❤ Terimakasih sudah mampir membaca ❤
.............................................
5 bulan kemudian…
Khoiruddin kini telah menjadi salah satu mahasiswa di universitas A di kota Jogjakarta.
“baik karena watu yang tidak cukup kita sambung pertemuan berikutnya.” Kata dosen tersebut.
“baik pak.” Jawab semua mahasiswa.
Setelah dosen tersebut keluar, para mahasiswa tersebut juga keluar. Di Lorong kampus…
“heh..” seseorang menepuk bahunya dengan keras dari belakang.
“ehh kamu kebiasaan.”
“hehehe bercanda bos.”
“hem..” Khoiruddin melanjutkan jalannya keluar kampus.
“bro habis ini kamu mau kemana?”
“aku mau ke café yang diseberang, aku ada kelompok dengan teman di sana”
“ohhh…”
“kenapa? mau ikut?”
“kalo ditraktir aku yo mau to.”
“kamu ini man.. man nggak pernah berubah.”
“kalo aku berubah namaku bukan Lukman tapi Septiyan, hahaha.”
“apa Septiyan… Septiyan.. hah!”
“ehh Septiyan nggak ada kok.”
“ihh boong kamu, orang aku dengar jelas kok bukan Lukman tapi Septiyan. Emang kenapa?”
“ehh nggak ada kok Sep, ehmm ini loh Khoiruddin mau ke café depan kita ikut yuk. Tapi nanti aku ditraktir yo.”
“ohh tumben kamu ke café biasanya juga langsung pulang kalo nggak gitu ke perpus.
“nggak papa cuman kerja kelompok aja di sana habis itu aku langsung pulang kok.”
“ohh gitu .”
“gimana Sep ikutan?” tanya Lukman pada Septiyan.
“bolehlah daripada gabut.”
“kita ikut ya.”
“ya terserah.”
Di café…
“ehh bro udah lama nunggu?” basa - basi Khoiruddin
“ehh nggak kok. Ehh kamu pesen aja dulu habis itu kita bahas tugasnya.”
“okey.”
“permisi mbak saya mau pesen coffe late satu dan brownis coklat satu.”
“baik ini pak pesanannya semua 25 ribu.”
“oh hiya mbak makasih.”
Khoiruddin kembali ke meja temannya dan mulai memakan makanannya. Setelah habis mereka mulai membahas tugas kuliahnya. Begitu pula dengan Septiyan dan Lukman, mereka juga memesan makanan yang ingin mereka makan dan tentu di bayar oleh septiyan.
Hampir satu jam mereka mengerjakan tugas dan dapat diselesaikan saat itu pula, hanya tinggal presentasi di kelas nanti.
Saat akan keluar Khoiruddin yang langsung membalikkan badannya tidak sengaja menabrak seorang pelayan wanita .
Pyarrr…..
“ma - maaf mbak saya tidak sengaja.”
“ahh tidak apa-apa mas.”
Manager café yang melihat kejadian itu langsung menghampiri Pelayan itu dan memarahinya.
“kamu ini bisa kerja nggak sih. Lihat kalo gini kan rugi aku. Baru juga 2 bulan kerja sudah 2 kali kamu melakukan kesalahan.”
“maaf pak saya akan ganti rugi.”
“bagaimana caramu ganti rugi, yang kemarin aja belum lunas.”
“maaf pak tolong jangan pecat saya. Saya sangat butuh pekerjaan ini pak.” Ucapnya dengan berurai air mata. Khoiruddin yang melihat itu menjadi kasihan dan mencoba menolongnya.
“maaf pak ini tadi salah saya, saya yang tidak memerhatikan jalan. Ehmm... bagaimana kalo saya saja yang ganti rugi.”
“baiklah kalo begitu yang ini dan yang kemarin semuanya totalnya menjadi satu juta dua ratus ribu rupiah.”
“baiklah, bisa saya minta no. rekening anda nanti saya transfer, karena saya tidak membawa uang cash.”
“baiklah saya percaya sama kamu, ini no rekening saya.” Ucapnya sambil memberikan kertas.
“tentu saja.”
“dan kau untung aja ada orang baik, kalo tidak sudah ku pecat kamu.” Setelah berucap seperti itu, manager tersebut langsung pergi ke ruangannya.
“makasih banyak mas, semoga nanti tuhan membalas kebaikanmu.”
“ahh iya sama-sama, ini juga salahku.”
“kalo begitu saya permisi.”
“ehh tunggu.” Namun panggilannya tidak digubris oleh pelayan tadi.
'Semoga kita bertemu lagi.' nanti ucapnya dalam batin.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments