di selingkuhin lagi

“Sar, nanti sore temenin aku ke hotel XY ya!” Pinta Inka pada Sari saat ia baru saja memasuki galeri miliknya.

“Ngapain, Miss?” Tanya Sari.

“Itu, tante Vivian telepon, minta di buatkan gaun. Tapi dia tidak bisa ke sini, jadi harus aku yang menemuinya. Temenin ya!” ucap Inka.

“Siip.” Sari menampilkan dua jempolnya.

Saat keduanya hendak ingin berjalan ke dalam, tiba-tiba Mario datang membuka pintu galeri itu. Ia berlari dengan nafas terengah-engah. Inka menghampiri suaminya.

“Kamu kenapa?” Tanya Inka pada suaminya.

“Aku lupa tadi pagi belum menciummu.” Jawab Mario.

Cup

Ia ******* bibir manis sang istri persis di depan Sari, membuat Sari memalingkan wajahnya ke sembarang arah.

“Sial, kenapa gue terus yang melihat adegan mereka.” Gumam Sari.

Mario melepaskan pangutannya. “Nah, kalau sudah, aku bersemangat lagi, mencari nafah untuk kamu dan anak-anak.”

“Halah, lebay.” Inka memukul dada suaminya, sambil tersenyum.

“Uhuk.. Uhuk..” Sari pura-pura batuk.

“Eh ada orang, gue kira patung.” Celetuk Mario.

“Bagoos. Untung suami bos gue lu. Kalau bukan udah gue pentung.” Ucap Sari dalam hati.

“Hehehe..” Sari tetap menampilkan senyum manisnya.

“Kami ih, udah sana!” Inka mendorong suaminya keluar, sambil tertawa.

Lalu Mario pamit dan pergi.

Inka memasuki lagi butiknya dengan wajah memerah. Ia sungguh malu pada Sari. Kelakuan suaminya itu memang benar-benar.

“Maaf ya, Sar.” Ucap Inka.

“It’s oke. Miss. udah biasa.” Jawab Sari dengan cengirannya.

Inka semakin tertawa melihat ekspresi Sari.

“Nanti kalau kamu dapet suami yang gilanya seperti suami aku, juga bakalan ketularan. Ketagihan malah.” Celetuk Inka, saat keduanya berjalan beriringan memasuki ruangan masing-masing.

“Ih, apa sih, Miss. emang gitu?”

“Dulu aku juga dingin, Sar. Tapi pas ketemu Mario, hmm.. malah jadi ya gitu deh.” Ucap Inka ambigu.

“Apa sih, Mis? Saya ngga ngerti, saya masih kecil.” Sari kabur meninggalkan Inka yang masih tertawa, sambil menutup telinganya. Ia tak mau mendengar ocehan para wanita yang sudah bersuami dan membicarakan tentang ranjang. Ia tidak ingin tahu sebelum waktunya, karena ia tak mau otak bersihnya terkontaminasi.

Inka tertawa, melihat ekspresi Sari. Ia ingat bahwa dirinya pun pernah seperti itu.

****

Di sore harinya, Sari mendapat notifikasi pada ponselnya.

“Sar, sore ini lo harus ke hotel tempat gue kerja. Cewek yang lo bilang sahabat tunangan lo itu, check in lagi di sini. kalau lo mau buktiin sesuatu, datang tepat jam enam sore ya.” -Mila

Sari membaca notifikasi itu, lalu berpikir. Haruskah ia mengabaikan pesan ini? Tapi prangsangka Mila selalu benar. Ia selalu memberi masukan yang tepat pada teman-temannya yang sedang galau, dan feelingnya pun selalu kena.

“Iya Mil, gue akan ke tempat lo.” Jawab Sari pada pesan whatsapp yang di berikan Mila tadi.

“Siip, gue tunggu.” Jawab Mila lagi.

Ia melihat jam di pergeangan tangannya. Lalu ia bergegas merapihkan semua kertas-kertas di mejanya. Ia berjalan menuju ruangan Inka, ingin memberitahukan bahwa ia tak bisa menemani bosnya itu bertemu klien sore ini.

Ceklek

Sari membuka pintu ruangan Inka, setelah ia mengetuknya dua kali.

“Miss, mohon maaf banget, saya tidak bisa nganterin Miss Inka nemuin tante Vivian.”

“Loh, kenapa?”

“Saya ada urusan mendadak, Miss.” Jawab Sari memelas.

“Yah, kok gitu?” Inka yang terlihat kecewa, tapi tidak bisa marah.

“Maaf ya, Mis. Beneran ini urgent banget. Penting banget. Kalau ngga penting banget, pasti saya lebih memilih temenin Miss deh.” Ucap Sari lagi.

Akhirnya Inka mengalah. “ya sudahlah, saya nanti sendiri aja ke sana.”

“Beneran Miss ngga apa-apa kan?”

Inka mengangguk, “Iya, nanti aku naik taksi aja.”

“Sekali lagi maaf ya, Miss.” Kata Sari, sambil menggenggam tangan Inka yang berada di atas meja.

Inka mengangguk dan tersenyum. “Iya.“

“Terima kasih, Miss.” Sari segera keluar dari ruangan itu, dan setengah berlari agar segera sampai ke hotel tempat Mila bekerja.

Ia tak sabar ingin membuktikan sendiri perkataan Mila. Walau dalam hatinya berkata ‘ini tidak benar, ia tak boleh meragukan Rama’, tapi sisi lain hatinya berkata ‘ini memang harus di buktikan’.

Sari sampai di hotel itu tepat pukul enam. Ia langsung menemui Mila.

“Mil..” Panggil Sari, yang kebetulan melihat Mila di resepsionis hotel sedang memberi arahan pada temannya yang ingin bergantian shift.

“Eh, Sar.”

“Mana mereka? Udah datang.” Tanya Sari antusian.

“Udah. Pertama yang dateng ceweknya, terus tiga puluh menit kemudian laki lo.” Jawab Mila.

Detak jantung Sari semakin berdegup kencang. “Lo ngga salah orang kan, Mil?”

“Mata gue ngga katarak ya, Sar. Gue yakin itu mas Rama lo, sama cewek yang gue tunjukin fotonya waktu itu ke elo.”

“Ya udah antar gue ke kamar mereka.”

“Bentar gue ambil kunci cadangan kamar itu dulu.”

Tak lama kemudian mereka menuju kamar yang di pesan Anita. Kaki Sari mulai gemetar.

“Sar, lo harus tabah nerima kenyataan ini ya, lagi pula lo belum nikah. Mending lo tau sekarang daripada lo udah nikah terus baru tau kelakukan laki lo kaya gini.”

Sari mengangguk, “Iya, Mil.”

“Sebenarnya, ini privasi tamu. Gue melanggar aturan. Gue bisa di pecat kalau ketahuan masuk ke kamar tamu menggunakan kunci cadangan ini. Tapi gue juga ngga bisa diem kalau lo di bohongin, Sar.”

“Makasih, Mil.” Sari memeluk tubuh Mila, saat mereka masih di dalam lift.

Ting.

Lift itu terbuka, lalu mereka melangkah pelan menuju kamar itu.

“Lo cukup liat aja ngendap-negndap ya, Sar. Jangan sampe ketauan!” Ucap Mila.

Sari mengangguk.

Ceklek.

Pintu itu di buka dengan penuh hati-hati dan tanpa suara. Mila berjaga-jaga di luar pintu, walau lorong ini sangat sepi.

Sari mulai memasuki kamar itu dengan hati-hati. Ia belum melihat dua insan yang tengah mulai memacu peluh, tapi suaranya sudah terdengar.

“Ah, Ram. Faster.” Mata Sari mulai berair. Ia mendengar nama depan yang di sebut wanita itu. Ia pun hafal pemilik suara itu.

Rama tengah memberi rangsangan di bagian kewanitaan wanita itu dengan tangannya.

“Masuki, Ram.”

“Sabar, An.”

Air mata Sari tumpah. Ia mengintip di balik tembok dengan sangat hati-hati. Ia melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri, bagaimana Rama tengah bercinta dengan wanita yang selalu ia sebut sebagai sahabatnya.

Sari tak tahan melihat mereka, ia pun segera keluar dan langsung berlari sejauh mungkin.

Mila bingung. Ia langsung menutup kembali pintu itu perlahan. Lalu berlari, mencari keberadaan Sari. Nafas Mila sudah tersengal-sengal, ia tak menemukan jejak Sari.

“Dia lari kemana sih? Cepat sekali. Apa dia langsung pulang?” Tanya Mila pada dirinya sendiri.

Lelah karena tak menemukan Sari di manapun, akhirnya Mila pulang sendiri, walau ia masih gelisah dengan keadaan sahabatnya itu.

Berjam-jam Sari menangis di pojok lift, ia sengaja mencari tempat yang tak ada orang berlalu lalang di sana. Ia memukul sendiri kepalanya.

“Bodoh, bodoh, bodoh. Mengapa kamu mudah sekali di bodohi Sari.” Ia terus bergumam dengan kata-kata yang sama.

Tak lama kemudian, Inka yang tengah berjalan menuju lift, menemukan sosok gadis yang sangat ia kenal.

"Sari." Inka berlari menghampiri Sari yang tengah menangis di pojokan lift.

Inka yang tengah berada di hotel yang di tunjuk tante Vivi, tak sengaja bertemu Sari yang juga sedang berada di sana.

"Sar, kamu kenapa?" Tanya Inka bingung.

"Miss." Sari langsung memeluk Inka dan menangis di pundaknya.

Lalu, Sari menceritakan apa yang ia rasakan saat ini kepada Inka.

"Sudahlah, Sar. pria seperti itu tak perlu ada tempat di hatimu." Ucap inka geram, sambil mengelus punggung Sari.

"Dia tak pantas untukmu, akan ada waktunya nanti, kamu mendapatkan yang terbaik." Ucap Inka lagi menenangkan hati Sari.

Tiba-tiba ponsel Inka pun berdering.

Inka melepas pelukannya dan mengambil ponsel di dalam tasnya.

"Sebentar ya, Sar." Inka mengelus pundak Sari.

"Halo, Apa? Innalillahi. Oke saya akan segera ke sana."

Inka menutup ponselnya.

"Siapa yang meninggal, Miss?" Tanya Sari yang mendengar percakapan Inka.

"Mama Desi."

Mama Desi adalah Ibu sambung Inka.

"Innalillahi." Ucap Sari yang tak lagi menangis.

"Sar, aku boleh minta tolong."

"Iya, Miss. Miss pulang aja, saya yang akan ke kamarnya tante Vivi."

Inka kembali memeluk Sari.

"Maaf ya, Sar. padahal kamu lagi sedih."

"Tidak apa, Miss. saya kira pertemuannya tidak di hotel ini." Sari tersenyum.

Inka pun membalas senyum Sari.

"Akhirnya kamu senyum juga, kalau seperti ini kan manis di lihatnya." Ledek Inka.

"Bisa aja, Miss."

"Ya udah gih, sana. Miss." Kata Sari lagi, meminta Inka segera pergi.

"Sekali lagi, terima kasih ya Sar." Inka menempelkan pipinya pada kedua pipi Sari.

"Hati-hati, Miss." Sari melambaikan tangannya.

"Kamu juga, nanti hati-hati pulangnya." Kata Inka.

Sari pun tersenyum dan mengangguk. Lalu ia mengusap pipinya yang basah. Ia mulai menaiki lantai dua ke kamar 201, kamar yang di tunjuk tante Vivian, pelanggan butik tempat ia bekerja.

Terpopuler

Comments

WaTea Sp

WaTea Sp

betul.....dah leoas dng ikhlas dr pada dah nikah baru ketauan

2023-01-07

2

Bintang Gatimurni

Bintang Gatimurni

Hai thor, ini aku baca ulang ya cerita mu, tempo hari aku gak mengamati siapa ourhor nya.
Setidak nya kini aku tau dikau pun menulis cerpen ternyata.
Sehat terus dan tetap semangat menulis ya?

2022-10-20

1

Sri Wulandari

Sri Wulandari

Napa ga di pergokin aja sih...lalu lari..aneh bnr

2022-09-25

1

lihat semua
Episodes
1 Tunangan
2 prinsip
3 Aku percaya padanya
4 Hanya sahabat
5 aku tak bisa marah
6 keluarga Rama
7 di selingkuhin lagi
8 petaka itu terjadi
9 David Osborne
10 Jadi buronan
11 tidak boleh terpuruk
12 Sang pelindung
13 aku bukan wanita pilihan
14 dia datang
15 keluarga hangat
16 menginap
17 David vs Rama
18 menjauh
19 aku akan kejar, kemana pun kamu bersembunyi
20 aku akan memiliki bayi
21 aku benci kamu
22 pria menyebalkan
23 kamu milikku
24 menikahlah denganku
25 menerima balasan
26 wanita hamil yang sulit di atur
27 perbedaan kita banyak
28 tidak punya pilihan
29 menantu idaman
30 meminta restu
31 ternyata menjadi baik itu sulit
32 persiapan pernikahan 1
33 persiapan pernikahan 2
34 ijab qobul
35 kena tulah
36 terima kasih, Om
37 ibu hamil banyak maunya
38 menunggu hingga siap
39 surprise
40 tak boleh egois
41 Akhirnya...
42 anak jaman sekarang
43 beda budaya
44 aku lebih bahagia
45 mood booster
46 bisa mengambil hati
47 malu-maluin
48 Aku bisa mendapatkanmu kembali
49 penghilang stres
50 sosok itu adalah kamu
51 setiap manusia pernah berbuat salah
52 Roti sobek
53 bisa licik juga
54 bertemu kakak ipar yang tidak jadi
55 tamu asing
56 percaya padaku
57 nenek lampir
58 sulit mengatakan cinta
59 Elvira Osborne
60 titik terang
61 bertemu Rama
62 masa lalu Elvira
63 smoked salmon
64 malaikat itu menantuku
65 selesaikan urusan pertama
66 selesaikan urusan kedua
67 dasar gombal!
68 kekhawatiran David
69 Takut kehilangan
70 mengantarnya pergi
71 fakta terungkap 1
72 fakta terungkap 2
73 bertemu Bianca
74 fakta terungkap 3
75 fakta baru lagi
76 haruskah aku melupakan perkataan itu?
77 sejuta kenikmatan rasa
78 mengagumi Ardi
79 selamat ulang tahun, Sari
80 petaka itu terjadi lagi
81 sedih di acuhkan
82 mengajukan syarat
83 Sari berbeda
84 membuat iri orang
85 meluluhkan hati Sari
86 aku membutuhkanmu
87 lampu ajaib
88 karena kamu juga mencintaiku
89 suami idaman
90 menagih janji
91 ingin membuatnya cemburu
92 Aku akan selalu ada di sisimu
93 semakin gemas
94 berkat doa ayah dan ibu
95 memiliki lima anak
96 om-om mesum
97 cinta atau nafsu
98 bertekuk lutut
99 akhir cerita Dito
100 Bayi mirip Rama
101 Rama dan Melisa
102 menyentuhmu lagi dan lagi
103 Rama dan Melisa 2
104 beruntung memilikimù
105 teman hidup
106 teman yang menjadi lawan
107 pernikahan Rama dan Melisa
108 makan malam bersama
109 kampung halaman 1
110 kampung halaman 2
111 kampung halaman 3
112 Tuhan selalu memberikan yang kita butuhkan
113 hamil lagi
114 Samuel dan Elvira
115 Ardi, Nina, dan Matt
116 pulang ke tanah air
117 Manis
118 genk casanova
119 semua bahagia
120 ~bonus chapter 1~
121 ~bonus chapter 2~
122 ~bonus chapter 3~
123 ~bonus chapter 4~
124 ~bonus chapter 5~
125 Rama, Melisa, dan Anita 1
126 Rama, Melisa, dan Anita 2
127 ~bonus chapter 6~
128 ~bonus chapter 7~
129 ~bonus chapter 8~
130 Gaya sama, walau dari ibu yang berbeda
131 Promo karya Author
132 ~bonus chapter 9~
133 ~bonus chapter 10~
134 ~bonus chapter 11~
135 ~bonus chapter 12~
136 Rilis baru - Novel anak Mario dan David
137 Spoiler cerita Maher Adam Jhonson dan Quinza Osborne
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Tunangan
2
prinsip
3
Aku percaya padanya
4
Hanya sahabat
5
aku tak bisa marah
6
keluarga Rama
7
di selingkuhin lagi
8
petaka itu terjadi
9
David Osborne
10
Jadi buronan
11
tidak boleh terpuruk
12
Sang pelindung
13
aku bukan wanita pilihan
14
dia datang
15
keluarga hangat
16
menginap
17
David vs Rama
18
menjauh
19
aku akan kejar, kemana pun kamu bersembunyi
20
aku akan memiliki bayi
21
aku benci kamu
22
pria menyebalkan
23
kamu milikku
24
menikahlah denganku
25
menerima balasan
26
wanita hamil yang sulit di atur
27
perbedaan kita banyak
28
tidak punya pilihan
29
menantu idaman
30
meminta restu
31
ternyata menjadi baik itu sulit
32
persiapan pernikahan 1
33
persiapan pernikahan 2
34
ijab qobul
35
kena tulah
36
terima kasih, Om
37
ibu hamil banyak maunya
38
menunggu hingga siap
39
surprise
40
tak boleh egois
41
Akhirnya...
42
anak jaman sekarang
43
beda budaya
44
aku lebih bahagia
45
mood booster
46
bisa mengambil hati
47
malu-maluin
48
Aku bisa mendapatkanmu kembali
49
penghilang stres
50
sosok itu adalah kamu
51
setiap manusia pernah berbuat salah
52
Roti sobek
53
bisa licik juga
54
bertemu kakak ipar yang tidak jadi
55
tamu asing
56
percaya padaku
57
nenek lampir
58
sulit mengatakan cinta
59
Elvira Osborne
60
titik terang
61
bertemu Rama
62
masa lalu Elvira
63
smoked salmon
64
malaikat itu menantuku
65
selesaikan urusan pertama
66
selesaikan urusan kedua
67
dasar gombal!
68
kekhawatiran David
69
Takut kehilangan
70
mengantarnya pergi
71
fakta terungkap 1
72
fakta terungkap 2
73
bertemu Bianca
74
fakta terungkap 3
75
fakta baru lagi
76
haruskah aku melupakan perkataan itu?
77
sejuta kenikmatan rasa
78
mengagumi Ardi
79
selamat ulang tahun, Sari
80
petaka itu terjadi lagi
81
sedih di acuhkan
82
mengajukan syarat
83
Sari berbeda
84
membuat iri orang
85
meluluhkan hati Sari
86
aku membutuhkanmu
87
lampu ajaib
88
karena kamu juga mencintaiku
89
suami idaman
90
menagih janji
91
ingin membuatnya cemburu
92
Aku akan selalu ada di sisimu
93
semakin gemas
94
berkat doa ayah dan ibu
95
memiliki lima anak
96
om-om mesum
97
cinta atau nafsu
98
bertekuk lutut
99
akhir cerita Dito
100
Bayi mirip Rama
101
Rama dan Melisa
102
menyentuhmu lagi dan lagi
103
Rama dan Melisa 2
104
beruntung memilikimù
105
teman hidup
106
teman yang menjadi lawan
107
pernikahan Rama dan Melisa
108
makan malam bersama
109
kampung halaman 1
110
kampung halaman 2
111
kampung halaman 3
112
Tuhan selalu memberikan yang kita butuhkan
113
hamil lagi
114
Samuel dan Elvira
115
Ardi, Nina, dan Matt
116
pulang ke tanah air
117
Manis
118
genk casanova
119
semua bahagia
120
~bonus chapter 1~
121
~bonus chapter 2~
122
~bonus chapter 3~
123
~bonus chapter 4~
124
~bonus chapter 5~
125
Rama, Melisa, dan Anita 1
126
Rama, Melisa, dan Anita 2
127
~bonus chapter 6~
128
~bonus chapter 7~
129
~bonus chapter 8~
130
Gaya sama, walau dari ibu yang berbeda
131
Promo karya Author
132
~bonus chapter 9~
133
~bonus chapter 10~
134
~bonus chapter 11~
135
~bonus chapter 12~
136
Rilis baru - Novel anak Mario dan David
137
Spoiler cerita Maher Adam Jhonson dan Quinza Osborne

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!