Bukan hanya itu, Nurbaya juga pernah memarahi Satria saat Ia ketauan mengikuti gadis itu diam-diam.
“Dasar anak kecil, aku tidak suka dengan sifat anda yang seperti ini. Anda selalu mengikuti kemana aku pergi.”
Perkataan yang membekas di kepala Satria, aku tidak suka, aku tidak suka, aku tidak suka. Membuat pemuda remaja itu terkejut bukan main.
“Aku tidak suka di ikuti diam-diam seperti ini. Mulai sekarang, aku mohon jangan ikuti aku lagi!”
“Aku tau, kalau Tuan Muda kesepian, tapi aku juga butuh hiburan. Tuan Muda bisa berteman dan bermain dengan teman sebaya kan? Jadi jangan ikuti aku lagi! Jangan buat aku semakin kesal dan benci!” ucap Nurbaya.
Mulai saat itulah Satria berhenti mengikutinya. Karena ia tak ingin dibenci. Jika ia sangat rindu, ia hanya mengintip pada malam hari.
Hari-harinya semakin dingin. Waktu yang di habiskan pemuda remaja ini belajar, belajar, dan bekerja. Sama seperti Arnel kecil dahulu, demi mendapatkan perhatian seorang gadis yang ia sukai, ia melakukan apapun, termasuk bertindak tidak sesuai umur.
Dengan satu pengharapan, agar ia di pandang sebagai pria dewasa yang mandiri bisa menghasilkan uang sendiri. Bertekad menjadi pria sempurna, tampan, kaya raya, jujur dan setia.
Ya, dia menjadi seorang pengusaha sejak kecil. Walaupun informasi tentang data dirinya masih disembunyikan, karena Arnel kawatir tentang keselamatan cucu satu-satunya itu, sampai Satria menjadi pria dewasa yang mampu di tampilkan di muka umum.
Setelah ia berusaha sepenuh hati selama ini, Nurbaya masih menganggapnya anak kecil yang menyebalkan dan suka mengekor. Semenjak Gadis itu berhubungan dengan seorang pria bahkan merencanakan pernikahan.
Ia mulai berubah, tak lagi menjahili Satria yang dianggap olehnya sebagai perhatian dari Nurbaya. Gadis itu sibuk menelfon dan tersenyum-senyum sendiri, lebih sering keluar bersama Erian.
Dan yang paling menyakitkan adalah ucapan Nurbaya, yang meminta Satria jangan mengekorinya apalagi membuntuti diam-diam.
“Buku-buku gak guna!” Satria membanting semua buku-buku yang ia baca diam-diam.
Buku tentang percintaan, buku tentang adegan 18+, buku tentang merayu wanita dan lainnya.
Di dalam buku mengajarkan cara menunjukkan cinta dengan bertindak posesif, dengan selalu memberikan perhatian, memberi hadiah dan selalu melindunginya dengan mengikutinya kemanapun.
Bahkan ia membaca buku cara memulai berciuman dan lebih, agar ia terkesan dewasa dan lebih jantan. Di dalam buku yang ia baca, perempuan menyukai laki-laki perkasa dan kuat.
Srek! Srek! Srek! Satria merobek-robek buku-buku itu.
Lalu, ia menghapus beberapa aplikasi komik di dalam handphone nya. “Dalam komik ini semuanya penipuan, katanya perempuan suka di agresif-in. Nyatanya, semakin aku agresif sama Kakak. Dia malah semakin marah!”
“Di komik ini, supaya wanita luluh, langsung cium bibirnya. Jangankan aku cium bibir Kakak, aku pegang saja mungkin aku sudah di tendang!” dongkol Satria.
“Aku tak rela Kau menikah dengan pria lain Kak!” gerutu Satria sendiri di dalam kamar.
“Apa aku hancurkan saja hubungan mereka? Atau aku paksa saja Kakak menikah denganku. Tapi bagaimana kalau nanti dia semakin tak suka padaku, bahkan kalau dia sampai membenciku?!”
“Aku tak mau Kakak membenciku! Tidak!”
**
Satria belajar ikhlas seperti yang dikatakan Aira, Neneknya.
“Jodoh adalah misteri Tuhan. Tapi percayalah Sayang, Tuhan telah memberikan jodoh yang sesuai dengan kita, Dia Maha Mengetahui apapun. Jika berjodoh akan bersua jua, jika tak berjodoh, dipaksakan sebagaimana pun juga tak akan bersatu.”
“Jadi, ikhlaskan, lepaskan yang bukan milik kita.”
“Kau mengerti?” tanya Aira. Satria hanya terdiam.
Entah Aira tahu kalau Satria menyukai Nurbaya atau tidak. Namun Aira menghiburnya dengan ucapan seperti itu di suatu malam.
Satria menyibukkan diri dengan belajar dan bekerja, menghabiskan waktu di luar dari pada di rumah. Satu alasannya, ia sedang belajar melupakan, karena jika di rumah, ia akan selalu memiliki ingatan tentang Gadis yang ia sukai itu.
“Pak Hamdan, kita berhenti di restoran ya, aku sudah lapar.” pintanya.
“Baik, Tuan Muda.” jawab Pak Hamdan.
Saat Mobilnya berhenti di parkiran. Ia melihat Erian di peluk seorang gadis, lalu Erian juga membalas pelukan gadis itu. Kemudian mereka berdua pergi menaiki taksi entah kemana.
Satria sangat penasaran dengan gadis itu. Tapi di lihat-lihat, itu bukanlah bentuk tubuh gadis yang ia sukai. Wanita yang memeluk Erian itu sedikit berbadan dan tinggi. Sedangkan Nurbaya bertubuh mungil dengan tinggi 150 cm.
“Tuan.”
“Taun Muda, apa kita turun atau Tuan Muda berubah pikiran lagi?”
“Tuan Muda.” Beberapa kali Pak Hamdan menyapa Satria yang terlihat melihat sesuatu, Pak Hamdan pun juga ikutan melihat arah tatapan Satria. Namun, tak terlihat apapun selain jalan.
“Tuan Muda.” sapa Pak Hamdan lagi.
“Ah, iya Pak.” Satria pun turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran.
Di restoran Ia memesan makanan yang ia suka, ia duduk sendirian di meja. Sedangkan Pak Hamdan duduk bersama dua pengawalnya di meja lain.
“Kalian pesanlah makanan yang kalian suka sepuasnya, tapi jangan sampai muntah dan mabuk!” ucap Satria, kemudian ia meneguk minumannya.
“Baik Tuan Muda, terimakasih banyak.” sahut mereka.
Mereka makan dengan lahap. Sedangkan Satria memakan makanan sembari berpikir.
“Siapa?” Satria tertegun mengingat wanita yang di peluk Erian tadi.
“Siapakah wanita itu? Apakah Erian itu berselingkuh. Jika laki-laki itu berselingkuh itu sangatlah baik, aku akan merebut Kakak.” pikir Satria kemudian ia tersenyum licik.
“Aku masih yakin, kalau Kakak adalah jodohku, buktinya Tuhan menunjukkan sifat buruk pria itu.” Satria tersenyum senang, lalu melahap makanannya dengan lahap.
Di sisi lain.
Erian sedang di peluk erat oleh gadis yang bersamanya tadi, lalu gadis itu dengan agresif mencium Erian dari pipi hingga bibir.
Erian masih terlihat polos dan malu, wajahnya merona. Gadis itu kembali mencium bibir Erian sampai mereka berciuman panas.
Terdengar suara mendayu-dayu dari mereka berdua dalam ruangan remang itu. “Aku sudah lama menyukaimu Rian, aku tak bisa menahannya lagi.” ucap gadis itu.
“Aku tak peduli dengan kekasihmu itu, aku rela menjadi pacar simpanan mu. Lagian kalian masih lama menikah kan?” tanya gadis itu dengan tersenyum menggoda, bak wanita pelakor.
“Aku tak apa hanya untuk kepuasan mu saja, aku bisa memberikan kepuasan untukmu lebih dari pada kekasihmu itu. Jika kau menginginkannya, datangi dan hubungi aku.” ucap gadis itu, lalu mengecup lama bibir Erian.
Mereka mulai melakukan ciuman panas hingga berakhir di ranjang dengan adegan panas beberapa ronde.
Setelah melakukan pertautan badan, Erian tampak senang dan bangga. Ia memeluk gadis yang tidur di sampingnya tanpa sehelai kain itu. “Terimakasih telah memahami keinginanku.” ucap Erian lalu mereka berciuman kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Instagram @AlanaNourah
dapet celah deh si satria 😜
2022-01-24
0
Sis Fauzi
kesempatan tuan muda😀❤️
2021-08-15
1
S_P astuti
hayo ada apa tu...
Like like mendarat thor
2021-06-04
0