"Kenapa kau diam?" Tanya Mahendra membuyarkan lamunan Fino.
Fino tak lantas menjawab dia mengumpulkan keberanian untuk menjelaskan jika sampai detik ini dia belum berhasil melaksanakan tugas yang diberikan kakaknya.
"Ojo nesu sek neng mas!" Mahendra melirik Fino pasti ada sesuatu yang mencurigakan sampai dia harus menggunakan logat jawanya. Apalagi Fino mengatakan jika Mahendra jangan ngambek. Dan jangan memarahinya.
"Katakan ada apa kau sampai datang jauh jauh kemari? Bukankah aku sudah bilang jika tidak ada informasi penting jangan pulang!" Fino memanyunkan bibirnya, rasanya ia tidak senang mendengar ucapan kakaknya itu.
"Aku mbalek mergo onok informasi penting Iki mas asli" ucap Fino meyakinkan dengan logat Jawanya.
" Informasi opo?" Tanya Mahendra penasaran. Fino pasti tidak akan mengecewakannya. Adiknya memang dapat di andalkan. Tapi Mahendra harus berhati hati karena tidak mungkin Fino menggunakan logatnya apalagi di kediamannya ini. Pasti ada sesuatu hal yang tak ia ketahui.
"A ngene mas, umpomo sesok awak dewe lungo piye?" Tanya Fino serius.
"Besok? Emangnya kau mau ngajak aku kemana? Jangan ke paranormal sinting seperti kemarin" pinta Mahendra. Sedangkan Fino terkekeh dengan jawaban Mahendra.
" Ya mana tau jika tuh paranormal cuma modus sama kamu kak hahahaha..." ucap Fino sambil tertawa.
Sedangkan Mahendra seakan tak mengerti dengan adiknya itu. Mahendra bukannya menurut tapi Mahendra sampai kehilangan akal. Sampai kapan hidupnya akan terkena sial roh itu selalu saja mengambil apa yang ia cintai. Apa kemauan roh itu pun sampai sekarang masih menjadi misteri.
Fino melihat Mahendra yang kembali melamun Mahendra pasti lelah menjalani kehidupan yang selalu membuatnya seperti tak mempunyai harapan, apalagi tentang cinta. Fino juga tidak.ingin Mahendra hidup sendirian jika dirinya mempunyai keluarga sendiri.
"Ayo kita pergi" pinta Fino. Mahendra pun mengangguk mengerti dan mengekor di belakang adiknya.
Fino dan Mahendra menuju mobil yang telah di siapkan Pak Rahmad.
Mahendra masih diam. Di pikirannya berkecamuk bagaimana caranya supaya roh jahat itu pergi dari hidupnya. Mahendra tidak ingin hidup seperti orang yang tidak mempunyai cinta apalagi rasa kasihan pada wanita. Jika ia perhatian bahkan terlalu mencintai pasti Mahendra akan menelan kepahitan karena kekasihnya yang awalnya biasa saja menjadi aneh dan ingin bunuh diri. Mahendra tidak bisa melihat orang yang di sayangi ya seperti itu dan dia juga tidak ingin orang yang ia sayangi berkorban nyawa hanya karena dirinya.
"Ayo jalan pak" ucap Fino pada Pak Rahmad. Pak Rahmad tersenyum dan segera melajukan mobilnya menuju tempat yang telah Fino berikan.
Perjalanan mereka sangat sulit, mereka harus melewati pedesaan dengan jalan yang rusak dan banyak genangan air. Mereka juga harus melewati beberapa hutan. Mahendra memandang Fino dengan tatapan ragu. Bagaimana mungkin tempat yang di datangi Fino tak terjamah teknologi dan di tengah hutan belantara.
Pak Rahmad mengurangi kecepatan mobilnya karena melihat ada sebuah gubuk di tengah hutan. Gubuk itu nampak tak terawat dan terlihat beberapa tumpukan kayu yang di susun rapi.
Mahendra memandang dengan tatapan ragu. aura dingin dan amarah kembali muncul.
" Kau tidak mempermainkan ku bukan?" tanya Mahendra dengan tatapan tajam seakan ingin membunuh adiknya. Mahendra menarik krah kemeja Fino. Sontan Fino mengerti ini bukanlah Mahendra melainkan orang lain.
Tidak ingin memancing kemarahan Mahendra akhirnya Fino meminta Mahendra untuk turun, awalnya Mahendra menolak namun karena ajakan Fino yang lembut akhirnya Mahendra pun mau ikut ke gubuk itu.
Tiba tiba angin berhembus dengan kencang, pohon pohon menari nari seakan meminta mereka bertiga untuk masuk ke dalam gubuk.
Ketiganya berjalan namun langkah Mahendra seakan berat dan tidak bisa berjalan layaknya tertahan sesuatu.
"Mas kenapa?" tanya Fino namun tak di respon Mahendra. Mahendra menatap mata kakaknya tajam. "pasti ini ulah makhluk halus itu?" batin Fino.
Fino tidak kehilangan akal, Fino meminta Pak Rahmad menolongnya. Kali ini mahluk itu kembali mengambil alih tubuh Mahendra. Tiupan angin semakin kencang membuat Fino dan Pak Rahmad kualahan karena angin yang bertiup berlawanan arah.
"Apalagi ini?" batin Fino
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments