Bab 2

Aston Martin berwarna hitam itu membelah jalan raya. Lantunan suara Ariana Grande - Stuck with you, mengiringi laju mobil mereka. Di dalam mobil Tita dan Loudy ikut menyanyikan lagu itu dengan riang. "Ta, kamu gak mau punya pacar apa?" pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya. Karena sampai saat ini, sang nona tidak pernah melihat Tita memiliki pacar bahkan sekedar dekat dengan seorang pria.

"Duh, kamu kan tau. Mana ada waktu aku buat pacaran. Dan kamu, jangan pacaran melulu biar cepet kelar kuliah."

Sang nona tertawa renyah, mendapat jawaban seperti itu dari temannya yang terkadang memang bijak. Tanpa ada rasa sakit hati atau apapun itu. Sang nona hanya menanggapi, "Kamu kan tau kapasitas otak aku kayak gimana, yang penting kan aku maju terus..."

"Kamu tinggal bilang aku lho, kalo butuh bantuan."

"Yeah, i know... but you know what? jangan sembarang ya kamu tunjukkin kebaikan kamu itu sama orang lain, ya. Aku takut kamu nantinya malah dimanfaatin."

"Lha, emang aku punya apa sampe orang mau manfaatin aku," Tita merendah, tiba-tiba rasa tidak percaya dirinya muncul.

"Kamu itu tuh terlalu baik, terlalu lugu, dan gampang kasihan sama orang. Aku jadi khawatir, gimana dikantor baru kamu nanti, kan aku gak ada disana juga." sang nona yang mempunyai jiwa ngemong itu mulai mengkhawatirkan temannya, atau mungkin naluri karena dia tidak memiliki adik.

"Udah.. santai aja, aku yang mau kerja kok kamu yang repot, ha ha ha."

"Ta, aku bilang kakak aku aja ya, biar kamu kerja di kantor kakak ku."

"Lou, nanti pas aku dapet gaji pertama, mau aku traktir makan apa?" Tita lebih suka tidak membahas ide nonanya, jadi dia mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya, apa yaaaa... duh, terserah kamu deh yang penting enak. Aku tuh suka bingung nentuin kalo ditanya begitu, ha ha ha..."

Hingga tiba mereka di parkiran fakultas Loudy, karena memang para mahasiswa sedang tidak ada kegiatan perkuliahan, maka fakultas itu cukup lenggang. Mereka menuju bagian kemahasiswaan, "Ta, tunggu di bangku itu aja, aku isi KRS dulu." seraya menunjuk bangku ditengah taman.

"Oke."

Tita membuka smartphone-nya, melihat-lihat drama Korea terbaru untuk ditontonnya nanti malam. Saat tengah asik dengan kegiatannya, tiba-tiba ada seorang pria menghampiri bangkunya.

"Tita, kok ada di kampus sih?" Mike, teman Tita satu jurusan, yang sudah menaruh hati pada gadis itu sejak semester 2. Namun, tidak pernah sekalipun gayung bersambut.

Tita tersenyum melihat siapa yang datang. "Mickey, kebetulan banget kita ketemu disini. Ada urusan apa kamu disini?"

Mike, selalu menganggap 'mickey' adalah panggilan kesayangan Tita untuknya. Dan memang hanya Tita yang memanggilnya dengan sebutan itu. "Aku abis ketemu anak-anak, ngebahas perpisahan jurusan kita. kamu sama siapa Ta?"

"Sama Loudy, tuh dia lagi ke kemahasiswaan. Jadi rencananya mau diadain dimana?"

"Belum final, karena masih ada beberapa pertimbangan. Kayak kamu, yang langsung dapet kerjaan. Kapan mulai masuknya Ta?"

"Hari Senin aku mulai lapor, mungkin sekalian cari kontrakan atau kost-an."

"Mau aku temenin, Ta? Itu kan deket daerah rumah ku." Usaha aja dulu, gak salah kan. Mike.

"Iya boleh, aku juga gak tau daerah sana. Nanti aku kabarin ya, Mike."

Saat mereka tengah asik ngobrol, Loudy menghampiri. "Ta, yuk cabut. Mike kita jalan dulu ya." Loudy pamit.

"Oke, Ta, nanti aku hubungi ya..."

Tita tersenyum, dan meninggalkan Mickey yang tak berhenti menatapnya. Kedua gadis itu berjalan menuju tempat parkir. Karena hari masih siang, dan mereka tidak ada kesibukan, sang nona memberi ide untuk survey lokasi tempat kerja Tita. Berangkatlah mereka menuju tempat kerja Tita, Mirae Contruction, yang bergerak di bidang design dan konstruksi, merupakan salah satu perusahaan yang cukup diperhitungkan kinerjanya dan sudah banyak bekerja sama dengan perusahaan besar. Ada kebanggaan tersendiri, saat Tita mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan tim design di perusahaan ini, karena design-nya pada saat tugas akhir membuat CEO di perusahaan ini jatuh hati dan kebetulan memang cocok dengan projects yang akan dia ikuti saat itu. Design yang segar dan unik membuat siapapun yang melihat pasti tau bahwa design itu memiliki ciri khas yang khusus tanpa mengurangi keindahan hasil akhirnya.

"Ta, kamu tau siapa yang punya ni kantor?" pertanyaan sang nona yang kadang unfaedah bagi Tita. Dan Tita hanya mengangkat kedua bahunya. "Terus, hari pertama kami mau kesini naik apa?"

"Gak usah pusing kali, ojol banyak."

"Kamu gak sekalian cari kontrakan aja?"

"Besok aja sekalian, aku udah janji sama Mickey, dia mau nemenin. Lagipula kan besok aku cuma lapor aja. Baru mulai kerjanya awal bulan, katanya sih."

Ditengah perjalanan, Tita mendapat pesan dari salah satu sahabatnya, "Lou, Andin ngajak ketemuan nih."

"Dimana?" jawabnya.

"Club' 8, nanti malam."

"Aaah, enak banget sih... aku mau ikut,"

"Ya udah,"

"Tapi gak bisa, hiks... aku harus beresin paper." sang nona muda merengek.

"Ya udah, gak apa-apa. Kapan-kapan kan kita bisa pergi juga..."

*****

Hari beranjak petang, namun pria pemegang kekuasaan tertinggi Petra Corporate belum juga ingin beranjak dari kursinya. Mata abu-abu nya dibingkai dengan kacamata persegi yang makin mempertegas struktur wajahnya, masih memeriksa tiap lembaran projects kerja samanya dengan Mirae Contruction untuk pembangunan galeri seni di kota B. Dia tengah menatap design bangunan galeri seni tersebut ketika pintu ruangannya di ketuk. Tok tok. Dan tanpa mengalihkan pandangannya, sang tuan mempersilahkan orang yang di luar untuk masuk.

"Tuan, mau langsung pulang atau makan malam dulu?" Brian mengingatkan sang tuan.

"Brian, kapan jadwal kita meeting dengan Mirae?"

"3 Minggu lagi, tuan."

"Majukan minggu depan."

"Baik, saya akan menghubungi mereka. Jam berapa tuan akan pulang?"

"setengah jam lagi."

Sang sekretaris menunduk hormat kemudian meninggalkan ruangan sang tuan. Dia mengecek schedule sang tuan, mencari kontak sekretaris Mirae Contruction, merubah schedule, memberitahu mereka bahwa pertemuan dimajukan jadwalnya atas permintaan sang tuan. Dan tepat pada saat semua selesai, sang tuan keluar dari ruangan nya. "Silahkan, tuan."

"Brian, kita ke tempat Thomas dulu."

Berangkatlah mereka ke club' milik Thomas, club' 8, disana sudah ada teman-teman Nathan yang selalu ada disampingnya pada setiap momen hidup Nathan, termasuk Brian. Sesampainya di club', dia langsung menuju meja tempat teman-temannya berkumpul, sebuah lounge di lantai atas. Thomas yang sedang memangku seorang wanita dengan pakaian kekurangan bahan, Axel yang hanya duduk bersandar, dan Rega yang asik mencumbu pacarnya.

Huh, Nathan dan Brian menghela nafas hampir bersamaan melihat kelakuan teman-temannya itu. "ehm," Nathan duduk di sofa yang kosong dan Brian langsung memberikan sekaleng soda untuk sang tuan. Sebenarnya, Nathan tidak terlalu menyukai tempat seperti ini, karena makin memperlihatkan bahwa wanita-wanita itu hanya haus akan uang dan akan melakukan apa saja demi uang.

"Nath, mau ditemenin gak?" Thomas membuka pembicaraan.

"No, thanks." jawabnya.

Nathan, Brian, Thomas, dan Axel sedang terlibat obrolan ringan manakala telinganya menangkap suara merdu dari atas panggung. Nathan melihat kearah wanita itu, dia mengenakan tank top warna baby pink dan skinny jeans warna hitam. Nathan hanya melihatnya sekilas, dan melanjutkan kegiatan bersama teman-temannya. Namun, Nathan merasa terusik saat wanita itu sampai pada bait,

Oh, baby, look what you started

The temperature's rising in here

Is this gonna happen?

Been waiting and waiting for you

To make a move

(Woo, ooh, ooh)

Before I make a move

(Woo, ooh, ooh)

So baby, come light me up

And maybe I'll let you on it

A little bit dangerous,

But baby, that's how I want it

A little less conversation, and

A little more touch my body

'Cause I'm so into you

Into you

Into you

(into you - Ariana Grande)

Entah karena arti dari lagu itu, atau suara wanita yang menyanyikannya dengan suara yang sangat seksi. Seksi? wow, pikiran macam apa itu. Tapi, berhasil membuat Nathan terus memperhatikan wanita itu hingga dia menyelesaikan lagu dan mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari para pengunjung, tak terkecuali orang-orang di meja Nathan. Dan tanpa terduga sang tuan berucap, "Thom, dia siapa?"

"Hanya pengunjung," Thomas sudah tau siapa yang dimaksud Nathan, karena dia memperhatikan Nathan yang asik memandangi panggung pada saat mereka sedang mengobrol. Dan itu, sungguh bukan kebiasaan Nathan.

"Brian," sang tuan beralih ke sekretaris. "Saya akan mencari informasi tuan." Seperti sudah diprogram untuk selalu tau apa mau tuannya. Brian langsung tau apa yang harus dilakukan.

Dia langsung turun, menuju meja si wanita. Namun, belum sampai tempat yang dituju dia melihat sang wanita berjalan keluar bersama seorang laki-laki. Brian mencoba mendekat, namun kalah cepat karena sesaat kemudian terlihat sang target sudah melesat dengan mobil yang di tumpangi nya.

"Maaf, tuan... dia sudah pergi."

"Hah, kok bisa," Nathan merasa bingung, karena bagi penikmat club' jam segini itu terbilang masih sore. Dan ketiga temannya itu makin aneh dengan sikapnya kali ini, sang sekretaris jadi merasa gagal membuat sang tuan puas akan kinerjanya. "Apa perlu saya mencaritahu, tuan?"

"Oh, tidak perlu." Nathan menghela nafasnya, dia sadar kalau di kelepasan tadi. Mungkin hanya rasa penasaran biasa, karena dia teringat kenangan masa lalunya. Dan dia tahu, dia tidak boleh menoleh lagi kebelakang, harus fokus ke depan, mencapai kesuksesan lagi dan lagi. Di usianya yang akan mencapai 30 tahun, bukan hanya sekali dua kali dia mendengar nyanyian sang ibu akan wanita dan pernikahan. Dan ujung-ujungnya sang ibu akan memelas karena mendengar jawaban yang sama dari sang anak, dan keluarlah kata-kata, aku ingin di sisa umurku mendengar celotehan anak kecil di mansion yang sepi ini, maka sang tuan akan menjawab, haruskah aku mengambilnya di panti? dan selanjutnya dia akan mendapatkan pukulan di bahunya.

Pernikahan. Bagi sang tuan itu hanya dapat dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai, dan berjanji untuk sehidup semati. Dan bagi dia yang pernah dibuat kecewa dan hancur kepercayaan akan cinta dalam waktu yang bersamaan, rasanya sulit untuk mendapatkan rasa itu lagi. Bukan dia tidak pernah mencoba, hanya saja ketika seorang wanita yang akan menjadi teman kencannya hadir, dia hanya melihat wanita itu melakukannya semata-mata untuk bisa mendapatkan uang dan kemewahan yang memang sudah melekat pada dirinya. Dan dapat dibayangkan selanjutnya, sang sekretaris lah yang harus membereskan sisa kencannya.

*****

Hari minggu pagi di mansion. Sang tuan baru keluar dari kamarnya, ketika melewati kamar adik semata wayangnya dia mendengar ada dua orang gadis yang tertawa dari dalam kamar itu. Sempat dia menghentikan langkah dan ingin membuka pintu, namun urung dilakukan dan memilih melanjutkan langkahnya menuju ruang makan.

Di ruang makan terlihat sang ibu sedang menata makanan di meja, dibantu dengan bi Amel. "Pagi mami," dikecupnya pipi sang ibu. "Pagi bi Amel," sapanya dengan wajah ramah, karena dia tahu Bu Amel adalah sahabat ibunya sejak dia muda.

"Selamat pagi tuan muda," jawab bi Amel.

"Mau sarapan apa sayang?" tanya sang mami, sambil memegang piring, guna melayani sang anak tersayang.

"Nasi goreng aja mi. Mami, apakah ada yang menginap?"

Sang ibu yang sedang mengambil nasi goreng menatap anaknya. "Oh, iya.. Loudy sedang mengerjakan tugas dibantu temannya." sambil menyerahkan piring ke hadapan anaknya.

"Kalau kamu sudah punya istri, ..."

"Mami, aku ingin sarapan dengan tenang, boleh?"

"Iya, ya, habiskan sarapan kamu." sang ibu pun memakan sarapannya dalam keheningan.

Dari ruang tengah terdengar langkah kaki, dan sang sekretaris kini sudah ada di hadapan mereka. Mami melihat ke arah anaknya, seolah bertanya mau kemana?

"Aku ada janji Mi, mungkin akan pulang sore."

Sang mami mengerti dan menyuruh sang sekretaris untuk sarapan juga. "Maaf, nyonya saya sudah sarapan di rumah."

Loudy yang sudah selesai mandi, berdiri di depan cermin sambil mengeringkan rambut. Sedangkan Tita berdiri di balkon kamar itu memandang ke arah taman yang dipenuhi bunga warna-warni. Saat tengah asik menikmati indahnya bunga, matanya melihat dua orang laki-laki berjalan menuju mobil. Yang satu membukakan pintu mobil untuk satu pria dengan bahu lebar dan tegap. Sungguh, Tita mengagumi bahu lebar dan tegap itu. Sepertinya enak juga kalau dipeluk, hi hi hi.

"Ta, ..." panggil Loudy.

Dan Tita berlalu dari balkon, masuk ke dalam kamar. "Iya,"

"Hari ini, kamu mau ngapain?" tanya sang nona, masih dengan kegiatan mengeringkan rambutnya.

"Mau tiduran aja,"

"Ya ampun, ini hari Minggu lho, masa tiduran doang. Jalan aja yuk."

"Mager, ah." Kemudian teringat sesuatu, dan dia bertanya pada Loudy, sang nona. "Lou, kakak kamu hari Minggu begini kerja juga?"

"Hah, kamu liat kakak ku dimana?"

"Tadi aku liat dari balkon, kayaknya itu kakak kamu ya sama temennya keluar."

"Ah, paling juga ketemuan sama temen-temennya." sang nona sudah siap dengan rambutnya, melangkahkan kaki menuju ruang ganti. "Eh iya, kamu kan belum pernah ketemu kakak ku, ya?"

"Belum, kenapa emang?"

"Mau aku comblangin gak, ha ha ha..."

"Ogah!"

Dan sang nona langsung keluar dari ruangan itu seketika manakala mendengar jawaban temannya. "Hei, kenapa? kakak aku itu high quality jomblo tau..." sang adik yang begitu mencintai kakaknya tidak terima jika ada yang menolak kakaknya.

Terpopuler

Comments

Lilis Suryani

Lilis Suryani

lanjut

2021-06-03

0

hoomano1D

hoomano1D

lanjuuut

2021-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Pemberitahuan
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 Bab 113
116 Bab 114
117 Bab 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 121
125 Bab 122
126 Bab 123
127 Bab 124
128 Bab 125
129 Bab 126
130 Bab 127
131 Bab 128
132 Bab 129
133 Bab 130
134 Bab 131
135 Bab 132
136 Bab 133
137 Bab 134
138 Bab 135
139 Bab 136
140 Bab 137
141 Bab 138
142 139
143 Bab 140
144 Bab 141
145 Bab 142
146 Bab 143
147 Bab 144
148 145
149 Bab 146
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Pemberitahuan
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
Bab 113
116
Bab 114
117
Bab 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 121
125
Bab 122
126
Bab 123
127
Bab 124
128
Bab 125
129
Bab 126
130
Bab 127
131
Bab 128
132
Bab 129
133
Bab 130
134
Bab 131
135
Bab 132
136
Bab 133
137
Bab 134
138
Bab 135
139
Bab 136
140
Bab 137
141
Bab 138
142
139
143
Bab 140
144
Bab 141
145
Bab 142
146
Bab 143
147
Bab 144
148
145
149
Bab 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!