"Mencintai belum tentu memiliki, kadang kita harus ikhlas melihat orang yang kita cintai bahagia walaupun bahagianya bukan bersama kita, berani mencintai berarti kamu juga harus berani untuk mengikhlaskan"
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
Setelah sholat Dhuhur, Dara telah bersiap kini ia memakai gamis berwarna biru navy dengan warna hijab yang senada. Saat ini Dara sedang menunggu Azlan menjemputnya, sesuai apa yang dikatakan Azlan semalam, Dara akan menemani Azlan membeli cincin untuk Arini, walaupun hatinya masih merasa sangat sakit, tapi saat ini Dara berusaha untuk Perlahan-lahan melupakan rasa cintanya kepada Azlan, Dara hanya ingin menginginkan sahabat yang dicintainya secara diam-diam itu bahagia walaupun dengan wanita lain bukan dirinya.
Tak berselang lama, Dara mendengar suara bel rumahnya.
"Mungkin itu kak Azlan," ucap Dara pada dirinya sendiri dan bergegas turun sebelum itu dia mengambil tasnya dulu.
🥀🥀🥀🥀🥀
"Assalamualaikum," ucap Azlan ketika Dara membuka pintu.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," ucap Dara yang langsung menundukkan pandangannya.
"Kok warna baju kita mirip ya?" ucap Azlan yang langsung membuat Dara memandang Azlan, dan memang benar saat ini Azlan juga memakai kemeja berwarna biru navy.
"Iy-iya ya kak," ucap Dara gugup dan kembali menundukkan pandangannya
in"Oh iya, Tante Fisya ada?" ucap Azlan
"Bunda ada di dapur kak, emangnya kenapa?" ucap Dara yang masih setia menunduk.
"Mau minta izin," ucap Azlan menjawab pertanyaan dari Dara.
"Hah," Dara yang kaget pun langsung melihat wajah Azlan yang lebih tinggi darinya setelah sadar Dara pun langsung menundukkan pandangannya kembali.
"Iyalah minta izin, masa aku mau bawa anaknya keluar nggak minta izin dulu," ucap Azlan
"Ohh, yaudah Dara panggil bunda dulu, kak Azlan duduk dulu gih," ucap Dara yang langsung kedapur untuk memanggil bundanya
Tidak berselang lama Dara muncul bersama Fisya Bundanya.
"Ehhh nak Azlan," ucap Fisya
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Tante," ucap Azlan
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh nak," ucap Fisya menjawab salam Azlan.
"Afwan tante sebelumnya, Azlan mau minta izin ngajak Dara keluar sebentar, apakah tante izinkan?," ucap Azlan dengan sopan
"Hmmm, tante izinin tapi kalian harus jaga jarak, dan mengingat batasan antara lawan jenis yang bukan mahram," ucap Fisya mengingatkan
"In Syaa Allah tante, Azlan akan selalu ingat pesan tante, lagian juga nanti Azlan dan Dara perginya di tempat yang ramai dan kalau dimobil Dara duduknya dibagian belakang," ucap Azlan
"Ohh iya, kalau gitu kalian hati-hati ya," ucap Fisya
"Iya Tante Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Azlan
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"
" Dara pergi dulu ya Bunda, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bunda," ucap Dara lalu bergegas pergi bersama Azlan setelah Fisya menjawab salamnya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Saat ini mereka telah berada didalam mall terbesar di kota ini, Dara berjalan di samping Azlan dengan sedikit jarak diantara mereka, ada beberapa mata yang melihat mereka berdua, mungkin mereka beranggapan bahwa Azlan dan Dara adalah pasangan yang sangat serasi, apalagi saat ini mereka memakai baju yang warnanya sama.
"Hmm, Dara kayaknya nggak usah deh beli cincin disini, nanti aku titip sama Mama aja deh," ucap Azlan tiba-tiba
"Ishh apaan sih kak, harusnya kakak itu bilangnya dari tadi, kita udah sampai disini juga," ucap Dara jengah
"Maafin aku deh," ucap Azlan memohon
"Iya deh aku maafin," ucap Dara yang masih setia menunduk
"Jadi kita sekarang pulang nih kak?" ucap Dara lagi
"Nggak," ucap Azlan yang langsung membuat Dara kebingungan
"Kenapa nggak? Tujuan kita kesini kan cuma mau beli cincin dan udah nggak jadi, jadi apa lagi yang mau kakak lakuin disini?" ucap Dara yang masih bingung dengan omongan Azlan
"Aku nggak mau keluar dari Mall ini dengan tangan kosong, sekarang aku rencananya mau beliin kamu baju gamis," ucap Azlan
"Nggak usah deh kak, kita pulang aja ya, lagian kalau masalah baju, Dara punya banyak kok dirumah," ucap Dara berusaha menolak Azlan dengan sopan
"Nggak ada kata penolakan, lagian ini pertama kalinya loh aku beliin kamu baju, biasanyakan aku cuma beliin kamu novel itupun kalau ulang tahun kamu doang," ucap Azlan berusaha membujuk Dara.
"Tapi Dara nggak mau dibeliin baju kok kak," ucap Dara yang masih berusaha menolak kemauan Azlan.
"Yaudah deh kalau kamu maksa," ucap Azlan pasrah.
Merekapun keluar dari Mall itu dan bergegas pulang. Saat diperjalanan tiba-tiba Azlan menghentikan mobilnya disebuah warung bakso.
"Kakak ngapain berhenti disini," ucap Dara.
"Aku lapar Dara , belum makan siang, soalnya tadi pulang kantor aku langsung kerumah kamu, kamu temenin aku ya? Nanti aku yang bayarin," ucap Azlan melihat Dara dari kaca dalam mobil yang berada didepannya.
"Harus kakak dong yang bayarin, kakak kan sekarang udah jadi bos, nggak seperti waktu kuliah dulu masih pakai uang orangtua, hahahaha," ucap Dara dengan tawa besarnya.
"Ushh Dara kamu itu perempuan harusnya kamu itu kalem-kalem dikit, lagian kamu nggak malu apa ketawa kayak gitu didepan cowok ganteng kayak aku" ucap Azlan yang penuh percaya diri, tapi Azlan memang ganteng sih, sholeh lagi.
"hidihh kakak kepedean banget sih," ucap Dara memasang wajah sok jijiknya padahal sih dalam hati semua ucapan Azlan dia benarkan.
Walaupun Azlan dan Dara berasal dari keluarga yang kaya, namun mereka tak pernah memilih-milih tempat untuk makan, apapun itu asalkan halal mereka akan makan. Malah mereka kadang lebih menyukai makanan yang dijual dipinggir jalan, selain murah juga dapat mengenyankan perut karena porsinya yang lumayan banyak.
Untuk saat ini Dara melupakan sesaat sebuah kenyataan bahwa sebentar lagi Azlan akan meminang gadis lain.
*Ingat Dara ini pesan dari aku "sebelum jalur kuning belum melengkung masih bisa ditikung tapi tikungnya lewat do'a ya 😉"
🌻🌻🌻🌻
"Mencintai belum tentu memiliki, kadang kita harus ikhlas melihat orang yang kita cintai bahagia walaupun bahagianya bukan bersama kita, berani mencintai berarti kamu juga harus berani untuk mengikhlaskan"
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Hari ini adalah hari dimana Azlan akan mengkhitbah Arini, jujur masih ada perasaan sedih di hati Dara tapi Dara kini berusaha menghilangkan semua perasaannya kepada Azlan, bagaimanapun Dara tetap akan bahagia melihat Azlan juga bahagia, walaupun bahagianya Dara diselimuti oleh luka hati yang sangat dalam. Dara tak ingin ikut dengan Azlan untuk melamar Arini, biarlah Azlan dan keluarganya saja yang pergi, lagian jika Dara pergi kesana hanya akan menambah luka dihatinya. Dara terus berdoa di sepertiga malamnya agar perasaannya kepada Azlan segera menghilang dari hatinya seutuhnya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Siang ini Dara sedang berada di restaurant bersama Rayna Aurelie atau biasa disapa Rayna seorang wanita yang dikenal oleh Rayna saat masa SD, SMP dan SMA dulu, Rayba sudah seperti kakak bagi Dara karena umur Rayna yang sedikit tua dari Dara.
"Hmm Dara aku dengar kak Azlan mau khitbah seorang wanita," ucap Rayna saat mereka sedang menunggu pesanan makanan mereka.
"Iya, hari ini kak Azlan khitbah nya, mungkin udah selesai kali," ucap Dara berusaha menahan rasa sesak dihatinya, berkali-kali Dara berusaha menghilangkan rasa cintanya kepada Azlan tapi rasa itu belum sepenuhnya hilang.
"Kamu nggak sedih apa kalau Azlan nikah?," tanya Rayna.
" Dara pasti sedih lah Rayna, tapi Dara bisa apa lagi, lagian Dara bukan Siapa-Siapa nya kak Azlan , Dara cuma sahabat dan orang yang mencintai dia dalam diam, nggak lebih dari itu," ucap Dara dalam hati.
"Nggaklah justru Dara bahagia karena kak Azlan sudah ketemu sama pujaan hatinya," ucap Dara berbohong ya jelas tak ada orang yang bahagia bukan melihat orang yang dicintai dalam diam Dan doa akan menikah dengan wanita lain.
"Hmm, padahal nih ya aku berharapnya Azlan sama kamu itu berjodoh, kalian kan udah sahabat, dari kecil lagi," ucap Rayna dengan wajah sedihnya.
"Ushh nggak boleh ngomong gitu, ini tuh udah takdir Allah," ucap Dara. .
"Ya deh, Hmm aku berharap semoga kamu juga cepat ketemu sama jodoh kamu ya," ucap Rayna
"Iya, Aamiin Allahumma Aamiiin, Dara doain juga semoga kamu cepat ketemu pelengkap Agamamu,"
"Aamiin Allahumma Aamiin," ucap Rayna antusias
"Kebelet nikah banget kamu Dara hahaha," ucap Rayna dengan tawanya
"Iya dong umur aku kan udah cukup untuk nikah, tapi belum juga ada yang khitbah," ucap Dara cemberut
"Sabar Dara kalau jodoh pasti akan datang disaat yang tepat," ucap Rayna
"In Syaa Allah aku akan terus sabar Dara ," ucap Rayna tersenyum.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Di tempat lain tepatnya di rumah Arini, Azlan beserta Papa dan Mama nya sudah duduk di sofa ruang tamu rumah Arini. Arini memang bukan berasal dari keluarga yang kaya, Arini harus banting tulang untuk kebutuhan keluarganya sejak ayahnya meninggal, untung Arini termasuk siswa yang cerdas dan berbakat jadi dia mendapat beasiswa untuk pendidikannya kejenjang universitas dan sekarang dia sudah bekerja di perusahaan keluarga Azlan selama 4 tahun yang dimana sekarang CEO nya adalah Azlan.
"Mohon maaf sebelumnya, Maksud kedatangan dek Azlan beserta pak Fariz dan Bu Risma kesini bermaksud untuk apa ya?," ucap Arini dengan sopan karena dia tahu siapa orang-orang yang berada dihadapannya itu. Azlan sungguh sangat risih mendengar Arini memanggilnya dengan embel-embel 'Dek' ya memang sih Arini terbiasa memanggil Azlan dengan sebutan itu karena dia sudah menganggap Azlan adiknya sendiri, dan juga umur Arini lebih tua tiga tahun dari Azlan.
"Hmm, kedatangan saya beserta kedua orang tua saya kesini adalah untuk melamar kamu Arini," ucap Azlan tegas
"Apa?," kaget Arini, jangankan Arini ibunya saja kaget mendengar perkataan dari bos anaknya itu.
"Maaf sebelumnya, bukannya saya lancang tapi saya nggak bisa terima lamaran dek Azlan, selain usia saya yang lebih tua, saya juga sudah menganggap dek Azlan seperti adik saya," ucap Arini yang menjelaskan penolakannya kepada Azlan
"Dan saya juga sudah punya calon suami, sebentar lagi kami akan menikah, mohon maaf sebelumnya pak Bu," ucap Arini lagi penuh sesal kepada orang tua Azlan.
"Iya nggak papa kok nak Arini, mungkin kamu bukan jodohnya Azlan," ucap pak Fariz sambil tersenyum
Azlan beserta kedua orangtua nya pun pamit pulang dengan Azlan yang membawa kekecewaan akibat lamarannya yang ditolak.
🍀🍀🍀🍀🍀
Malam ini selesai sholat Isya Dara berkumpul bersama Ayah Dan Bundanya diruang keluarga mereka sedang menonton TV sambil menikmati kue buatan Fisya -Bunda Dara - .
Dara melihat Handphone nya berbunyi dan ternyata menelpon adalah Azlan.
"Assalamualaikum," ucap Azlan saat panggilan telponnya dijawab oleh Dara.
"Wa'alaikumsalam kak," ucap Dara menjawab salam Azlan
Lama tak ada sahutan dari sana Dara melirik handphone nya dan ternyata masih tersambung ia Kira Azlan mematikannya tadi.
"Halo, Kak kenapa?,"
"Aku mau bicara Dara ,"
"Bicara apa?,"
"Soal tadi waktu aku ngelamar mbak Arini,"
Hati Dara lagi-lagi sakit mendengar Azlan berucap itu, untuk apa juga Azlan mengatakan kepadanya lagian dia bukan Siapa-Siapa nya Azlan hanya sahabat tidak lebih
"Arini nolak lamaran aku Dara "
Ada nada sedih disaat Azlan mengatakan itu, Siapa coba Laki-laki yang tidak sedih lamarannya ditolak oleh seseorang yang ia cintai.
"A-apa? Ditolak?,"
Entah saat ini Dara harus senang atau sedih mendengar itu semua.
"Iya Dara, ternyata Arini itu udah punya calon dan sebentar lagi mereka akan nikah,"
"Sabar ya kak, mungkin Ada yang lebih baik yang ditetapkan Allah untuk kakak, jadi kakak yang sabar ya, kakak itu orang yang baik jadi In Syaa Allah akan bersanding dengan perempuan yang baik juga,"
"Iya makasih ya Dara kamu memang sahabat aku yang paling baik,"
"Iya kak Sama-sama, kalau gitu udah dulu ya kak soalnya sekarang Dara lagi sama Ayah Dan Bunda,"
"Lagi ngumpul ya?,"
"Iya kak sambil makan kue buatan bunda,"
"Wahhhhh enak tuhh, bagi dong,"
"Yaudah kakak kesini aja, nanti Dara yang langsung buatin, soalnya masakan Dara nggak kalah enak sama masakan bunda,"
"Iya deh besok aku kesitu, soalnya lagi Malas masuk kantor,"
"okeyy ditunggu ya kak, kalau gitu udah dulu ya Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"
🌿🌿🌿🌿🌿🌿
"Anak bunda habis telponan sama Siapa pake senyum-senyum gitu," ucap Fisya karena dari tadi dia melihat Dara tersenyum sambil menatap Handphone nya.
"Ng-nggak kok Bunda, ini bukan Siapa-Siapa," ucap Dara gugup.
" Dara nggak punya pacar kan?," ucap Herman
"Ihhh mana mau Dara pacaran yah," ucap Dara cemberut yang begitu lucu dimata kedua orangtua nya.
"Iya ayah percaya kok sama Anak gadis ayah Ini," ucap Herman mengelus kepala Dara yang tidak tertutup hijab.
" Dara kan nggak mau nyeret ayah sama bunda ke neraka, lagian untuk apa juga Dara mengejar cinta yang haram, sementara Allah telah menuliskan kisah cinta halal untuk Dara ," ucap Dara dengan senyum manisnya.
Dara pun masuk kamar karena sudah malam. Dan di dalam kamar Dara menuju balkon nya menatap malam. Malam ini semua cuaca sangat cerah, sayangnya mood-ku lagi rusak hari ini.
Daripada berlarut-larut dalam kebimbangan bahagia apa sedih sebaiknya segera ku putuskan pilihan apa yang akan kuambil.
Kenapa takdirku seperti ini?
Ku gadahkan kepala ke langit, menatap betapa dia sangat hebat, betapapun badai yang datang menghampiri, dia pasti akan kembali me mancarkan sinar matahari yang menyejukkan.
Pertanyaannya, apakah aku sanggup menjadi langit itu? Jelas saja tidak, aku tidak sekuat itu.
Ku edarkan pandangan ke seluruh arah taman di rumah ku , sepertinya aku aku adalah orang dengan masalah terbesar di dunia ini, hingga tak sadar ada bunda yang memperhatikan ku di kamarnya.
#Jazakumullahu_Khair
#HappyReading
# 🙏💕 Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Uswatun Khasanah
ngak sadar ya azlan oadahal sahabat y cinta syg km. baik sama km solekha lg. ga sombong. bukan jodoh mu arin
2021-08-24
0
zien
hadir🌹🌹
2021-05-17
0
Abu Alfin
like lagi thor
2021-04-07
0