❣❣❣❣❣❣❣
"Kenapa gue harus perhatian sama dia, kenal aja baru". Gumam Zacklee menatap Ellena.
" Ini bukan loe Zack, inget kita baru kenal". Zacklee yang berasa ngobrol dengan bayangannya, meyakinkan dirinya jika degupan itu hanyalah degupan biasa.
Ceklekkk!!!
Pintu terbuka,
"Ellena, pesanan pecel ayam sudah ready". Ucap Shandy dengan bahagia.
" Telaaat, dia sudah tidur". Zacklee menjawab.
Shandy pun terkejut dengan suara Zacklee.
"Sejak kapan tu tokek disini". Bathin Shandy.
" Ngapain loe disini". Tanya Shandy dengan ketus.
"Lah, seharusnya gue yang Tanya ngapain aja loe sampe jam segini baru balik". Jawab Zacklee ga kalah ketusnya.
Shandy sendiripun masih terlalu kuat dengan egonya. Makanya setiap bertemu Zacklee masih seperti bertemu rivalnya.
Beda dengan Zacklee, dia bersikap ketus dengan tujuan ingin menyadarkan Shandy. Kalo Felicia bukan yang terbaik.
Bukan bermaksud apa-apa. Tetapi pernah seketika Zacklee memergoki Felicia sedang bersama pria lain dibelakang Shandy.
Zacklee tidak mau jika nasibnya akan menimpa Sahabatnya juga.
Namun, Zacklee enggan bercerita ke Sahabatnya. Karena bagaimanapun separah apapun kelakuan Felicia dibelakang Shandy, Shandy pasti akan melindunginya.
" Ga perlu tau gue kemana aja ". Jawab Shandy.
Kemudian dia mendekat ke ranjang tidur Ellena. Dilihatnya Ellena yang sudah tidak pucat.
" Apa dokter Yoga sudah kesini". Shandy tiba-tiba bertanya ke Zacklee.
"Ehm". Jawab Zacklee dengan menganggukan kepalanya.
" Sikap gue keterlaluan". Ucap Shandy dengan lirih.
Zacklee yang melihatnya kemudian mendekatinya. Memegang pundak Shandy yang masih menatap Ellena.
"Sudah lah, penyesalan selalu datang belakangan. Yang terpenting sekarang perbaiki menjadi lebih baik".
" Makasih Zack".Ucap Shandy
"Kita sudah bersahabat lama, dari kecil kita selalu berkomitmen jika diantara kita ada yang sakit maka yang lain harus disampingnya dalam keadaan apapun". Zacklee mengingatkan perjanjian masa kecil mereka.
Shandy yang mendengar ucapan Zacklee langsung teringat dalam memori masa kecilnya. Sahabat kecilnya yang entah kenapa menghilang darinya.
Sahabat kecil yang selalu dirindukannya. Berharap kedatangannya.
" Lee". Ucap Shandy dengan nada lirih tetapi masih terdengar.
"Loe mengingatnya Shand? ". Tanya Zacklee.
Kemudian mereka berdua saling menatap, mengingat memori masa kecil mereka.
Dengan wajah yang langsung menunduk, Zacklee berkata:
" Gue Lee, Shand... Sahabat loe dari kecil".
Shandy terkejut dengan pengakuan Zacklee.
Meskipun dia tau jika perjanjian persahabatan mereka hanya mereka berdua yang tau.
"Tante Trias". Shandy melanjutkan pertanyaannya.
Zacklee menganggukan kepalanya.
" Mama ada disini bersama ka Marcel". Zacklee menjawab.
"Berarti loe beneran Lee? ". Tanya Shandy ingin meyakinkan.
" Ya Shand, gue Lee sahabat kecil loe".
"Dunia ini ternyata sempit Shand, sudah lama gue, mama dan papa cari keluarga loe, tapi Nihil, tidak ada satu petunjuk apapun". Zacklee lanjut bercerita dengan sedikit kecewa.
Shandy yang mendengar cerita Zacklee tak tahan dengan sekejap langsung merangkul Zacklee, memeluknya, melepaskan kerinduan yang sudah lama mereka rasakan.
" Sahabat macam apa loe, sudah lama kita bersama kenapa loe ga bilang kutut". Shandy memanggil panggilan akrabnya dengan bahagia. Membuat Zacklee yang mendengarnya tertawa.
"Loe masih ingat kutut gue". Tanya balik Zacklee.
" Inget lah.. tu kutut yang bikin kita dikejar anjing, gara-gara loe kekeh minta nolongin tu kutut". Tawa Shandy pecah ketika mengingat moment masa kecilnya bersama Zacklee menolong burung perkutut anakan yang jatuh dari sarangnya. Gara-gara itu mereka sempat dikejar anjing juga.
"Sekarang gimana kabar si kutut? ". Tanya Shandy dengan senyum.
" Dia sehat, butuh pendamping sepertinya ". Jawab Zacklee dengan candaan.
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak dengan candaan mereka.
" Lee, dimana ka Marcel mengajak tante. Gue uda rindu banget ". Tanya shandy.
" Mana tau gue, Ka Marcel ga pamit mau culik mama kemana". Jawab Zacklee.
"Culik". Shandy sambil mengernyitkan alisnya sebelah.
" Keluarga loe kan hobby nyulik, hahaha". Tawa Zacklee lepas.
"Maksud loe, ga usah macam-macam gue tinju disini". Shandy sedikit Marah.
" Lah iya hobby nyulik, dulu loe nyulik mantan gue, hari ini kaka loe nyulik mama gue, nah besok.... ". Suara Zacklee terhenti karena sahutan Shandy.
" Ellena nyulik hati loe". Sahut Shandy membuat Zacklee dengan seketika gugup dan salah tingkah.
Shandy memang tau jika Zacklee sering sekali perhatian ke adiknya. Wajar jika Shandy bilang gitu.
"Apaan si loe". Zacklee mulai salah tingkah.
" Lee, gue ikhlas Ellena sama loe". Shandy mulai usil.
Tiba-tiba****
"Asyik bener kalian berdua, uda akur nih". Celetuk Alex yang tiba-tiba datang bersama Revan dan Devan.
" Si biang rusuh mulai datang". Gumam Zacklee.
"Sepertinya calon kaka ipar sudah baikan sama calon adik ipar". Revan ikut menyahut.
Devan yang belum tau apa-apa hanya celingukan ke arah sahabat-sahabatnya.
" Kalian tuh biang rusuh, ngapain kesini". Tanya Shandy.
"Maaf sebelumnya calon kaka ipar, gue kesini mau jenguk calon istri gue". Alex mulai bercanda.
" Siapa Calon istri loe? Jangan bilang kalo adik gue. Ga ikhlas gue loe jadi calon imamnya". Jawab Shandy dengan ketus.
"weisss, sabar calon kaka ipar... gue janji bakal setia setiap saat mirip Rexona buat dedek Ellena". Lanjut candaan Alex.
Zacklee, Revan dan Devan tertawa terbahak-bahak melihat tingkah si Alex.
" Zack". Teriak Alex.
Zacklee pun menoleh ke arah Alex.
"Sorry ya kita sekarang saingan, dedek Ellena di hatiku juga". Celetuk Alex yang berniat memancing kecemburuan Zacklee.
Zacklee yang tak mau kalah, dengan segera menemukan ilham dalam otaknya buat ngerjain si rusuh.
" Lex, di cari Anya tuh ini dia telfon gue, loe mau ngomong ga? jelasin siapa dedek Ellena". Zacklee gantian jahilin Alex sambil menahan tawa.
Alex yang mendengar nama Anya seketika berubah pucat. Lalu menghampiri Zacklee yang berdiri di dekat ranjang tidur Ellena.
"Loe serius Anya telfon? ". Alex mendekati Zacklee.
" Lah iya, nih Anya butuh penjelasan ". Lanjut Zacklee berbohong.
Disahutnya Handphone Zacklee, kemudian buru-buru dia dekatkan ke telinganya.
" Halo sayangku, manisku, kasihku, belahan jiwaku... cuma kamu seorang yang gue cinta sampai akhir hayat. Percaya deh". Suara Alex yang sedang menyahut telfon Zacklee.
Serasa dia menyadari ada yang aneh, karena daritadi Anya ga membalas ucapan Alex.
Alex pun melihat ke layar Hand phone Zacklee. Kemudian Alex menoleh ke arah orang yang mengerjainya yang sedang menahan tawa gara-gara tingkah Alex.
"Dasar loe Zack, bercanda loe ga lucu. bikin jantung gue mau copot". Alex yang mulai sadar dikerjai Sahabatnya.
Revan, Devan, dan Shandy tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Zacklee dan Alex.
" Kalo jantung loe copot, pumpung di Rumah Sakit tinggal di lem aja Lex". Celetuk Devan.
"loe pikir jantung gue dari kertas apa main lam lem lam lem aja". Alex makin kesal.
"Udah,udah.. lagian loe Lex, ganggu Zacklee terus. sukurin kalo balik dikerjain". Lanjut Revan.
Alex yang menyadari kejahilannya hanya tersenyum menampakkan giginya yang Putih.
" Ellena, gimana kondisinya Shand? ". Tanya Revan.
" Tanya dia, Tanya gue nih yang dari pagi disini". Sahut Zacklee.
Revan, Alex, dan Devan menatap tajam gara-gara ucapan Zacklee.
"Nah, uda gue bilang kan... Es nya sudah mencair, dan bentar lagi turun hujan cinta". Celetuk Alex.
" Ye, gue kesini antar mama". Sahut Zacklee.
Alex kemudian mengedip-ngedipkan matanya ke dada Zacklee.
"Mama ato hati nih? ".
Zacklee tak menanggapi pertanyaan konyol Alex.
"Ryan kemana?". Tanya shandy.
" Ryan ke tempat Bri... ". Jawab Devan kemudian terhenti.
" Belum saatnya gue cerita ini". bathin Devan.
Revan, Alex, Shandy dan Zacklee menatap tajam ke Devan. Devan faham tatapan itu menyuruhnya untuk melanjutkan pembicaraannya.
Hal itu membuat Devan gugup.
"Bri... Bribinya yang di kota B****". Sahut Devan.
" Gue kira ke tempat Brian si Breng*** itu". Lanjut Shandy.
"Ya mana mungkin Ryan kesana, kan mereka musuh bebuyutan kita". Devan mencoba mencairkan suasana.
" Apa dia sudah tau kalo Ellena adik gue Dev,". Tanya Shandy.
Devan menggeleng, karena semenjak kejadian saat itu Ryan tidak pernah menampakkan dirinya.
Terakhir Devan bertemu, Ryan sedang bersama Brian musuh bebuyutan geng's mereka.
"Dedek kenapa Shand? daritadi tidur mulu. padahal suara kita sudah seperti terompet, bising, abang kangen nih dek". Tanya Alex dengan manja. Membuat sahabat-sahabatnya ingin menimpuknya dengan tabung oksigen dekat Ellena.
" Hampir satu jam, bentar lagi kata dokter siuman". Jawab Zacklee sinis.
Shandy yang mendengar itu menoleh ke arah Ellena.
"Maafin kaka, tidak menepati janji untuk menjagamu". Bathin Shandy.
"Dia gadis hebat". Ucap Revan yang mengerti dengan perasaan Shandy.
" Loe tenang saja Shand, semua akan baik-baik saja". Revan menguatkan Shandy.
Ellena tiba-tiba mencoba membuka matanya, Shandy dan zacklee yang mengetahui segera mendekatinya.
"Ka..ka, kemana saja hari ini. aku takut ka". Ellena mulai sadar.
" Maafin Kaka, kaka tadi cari pecel ayam pesananmu. diseberang jalan Sana ibunya lagi pergi ke luar kota". Shandy berbohong.
"Ka Revan, Ka rusuh, ka Devan kalian ada disini juga? sejak kapan? ". Tanya Ellena yang mulai menyadarinya.
" Ka rusuh? loe ga mesra ah Ell... Abang Alex tamvan getoooh". Ucap Alex dengan cemberut.
Membuat sahabat-sahabatnya bahagia dan terkekeh mendengar julukan baru buat Alex.
"Terus harus manggil apa? ka playboy aja kalo gitu". Ellena sambil tersenyum.
" Gue ga playboy dedek Ellena, tapi kasihan aja sama cewek-cewek disana yang uda kelamaan antriin gue". Celetuk Alex.
"Hadeeehhh, denger ka rusuh bilang gitu perutku mual ka". Ellena menoleh ke Shandy dan pura-pura mual.
Zacklee, Revan dan Devan semakin bahagia melihat Alex kalah kali ini.
" Puteri tidur gimana kondisinya? ". Tanya Revan.
" Baik ka, bahkan lebih baik". Ellena menjawab dengan semangat.
"Ellena, gue minta maaf ya atas kejadian yang lalu". Sahut Devan.
Ellena tersenyum,
" Ellena sudah maafin semuanya koq".
"Mulai sekarang loe ga hanya punya dua kaka, kita semua juga kaka loe". Ucap Revan.
Mata Ellena tiba-tiba berkaca-kaca mendengar ucapan Revan. Rasanya bahagia sekali dikelilingi orang-orang yang menyayanginya.
" Gue mewek nih, boleh ga peyuk dedek Ellena ". Alex yang tiba-tiba drama pingin peluk Ellena lalu dihadang Zacklee, dan Alex malah memeluk Zacklee membuat semuanya tertawa terbahak-bahak.
**************
Di kantin Rumah Sakit,
" Tante, Marcel boleh tanyakan sesuatu? tentang Papa".
Trias yang mendengar pertanyaan Marcel mengerti arah pertanyaannya.
Trias pun mengangguk.
"Dimana papa tan? ". Lanjut Marcel.
Trias diam Sejenak, menghempaskan nafas supaya ada ruang kelegaan buat menjawabnya.
" Papamu sudah meninggal". Jawab Trias.
"Papamu mengalami kebangkrutan setelah meninggalkan Riska. Dia kecewa, karena selama ini dia salah faham dengan Riska.".
" Maksud tante salah faham? ". Marcel terkejut dengan cerita Trias.
🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
Assalamu'alaikum..
Selamat siang kaka semua,
Siapa yang mau digombalin Alex nih???
Kalo Tothor pingin jawaban Cinta Zacklee ke Ellena 🤗
Tapi kapan ya???
Simak terus kelanjutan ceritanya ya,,,
Daaan jangan lupa tinggal kan jejaknya👌
Vote, Like and komentnya ditunggu Tothor yaaa🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments