Chapter 4

“Selesai..”

Delima menatap cermin tak percaya dengan mulut menganga. Apakah itu dirinya?

“Pak. Apakah yang di cermin itu aku?” Delima masih menganga.

“OH! Tentu saja. Jangan ragukan tangan emasku hahahah.” Joe berucap bangga.

Delima masih menatap dirinya di cermin. Seperti bukan dirinya. Rambutnya dibuat bergelombang dengan dipasang manik-manik yang cantik. Matanya dipasang bulu mata. Ah, Delima tak bisa berkata-kata lagi. Matanya bekaca-kaca. “Aduh! Jangan mengangis bocah! Nanti make upnya rusak!” Joe mengipas-ngipas wajah Delima. Delima megikutinya. “Len! Leni! Bantu bocah ini memakai gaunnya sekarang! Kita harus cepat!”

***

Devano sedang berkutat dengan dokumennya. Ia begitu pusing karena banyak sekali yang harus ia selesaikan pagi itu. Namun, Wira menginterupsi kegiatannya.

“Bos. Perusahaan Marvel mengundang kita makan siang nanti. Katanya Marvel ingin membicarakan proyek yang ada di Kota C.” Wira memberikan informasi kepada Devano terkait undangan makan siang Marvel.

“Siang nanti sepertinya tidak bisa, Wir. Aku harus bertemu dengan Uncle Dirga. Aku sudah menyutujuinya.” Devano menjawab tanpa mengalihkan pandangannya pada kertas.

“Hem. Baiklah akan aku informasikan pada Marvel jika kau akan bertemu ayahnya.”

Hening….

“Dev, sepertinya ada kekacauan dengan jadwal pemotretan busana yang baru dirilis perusahaan.” Ucap Wira setelah membaca pesan dari salah satu orang yang mengurus pemotretan.

“Kenapa?”

“Model yang dijadwalkan hari ini tiba-tiba masuk rumah sakit. Tapi katanya sudah menemukan penggantinya. Jadi tenang saja.” Wira menjawab sambil tangannya mengeklik sebuah foto yang dikirim oleh orang itu.

Download

“Entahlah mungkin model lain yang… HAH SIAPA INI?”

Devano terperanjat kaget. “Apa-apaan kau, Wir! Mengagetkanku saja!”

“Si.. siapa ini? Oh My God! Oh My God! Oh My God.” Wira sangat heboh. Mulutnya menganga. Saat ini wajah Wira terlihat sangat jelek menurut Devano. “Oh My God! Bukankah ini…”

“Kau kenapa, Wir!” Devano beranjak dari kursinya. Mendekati Wira dan merebut ponselnya. Kini giliran Devano yang menganga. “Ini…. in.. ini…” Ia terbata-bata.

Devano dan Wira saling berpandangan dengan wajah terkejut. Mata mereka berdua masih melotot. Kemudian mata mereka kembali melihat ke foto yang ada di ponsel milik Wira. Devano keluar dengan tergesa dari ruangannya. Ponsel milik Wira masih dipegangnya.

“Hei, Dev! Mau dibawa kemana ponselku itu! Kembalikan! Hei!” Namun Devano tidak peduli. Wira berlari keluar ruangan menyusul Devano.

Devano masuk ke dalam lift menuju lantai 12. Ia kembali melihat foto yang terdapat di ponsel Wira. Jantungnya berdebar kencang.

***

Saat Devano masuk ke ruang pemotretan, semua karyawan begitu kaget. Ini pertama kalinya bosnya melihat secara langsung proses pemotretan. “Selamat datang, Pak.”

“Dimana proses pemotretannya?” Devano bertanya sambil mengedarkan pandangannya.

“Hei, Dev! Kenapa kau tadi pergi begitu saja!?” Wira berucap kesal. Ia ngos-ngosan karena berlari mengejar si Tuan Muda Devano Anderson Wijaya.

Devano mengembalikan ponsel yang ia bawa kepada pemiliknya. Kemudian ia berjalan ke tempat  dimana pemotretan berlangsung. Matanya menangkap seorang gadis memakai gaun berwarna putih yang sedang duduk dan tersenyum kaku ke arah camera.

“Kau jangan kaku! Santai saja! Jika kau seperti itu terus pemotretan ini tidak akan selesai!”

“Ma-maafkan saya, Pak. Saya tidak pernah difoto.” Gadis itu tersenyum  tidak enak. Delima melirik ke arah lain dan menemukan seseorang yang tengah menatapnya di sisi ruangan.

‘Pak Devano? Ngapain disini? Aduh, aku malu banget. Aku pasti nanti dimarahi karena gak kerja.’ Delima menundukkan kepalanya. Ia takut karena telah meninggalkan tanggungjawabnya. Tapi kan ini bukan salahnya juga? Ia ditarik secara tiba-tiba tadi! Padahal ia sedang mengepel!

***

Devano menatap Delima tanpa berkedip. ‘Astaga.. Gadis ini..’

Matanya tak pernah lepas menatap pemandangan indah didepannya. Jantungnya berdebar keras. Napasnya memburu. Ia ingin.. Ia.. Ia ingin… Rasanya ada banyak kupu-kupu beterbangangan di perutnya.

“Ehem..” Devano berdehem, mencoba tetap cool. Bisa hancur imagenya jika ia ketahuan bersikap bodoh. Dia kan seorang CEO disini.

“Aku hanya ingin melihat proses pemotretannya saja.” Ucap Devano tenang pada seseorang yang bertanggungjawab di ruangan itu. Kemudian kembali menatap gadis yang sedang difoto. Sangat kaku!

“Baik, Pak.”

“Dev. Bukankah dia gadis kecil itu? Office Girl itu kan?” Wira bertanya sesampainya di samping Devano.

“Hem..”

“Tak kusangka dia cantik juga! Aku kaget tadi! Jika seperti itu penampilannya, dia benar-benar tipeku!” Wira tersenyum ceria. Devano mengalihkan pandangannya pada asistennya itu. Matanya menatap asistennya dengan tajam.

“Kenapa, Dev?” Wira bertanya bingung.

“Jangan macam-macam kau!”

“Loh, memangnya kenapa, Dev?” Wira menggoda Devano. “Aku akan mengajaknya berkencan besok!” Wira berkata tanpa beban.

“KAU MAU MATI?!” Devano menoyor kepala Wira kerasa sampai tubuh Wira oleng.

Wira hanya tersenyum geli. Ia paham. Sepertinya bosnya menyukai gadis kecil itu. Sudah lama Wira memperhatikan Devano ketika menatap Delima yang sedang membersihkan ruangan atau menghidangkan kopi. Namun sepertinya Devano masih gengsi mengakuinya. Wira ingin melihat, sampai kapan bosnya bertahan dengan kegengsiannya. Selama itu pula Wira berencana akan terus menggoda bosnya itu.

‘Sepertinya menyenangkan.’ Wira menatap Devano yang sedang bergaya sok cool.

‘Ah gengsinya tinggi sekali si curut ini.’ Wira terkikik

“Saatnya ganti baju! Leni, baju yang kedua! Joe, sesuaikan make upnya!”

“Baik!”

Delima berjalan menuju ruang ganti. Ia melewati Devano sambil terus menunduk tidak mau menatap. Masih kepikiran bagaimana nanti menjelaskan semua ini pada pimpinannya itu. Ia takut dipecat!

***

Sejak satu jam yang lalu, Devano tak pernah melepaskan tangannya dari ponselnya. Wira menggelengkan kepalanya. Mengingat kejadian dimana Devano meminta seluruh file foto hasil pemotretan tadi. Wira senyum-senyum sendiri. Bosnya bertingkah sok cool. Tapi disisi lain bosnya juga bertingkah bodoh.

Untuk apa seorang CEO disana tiba-tiba meminta file foto sang model? Bukan hanya satu atau dua. Tapi seluruh file! Orang-orang di ruagan itu jelas terheran-heran.

“Ehem, Dev. Bukankan kau harus bertemu ayahnya Marvel?” Namun Devano tidak mendengarkan Wira. Ia masih sibuk dengan ponselnya. Menggeser satu demi satu gambar gadis yang ada di dalam galerinya.

“DEVANO ANDERSON WIJAYA!” Wira berteriak sangat keras. Membuat Devano terperanjat kaget. Ia mematikan ponselnya gugup.

“Ada apa?” tanyanya cool.

“Bukankah kau mau bertemu dengan ayah Marvel? Kenapa kau malah sibuk sendiri?! Sudah jam berapa ini?!”

“Kenapa kau berteriak?! Kau cerewet sekali seperti ibuku!”

***

Devano keluar dari perusahaannya. Saat sampai di luar ia telah dijemput oleh sopirnya. Ia meminta Wira untuk menggantikan kegiataan lain di perusahaannya. Maka dari itu ia pergi sendiri.

“Silahkan, Tuan.”

Devano masuk ke dalam mobil dan pergi menuju Restoran dimana ia akan bertemu dengan ayah Marvel.

Uncle Dirga. Begitulah ia memanggil ayah Marvel. ia memanggilnya seperti itu karena sejak kecil ia sudah dekat dengan keluarga Marvel.

Sesampainya di restoran, Devano disambut oleh pelayan disana. Ia diantar untuk masuk ke dalam ruang VVIP.

“Uncle Dirga?”

“Selamat siang Devan. Duduklah.” Pria yang seumuran dengan ayahnya itu menyapa Devano. Devano pun duduk di kursi.

“Bagaimana kabarmu, Nak?”

“Aku baik-baik saja, Uncle. Bagaimana dengan uncle Dirga sendiri? Sudah lama tidak bertemu.” Devano bertanya dengan sopan.

“Aku baik-baik saja, Devan. Kami baru pulang dari Negara K, karena istriku yang memintanya.” Jawab Dirga.

“Bagaimana, uncle? Apakah ada kabar tentang Ariana?”

Dirga menggeleng. “Kami masih berusaha mencarinya. Entah kemana Eric menculik dan membuang Ariana. Kami sungguh sudah lelah. Tapi kami yakin Ariana masih hidup.  Kami tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan Ariana disana.” Dirga berujar sedih.

“Aku yakin Ariana pasti akan ditemukan. Marvel sendiri juga menyewa seorang detektif untuk mencari adiknya. Aku juga akan membantu mencarinya, uncle.”

Dirga mengangguk. “Terimakasih banyak, Devan. Maaf, uncle jadi merepotkanmu." Dirga menghela napas.

"Seandainya Ariana disini, mungkin ia sudah bertunangan denganmu.” Dirga tersenyum menatap pria tampan dan gagah didepannya.

“Maksud uncle?” Devano bertanya dengan bingung. Tunangan?

“Ayahmu dan aku dulu sepakat menjodohkan kalian berdua, Dev.”

***

Devano terlihat melamun di dalam mobilnya yang sedang menuju kembali ke perusahaannya. Pertemuannya dengan ayah Marvel membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Tunangan? Devano menghela napasnya. Ia mengambil ponselnya, membuka galerinya dan kembali mengamati beberapa foto gadis kecil yang cantik disana. Devano tersenyum. Ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Bahkan pada pacarnya dulu saat SMA, ia tidak merasakan seperti ini.

***

“Ya ampun!!! Ini kamu, Del?” Nina berseru kaget. Teman OG dan OB lain pun mengerubungi Nina yang sedang menatap ponsel milik Delima. Melihat satu per satu foto yang ada di dalam ponsel milik Delima. Delima tadi meminta beberapa foto. Ini pertama kalinya ia didandani sehingga ia meminta fotonya untuk dikoleksi. Lumayan kan?

“Iya itu aku, Nin.” Nina menjaab kemudian memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya. Siang ini Delima dan teman-temannya sedang makan siang di kantin perusahaan. Delima menceritakan pengalamannya kepada mereka semua.

“Lihat-lihat! Astaga aku tak menyangka. Kamu gak make up aja udah cantik, Del. Apalagi didandanin kayak gini!” Bima berkata takjub.

“Seandainya aku belum punya pacar, aku akan mem-pdkt mu, Del.” Raka berujar santai.

PLAK

Via menampar bahu Raka keras. Raka mengaduh kesakitan. “Akan aku adukan kau pada Eni!”

“Jangan plis, aku cuma bercanda kok, Vi. Jangan dianggap serius gitu lah!” Raka berkata sebal

Teman-teman Delima masih heboh dengan ponselnya. Sedangkan Delima sedang memikirkan nasibnya.

***

“Del, aku duluan ya. Kamu hati-hati di jalan! Nanti aku tunggu di depan gang ya.” Nina berpamitan pada Delima yang masih mengepel lantai ruang OG dan OB itu. Hari ini Delima piket sehingga ia pulang paling terakhir.

“Iya, Nin. Duluan saja.”

“Bye…” Nina meninggalkan Delima sendirian disana. Delima kemudian melanjutkan kegiatannya sampai selesai.

Setelah selesai membersihkan semuanya, Delima bersiap untuk pulang. Ia keluar dari perusahaan Wijaya dan menuju ke halte bus terdekat untuk kembali ke kontrakannya.

Delima duduk di halte sendirian. Ini sudah sore menjelang malam, sehingga keadaan sudah sepi dari para karyawan perusahaan yang bekerja di gedung-gedung pencakar langit itu. Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di depannya. Seorang pria keluar dari mobil itu.

“Pak Devano?” Delima langsung berdiri dengan sopan. Devano berjalan mendekati Delima.

“Maafkan saya pak! Tadi pagi saya hanya disuruh untuk masuk ke dalam ruangan pemotretan itu pak! Saya tidak tahu apa-apa pak! Maafkan saya karena saya tidak bekerja dengan baik pak! Jangan pecat sayaaaaa, Pak!” Tiba-tiba Delima menangkupkan tangannya didepan kepala dan mengoceh. Devano mengeryit bingung. Kemudian ia menyeringai.

‘Sangat lucu…’

“Lalu?” Devano berujar angkuh.

“Saya akan melakukan apapun, Pak. Saya akan menuruti kemauan bapak! Yang penting saya jangan dipecat, Pak!” Delima mendongak dengan wajah memelas.

“Benarkah? Kau mau menuruti kemauanku?” Devano mendekatkan wajahnya pada wajah Delima.

“I-iya,pak!”

“Baiklah..”

Devano menjauhkan wajahnya. Kedua tangannya ia masukkan ke kantong celana jasnya. Sangat tampan.

“Besok, kau ikut denganku. Berhentilah bekerja pada pukul tiga sore. Dan datang ke ruanganku.” Setelah mengatakan itu Devano berjalan masuk ke dalam mobil.

Delima melongo menatap mobil yang pergi menjauh darinya. “Apa-apaan?”

TIN TIN

Sebuah bus berhenti tepat di hadapan Delima. ia bergegas masuk ke dalamnya dan duduk di bangku kosong yang tersedia. Ia ingin cepat sampai ke kontrakan dan mencari makan malam bersama Nina.

****

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ARIANA PSTI SI DELIMA, PASTI MARVEL KAKANYA DELIMA/ARIANA, MKANYA LIONTINYA INISIAL A

2023-08-01

0

Suri Ati

Suri Ati

delima mungkin anakx ariana?,d liontinx kan inisial A

2022-01-08

0

Sischa O'shop

Sischa O'shop

Ya brrti delima jg orng kayah ya

2021-12-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!