5. Telat Bareng Keegan

Selama perjalanan pulang bibir Ahru tak berhenti tertawa. Pikirannya masih lekat dengan kelakuan jahilnya pada Keegan siang tadi. Dia masih ingat bagaimana kesalnya cowok itu saat dirinya dengan sengaja menumpahkan air di jaket Keegan. Serem tapi nggemesin. Seharusnya tadi dia menyuruh Tami merekamnya sebagai bukti bersejarah perjuangan seorang Mehru Faiqa. Yah, dia sedikit menyesal.

Saat Ahru sampai di ujung tangga menuju kamarnya, sebuah deheman mengejutkannya.

"Baru pulang, dek?"

Kakaknya --Kak Reno, baru saja keluar dari kamarnya dengan membawa gelas kosong.

"Kenapa? Enggak boleh?"

"Yee, orang Kak Reno cuma nanya, sinis amat."

Reno mengamati apa yang tergantung di tangan adiknya. "Kayak kenal tuh jaket."

Ahru mengangkat jaket Kenan lebih tinggi. untuk mengamati dan juga memamerkannya.

"Punya Juple, tuh." Ucap Reno yakin setelah sedikit mengingat.

"Keegan, Kak Reno. Nama-nama bagus gitu, Lo panggil Juple."

"Bagusan juga Juple." Ucap Reno sebelum menuruni tangga.

Ahru mengibaskan jaket Keegan ke arah kakaknya yang sudah di ujung tangga. Reno selalu menyebut nama orang semaunya, percuma mendebat. Lebih baik dirinya segera mengistirahatkan tubuhnya yang pegal-pegal.

Reno menghentikan langkahnya. "Kok bisa sama Lo?"

"Kan gue pacarnya. Wlee." Ahru menjulurkan lidahnya lalu berlari ke kamarnya sebelum mendapat sandal melayang.

Malam itu, Keegan memilih tiduran di kamarnya yang bernuansa hitam putih. Siluet pohon yang tertiup angin terlihat menggeliat pada kaca jendelanya. Dia hanya menyalakan lampu tidurnya sehingga kamar terlihat gelap temaram.

Lama dia menatap ke arah luar jendela, hanya diam dan tak memikirkan apapun. Pandangannya kembali menatap arah langit-langit. Dia merasa sepi. Ada blindspot di dalam hatinya, namun dia tidak tahu apa dan kenapa.

Matanya memejam. Alunan lagu menjadi temannya untuk merasakan sunyinya malam itu. Lagu yang satu-satunya dia temukan di dalam ponselnya. Dia kembali mengosongkan pikirannya dan fokus menikmati alunan musik dan liriknya yang sejak tadi terus berputar mengulang.

Cklek.

"Kamu udah tidur?" Tanya kakaknya di ambang pintu.

"Hm." Keegan bergumam. Dia malas membuka mata ataupun menggerakkan tubuhnya.

Alir berjalan mendekat ke ranjang, lalu merebahkan tubuhnya di samping adiknya. Matanya ikut memejam dan menikmati lagu yang di putar cukup keras memenuhi setiap sudut ruangan. Menit pertama, mereka masih hanyut.

Start Countin' All the Days

Forever I Will Stay

With You With You

One Only You

Go Far And Roam About

Comeback And Callin' Out

To Me To Me

One Only Me

Alir tersenyum meski matanya masih terpejam menikmati.

"Dulu kamu suka banget sama lagu ini. Kamu bilang, lagu ini bukan hanya menggambarkan gimana seseorang mencintai dalam diam, tapi juga tentang keseriusan berkomitmen mencintai seseorang. Berjuang dan memantaskan diri untuk orang yang kita cintai."

Keegan membuka matanya, lalu menoleh ke arah kakaknya yang masih memejamkan mata. Dia mengamati wajah tenang Alir untuk sesaat.

"Oh, iya?"

"Hm. Dan kamu mau tahu enggak, apa kebiasaan kamu pas dengerin lagu ini?"

"Apa?"

"Kamu selalu buka jendela." Alir tertawa. "Pas mbak tanya apa alasannya, kamu jawab, biar bisa makin menghayati, biar tambah nyata. Gitu."

Keegan ikut tertawa, menertawakan dirinya sendiri juga nada bicara Alir yang yang dibuat agar semirip mungkin dengan dirinya.

"Mau coba, enggak?" Alir menaik-naikkan kedua alisnya.

"Boleh."

Alir segera bangkit dan membuka jendela kamar adiknya itu. Angin mulai menerobos masuk dengan bebasnya. Dia kembali pada posisi rebahannya. Mereka berdua kompak memejamkan mata dan membisu menikmati musik.

Semilir angin membelai dan menari-nari di atas kulit mereka. Dan mereka mulai membuktikan ucapan Keegan dahulu.

Oo I'm in Love

What Did I Do To Deserve You

You Tell Me What Did I Do

To Be With You, Love

To Be The One You Runnin' Into

When The Days DO Come Through

All I Want is just to say

You Can't Shake Me I Would Never Dare

Let Go

Through the Talkin' and The Walkin'

I Will Give You All of My Lovin'

Start Countin' All the Days

Forever I Will Stay

With You With You

One Only You

Go Far And Roam About

Comeback And Callin' Out

To Me To Me

One Only Me

Ahru yang sekarang lebih sering merindukan Bimasakti. Libur tanggal merah sehari kemarin membuat dia tidak suka. Padahal dulu dia sangat mencintai warna merah pada kalender, bahkan jika dia bisa, dia ingin mengubah semua warna menjadi merah. Tapi, itu dulu. Alasannya adalah di sekolahnya sudah ada pujaan hatinya, Keegan.

"Kayak dapet rejeki nomplok ya, Bun."

"Tuh wajah sampai bersinar."

Goda Kiet dan Tami yang sudah nangkring di atas ranjang Ahru. Pukul 4.30 pagi, mereka berdua sudah diganggu oleh Ahru. Dia menyuruh teman-temannya itu untuk menjemputnya karena mobilnya sedang di servis.

"Udah cantik, belum?" Ahru berputar.

"Kayak gangsing aja, Lo."

"Udah cantik."

"Terus, apa rencana Lo hari ini? Enggak mungkin dong, enggak beraksi."

"Soal itu, tenang."

Ahru balik badan kembali ke meja riasnya. Dia mengambil lipstik merah lalu mengaplikasikannya pada bibir. Dia oles sampai benar-benar rata.

"Lo yakin ke sekolah dandan kayak gitu?"

"Jangan aneh-aneh deh, Ru."

Ahru tidak peduli dengan ocehan sahabatnya. Setelah dikiranya cukup, dia mengambil jaket Keegan yang ada di dalam paper bag coklat yang sudah dicucinya bersih. Lalu dia sedikit membuka lipatannya. Bibir Ahru dia tempelkan serapat-rapatnya ke jaket Keegan hingga sebuah bekas bibir tercetak jelas di atasnya.

"Wah, gila Lo."

Kiet dan Tami tertawa, tidak menyangka sahabatnya penuh dengan akal muslihatnya.

***

Sudah pukul 06.53, tapi mobil Keegan belum terlihat di area parkir. Hampir 30 menit dia menunggu. Beberapa orang sudah selesai diinterogasi, dan jawaban mereka semua sama, tidak melihat sosok Keegan.

Kiet terlihat berlari menghampiri mereka dengan napas ngos-ngosan. "Acil bilang, Keegan belum dateng."

"Enggak masuk kali." Terka Tami.

"Emang Acil bilang, dia enggak masuk?" Tanya Ahru tidak percaya begitu saja.

"Enggak. Dia malah bilang, mereka udah janjian mau bikin bahan presentasi bareng."

"Udah, masuk aja. Kan, Lo bisa kasih entaran tuh jaket. Daripada Lo ikutan telat."

"Lo tahu gue udah biasa. Santai aja, kayak baru pertama kali aja."

"Beneran, nih?" Tami agak tidak tega meninggalkan Ahru sendirian.

"Udah, sana!"

Ahru mendorong kedua temannya agar segera masuk. Sementara dirinya mengendap-endap keluar gerbang. Ya, dia memilih untuk menunggu Keegan di luar, karena percuma jika tetap menunggu di parkiran.

Dia memilih agak menjauh dari gerbang utama. Tubuhnya menyender pada tembok pagar sekolah bagian samping. Tangannya merogoh saku samping ranselnya, mengeluarkan permen lollipop milkita rasa melon hasil dari kembalian di warung cak Mad. Lumayan, sedikit mengurangi rasa bosannya. Kaki kirinya digunakan penuh untuk menyangga tubuh, sementara kaki kanannya bergerak maju mundur -membuat suara gesekan.

Empat puluh lima menit berlalu, terdengar suara seseorang mengumpat turun dari ojek.

"Sial!"

Ahru melirik cowok yang tengah memijit pelipisnya itu -bingung. Dia hanya tertawa kecil, tak ingin langsung menghampiri Keegan yang baru saja datang.

"Santai aja." Ahru menegakkan tubuhnya, menghampiri.

"Lo?!"

"Lo cowok, masak gitu aja takut, sih?"

"Ini bukan masalah cowok atau bukan. Tapi seenggaknya gue enggak mau di awal-awal gue masuk, udah bikin masalah."

Ahru mencebik, antara mengerti dan tidak mau memperpanjang.

"Lo juga telat?" Keegan mengernyit.

"Seperti yang Lo liat." Jawabnya bohong sambil melebarkan lengannya. "Ikut gue, entar jam istirahat kita minta bantuan anak-anak." Ucap Ahru terlalu santai.

Keegan ingin menolak, tapi dirinya juga tidak punya pilihan lain selain mengikuti idenya.

"Mending sekarang Lo ikut gue, kalau tetap disini, bisa-bisa Lo bikin tambah masalah."

Ahru berjalan lebih dulu ke warung Cak Mad, warung langganannya pas lagi bolos. Dia sebenarnya bisa aja langsung masuk dengan manjat tembok, tapi itu hanya akan membuatnya terlihat 'sedikit' polos. Bukankah sudah seharusnya dia memanfaatkan kebersamaanya dengan Keegan?"

Warung Cak Mad hanya berukuran 4×4 m, sudah sekalian dapurnya. Cukup sederhana, namun strategis untuk anak-anak yang suka bolos karena letaknya yang berada di belakang sekolah. Mungkin warung Cak Mad memang di desain khusus untuk para pembolos.

"Cak Mad." Teriak Ahru yang baru masuk.

Keegan hanya geleng-geleng melihat tingkah cewek satu itu.

"Lah, neng Ahru telat lagi?"

"Hehe," Ahru nyengir kuda, " Tapi hari ini enggak sendiri, nih?" Dia menunjuk Keegan dengan dagunya.

Keegan tersenyum ramah.

"Oh, masnya juga sekolah disini?"

"Iya." Angguk Keegan.

"Ada gorengan apa aja, Cak Mad?" Ahru menengok kotak plastik di atas meja.

"Biasa neng, tahu isi sama bakwan."

"Lo mau apa?" Ahru menatap Keegan yang tak berselera.

"Lo aja." Keegan duduk agak menjauh.

"Ya udah." Ahru nyomot tahu isi dan cabe rawit hijau. "Yakin, enggak mau? Nyesel Lo entar. Tahu isi Cak Mad favorit anak-anak."

Keegan tak menjawab. Dia mengambil sebotol air mineral di meja, setelahnya dia mengalihkan pandangannya ke arah luar. Pikirnya sial sekali hari ini harus telat, telatnya sama Ahru lagi. Kalau bukan gara-gara bannya bocor, dia pasti tidak akan terlambat.

Matanya melirik Ahru yang asik makan tahu isi, terlihat santai dan sama sekali tidak takut. Dirinya pun juga tidak. Masalah bolos dan telat, Keegan juga sudah biasa, tapi itu dulu. Banyak yang harus dia kejar terutama dalam mata pelajaran, dia banyak tertinggal. Alasannya hanya satu, tidak ingin mengecewakan Alir.

"Lo mau jalan-jalan, enggak?" Senyum Ahru.

"Lo gila?! Lo..." Keegan malas meneruskan kalimatnya, percuma.

"Nanggung, kalau cuma begini doang. Kapan lagi kan kita bisa bolos bareng." Ahru menaik-naikkan alisnya.

"Kalau Lo mau bolos, jangan ajak-ajak gue. Terserah kalau Lo masih mau disini, gue masuk sendiri."

Keegan meninggalkan uang sepuluh ribuan di meja lalu keluar dari warung Cak Mad. Semakin lama dengan Ahru, semakin tidak beres. Sekali dia mengiyakan ajakannya untuk menunggu di warung, dia semakin melunjak mengajaknya jalan-jalan. Bisa-bisa kalau dia iyakan sekali lagi, mungkin dia akan mengajaknya pergi lebih jauh dan berakhir bolos.

Sesat tuh orang. batin Keegan.

Teriakan Ahru tidak ia pedulikan dan memilih terus berjalan ke tembok dekat gerbang belakang. Dia mengatai tembok pagar yang cukup tinggi. Dia hanya butuh pijakan. Matanya menyisir ke sekitar, dan tidak ada.

"Nih."

Keegan menoleh dan melihat Ahru membawa tangga.

"Lo dapat darimana?"

"Cak Mad." Jawabnya santai.

Dari apa yang dilihat dan didengarnya, ada sebuah kesimpulan yang dapat dia tarik.

"Lo sengaja, tadi?"

"Kan mumpung telat bareng, masak mau gue sia-siain." Jujur Ahru.

"Lo!"

Ahru benar-benar membuatnya kesal. Merusak mood di pagi hari. Dia ingin segera memisahkan diri dari perempuan itu.

"Siniin tangganya."

Keegan merebutnya dari tangan Ahru kemudian menyandarkannya pada tembok. Lalu mengtesnya apa sudah pas atau belum. Dirasa sudah tidak goyang, dia kembali berbalik.

"Cepet naik."

Walaupun Keegan kesal, dia tidak mungkin tidak mengalah dengan seorang 'perempuan'. Jiwanya masih jiwa cowok, bukan banci.

"Ya, Lo duluan dong. Lo enggak liat, gue pakai rok. Atau jangan-jangan Lo mau ngintip?!" Kali ini Ahru sedikit nyolot.

"What?!" Kaget Keegan tak percaya dengan tuduhan yang dilayangkan pada dirinya, "Kalau Lo mau nuduh, kira-kira. Kalau gue mau ngintip juga pilih-pilih."

"Wah, songong Lo."

"Songong-songong gini, juga Lo kejar-kejar." Jawab Keegan terlampau santai.

Kicep. Ahru tidak punya jawaban. Apa yang dikatakan Keegan memang benar adanya, dan setelah ini pun dia juga tetap memperjuangkan Keegan. Dia (masih) tidak akan berhenti.

Bugh

Setelah Keegan berhasil mendarat dengan selamat, dia mulai menaiki tangga dengan lancar. Ini adalah keahlian Ahru, sudah tidak terhitung berapa banyak dia memanjat tembok dengan keberhasilan pendaratan mencapai 99,99%. Sementara sisa 0,01%-nya dihibahkan sebagai bentuk kerendahan hatinya, agar tidak terlihat terlalu sombong dan sempurna karena sempurna hanya milik Tuhan.

Bugh

Ahru mendongak, Keegan melihatnya dengan alis terangkat sebelah. Agaknya dia hanya memastikan dan pada detik berikutnya dia sudah membuang muka dan berlalu pergi tanpa ada kata terima kasih. Nyebelin.

"Untung suka." Gumamnya lirih lalu berdiri.

Ahru berlari kecil sambil mengambil paper bag dari dalam ranselnya. Tujuan utamanya menunggu hingga sengaja telat adalah untuk memberikan jaket cowok itu yang sudah dengan sengajanya di basahi, tempo hari.

"Nih, jaket Lo. Gue udah cuci bersih." Sodor Ahru.

"Hm." Gumaman singkat Keegan

"Jawab kek, terima kasih Ahru yang cantik dan baik hati."

Ahru mempraktekkannya dengan ramah dan ekspresif. Dia seperti sedang menggurui anak kecil yang mengikuti kelas sopan santun.

Tidak ada respon. Lagi, dia kembali dicuekin. Keegan sudah hilang di tikungan.

TBC...

***

jangan lupa guys follow Ig @ayyv.s untuk melihat trailer.

Terpopuler

Comments

Drew 1

Drew 1

alamaaaak.....

gini toh rasanya telat?
hahahaa... wkt SMA gak pernah ngalamin kek gini loh.. tp wkt baca smp part ini... koq seru jg ya.. 🤭🤪

2022-08-08

1

Atikah'na Anggit

Atikah'na Anggit

tinggalin jejak 😁👍🏻👍🏻
seruuuu biar mengenang masa SMA 😅😅

2021-11-19

2

Tinta Rachel

Tinta Rachel

hai, ceritanya bagus
saling support ya

2021-11-12

2

lihat semua
Episodes
1 1. I'am Ahru
2 2. Kehebohan Bimasakti
3 3. Dicuekin
4 4. Dia Keegan
5 5. Telat Bareng Keegan
6 6. Bibir Siapa?
7 7. Menghindar
8 8. Memory Loss
9 9. Evelyn Panhole
10 10. Pertemuan Kembali
11 11. Tarik Ulur Layang-Layang
12 12. Mantan Pacar
13 13. Kemarahan Alir
14 14. Kesedihan Alir
15 15. Garuda atau Angka?
16 16. Basecamp Northern Whiz
17 17. Gigitan Semut Merah
18 18. Jatuh Tertimpa Eev
19 19. Pengibaran Bendera Perang
20 20. Pantang Pulang Sebelum Tumbang
21 21. Pembelaan untuk Ahru
22 22. Sekat Kebahagiaan Eev
23 23. Kesepakatan yang memaksa
24 24. Persiapan Dies Natalis
25 25. Audisi Pensi
26 26. Tantangan dari Bekham
27 27. Eev VS Ahru
28 28. Ahru dan Northern Whiz
29 29. Mantan Ahru
30 30. Malam Puncak
31 31. Antara Kerisauan dan Acil
32 32. Babak Kedua
33 33. Gara-Gara Eev
34 34. Rasa Penasaran Bekham
35 35. Rencana Bekham
36 36. Rencana Bekham (Bagian 2)
37 37. Gue Pacar Lo, Lo pacar Gue!
38 38. Kado untuk Ahru
39 39. Perlahan
40 40. Berita di Bimasakti
41 41. Kericuhan di Kantin
42 42. Antara Ahru, Kram dan Arezzo
43 43. Kesaksian Northern Whiz
44 44. Menagih Janji
45 45. Waktu Emas
46 46. Rahwana is Me
47 47. Dari Hati untuk Hati
48 48. Teka-teki Baru
49 49. Misteri Perempuan dalam Kabut
50 50. Sisi Ahru yang Tidak Terduga
51 51. Menghindar
52 52. Suporter System untuk Tom (bagian 1)
53 53. Support System untuk Tom (bagian 2)
54 54. Support System untuk Tom (bagian 3)
55 55. Yang Penting Hepi
56 56. Menyambangi Basecamp
57 57. Pencarian Kebenaran
58 58. Bara dan Perempuan di Masa Lalu Keegan
59 59. Pulang Terlambat
60 60. Mata-Mata Alir
61 61. Pertemuan yang Tak Disangka
62 62. Keputusan Ahru (bagian 1)
63 63. Keputusan Ahru (bagian 2)
64 64. Menemukan Mata-Mata Alir
65 65. Mengejar Mata-Mata Alir
66 66. Siapa Ahru?
67 67. Kenyataan
68 68. Mencari Ahru
69 69. Sunmori (bagian 1)
70 70. Sunmori (bagian 2)
71 71. Sunmori (bagian 3)
72 72. Membutuhkan Acil
73 73. Penghianatan Ahru
74 74. Lagi, Arezzo.
75 75. Siapa Bara?
76 76. Pengakuan Arezzo
77 77. Support System untuk Ahru
78 78. Tekad Dua Hati
79 79. Sikap Dingin Keegan
80 80. Hati yang Sepi
81 81. Peluang dalam Celah
82 82. Baikan Bukan Balikan
83 83. Tidak Sendiri
84 84. Kesadaran Keegan
85 85. Mencari Maaf Ahru (1)
86 86. Mencari Maaf Ahru (2)
87 87. Tikungan Tajam
88 88. Permohonan Bekham
89 89. Kenyataan tentang Eev
90 90. Tersakiti atau Menyakiti
91 91. Bersandar pada Ayah
92 92. Takut Kehilangan
93 93. Keegoisan Keegan
94 94. Cinta Tanpa Pamrih
95 95. Rumah untuk Ahru
96 96. Farewell Day
97 97. Lembaran Baru
98 98. Rencana Masa Depan
99 99. Luka Terdalam Arezzo
100 100. Ujian Akhir
101 101. Keresahan Ahru
102 102. Selamat Tinggal Ahru
103 103. Akhir Penantian (The End)
104 PERSEMBAHAN SPESIAL
105 DIA AREZZO : 1
106 DIA AREZZO : 2
107 DIA AREZZO : 3
108 DIA AREZZO : 4
109 DIA AREZZO : 5
110 DIA AREZZO : 6
111 DI AREZZO : 7
112 DIA AREZZO : 8
Episodes

Updated 112 Episodes

1
1. I'am Ahru
2
2. Kehebohan Bimasakti
3
3. Dicuekin
4
4. Dia Keegan
5
5. Telat Bareng Keegan
6
6. Bibir Siapa?
7
7. Menghindar
8
8. Memory Loss
9
9. Evelyn Panhole
10
10. Pertemuan Kembali
11
11. Tarik Ulur Layang-Layang
12
12. Mantan Pacar
13
13. Kemarahan Alir
14
14. Kesedihan Alir
15
15. Garuda atau Angka?
16
16. Basecamp Northern Whiz
17
17. Gigitan Semut Merah
18
18. Jatuh Tertimpa Eev
19
19. Pengibaran Bendera Perang
20
20. Pantang Pulang Sebelum Tumbang
21
21. Pembelaan untuk Ahru
22
22. Sekat Kebahagiaan Eev
23
23. Kesepakatan yang memaksa
24
24. Persiapan Dies Natalis
25
25. Audisi Pensi
26
26. Tantangan dari Bekham
27
27. Eev VS Ahru
28
28. Ahru dan Northern Whiz
29
29. Mantan Ahru
30
30. Malam Puncak
31
31. Antara Kerisauan dan Acil
32
32. Babak Kedua
33
33. Gara-Gara Eev
34
34. Rasa Penasaran Bekham
35
35. Rencana Bekham
36
36. Rencana Bekham (Bagian 2)
37
37. Gue Pacar Lo, Lo pacar Gue!
38
38. Kado untuk Ahru
39
39. Perlahan
40
40. Berita di Bimasakti
41
41. Kericuhan di Kantin
42
42. Antara Ahru, Kram dan Arezzo
43
43. Kesaksian Northern Whiz
44
44. Menagih Janji
45
45. Waktu Emas
46
46. Rahwana is Me
47
47. Dari Hati untuk Hati
48
48. Teka-teki Baru
49
49. Misteri Perempuan dalam Kabut
50
50. Sisi Ahru yang Tidak Terduga
51
51. Menghindar
52
52. Suporter System untuk Tom (bagian 1)
53
53. Support System untuk Tom (bagian 2)
54
54. Support System untuk Tom (bagian 3)
55
55. Yang Penting Hepi
56
56. Menyambangi Basecamp
57
57. Pencarian Kebenaran
58
58. Bara dan Perempuan di Masa Lalu Keegan
59
59. Pulang Terlambat
60
60. Mata-Mata Alir
61
61. Pertemuan yang Tak Disangka
62
62. Keputusan Ahru (bagian 1)
63
63. Keputusan Ahru (bagian 2)
64
64. Menemukan Mata-Mata Alir
65
65. Mengejar Mata-Mata Alir
66
66. Siapa Ahru?
67
67. Kenyataan
68
68. Mencari Ahru
69
69. Sunmori (bagian 1)
70
70. Sunmori (bagian 2)
71
71. Sunmori (bagian 3)
72
72. Membutuhkan Acil
73
73. Penghianatan Ahru
74
74. Lagi, Arezzo.
75
75. Siapa Bara?
76
76. Pengakuan Arezzo
77
77. Support System untuk Ahru
78
78. Tekad Dua Hati
79
79. Sikap Dingin Keegan
80
80. Hati yang Sepi
81
81. Peluang dalam Celah
82
82. Baikan Bukan Balikan
83
83. Tidak Sendiri
84
84. Kesadaran Keegan
85
85. Mencari Maaf Ahru (1)
86
86. Mencari Maaf Ahru (2)
87
87. Tikungan Tajam
88
88. Permohonan Bekham
89
89. Kenyataan tentang Eev
90
90. Tersakiti atau Menyakiti
91
91. Bersandar pada Ayah
92
92. Takut Kehilangan
93
93. Keegoisan Keegan
94
94. Cinta Tanpa Pamrih
95
95. Rumah untuk Ahru
96
96. Farewell Day
97
97. Lembaran Baru
98
98. Rencana Masa Depan
99
99. Luka Terdalam Arezzo
100
100. Ujian Akhir
101
101. Keresahan Ahru
102
102. Selamat Tinggal Ahru
103
103. Akhir Penantian (The End)
104
PERSEMBAHAN SPESIAL
105
DIA AREZZO : 1
106
DIA AREZZO : 2
107
DIA AREZZO : 3
108
DIA AREZZO : 4
109
DIA AREZZO : 5
110
DIA AREZZO : 6
111
DI AREZZO : 7
112
DIA AREZZO : 8

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!