Namun Sherin tidak berani terlalu banyak bertanya.karena walaupun Simon sudah bisa menerima keberadaannya tapi hati Simon masih selalu waspada terhadapnya.
Mereka bermain beberapa jam di pantai,sampai dipanggil pak Hasan untuk pulang dan segera makan,barulah mereka pulang meski mereka merasa belum puas bermain.
Di salah satu pojok hotel itu,di dekat jendela,Gabriel dengan rambut keriting kecoklatan,wajah berseri,mata yang memukau,sedang bersenda gurau dengan mesra bersama Devan yang mengenakan setelan jas warna abu abu yang terlihat sangat tampan.dari raut wajah mereka yang ceria itu sepertinya mereka sedang memperbincangkan sesuatu hal yang gembira.
"arghh.....Simon,kenapa keongnya diisi air,aduh....bajuku!" jerit Sherin membuat pandangan mereka yang sedang bermesraan tadi berpindah keluar jendela.
Hanya terlihat Sherin yang menundukan kepalanya dan kedua tangannya memeras baju di bagian dadanya,karena memeras terlalu kencang,bajunya pun sedikit terangkat ke atas membuat perutnya kelihatan sedikit.setelah memeras beberapa kali,ia berhenti dan merapikan nya kembali,bajunya yang basah membuat bagian dadanya terjiplak sangat jelas.
Semua laki laki yang melintas melirik Sherin,dari pandangan mereka terlihat bahwa mereka sangat tergoda.
Gabriel menundukan kepalanya dan mencicipi kopinya,tidak disangka,pengasuh ini memiliki body yang sempurna.(ucap Gabriel dalam hati).
kalau saja wajahnya tidak seperti itu,wanita ini pasti berperasangka bahwa tujuan pengasuh ini hanya untuk mendekati Devan.
Tanpa disadari Sherin memandang ke arah Devan,dan menemukan bahwa laki laki ini sudah tidak melihatnya lagi,raut wajahnya juga biasa biasa saja,membuat perasaanya sedikit kecewa,salah sendiri kenapa berkhayal dengan status dan penampilan yang dia miliki,diluaran sana wanita seperti apapun bersedia mendekatinya.
"Tante,aku tidak menyuruhmu membasahi dirimu sendiri kan?"sindir Simon dengan dingin menjawab jeritan Sherin tadi,jawaban yang pintar!
"Simon,kamu berani bilang kalau kamu tidak sengaja?"jawab Sherin yang tahu betul karena anak inilah yang menyuruhnya mendengar suara keong,membuat dirinya membalikan keong itu kebawah.masih kecil saja sudah jail seperti ini,yang pasti tidak mirip dengan ibunya.
Simon tidak menjawab lagi,mukanya tidak berekspresi tapi tertawa didalam hati.
"Simon sepertinya menyukai pengasuh ini..."ujar Gabriel yang melihat interaksi ibu dan anak itu dan mengambil sendok kecil lalu mengaduk-adukan kopinya.Anak ini tidak pernah seperti itu saat berinteraksi dengan dirinya.walaupun dia sudah berusaha dengan keras.memikirkan ini membuatnya sangat terpukul.
Anak itu dan pengasuh nya naik melalui elevator di pojok lainnya,maka mereka juga tidak memperhatikan Devan dan Gabriel.Devan tidak menjawab perkataan Gabriel,ia berdiri dan mengambil jaket dari kursi lalu menggantungkannya di pundak Gabriel dan berkata."ayo kita makan,seharusnya kamu juga sudah lapar."
Didalam kamar, Sherin mengganti baju Simon kemudian dia sendiri pergi ke kamar mandi dan mengganti bajunya sekalian membersihkan dirinya sebentar.
Saat Sherin keluar dari kamar mandi,Simon sedang memegang handphone Sherin dan sepertinya mengetik sesuatu,Sherin dengan cepat menghampiri dan mengambil handphone nya,dari tangan Simon sambil berkata."tidak boleh main handphone,siapa suruh kamu tadi membasahi bajuku."
Simon tidak menjawab perkataan Sherin,juga tidak peduli bahkan balik bertanya."Tante,sebenarnya papaku orang baik,ayolah kamu pikirkan untuk menyukai papaku!"
Sherin meletakan handphonenya di tempat lain,kemudian mengambil hairdryer yang ada dalam laci di sebelah ranjang dan mulai mengeringkan rambut Simon lalu menjawabmenjawab."menyukai papamu?papamu itu orang yang paling top diantara konglomerat,mana berani aku mencintainya!"setelah menjawab hatinya merasa lelah dan tak berdaya.mungkinkah ada percintaan di dalam hidupnya?....
Sherin meletakan hairdryer dan memeluk Simon lalu berkata.
"seterusnya,kamu jadi anak tante ya,mau tidak?
Simon mengkerut kan dahi nya menjawab."memang tante bisa melahirkan anak genius seperti aku?"meski dengan nada menyindir,tapi anak itu terus menikmati berada di dalam pelukan nya.
Devan yang saat itu berniat kembali untuk mengambil sesuatu,kebetulan melewati kamar mereka dan mendengarkan percakapan ibu dan anak tersebut,dahi nya terus menerus mengerut,tidak berani mencintai?ingin menjadi ibu dari Simon?perkataan pengasuh ini..... membuatnya merasa aneh.
Lalu tiba tiba suara tawa"hahaha.....Simon stop,hahaha...."suara Sherin itu terdengar di dalam kamar yang sebentar nya lagi berganti dengan suara anak laki laki yang bersuara."haha....ha...."
"masih berani kamu bermain main denganku?"tanya Sherin
" haha....tidak,..haha....,tidak berani lagi, ,,haha....."jawab Simon.
Terus terdengar suara tawa mereka dari dalam kamar itu.mendengar suara ini,dia tahu bahwa anaknya itu sedang gembira,dia belum pernah melihat anaknya se gembira ini.
Mengulas balik 5 tahun yang lalu,papanya tiba tiba membawa anak ini kehadapan nya dan memberitahu bahwa anak ini adalah anaknya.tapi dia tahu betul,dia tidak sembarangan dan tidak mungkin punya anak di luar sana,namun hasil tes DNA membuatnya terdiam seribu kata.
Yang lebih parah nya lagi,setelah itu orang tuanya pindah ke luar negeri menikmati masa tua mereka.Bertahun tahun ini dia mencoba dengan cara apapun untuk mencari jawaban dari kedua orang tua nya, selain itu dia sendiri juga berusaha dengan berbagai cara untuk menyelidiki,tapi yang jelas papa nya sudah mengatur dan menutupi semuanya dengan rapat.
Jadi,sampai sekarang pun dia masih tidak tahu bagaimana dia bisa mempunyai anak ini,hal ini membuatnya juga tidak tahu harus bagaimana menjadi seorang ayah di hadapan anak laki laki itu.
Selama ini, Devan tahu anak ini tidak bahagia,tapi dia juga tak berdaya.
"kamu kesini sebentar!"perintah Devan kepada Dylan ditelpon.
Devan sangat mempercayai pekerjaan yang ia berikan kepada Dylan makanya dia juga tidak banyak bertanya tentang Sherin.
"maksud kamu apa sih Devan?dengan susah payah aku merayu wanita itu ke kamarku,eh kamu malah menelepon ku kalau kamu tidak bergairah juga jangan mengganggu ku dongg!" ujar Dylan sambil menyetel nyetel dasi di lehernya,jelas sekali terlihat bahwa dia tidak senang.
Devan sama sekali tidak menghiraukan keluhan Dylan dan langsung bertanya." ayo cepat ceritakan tentang pengasuh baru itu!"
Dylan terkejut,ada apa ini?tapi dia pun segera menjawab.
"27 tahun,yatim piatu,belum menikah,tidak punya anak...."
"belum menikah?mau menjadi pengasuh?"lontar Devan menghentikan perkataan Dylan dan dahi nya mengerut.
" aku juga pernah memikirkan pertanyaan ini,apa jangan jangan menurutmu benar dia menyukai mu,makanya..."jawab Dylan dengan sengaja menakuti Devan tapi tiba tiba sebuah pena melayang mengenai muka kanan Dylan."aduh,tolong dong jangan kamu lukai wajah ku aku masih harus mengandalkan nya untuk mencari istri dan beranak!"ujar Dylan.
Sebanarnya wajah Dylan juga terbilang tampan,tapi karena selalu berada di samping Devan ketampanan nya pun seolah redup.
"Aura mu ini di sukai semua golongan,tua maupun muda,sudahlah,jangan melotot lagi sini akan aku jelaskan!"lanjut Dylan.
Laki laki ini kemudian mencari posisi duduk yang nyaman dan kembali menjelaskan."sebenarnya kamu jangan berpikir berlebihan begitu,aku pernah bertanya kepada dia,katanya ayah nya sudah menmeninggal saat dia masih kecil,sewaktu tamat sekolah ibu nya divonis mengidap kanker,demi merawat ibunya,dia tidak melanjutkan pendidikan nya ke jenjang universitas.Ibunya meninggal baru baru ini,dia tidak punya sipa siapa lagi,juga tidak punya keahlian lainnya.ditambah penampilannya yang.... hehe,,biasa saja tapi,dia menyukai anak kecil,aku lihat dia orang nya juga jujur,latar belakang keluarga nya juga baik,makanya baru bisa menerima nya."jelas Dylan dengan serius,menyimpan canda guraunya.
Selain itu,semua ini juga sudah di cek kebenaran nyanya oleh Devan setelah pengasuh baru itu bekerja di rumahnya.
pandangan Devan menyorot kembali ke arah pintu,mungkin benar dia terlalu gelisah....
"ok, kamu tolong terus perhatikan dia!"jawab Devan
"27 tahun,seumuran?hah,dia pikir pengasuh itu sudah 34-35 tahun"
Melihat Devan yang masih berpikir mendalam,Dylan mengambil wine dan minum.setelah mencicipi satu teguk,dia lanjut bertanya."kenapa kamu ingin menyelidikinya?apa dia merayumu?lalu keluar kata kata yang lebih mengagetkan lagi dari bibirnya."atau,kamu ada perasaan kepadanya?".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Lukina Borok
lanjut
2022-03-19
0
Fitria Ria
jujur menurut ku tulisan nya agak rumit.. mungkin karna otak ku yg pas pasan😂 tp cerita nya oke👍
2021-10-26
0
Hani Ani Yusril
semoga sama ceritanya dengan novel tetangga 😉😉😉
2021-09-07
0