus melakukan perlawanan. Dia harus menggunakan caranya sendiri agar pria itu keluar dia pun mondar mandir di perbatasan antar dimensi.
Kepala suku itu mendekati Mahendra dan mencoba menawarkan sesuatu. Melihat hal itu seseorang yang sedari tadi mengintai Mahendra berlari menuju gerbang gaib.
Wanita itu melempar makanan yang di berikan kepala suku. Kepala suku itu terlihat sangat marah.
"Jangan!" teriak wanita itu membuat Mahendra tersadar.
"Kau lagi, Sialan! Jangan mencampuri urusanku" dengus kepala suku yang melihat Sekar menggalkan rencananya.
"Sekar Taji" ucap Wanita itu dengan keras, sedangkan Sekar Taji tersenyum mendengar namanya di panggil dengan keras oleh musuh bebuyutannya.
Tak lupa sebelum membawa Mahendra pergi dia memberikan sedikit sihirnya.
Dengan cepat Sekar Taji segera membawa pria itu di punggungnya dan secepat angin membawa pria itu ke gubuknya. Sedangkan kepala suku itu nampak menahan kesal karena tawanannya lagi lagi berhasil di selamatkan penyihir tak tau di untung itu.
Angin pun mulai kembali normal, Fino dan Pak Rahmad telah lelah menyusuri hutan, kaki mereka mulai lelah karena berjalan.
"Apakah sebaiknya kita kembali saja Den?" tanya Pak Rahmad mulai putus asa, sedangkan Fino mengiyakan dia pun juga merasa lelah karena terus menerus berjalan tanpa arah. Mereka berdua segera memutar arah menuju mobil mereka.
Sekar Taji sudah sampai di depan gubuknya. Ia terkejut melihat sesosok pria yang duduk bersama pria setengah abat yang ada di dekatnya.
"Kau?" ucap Sekar dan Fino bersamaan,
"Kenapa kau ceroboh sekali hah" dengus Sekar yang sudah tau siapa orang yang ada di punggungnya.
"Sudah berapa kali aku mengingatkan padamu, awasi kakakmu ini jangan biarkan dirinya sendirian. Kau malah membiarkannya keluyuran" ucap Sekar ingin memukul tubuh Fino namun ia tersadar bahwa Mahendra masih ada di punggungnya.
"Apa yang ada di punggung mu itu tidak berat?" tanya Fino mengejek.
" Dari pada kau hanya mengejekku lebih baik kau masuk kedalam ada yang harus aku bicarakan mengenai kakakmu itu." ucap Sekar dengan nada serius.
Mereka berempat pun masuk ke dalam gubuk , Sekar membaringkan tubuh Mahendra yang dua kali lipat dari berat tubuhnya.
"Kuat amat nih perempuan" ejek Fino, Sekar terkekeh mendengarnya.
"Ku sihir kau menjadi kodok mau?" Sekar menghilangkan sihir dari tubuh Mahendra.
"Aisssshhh .... Ogah!" pekik Fino yang segera duduk di kursi kayu.
"Kau ini penyihir, bukannya serem tapi lucu hahahaha... " Sekar tak menanggapi.
"Setelah kakakmu sadar nanti kau pergi ke arah utara jodoh kakakmu ada di sana." ucap Sarah menjelaskan.
"Apa hanya itu? Ciri cirinya bagaimana?"Sekar mengeleng pelan.
"Ada tanda bulan sabit di tangan kanannya. Itu akan membuat dirinya terhindar dari kemalangan, tapi ingat ada banyak bahaya yang mengancam jika kakakmu sampai berpisah dengannya. Dan hal itulah yang tak aku ketahui"
" Aku sudah tau kok apa itu," Alis Sekar meninggi tak mengerti dengan maksud Fino.
"Jangan pergi dan juga kembali kesini! Jika gadis itu di temukan pergi dan jangan kembali, dan jika gadis itu pergi kembalilah kemari"
Fino menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Maksud nih cewek apaan coba?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments