Bagaimana Dengan Ku?
Kisah ini bermula ketika seorang gadis bernama Ayu Anindita, atau Ayu yang saat ini sedang menunggu pengumuman kelulusannya, memutuskan untuk merantau.
Ayu adalah nama yang cukup umum di lingkungan tempat tinggalnya. Sebuah desa kecil di daerah Jawa Tengah.
Ayu selama 10 tahun hanya tinggal dengan nenek Rodiyah, ibu dari ayah Ayu. Terus, kemana orang tua Ayu?
Kedua orang tua Ayu meninggal dalam kecelakaan maut di tanjakan ular di sebuah objek wisata di daerahnya. Beruntung, saat itu Ayu tidak ikut.
Malam itu hujan turun dengan lebatnya,
(alert!!! Ayu, nenek Rodiyah dan Yudi berbicara dengan logat medok dan ngapak ya readers😁)
GUBRAG!!!!
MMMMEEEEEEEOOOOOOOAAAAUUUUUNNGGGGGG!!!!!!
"Astagfirullah! Apa sih?" (Astagfirullah, apa itu?) kata Ayu yang terbangun dengan kaget.
Ayu keluar kamarnya dengan sempoyongan sebab saat itu dia sedang tertidur dan bangun gara-gara suara berisik tadi.
"Ono opo Yu? (ada apa Yu?)" tanya Neneknya.
"Duko Mbah, Ayu medal riyin (ga tau mbah, Ayu keluar dulu)," jawab Ayu.
Pas Ayu membuka pintu, tiba-tiba ada seekor kucing yang melompat dari atap rumahnya.
"Asem! Jebule koceng! (sialan, ternyata kucing). mung kucing gelud Mbah (cuma kucing berantem mbah)," kata Ayu ke Neneknya.
"Oh…yo wes, mlebu Yu! tidur si'! ( oh…ya sudah, masuk Yu! tidur dulu!)" kata Nenek.
Ketika Ayu masuk kamar,
"Yah! kok bocor sih?" gumam Ayu sendiri
Diambilnya baskom seadanya dan diletakkan diatas tempat tidurnya.
.
.
.
.
Keesokan paginya,
"Ayu! Ayu!" panggil Nenek. "Nang ndi ki bocah? (dimana ini anak?)" katanya lagi karena yang dicari tidak ada.
"Ayu teng ngriki Mbah! (Ayu disini, Nek!)" teriak suara dari arah luar.
"Yu, ngendi kowe Yu? (Yu, kamu dimana Yu?)" tanya Nenek lagi karena yang dicari belum terlihat.
"Nang duwur genteng Mbah! (diatas genteng nek!)" teriak Ayu lagi.
"Masya Allah, Ayu" seru Nenek sambil mendongak keatas.
"Lagi apa sih Yu? cah wedok nangkring nang duwur kono. ndang mudun mrene! (lagi apa sih Yu? anak cewe kok nongkrong di atas gitu. cepet turun sini!)" perintah Nenek.
"Genteng pas kamar Ayu bocor Mbah. Lagi dibeneri," jawab Ayu.
"Yo wes sing ati-ati. Terus cepet mudun! ( ya udah hati-hati. terus cepet turun!)" perintah Nenek.
Beberapa saat kemudian,
"Wes rampung Yu? (sudah selesai Yu?)" tanya nenek sambil memberikan air minum untuk Ayu.
"Sampun Mbah ( sudah Nek)," jawabnya nyengir.
Ada rasa sedih di hati nenek Rodiyah melihat sang cucu yang selalu berusaha ceria, mandiri dan terlihat kuat. mengingat, Ayu tumbuh tanpa kasih sayang yang cukup dari orang tuanya.
Tak jarang, untuk sekedar makan, Ayu rela menjadi buruh potong bawang di daerahnya.
Ingin hatinya melihat sang cucu tumbuh layaknya teman-temannya yang lain. Bermain, bergaul dengan teman sebaya, bergaya sesuai usianya. Tapi apalah daya, tubuh rentanya tidak mampu mewujudkannya.
“Nok, kwe bar lulus, tenan arep meng Jakarta (nak, kamu habis lulus, beneran mau ke Jakarta?)" Tanya Nenek Rodiyah di suatu sore.
“Nggih mbah, Ayu pengin ngrantau. Pengin kerja. Ben saged gantian kalih Mbah (iya nek, ayu pengin kerja, biar bisa gantian sama nenek)," jawab Ayu sambil nyengir.
“Ayu melas kalih Mbah. Mbah sampun sepuh. ben Mbah saged istirahat (ayu kasian sama nenek, nenek udah tua, biar nenek bisa istirahat)," tambahnya sambil memandang sang Nenek.
Sebenarnya Nenek Rodiyah tidak setuju kalau Ayu merantau, tapi tekad Ayu yang ingin membantu Neneknya itu sudah sangat kuat.
.
.
.
.
.
Di kantin sekolah,
“Yud, aku bingung, Yud! Pengin ke Jakarta tapi mau kerja apa ya?” tanya Ayu ke Yudistira Al Akbar, atau sering dipanggil Yudi itu.
“Lah, kok keder? tak kira wis mantep meh merantau. wis ngerti tujuanne meh opo ngko nang kana? (Lah, kok bingung? Kirain udah mantep mau merantau. udah tahu tujuannya mau apa di sana),” jawab Yudi bingung.
“Aku serius, Yud. Kamu sih mau apa setelah lulus?” tanya Ayu sambil nyedot es tehnya.
“Aku kemaren ke sekolah temen ku. Dia kan anak SMK, jadi di sekolahnya ada yang nyalurin kerja. aku mau coba ikutan. Tapi sorry, lowongannya cuma buat cowo, yang cewe adanya yang Malaysia. Mau?” jawab Yudi
“Ehm ... ya wis lah, ndelok ngko wae ( ya udah lah, liat ntar aja)," seru Ayu manyun.
.
.
.
.
.
1 minggu kemudia,
“Yud, aku lulus, Yud! Alhamdulillah! Aku lulus!” teriak Ayu sambil lompat-lompat girang.
“Iya, Alhamdulillah aku juga lulus! Tapi nilaiku nge-pres banget” jawab Yudi yang setengah tidak puas.
“Udah lah! Yang penting judulnya lulus. Kita udah bisa kerja ke Jakarta. Iya kan?” seru Ayu sambil menaik-naikan alis matanya.
Dan kehebohan itu pun berlanjut sampai petang. Seperti biasa, tradisi konvoi dan corat coret seragam adalah ritual sakral para putih abu-abu itu.
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
**hai readers, ini karya pertama ku. bener2 yang pertama. so, please kritik dan saran kalian selalu ku nanti. jangan lupa 👍like kalian juga ku nanti.
trimakasih🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Nur Ahmadsaefudin
aq mampir ki.. tag jajal ceritane apek ra.. aq seneng boso jowone... he he.. ws tamat iki, mak..?
2022-04-08
1
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
mampir
2021-09-28
1
🐝⃞⃟𝕾𝕳ᴹᵃˢDANA°𝐍𝐍᭄
mampir, semangat update 🙂
2021-09-22
1