"Apa kamu bilang....?"tanya Devan dengan nada penuh keraguan dan pandangan kedua mata yang tajam memandang Dylan yang saat itu melaporkan sesuatu.
Devan memberi aba\-aba untuk diam kepada Dylan,diapun kemudian beranjak dan keluar dari ruangan itu.sulit di mengerti apa yang di pikirkan oleh segerombolan wanita\-wanita yang mendekati laki laki seperti ini? tidak berperasaan sedikit pun.
Saat makan malam,Simon dengan alasan tidak enak badan meminta Sherin untuk membawa makan malam nya ke kamar, melihat nya makan dengan lahap dan terburu buru,Sherin yang mempunyai firasat bahwa anak ini mencari alasan hanya karena tidak suka pada Gabriel,lalu berkata."kamu makan pelan\-pelan saja, tidak akan ada orang yang ingin merebut makanan mu!"
Hari kedua,mereka yang seharusnya berencana berlayar dengan kapal pesiar,tapi malam itu kurang lebih pukul 09,Devan menerima telepon dan kelihatan nya ada hal penting yang terjadi,kemudian dia membawa beberapa orang untuk pulang terlebih dahulu.
Suasana bar yang berisik dan semberawut,bahkan irama musik yang menusuk gendang telinga itu masih bisa terdengar, walau ruangan itu tertutup oleh pintu yang tebal dan besar.
**Ruang VIP**.
Jari jemari Devan yang langsing itu memegang gelas wine yang di putar-putar olehnya membuat cairan berwarna merah di dalam gelas itu mengikuti gerakan irama tangan nya.
"bawa kesini orang itu!"
suara bok....terdengar seiring dengan wanita yang di bawa masuk ke dalam ruangan itu,jatuh ke lantai.
Wajah yang cantik,penampilan yang memukau ini sangan tidak serasi dengan berada di tempat seperti ini,namun semua orang yang datang ke tempat ini tahu bahwa wanita ini hanya menyamar saja.
"ayo,,ulangi lagi semua yang kamu katakan tadi!"perintah Hansen yang kemudian memandang Devan dan memberi kode mata.
Devan mengambil gelas wine nya dan menghabiskan wine itu sekali teguk.lalu berkata."kalau kamu berani berbohong,hati hati dengan lidah mu."meski dia berkata dengan nada yang terasa tenang,namun semua orang yang berada dalam ruangan itu tahu benar bahwa Devan benar benar bisa melakukan hal tersebut,
ini semua hanya masalah dia mau atau tidak bukan karena berani atau tidak.
Wanita itu segera berlutut dan bersujud menjawab nya."aku,,,,waktu itu aku di paksa oleh mereka,mereka yang menyuruhku memasukan obat bius di dalam minuman mu,lalu....lalu mereka mengambil ****** mu."
"siapa mereka?"tanya Devan
" papa.....papamu...."jawab wanita itu dengan suara yang sedikit gemeteran dan sama sekali tidak berani berbohong lagi.
Wanita ini menyesal karena sudah minum terlalu banyak hingga mabuk dan mengatakan hal hal yang seharusnya tidak dia katakan.
"lalu,siapa perempuan itu?"usutnya lagi
" aku tidak tahu,benar....tidak tahu,awalnya aku berencana aku saja yang mengandung......,tapi papamu melarang dan menolak ideku,kemudian memberikan aku sejumlah uang untuk pergi ke tempat lain.Sekarang aku sudah kehabisan uang,makanya kembali lagi kesini....,aku...."
"bawa dia,sampai kapan pun aku tidak ingin melihat wajah nya lagi!" perintah Devan yang mulai marah dan tiba tiba memotong perkataan wanita itu.
"Bos....tolong lepaskan aku,aku berjanji tidak akan pernah mengungkit ngungkit hal ini lagi."mohon wanita itu sambil memegang bagian bawah celana Devan,dengan wajah yang bercucuran air mata terlihat sangat kasihan(memohon kepada Devan)
sayangnya sudah terlambat.....
"bawa dia pergi"perintah Devan dengan sedikit keras,namun hatinya merasa lega karena setidaknya ibu Simon bukan wanita murahan seperti itu dan memang tidak seharusnya wanita seperti itu....
Dylan membereskan cangkir cangkir di meja bar dan menepuk bahu Devan lalu berkata."seharusnya,papamu tidak mungkin mencelakai mu,bagai manapun juga wanita itu adalah ibu dari anak mu,dia tidak mungkin mencari wanita sembarangan. ditambah lagi,anak mu begitu tampan,aku rasa seharusnya ibunya juga tidak terlalu jelek."
Devan tidak menjawab apapun,dan merenung.dia benar benar tidak mengerti kenapa dulu papa nya merencanakan semua ini,apa tujuan nya?.kalau tujuan nya hanya supaya dia mempunyai anak,ini hanya jadi masalah dalam waktu saja,dan tidak perlu sampai menggunakan cara seperti ini,mengingat waktu itu Devan masih sangat muda.
"kalau menurutku,orang yang paling sial itu,Gabriel.dia tiba tiba saja harus menjadi ibu tiri anak mu,kedepan nya kamu harus baik baik terhadapnya."jelas Dylan yang kemudian di balas dengan pelototan oleh Devan.
Terpikir akan Gabriel,Devan menambahkan wine lagi dan meminum habis dengan satu tegukan saja.dia berhutang sangat banyak kepada Gabriel dari kecil hingga besar.
Devan membuka kancing lengan bajunya,dan melihat ke atap sejenak dan berdiri mengambil jaketnya sambil menatap Dylan dan berpesan."makanya,acara tunangan bulan depan. kamu harus buat semeriah mungkin!"
Dylan melihat Devan dengan lirikan mata seolah bertanya dan tidak mengerti,bukan aku yang akan tunangan,juga bukan aku yang berhutang,kenapa aku yang harus mikir?(ucap Dylan dalam hati)
Ketika Devan sampai di rumah,dia melihat lampu kamar Simon masih menyala, watu jam tangan nya menunjukan pukul 01 dini hari.larut malam seperti ini biasanya Simon sudah tertidur,sambil berpikir diapun membuka pintu kamar itu dia melihat ibu dan anak itu tertidur di ranjang.
Sherin yang tidurnya tidak pernah pulas semenjak ibunya sakit,dia pun mendengar suara pintu,namun karena merasa masih sedikit mengantuk jadi belum terlalu sadar dari tidurnya. ketika dia mendengar langkah kaki masuk seketika itu juga Sherin langsung tersentak duduk.
Devan berdiri di kepala ranjang,memandang Sherin dengan raut wajah yang suram.
"tadi aku menemaninya ngobrol,karena sedikit mengantuk akhirnya tertidur disini.Bos kamu baru pulang?"jelas Sherin lalu berdiri dan menyelimuti Simon,kemudian menganggukan kepala kepada Devan dan berkata."aku akan kembali ke kamarku."
Sherin yang akan keluar dari kamar pun berjalan melewati Devan,bau harum itu tercium bersamaan dengan udara yang masuk ke dalam hidung Devan,membuat nya menelan air ludah karena tiba tiba merasa kerongkongan nya kering.
"tolong masak kan aku mie,aku belum sempat makan malam tadi.di tambah minum wine kebanyakan,sekarang perutku terasa tidak enak!."panggil Devan sekaligus memberi perintah.
Mendengar perintah Devan ini membuat Sherin merasa aneh dan terdiam sejenak karena dari awal sudah diberitahu bahwa tugasnya dirumah ini hanya mengurus Simon saja.tapi sekarang bos menyuruhnya memasak mie,apakah dia boleh menolaknya?
Bagaimana pun seorang pria dan seorang wanita tengah malam seperti ini berdua saja tidak terlalu pantas,tapi ya sudahlah melihat kondisi sekarang ini juga tidak mungkin membuat Devan berpikir hal hal lainnya,tapi dia tetap saja tidak ingin terlalu banyak berinteraksi dengan laki laki ini.
Laki laki itu,meremehkan Sherin
Sherin juga tidak ingin sampai memiliki perasaan terhadap laki laki ini.
"mie semangkuk,1 juta." lanjut Devan
Sherin tidak menjawab sepatah kata pun,menundukan kepalanya.Memang,punya uang itu enak,kalau saja dulu saat ibuku sakit kita punya uang, aku juga tidak perlu....(pikir Sherin)
Devan mulai sedikit tidak sabaran melihat Sherin yang masih saja ragu.
Wanita ini bekerja dirumah ini sudah hampir setengah bulan,tapi sikapnya yang tidak mau peduli dan tawar terhadap laki laki itu,membuat Devan yang biasanya di agungkan para wanita menjadi tidak terbiasa.
"siap,bos!"jawab Sherin meski dia masih mengantuk.dia sama sekali tidak tertarik dengan uang yang disebut oleh Devan tadi,karena semenjak ibunya meninggal,dia bisa makan dan berpakaian dengan layak saja itu sudah cukup.tidak ada kebutuhan materi lainnya yang dia inginkan lagi.
Ditambah gajinya dirumah ini juga tidak sedikit,cukup untuk dirinya.tapi dia tidak akan bersikeras menentang Devan.karena sepatah kata dari laki laki inilah yang bisa memutuskan apakah dia bisa terus menjaga Simon atau tidak.
Tersedia berbagai macam sayuran dan daging di dalam lemari es rumah itu, selama ini Sherin juga memperhatikan kebiasaan makanan Devan.dia suka makanan yang sedikit tawar,ditambah tadi terlalu banyak minum wine,oleh karena itu Sherin menggunakan tiram untuk memasak kuah mie seafood untuk Devan.
Sherin meletakan mie yang baru saja selesai dia masak ke atas meja,Devan yang kebetulan sedang berjalan turun dari tangga dengan mengenakan baju tidur,berwarna biru tua berbahan sutera,perpaduan antara warna kulit laki laki itu dan baju tidurnya,membuat laki laki itu terlihat sangat mempesona dan tampan.
Sherin segera berhenti memandangi Devan,ketika dia melihat Devan yang sedang menegak kan kepalanya.kemudian tiba tiba ikat rambutnya yang mungkin menjadi kendor karena tidur tadi,seketika itu juga terlepas saat dia akan melepaskan celemek nya,membuat rambutnya yang panjang itu terurai indah menutupi satu sisi wajahnya,pas sekali pantulan cahaya lampu yang lembut dan hangat itu tepat menyinari sisi lain wajahnya,membuat orang yang melihatnya sedikit kasat mata karena aura yang berbeda dari biasanya terpancar dari wanita sederhana ini.
"ah..."ucap Sherin yang sedikit kaget itu dan berencana pergi secepatnya sebelum Devan sempat melihatnya,tapi pandangan mata Devan memberitahu nya bahwa dia sudah melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Ummu Fahmar Ahlia Ridwan
hampir saja ketahuan 🤭
2023-03-30
0
Lukina Borok
ternyata pegasuh anaknya cantik
2022-03-19
0
Stevani febri
kayak' film NAKUSHA kali ya achh jadi kangen sama film NAKUSHA🥰
2021-10-05
0