Akhirnya ku menemukannya

Di depan pintu ruang rawat Ellena sebuah Mata menatap tajam ke arah Trias.

Hatinya berdegup kencang melihat sosok Trias.

Antara percaya atau tidak tapi yang dia lihat adalah kenyataan.

"Mama, akhirnya ku menemukannya". Bathin Marcel.

"Tuan muda Marcel, Nona eye's akan siuman kurang lebih satu jam lagi. Aku hanya menyakitinya sebentar". Dokter Yoga menyapa Marcel yang berada didepan pintu.

" Terimakasih Tuan Dokter Yoga, saya selalu percaya anda akan memberikan yang terbaik buat adikku". Jawab Marcel.

"Hahaha..,sama-sama Tuan muda Es". Celetuk dokter Yoga melihat Marcel yang menatapnya dingin.

" Dasar loe yoga, kalo ga Ada orang gue timpuk loe pake sandal swallow". Marcel mulai kesal dengan candaan dokter Yoga.

"Oce, kalo gitu gue permisi. Inget janji loe kalo adik loe sehat ajak makan malam dengan ku". Bisik Dokter yoga ke telinga Marcel sambil tertawa.

" Cium dengkul gue dulu baru gue ajak putri impian loe". Marcel membalas candaan Dokter yoga sambil terkekeh pula.

Trias, yang melihat tingkah berdua terfokus dengan Marcel.

Mendalam dia melihat Marcel meyakinkan dirinya kalo itu memang Marcel Malik putra Riska.

Hati Trias mulai bahagia, ketika Marcel mendekati nya.

"Tante Trias". Marcel menyapa Trias dengan Mata berkaca-kaca.

Meyakinkan dirinya jika memang yang Ada didepannya adalah orang yang selama ini dicarinya.

Bertahun-tahun Marcel mencari Trias. Sahabat Riska yang selalu di rindukan Riska sampe akhir hayatnya.

"Mar.. Marcel". Tante Trias dengan terbata-bata.

" Iya tante, ini Marcel". Air Mata bahagia Marcel sudah tidak bisa di bendung lagi.

"Marcel putra Riska Safira tante". Marcel sesenggukan memegang jemari Trias.

Trias dengan tidak sabar langsung memeluk Marcel dengan erat. Meluapkan kerinduannya bertahun-tahun.

Tangisan haru bahagia menyelimuti mereka berdua.

" Riska, Aku janji kali ini ga akan meninggalkan putra-putrimu". Ucap Trias berkali-kali.

"Maafin tante cel, maafin tante". Suara Trias yang serak.

" Tante ga perlu minta maaf, semua sudah diatur oleh nya tan". Ucap Marcel.

"Andai saja waktu itu tante mengajak kalian, pasti sampai sekarang Riska masih hidup". Tangisnya Trias mulai pecah kala mengingat Riska.

" Tante, Mama sudah bahagia di surga. Tante tak perlu menyesalinya". Marcel meyakinkan Trias yang masih menyalahkan dirinya.

"Sekarang Tuhan sudah mengatur yang pas. Kita dipertemukan kembali. Jadi Marcel mohon Jangan menyalahkan diri tante". Marcel lalu memeluk Trias kembali.

Zacklee yang berada didepan mereka tak kalah terkejut setelah bertahun-tahun dia merindukan kakaknya di waktu kecil, ternyata hari ini dia bertemu ka Marcel .

Yaa, ka Marcel adalah sosok panutan Zacklee waktu kecil. Kakak yang selalu mengayomi adik-adiknya. Kaka yang dengan sabar Dan bijak mengajari banyak hal.

" Cel, ini Lee.. Kau masih ingat". Trias mengingatkan tentang Zacklee di masa kecil.

"Aku selalu ingat tentang adik-adikku tan". Marcel menatap Zacklee didepannya.

" Ka.. ". Suara Zacklee.

Marcel langsung saja memeluk Zacklee.

" Tuhan memang adil telah mempertemukan kita. Mama, engkau benar kalo Ellena adalah keberuntungan". Ucap Marcel lalu melepaskan pelukannya ke Zacklee.

"Jadi, Cantik ini... ". Trias sambil memegang jemari Ellena yang masih tertidur.

Marcel mengangguk, mengetahui arah pertanyaan Trias.

" Ellena adik Marcel yang terakhir tante, kenang-kenangan Mama sebelum meninggalkan kita". Mata Marcel menatap wajah Ellena.

Trias terkejut menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Ya Tuhan, berarti Feelingku benar kalo Ellena itu duplikat asli Riska".

Air Mata terjun lagi ke pipi Trias.

Zacklee merasa terkejut juga mendengar kebenaran.

" Jika Ellena adik ka Marcel berarti dia juga adik Shandy? ". Sahut Zacklee dengan penasaran.

" Iya Lee, Ellena adik Shandy juga". Jawab ka Marcel.

"Kamu sudah bertemu Shandy? ". Tanya Marcel.

" Selalu ka, dia sahabatku ". Jawab Zacklee.

" Sahabat". Marcel mengernyitkan Satu alisnya.

"Shandy teman SMP sampai kuliahku, kita selalu bersama. Tapi kita ga da feeling apa-apa". Penjelasan Zacklee.

" Shandy pasti akan bahagia mendengar berita ini, dia sudah lama rindu tante, om Dan Lee". Lanjut Marcel.

"Apa dia bisa seperti dulu saat kita masih kecil, entahlah". Bathin Zacklee.

" Tante sudah ga sabar pingin ketemu Dan peluk Shandy". Trias menimpali percakapan mereka.

"O, ya Lee berarti teman yang di ajak makan siang Ellena itu.... ". Marcel mulai menanyakan cerita Ellena waktu itu. Marcel mulai teringat dengan cerita Ellena.

" Hehehe, iya ka. Ellena bersama ku. Dan maaf ka, Aku mengajaknya pulang kerumahku sebentar. " Cerita Zacklee.

"Selama Ellena masih utuh, tenang saja. Tapi... Kalo kenapa-napa, kaka bakal hajar kamu". Sambil meninju pundak Zacklee.

Dan mereka tertawa bersama.

Menikmati kerinduan yang telah lama.

********

Di sebuah restoran,sebelumnya..

Shandy yang Dari tadi mencari pesanan Ellena. Tiba-tiba,

" Sayang". Suara yang dikenal Shandy.

Shandy membalikkan badan Dan terkejut ternyata yang memanggilnya adalah Felicia.

"Felice, sejak kapan loe Ada disini? ". Tanya Shandy.

" Sejak tadi. Tadinya gue mau jemput loe ke rumah Sakit. Sampai parkiran gue lihat loe terus gue ikutin". Ucap Felicia dengan manja.

"Sayang, gue kangen.. Yuh kita nge date bentar". Pinta Felicia.

" Maaf Felice, gue ga bisa. Gue janji lain kali kita double time date". Shandy menolak halus permintaan Felicia.

Felicia mulai mengerucutkan bibir nya Dan melepaskan pegangan tangannya dari tangan Shandy.

"Apa ini semua gara-gara cewek itu! Loe uda ga sayang gue lagi apa, lebih penting dia ya daripada gue". Felicia mulai kesal.

" Sayang please, ngertiin posisi gue. Cewek yang loe maksud itu adik gue. Dan sekarang dia lagi Sakit". Shandy menjelaskan.

"Gue ga perduli, mau adik loe tetangga loe gue ga perduli. Yang gue tau sekarang loe berubah Shandy". Felicia mulai sedih.

Shandy lalu memeluk Felicia, menangkan hati Dan pikirannya.

Memang akhir-akhir ini Shandy sudah berlaku tidak adil dengan Felicia.

Semenjak dia mulai menyayangi Ellena, Felicia jadi terabaikan.

" Oce, untuk menebus kesalahanku ayok kita nonton. Ada Film ke sukaanmu hari ini". Rayu Shandy ke Felicia.

"Seriously sayang". Felicia mulai lupa dengan kesalnya.

" Seriuuuusss, bahkan dua riuss". Ucap Shandy.

Lalu mereka berdua memasuki mobil Felicia, Dan berangkat ke bioskop langganan mereka.

Dengan amat terpaksa Shandy harus melupakan kelaparan Ellena.

Saat perjalanan ke bioskop, Felicia tak henti-hentinya merayu Shandy. Menyandarkan kepalanya ke pundak Shandy yang sedang menyetir.

"Sayang, gue pingin loe selalu disamping gue, gue cinta banget sama loe". Lalu mendaratkan kecupan ke pipi Shandy.

" Gue juga cinta loe". Shandy pun tak kalah dari Felicia dia pun mendaratkan kecupan ke pipi Felicia.

Lampu menunjukkan warna merah menandakan para pengendara harus berhenti.

Di samping mobil Shandy, seseorang ga sengaja melihat Shandy sedang membuka kaca jendela memberikan sedikit sedekah ke pengamen.

"Dasar meong, bener-bener deh nih anak ga bisa di percaya.. Disuruh nemenin adik-nya malah asyik-asyikan pacaran. Aku kutuk jadi pagar pancoran tau rasa". Gerutu Marcel yang melihat Shandy.

Kemudian dia mengingat Ellena,

" Kalo Shandy disini, Ellena sama siapa?? Haisssh... Dasar Shandy ".Marcel ngedumel kemana-mana.

Segera Marcel mengebud Mobilnya agar sampai ke rumah Sakit.

Dia Khawatir dengan kondisi Ellena. Karena hari ini jadwal Ellena diambil sample darahnya.

Ellena memang takut dengan jarum suntik. Itu yang membuat Marcel Khawatir dengan kondisi Ellena.

**************

Di ruang rawat Ellena,

" Lee, jaga Ellena sebentar. kaka mau berbicara empat Mata dengan tante". Ucap Marcel.

Zacklee menganggukkan kepala.

"Dia pasti aman dengan ku ka". Jawab Zacklee dengan senyum.

Kemudian Marcel Dan tante Trias keluar.

🖤🖤🖤🖤