Asmara Pagi

“Aku ingin kau menunaikan kewajibanmu sebagai istriku.” bisik Satria lagi, tangannya meraba perut Nurbaya.

Menyadarkan Nurbaya dari pikirannya yang melayang, memikirkan bagaimana Ia bisa terjebak pernikahan aneh ini.

Ia memegang tangan nakal Satria. “Hentikan!” seru Nurbaya.

“Baiklah, aku akan menghentikannya, tapi kau yang memainkannya.” Meletakkan tangan Nurbaya di perutnya.

“Apa yang kau lakukan!” Nurbaya menarik tangannya.

“Istriku, kau melarang ku melakukannya, jadi aku izinkan kau memulainya. Kau harus bertanggungjawab kepadaku.” bisik Satria.

“Gila! Pergi kau bocah!” Nurbaya mendorong tubuh Satria yang sedang memeluknya.

“Aku ngantuk, mau tidur!” Nurbaya berjalan ke ranjang dan menggulung tubuhnya dalam selimut tebal. Berharap Satria tak bisa menganggunya lagi.

Siapa bilang bocah itu tidak mengganggunya?

Satria masuk ke dalam selimut itu juga, lalu memeluk dan menciuminya, sampai Nurbaya merasa gerah dan membuka selimut itu sendiri. “Satria, aku mengantuk! Jangan ganggu aku.”

“Oh Istriku, yang jauh lebih tua dariku, kenapa tidak bersifat lebih dewasa lagi? Aku ini Suamimu, aku ingin kau memenuhi rasa candu ku, jadi ayo...” Satria memasang wajah menggoda dengan kedipan mata.

Nurbaya benar-benar geli melihatnya. “Kau gila!” pekik Nurbaya, lalu memukul bahu Satria kuat.

“Iya Sayangku, aku memang tergila-gila padamu. Jadi, apakah engkau bersedia melakukan kewajibanmu sebagai istriku malam ini?” tanya Satria dengan wajah serius.

Deg!!!

Nurbaya tak habis pikir, “Apa isi kepalamu hanya itu saja, hah?!” tanya Nurbaya menatap Satria tajam.

“Ya.” jawab Satria serius.

“Kau?!!! Aaaaaahhhhh.....!!!” Nurbaya menjambak rambutnya sendiri.

“Hentikan! Jika kau memang tidak mau, baiklah. Jangan siksa dirimu seperti itu. Aku tidak akan memintanya lagi.”

Mendengarkan perkataan Satria, ia menghentikan kegiatannya yang sedang menjambak rambut, “Sungguh?!” tanya Nurbaya.

“Ya.” sahut Satria. Kemudian Ia berdiri, lalu keluar kamar dengan membanting pintu kamar hotel dengan kuat.

Suara bantingan pintu itu membuat Nurbaya dan kedua pengawalnya yang diluar terkejut.

Bagaimana tidak dibanting. Satria merasa sangat kesal sekaligus bersedih, Ia sangat ingin menghabiskan malam indah bersama Nurbaya. Namun, wanita itu memilih untuk menyiksa dirinya seperti itu.

Satria memilih pergi dan duduk di minimarket, meminum secangkir kopi panas yang ditemani sopirnya, Pak Hamdan. Sedangkan Nurbaya sangat bahagia atas kepergian Satria, ia merasa merdeka dan memilih tidur dengan nyaman.

“Istri tak punya perasaan!!!” Meremas roti yang baru saja di hidangkan Pak Hamdan di depannya.

“Mengatakan aku bocah, nyatanya dia yang bocah! Sifat kekanak-kanakan begitu, masih saja mengaku dewasa!” lalu memakan roti yang sudah hancur ia remas.

Pak Hamdan hanya melirik takut, tak bisa berbicara apapun. Ia tau, pasti ada masalah dengan Tuan Muda dan Nyonya Muda baru nya.

“Pak.”

“Iya, Tuan Muda.” sahut Pak Hamdan.

“Memangnya, bagaimana caranya untuk mengajak istri begituan?” tanya Satria, menatap Pak Hamdan serius untuk menunggu jawaban.

“Memintanya harus halus Tuan Muda, merayu dan menggoda Nona.” jawab Pak Hamdan.

“Ya, seperti apa Pak? Coba contohkan!” pintanya.

Pak Hamdan tersenyum canggung, malu bercampur segan. “Istriku, kau bertambah cantik malam ini. Mata, hati dan pikiranku sangat mendambamu. Apakah malam ini kau letih? Maukah engkau melakukannya malam ini bersamaku? Kira-kira bertanya seperti itu Tuan Muda.” jelas Pak Hamdan.

Satria terdiam sesaat dan mencerna ucapan Pak Hamdan. “Tapi Pak, tadi aku sudah minta izin, dan menjelaskan kalau aku menginginkan nya, tapi dia menolak ku.”

“Sabar Tuan Muda, mungkin Nona sedang letih atau ngantuk berat.”

Satria terdiam, begitupula Pak Hamdan juga diam setelah berkata. Meja tempat mereka minum kopi menjadi sunyi beberapa saat. Mereka sama-sama berfikir keras.

Satria memikirkan bagaimana caranya mengajak Nurbaya, sedangkan Pak Hamdan memikirkan bagaimana caranya untuk menyenangkan Tuan Mudanya dan membantu hubungan suami istri yang baru menikah ini.

“Tuan Muda, bagaimana jika dicoba di pagi hari.” Pak Hamdan mengungkapkan idenya.

“Wah, itu ide bagus Pak. Kalau begitu aku harus tidur sekarang. Biar aku bisa memintanya di pagi hari.” ucap Satria antusias.

Ia bergegas menghabiskan sisa kopinya. Lalu mengajak Pak Hamdan pergi mengantarnya kembali ke hotel.

Setibanya di hotel, Ia melihat Nurbaya telah tertidur nyenyak, dengan kaki terbuka lebar, baju tersingkap hingga pusar.

“Istriku yang sexsy, kau selalu saja membuatku tergoda, bahkan saat tidur seperti ini.” Satria mengelus pusar dan pinggang yang tersingkap.

“Hehehe.. Kau tidur nyenyak sekali ya.”

“Lihatlah, betapa imut dan menyenangkannya saat kau tidak memberontak.” Satria mengelus wajah Nurbaya, menatap wajahnya lembut.

“Baiklah, waktunya tidur.” Satria merapikan kaki Nurbaya yang terbuka lebar, menurunkan baju yang tersingkap lalu menyelimutinya.

Satria masuk dalam selimut itu, memeluk dan menciumi Nurbaya bertubi-tubi di wajahnya.

“Dasar kebo, kalau sudah tidur, gak bisa bangun-bangun.” Satria tersenyum menatap wajah Nurbaya yang tertidur lelap.

Ya, Satria sering memperhatikan Nurbaya tidur selama ini, semenjak Ia kelas 6 SD, Ia telah menyadari perasaannya pada Nurbaya. Ia sering mencuri-curi pandang untuk memperhatikan dimana dan sedang apakah Nurbaya.

Ia tahu betul tentang Nurbaya, mulai dari tidur sampai tidur lagi, makanan sampai hobi, bahkan sampai mantan pacarnya.

“Tidurlah, nanti pagi kau harus melayaniku.” ucap Satria, kemudian Ia memeluk Nurbaya.

**

Satria menggeliat karena terpaan mentari, Ia meraba kasur kosong di sebelahnya.

“Sial!!! Ah, aku telat bangun.” Ia bangun dan membuka pintu kamar mandi.

“Kemanakah istri durhaka itu?” Satria mengelus pelipisnya.

Ia membuka pintu dan tidak melihat dua pengawal di depan pintu. Kemudian ia menelfon pengawal itu.

“Kalian dimana?”

“Kami... ka..”

“Kenapa? Kalian dimana?” tanya Satria dengan suara tinggi.

“Maaf Tuan Muda, tadi Nona meminta kami mengawalnya belanja. Ta..”

“Dasar bodoh! Cari dia sampai ketemu!” hardik Satria memotong penjelasan pengawalnya.

“Dasar pengawal tak berguna, menjaga satu wanita saja tak becus! Ah, asmara pagiku gagal, dasar istri durhaka!!!”

“Awas saja kau, nanti malam tidak akan aku ampuni!” sungut Satria. Kemudian ia bergegas pergi mandi.

“Bagaimana, apa Tuan Muda sangat marah Bang?” tanya pengawal muda.

“Bodoh, tentu saja! Ayo kita cari Nona sampai ketemu. Jangan sampai membuat Tuan Muda semakin marah.”

“Bang, bukankah katamu semalam mereka melakukan malam indah yang nikmat, apakah Tuan Muda kurang jantan sehingga Nona kabur di pagi-pagi begini?” tanya pengawal muda itu.

“Hussstt!!! Kau jangan kurang ajar seperti itu, kau mau kita di pecat? Jangan sampai ada yang mendengar perkataan mu itu! Bisa-bisa, kita tinggal nama.”

“Iya, iya, Maaf Bang.”

“Ya sudah, ayo kita cari Nona!”

Dua pengawal itu mencari Nurbaya berputar-putar, sedangkan Nurbaya tertawa terbahak-bahak melihat dua pengawal itu.

“Hehehehehe, kasihan.” ucap Nurbaya terkekeh.

Terpopuler

Comments

Viiy

Viiy

istri durhaka haha capek bgt ngakak😭😂

2022-03-03

2

Instagram @AlanaNourah

Instagram @AlanaNourah

nubaya naccckaalllll 🤭🤭🤭

2022-01-23

0

Instagram @AlanaNourah

Instagram @AlanaNourah

malah pada bergosippp

2022-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Di Kamar Hotel
2 Cium Aku!
3 Menikah
4 Jebakan
5 Asmara Pagi
6 Mandiri
7 Digigit
8 Juara
9 Gemuk
10 Menangis
11 Bolos
12 Meledek
13 Keinginan Satria
14 Cemburu
15 Makan Malam
16 Sayang
17 Siapa?
18 Putus
19 Kau Milikku
20 Kau Milikku
21 Demam
22 Menangis
23 Sebatas Adik
24 Apa Kurangnya Aku?
25 Jangan Bersedih
26 Ahli
27 Pesan Mesum
28 Gara-gara Obat
29 Lemah!
30 Teledor
31 Bukalah Hatimu Untukku
32 Rasa yang Tertinggal
33 Apa Kau Mencintai Dia?
34 Melani
35 Ke Villa
36 Aku, Satria Develv Damrah
37 Pelit
38 CCTV
39 Sempurna
40 Seulas Senyuman
41 Brownies
42 Sombong
43 Nanti Malam
44 Menyosor
45 Maaf
46 Mengabaikan
47 Ulangtahun Satria
48 Dasar, Pendusta
49 Syarat
50 Undangan Pernikahan
51 Mantan Kekasih
52 Di Pantai
53 Jadilah Kekasihku
54 Ide
55 Rencana Pernikahan
56 Sosok dirimu
57 Calon Istriku
58 Menarik Dimata Pria Lain
59 Tiket Bulan madu
60 Jangan Melamun
61 Kode
62 Makan
63 Kau Halal Untukku
64 Melina
65 Waktu tak bisa di putar kembali
66 Naas
67 Seperti tadi?
68 Telunjuk Nakal
69 Asmara pagi yang gagal
70 Kencan
71 Satya
72 Pulang
73 Noda
74 Lipstik
75 Cemburu
76 Mohon Maaf Lahir dan Batin
77 Loyo
78 Malam Pertama
79 Berpikir positif
80 Tata Krama
81 Pergi
82 Khawatir
83 Ini Nyata
84 Bidadari Cantik
85 Alergi
86 Manja
87 5
88 Mengikuti Melani
89 Jijik
90 Apakah ada dedek bayi?
91 Pengumuman
92 Foto
93 Ujian
94 Sumatra
95 Kacau
96 Toilet Sepi
97 Kondisi Satria
98 Peringatan Terakhir
99 Berenang Pertama
100 Taman Bunga
101 Lautan Cinta
102 Testpect
103 Party
104 Program Hamil
105 Melani Hamil
106 Surat
107 Norwich
108 Mengikuti Nurbaya
109 Dia Sedang Hamil Anakku
110 Bersyukur
111 Telepon dari Nurbaya
112 Pikiran Buruk
113 Ruth Jhon
114 Tertembak
115 Dia dan Anakmu Selamat
116 Aku Ingin Pulang
117 Ethan
118 Menikahlah Denganku
119 Melindungi Bukan Harus Menikahi
120 Setelah Tiada, Baru Terasa
121 Kanai-kanai
122 Membakar Kanai-kanai
123 Nafas terakhir
124 Kabar baik dan buruk
125 Belum Selesai
126 Pergi ke Rusia
127 Selamat
128 Bayi Laki-laki (Tamat)
129 Pengumuman
130 Pengumuman
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Di Kamar Hotel
2
Cium Aku!
3
Menikah
4
Jebakan
5
Asmara Pagi
6
Mandiri
7
Digigit
8
Juara
9
Gemuk
10
Menangis
11
Bolos
12
Meledek
13
Keinginan Satria
14
Cemburu
15
Makan Malam
16
Sayang
17
Siapa?
18
Putus
19
Kau Milikku
20
Kau Milikku
21
Demam
22
Menangis
23
Sebatas Adik
24
Apa Kurangnya Aku?
25
Jangan Bersedih
26
Ahli
27
Pesan Mesum
28
Gara-gara Obat
29
Lemah!
30
Teledor
31
Bukalah Hatimu Untukku
32
Rasa yang Tertinggal
33
Apa Kau Mencintai Dia?
34
Melani
35
Ke Villa
36
Aku, Satria Develv Damrah
37
Pelit
38
CCTV
39
Sempurna
40
Seulas Senyuman
41
Brownies
42
Sombong
43
Nanti Malam
44
Menyosor
45
Maaf
46
Mengabaikan
47
Ulangtahun Satria
48
Dasar, Pendusta
49
Syarat
50
Undangan Pernikahan
51
Mantan Kekasih
52
Di Pantai
53
Jadilah Kekasihku
54
Ide
55
Rencana Pernikahan
56
Sosok dirimu
57
Calon Istriku
58
Menarik Dimata Pria Lain
59
Tiket Bulan madu
60
Jangan Melamun
61
Kode
62
Makan
63
Kau Halal Untukku
64
Melina
65
Waktu tak bisa di putar kembali
66
Naas
67
Seperti tadi?
68
Telunjuk Nakal
69
Asmara pagi yang gagal
70
Kencan
71
Satya
72
Pulang
73
Noda
74
Lipstik
75
Cemburu
76
Mohon Maaf Lahir dan Batin
77
Loyo
78
Malam Pertama
79
Berpikir positif
80
Tata Krama
81
Pergi
82
Khawatir
83
Ini Nyata
84
Bidadari Cantik
85
Alergi
86
Manja
87
5
88
Mengikuti Melani
89
Jijik
90
Apakah ada dedek bayi?
91
Pengumuman
92
Foto
93
Ujian
94
Sumatra
95
Kacau
96
Toilet Sepi
97
Kondisi Satria
98
Peringatan Terakhir
99
Berenang Pertama
100
Taman Bunga
101
Lautan Cinta
102
Testpect
103
Party
104
Program Hamil
105
Melani Hamil
106
Surat
107
Norwich
108
Mengikuti Nurbaya
109
Dia Sedang Hamil Anakku
110
Bersyukur
111
Telepon dari Nurbaya
112
Pikiran Buruk
113
Ruth Jhon
114
Tertembak
115
Dia dan Anakmu Selamat
116
Aku Ingin Pulang
117
Ethan
118
Menikahlah Denganku
119
Melindungi Bukan Harus Menikahi
120
Setelah Tiada, Baru Terasa
121
Kanai-kanai
122
Membakar Kanai-kanai
123
Nafas terakhir
124
Kabar baik dan buruk
125
Belum Selesai
126
Pergi ke Rusia
127
Selamat
128
Bayi Laki-laki (Tamat)
129
Pengumuman
130
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!