❣❣❣❣❣❣❣
Dimana papa tan? ". Lanjut Marcel.
Trias diam Sejenak, menghempaskan nafas supaya ada ruang kelegaan buat menjawabnya.
" Terakhir tante bertemu papamu di Kanada". Jawab Trias.
"Papamu mengalami kebangkrutan setelah meninggalkan Riska. Dia kecewa, karena selama ini Riska salah faham dengannya.".
" Maksud tante salah faham? ". Marcel terkejut dengan cerita Trias.
Riska menghempaskan nafasnya pelan, dia harus bercerita peristiwa malam itu.
" Cel, tante harap kamu tidak berfikir yang bukan-bukan soal Malik". Tante Trias berusaha menenangkan Marcel.
"Tante, sebenarnya ada apa? apa yang terjadi? ceritakan yang sebenarnya ". Marcel mulai memelas.
" Terkadang apa yang kita lihat, tidak mesti sama persis yang kita duga". Trias mengalihkan pandangannya, mengingat kejadian malam itu, dimana Trias bertemu Malik dan Martha di sebuah restoran Arab bersama Riska.
" Martha. Dia penyebabnya Cel". Trias berucap lirih sambil menunduk. Tak kuat melihat tatapan Marcel saat ini mendengar nama Martha.
Martha juga salah satu sahabat dari Riska.
Riska, Martha dan Trias mereka bertiga adalah sahabat. Tapi, Trias dan Riska ga menyangka jika Martha akan mengkhianati persahabatan mereka dengan ambisinya.
***Flashback Peristiwa Riska dan Malik***
Malam itu, Riska tidak menyangka jika kebahagiaan atas kehamilannya yang ke tiga akan menjadi berakhirnya Rumah Tangga mereka.
Hari itu seperti biasa Malik yang sebelum berangkat ke kantor akan menyempatkan sarapan bersama keluarga kecilnya.
"Makan yang banyak jagoan-jagoannya papa". Malik yang menyapa ke dua putranya yang sedang sarapan.
Riska yang mengetahui suaminya sudah turun dari kamar, segera bergegas menyusul ke meja makan dan menyiapkan sarapan buat Malik.
" Sayang, sepertinya kamu sakit". Sapa Malik yang melihat wajah Riska sedikit agak pucat.
"Ga apa-apa sayang, mungkin aku ke capekan. Akhir-akhir ini restoran ramai". Jawab Riska dengan senyum manisnya.
" Kamu ga perlu ke restoran Hari ini jika masih ke capekan, istirahat saja. Hari ini aku yang akan mengantarkan anak-anak sekolah". Tawar Malik ke Riska.
"Aku ga apa-apa sayang, beneran deh". Sambil mengecup pipi sang suaminya tercinta.
" Cie... ciee... mama dan papa mesra kayak abegeh". Celetuk Marcel yang bahagia melihat keharmonisan Mama papanya.
Shandy yang cuek hanya melirik ke arah papa mamanya dan melanjutkan makannya.
Setelah sedikit bercanda, mereka semua menyelesaikan sarapan paginya. Kemudian berangkat beraktivitas seperti biasanya.
Malik mengantarkan ke dua jagoannya ke sekolah. Sedangkan Riska bersiap akan ke restoran miliknya.
Sebelum keluar, Riska merasakan sedikit pusing dikepalanya.
Mak Ijah yang melihat Riska agak sempoyongan dengan segera berlari dan memeganginya agar tidak terjatuh.
"Nyonya, sebaiknya nyonya istirahat.". Ujar mak Ijah.
" Mak, aku harus ke Restoran aku sudah janji sama klien disana". Ucap Riska dengan tersenyum.
"Emak jangan khawatir, emak bikinin aku Asinan kedondong bisa? ". Riska tiba-tiba meminta Asinan kedondong ke Mak Ijah.
Mak Ijah tersenyum ketika mendengar nyonyanya meminta Asinan kedondong, karena dia tau kalo nyonyanya tidak pernah menyukai makanan masam dan pedas.
" Emak koq senyum? ". Sahut Riska melihat mak Ijah yang senyum-senyum.
" Eh, ga gitu nyonya..Ijah cuma bahagia mau dapat majikan baru". Ucap Ijah dengan masih senyum-senyum.
Mata Riska membelalak dengan ucapan Ijah.
"Majikan baru? maksudnya??". Riska masih penasaran dengan ucapan Ijah.
" Jangan salah faham Nyonya, majikan baru yang Ijah maksud itu... ". Ijah sambil menunjuk perut Riska.
Riska seketika sadar apa yang di maksud Ijah. Riska teringat kalo dia belum kedapatan tamu bulanan.
" Tuhan". Riska menutup mulutnya menahan bahagia.
Buru-buru dia segera naik masuk kamar buat mengambil testpack alat penguji kehamilan.
Mak Ijah pun ikut berlari mengikuti nyonyanya, dia khawatir jika nyonyanya pingsan melihat hasil testpack bahagianya.
Satu, dua, tiga menit Riska masih didalam kamar mandi.
Ijah yang daritadi didepan kamar mandi hanya mondar-mandir menunggu nyonyanya keluar.
Pintu mulai terbuka dengan pelan, ijah melihat wajah nyonyanya yang berbinar-binar.
"Maaakkk... ". Riska memperlihatkan hasilnya ke Mak Ijah.
Mak Ijah langsung menutup mulutnya, dia terkejut dengan hasil dua garis merah yang muncul di alat uji kehamilan Riska.
Tanpa Terasa air mata mereka berdua menetes dan mereka berpelukan.
" Terimakasih Tuhan, engkau mempercayaiku lagi". Ucap Riska dengan sesenggukan.
"Nyonya, Ijah yakin si utun bakalan cantik dan lembut baik hati mirip nyonya dan tentunya membawa keberuntungan". ucap Ijah.
Entah kenapa Ijah begitu yakin kalo kehamilan Riska ini adalah seorang cewek.
" Amin. Terimakasih mak.. Mudah-mudahan ini baby cewek ya mak". Riska sambil mengelus-elus perutnya dengan bahagia.
"Aku Akan kasih kejutan ini buat Malik mak". Dengan segera Riska beranjak dan segera mengambil tasnya lalu pergi.
" Nyonya, hati-hati". Pesan Mak Ijah yang melihat nyonyanya begitu bahagia, tapi entah kenapa ada perasaan aneh di hati Mak Ijah.
"Semoga keluarga Maheswari bahagia selalu". Gumam Mak Ijah yang masih menatap punggung nyonyanya yang Akan menghilang.
Di perjalan Riska mengetik pesan WA ke Malik..
` Sayang, aku perjalanan kekantormu". send.
Drrrrtttt... drttt...
Hand phone Malik bergetar, dia membaca pesan masuk di WAnya.
Wajahnya seketika pucat melihat pesan yang masuk atas nama Riska, kemudian membalasnya
` Aku sedang meeting diluar sayang, kamu tunggu saja dirumah, Aku segera pulang`. send
Riska yang masih menunggu jawaban, dengan segera membuka chat balasan suaminya. Dengan perasaan kecewa, akhirnya Riska menghempaskan nafasnya pelan.
" Huffffttt... Mang, kita putar balik ketempat kerja Trias. Ucap Riska ke Mang Diman.
"Iya nyonya". Jawaban Mang Diman.
Sepuluh menit, akhirnya Riska sampai ketempat kerja Trias.
Trias memiliki kios bunga tidak jauh dari rumah Riska.
Trias sangat menyukai aneka bunga, makanya Albert berinisiatif membukakan Kios bunga untuk Trias.
" Riska... sejak kapan kamu ada disini?". Sapa Trias yang melihat Riska sudah memegang bunga lily.
"Hey, tidak bisakah kau menggangguku mencium aroma bunga ini". Mata Riska melirik ke arah Trias yang berada disampingnya.
" Sejak kapan kamu suka bunga? ". Tanya Trias dengan terkekeh. Karena selama ini yang Trias tahu, Riska itu tidak suka bunga jenis apapun. Tapi hari ini dia heran dengan sikap sahabatnya yang menghirup wangi bunga lily.
" Entah lah, yang pasti sejak hari ini". Riska tersenyum.
"Ada yang aneh sama kamu, kamu baik-baik saja kan? ". Trias menggoda Riska sambil memegang kening Riska sambil terkekeh.
" Aku baik-baik saja, bahkan hari ini Aku bahagia Trias ". Ucap Riska dengan senyum yang mengembang.
Trias yang melihat sahabatnya sangat heran. Ga biasanya dia sebahagia ini.
" Malik mengajakmu honeymoon ke kutub utara ya". Celetuk Trias.
Riska yang mendengar celetukan sahabatnya tertawa terbahak-bahak.
"Kutub utara, emangnya Aku pinguin". Sahut Riska.
" Lah iya kali aja si Malik jelmaan Singa laut". Ucap Trias sambil terkekeh. Kemudian merekapun tertawa bersama.
" Ini". Riska mengeluarkan hasil testpack nya dan menyodorkan ke Trias.
Trias yang melihatnya terkejut bahagia.
"OMG, kamu serius". Tanya Trias masih dengan nada ke terkejutannya.
Riska menggangguk dengan senyumnya yang Khas.
" Selamat sahabatku, semoga yang ini princess yang unyu". Trias sambil memeluk sahabatnya dengan bahagia.
Kemudian mereka melepaskan pelukan mereka masing-masing."Malik pasti bahagia kamu hamil lagi...". Tanya Trias dengan senyum.
Riska menggeleng terus menunduk.
"Malik belum tahu, bahkan hari ini aku berencana memberi kejutan atas berita bahagia ini, tapi dia tak ada waktu".Lanjut Riska bercerita dengan sedih.
"Malik apa akhir-akhir ini sibuk? ". Trias bertanya dengan pelan dan hati-hati.
Sebenarnya Trias sudah mendengar gosip kedekatan Malik dan Martha. Tetapi dia masih enggan bercerita ke Riska karena Trias belum memiliki cukup bukti.
" Kerjaan dia akhir-akhir ini padat. Sample rumah pasti menjelang pagi, bahkan kadang sampai tidur di kantor". Lanjut cerita Riska.
Melihat Riska yang kecewa, Trias berniat mengajak sahabatnya ke restoran Arab yang tak jauh dari kantor Malik. Tiba-tiba Riska menanyakan seseorang yang akhir-akhir ini juga jarang terlihat dan bersama mereka.
" Martha kemana ya, uda lama ga ngumpul-ngumpul sama kita". Tanya Riska.
Trias yang mendengar pertanyaan Riska tiba-tiba gugup. Keringat mulai menyirami keningnya. Dia bingung harus menjawab apa. Dia ga mungkin bercerita kalo Martha sedang sibuk dengan suaminya. seketika Trias langsung mengalihkan pembicaraan soal Martha. Trias mendapat ide cemerlang untuk mentraktir sahabatnya.
" Ya uda untuk kebahagiaan ini Aku mau traktir kamu ke restoran Arab yang baru buka cabang di jalan kenanga, gimana? ". Ajak Trias.
" Oke". Jawaban Riska dengan cepat.
Lalu Trias memanggil salah satu karyawannya untuk menggantikan sementara selama ia dan Riska keluar.
Di perjalanan Mereka berdua saling bercanda, tertawa, saling support.
"Ah kamu curang Ris, ". Celetuk Trias.
" Curang gimana? ". Riska mengernyitkan satu alisnya.
" Ya curang, masak aku baru satu kamu uda dapat tiga". Sahut Trias.
Riska yang mendengar tertawa terkekeh.
"Ye, mana ku tahu... Rahasia Tuhan". menjawab sahutan Riska.
" Lagian, Jodoh rezeki dan maut semuanya sudah ditulis dicoretannya. Kita mah cukup mensyukurinya".
"Iya iya emak komplek". Trias menggoda Riska yang sekarang berubah seperti emak-emak komplek.
Kemudian mereka tertawa bersama.
Lima belas menit akhirnya sampai ke tempat tujuan.
Mereka berduapun masuk ke dalam Restoran.
" Eh, Aku ke toilet dulu. Kebelet nih". Ucap Trias sambil buru-buru berlari ke toilet.
"Uda Sana, keburu ngompol". Ejek Riska sambil menjulurkan lidahnya sedikit.
Kemudian Riska mencari tempat duduk, tiba-tiba matanya teralihkan sesuatu yang dia kenal. Semakin dia melihatnya semakin Riska mengenalinya.
" Malik". Ucap Riska dengan lirih.
"Tadi kau bilang sedang sibuk meeting bersama klien, meeting macam apa ini". Bathin Riska dengan kecewa.
Riska melihat Malik sedang makan bersama dengan seorang wanita yang amat sangat dia kenal. Wanita itu begitu perhatian dengan Malik, menyuapi Malik dengan sesekali mencium pipi Malik.
Dada Riska terasa sesak melihat adegan itu, rasanya tubuhnya ingin sekali terhempas jauh dari tempat nya. Pikirannya mulai cemas seperti sedang di giling oleh gilingan daging.
Berkali-kali dia bernegosiasi dengan hatinya. Kalo yang dilihatnya adalah mimpi buruk.
Ga mungkin, ini ga mungkin.
Tangan Riska mulai basah dengan di aliri keringat kecemasannya. Jantungnya terasa di tombak dengan ribuan tombak.
Tak terasa benteng pertahanannya pecah air mata mulai menetes di pipi halusnya.
Riska benar-benar tak menyangka jika hari kebahagiaannya Akan disambut dengan pengkhianatan.
"Martha". Ucap Riska dengan lirih.
Trias yang selesai dari toilet tatapannya langsung menuju ke arah pengkhianatan Martha. Dadanya pun ikut terasa sesak.
Dia pun langsung menghampiri sahabatnya.
Menggenggam tangannya dengan erat. Memberikan support lewat tatapan.
" Daddy, cium mamih". Terdengar suara anak perempuan kecil diantara mereka.
Riska dan Trias terkejut mendengar panggilan anak kecil itu dengan sebutan Daddy dan Mamih.
Trias kali ini benar-benar tidak tahan, dia ingin mendengar penjelasan dari mereka berdua. Tapi tangan Riska dengan segera menariknya. Menatap mata Trias dan menggelengkan kepalanya. Tanda jika Riska tidak mau terjadi keributan ditempat umum.
Trias Pun menuruti sahabatnya dengan kesal, dan tanpa sengaja Riska menyenggol vas bunga disampingnya. Membuat orang-orang didekatnya mengalihkan pandangan mereka ke Riska dan Trias. Tidak terkecuali Malik dan Martha.
Mata mereka bertemu.
Trias yang tidak tahan, kemudian menghampiri meja mereka.
" Jelaskan maksud ini semuanya?! ". Trias berteriak menekan mereka.
Trias sudah tidak perduli dengan keadaan di restoran.
" Aku bisa jelaskan ini semua Trias Riska". Ucapan Martha yang panik.
Riska hanya bisa menunduk dan sesekali menyeka air matanya yang menetes.
Sama halnya dengan Malik. Dia hanya bisa tertunduk malu atas kelakuannya sambil menggenggam erat jemari anak perempuan disampingnya.
"Mari kita duduk dulu, Aku janji Akan jelaskan ini semua". Pinta Martha.
Riska yang mendengar, lalu menarik tangan Trias dan mengajaknya satu meja dengan Malik Mengikuti pinta Martha.
Suasana Restoran yang begitu tegang mulai tenang.
"Sebelumnya Aku minta maaf kepada kalian, terutama kamu Riska". Martha menarik jemari Riska, menggenggamnya.
Riska yang merasa jemari nya dipegang kemudian menariknya. Riska masih sangat terpukul dengan apa yang terjadi.
" Minta maaf untuk apa? , Jangan bilang kalo kalian... ". Riska menghentikan ucapan nya, dia tak sanggup untuk melanjutkannya. Air Mata pun mengalir dengan cepat.
Malik yang melihat wajah Riska merasa tercabik-cabik. Dia menyesal telah mengkhianatinya. Kejadian di malam itu membuat dirinya dan Martha khilaf. Malik yang dibawah alam sadarnya tidak tau jika wanita yang bersamanya adalah Martha bukan Riska istri yang di cintainya.
"Jelaskan padaku dan Riska semua dengan jelas Malik". Suara Trias semakin meninggi.
" Maafkan Aku sayang telah mengkhianatimu, Aku dan Martha sudah menikah". Ucap Malik dengan pelan dan terbata-bata.
Trias menutup mulutnya dengan kedua tangannya dia tidak menyangka kalo yang dia anggap gosip adalah kenyataan.
Sedangkan Riska memejamkan matanya dalam-dalam. Air Mata semakin tidak bisa terbendung. Dada terasa tercekik, ingin rasanya dia berlari dan bunuh diri.
PLAAAKKK!!!
Tamparan keras dilemparkan Riska ke pipi Malik.
🖤🖤🖤🖤🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Nulis terus✍️💪
semangat Thor 💪
#penaAutoon 🥰
2021-10-18
0