Menunggu Appa

Sudah hampir lima belas menit gue nemenin Angel di pos satpam. Babang sekuriti juga udah kembali ke posnya tapi Appa-nya Angel masih juga belum datang. Teman - teman Angel sudah pulang semua, pantas saja tadi dia merasa bosan.

Lima belas menit ngobrol sama Angel gue jadi tahu kalau Angel emang keturunan Korea dari pihak ayahnya. Sedang ibunya orang Indonesia yang kebetulan sekolah di Korea. Baru setahun ini Angel dan Appa-nya pindah ke Indonesia, karena ayahnya dipindah tugaskan kesini.

"Angel." Appa-nya Angel datang sambil berlari. Bang sekuriti dengan sigap membukakan gerbang sekolah. "Maaf Appa terlambat. Angel sudah lama menunggu Appa?" si oppa menekuk lutut, menyamakan tinggi dengan putri kecilnya.

"Gak papa, Appa. Ada tante Lana yang nemenin Angel." Angel menoleh kearah gue. Gue melempar senyuman pada Appa-nya Angel sebagai sopan santun.

Appa-nya Angel berdiri tepat dihadapan gue. Gue tahu dia sedang menilai gue. Matanya memperhatikan penampilan gue dari atas sampai bawah dan keatas lagi. Mungkin dia ingat kejadian kemarin di base camp. "Terima kasih" katanya dengan R yang terdengar cadel.

"Sama - sama, Tuan." ganti gue menyamakan tinggi dengan Angel.

"Angel, Tante kesana dulu, ya." Gue usap lembut pipi putih Angel.

"Besok temenin Angel lagi ya,Tante." wajah polos Angel berbanding terbalik dengan Appa-nya yang terlihat sombong.

"Iya." gue mengacak rambut hitam Angel. Ada rasa yang gak biasa dihati gue ngeliat Angel yang berwajah manis dan polos.

Gue keluar gerbang sekolah dan langsung menuju base camp. Dari base camp gue bisa melihat Angel dan Appa-nya masuk kedalam mobil. Sebelum masuk, Appa-ny Angel sempat memperhatikan sekitar. Pandangan matanya berhenti di base camp. Seakan sedang mencaritahu apa yang sedang terjadi didalamnya.

*****

"Tante Lana." gue mencari sumber suara. Ternyata Angel. Angel sedang bergandengan tangan dengan Appa-nya berjalan ke arah gue. Gue lempar rokok ditangan gue ke tanah, menginjak hingga baranya mati. Bagaimanapun Angel hanya anak - anak belum pantas untuk melihat pemandangan cewek merokok. Bukan hanya karena asap rokok berbahaya tapi juga stigma yang terbentuk di masyarakat. Perempuan yang merokok di cap buruk.

Gue terkejut ketika tiba - tiba Angel memeluk gue Karena gue sedang berdiri, Angel hanya bisa meluk sebatas pinggang. Gue melirik appa nya Angel, appa nya Angel juga sama terkejutnya dengan gue.

Gue menumpukan lutut gue ditanah sehingga tinggi gue bisa sejajar dengan Angel. "Hai... Angel."

"Tante jangan lupa nanti temenin Angel lagi, yah... " pintanya sambil membalas senyuman gue. Entah hanya perasaan gue saja atau memang benar, gue merasa Angel bersikap manja ke gue. Tapi gue suka. Gue suka dekat dengan gadis kecil berwajah peri ini.

Gue ragu untuk menjawab pertanyaan Angel, sejujurnya begitu sulit untuk menolak permintaan Angel dengan wajah polosnya. Tapi gue juga tidak bisa langsung mengiyakan permintaan Angel. Gue harus mendapat persetujuan Appa-nya Angel dulu, api gue rasa itu akan sulit, karena gue merasa Appa-nya Angel gak suka sama gue.

"Angel masuk dulu, nanti Angel terlambat." gue berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Tante janji dulu." Angel memberikan puppy eyesnya sambil memohon.

Gue melihat ke arah Appa-nya Angel meminta ijin. Bagaimanapun gue cuman orang asing bagi Angel. Gue gak bisa lah seenaknya mendekati anak orang.

"Nanti kalau Appa terlambat jemput Tante Lana boleh nemenin Angel." Appa-nya Angel yang menjawab pertanyaan Angel dan buat gue itu adalah ijin yang hanya berlaku kalau Appa-nya Angel terlambat menjemput.

"Ye... " Angel bersorak girang sambil melompat sambil bertepuk tangan.

"Ayo... " Appa-nya Angel memberi kode dengan mengulurkan tangan agar Angel bergandengan dengan Appa-nya.

"Angel sekolah dulu ya tante." Angel mencium pipi gue. Rasa hangat menjalar di tubuh gue. Kecupan Angel berhasil membuat gue membeku menatap kepergian Angel. Jantung gue berdetak cepat seperti orang yang sedang jatuh cinta.

Gue baru berdiri setelah Angel melewati gue. Gue tersenyum mengingat perlakuan Angel. Baru kemari gue ngobrol sama Angel, tapi rasanya gue udah sudah mengenal lama gadis kecil keturunan Indo - Korea itu.

Sepuluh menit berselang gue liat appa nya Angel kembali ke diparkiran. Dia berjalan mendekati gue. "Maaf kalau Angel merepotkan anda." Ni oppa wajahnya kaku banget, gak ada senyum nya sama sekali.

"Panggil Lana aja, Tuan. Tidak apa - apa Tuan, gu... saya tidak merasa direpotkan." Lidah gue hampir terselip. Mau pake gue kok kesannya gak sopan kayak lagi ngomong sama teman.

"Ok. Saya permisi."Appa nya melewati gue. Ternyata mobilnya ada di dekat gue. Dengan sigap gue membantu Appa-nya Angel mengeluarkan mobilnya. Karena hanya ada gue, jadi gue yang mengarahkan mobil Appa-nya Angel.

Begitu mobil BMW Appa-nya Angel keluar parkiran, lagi - lagi gue melihat mobil sedan hitam yang kemarin. "Kayaknya itu mobil yang kemarin."

Karena penasaran, jadi gue deketin mobil itu. Gue ketuk jendela mobilnya ketika gue udah berdiri samping pintu pengemudi. Si pengemudi menurunkan jendela mobilnya.

Gue liat ada tiga laki - laki. Semua nya bertampang sangar.

"Bos, parkir disana aja. Biar gak jadi macet." karena memang jalan di depan sekolah bukan jalan besar.

"Kita cuman sebentar, Neng. Lagi nyari alamat, orangnya belum bales WA gue." jawab si pengemudi.

Gue cuman ber Oh ria. "Ok kalau gitu, bang. Kalau lama masuk ke parkiran aja, ya bang. Banyak yang kosong kok."

Gue pergi meninggalkan mobil sambil menghapal plat nomor mobil sedan itu. Gue tetap menaruh rasa curiga kepada tiga orang laki - laki yang ada didalam mobil itu.

*****

Beberapa bab ke depan setting nya masih sekitar sekolahan ya... jadi jangan bosen.

Okeh???

bye bye😘😘

...🌼🌼🌼 Jangan lupa masukin list favorit ya, Like dan komen. Ngasih gift seiklasnya ajah 🌼🌼🌼...

follow IG emak yah @bydarl.2021

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***