Berondong Nakalku

Berondong Nakalku

Di Kamar Hotel

Hilir mudik arus jalanan malam dan kerlap kerlip lampu, menambah indahnya sebuah kota malam ini. Di dalam kamar hotel bintang 5, disebuah kota besar, terlihat dari atas kamar yang dihuni oleh sepasang manusia.

Kasur king yang mewah, aroma mawar yang wangi dan kelopak bunga yang berserakan dari kasur hingga lantai dengan cahaya yang remang.

“Aaahh!!! Satria, hentikan!!!” pekik Nurbaya marah.

Ia tidak menikmati sedikitpun keindahan tempat ini. Yang ia rasakan sekarang, hanyalah kegusaran, dan merasa tertipu oleh pria remaja yang berumur belasan, yang ia anggap bau kencur.

Ya, manusia laki-laki yang dianggap anak kecil, tapi bisa membuat anak kecil.

“Satria, hentikan.” Ia mendorong tubuh pemuda yang sekarang mengungkung tubuhnya.

“Mm...mmmhmm...” Ia tak bisa lagi berkata, apalagi bersorak sekarang, karena sekarang mulutnya telah dibungkam dengan ciuman paksa oleh pria muda tersebut.

Ia terus memberontak dan mendorong tubuh pemuda itu. Namun kenyataannya, walaupun pria itu dia anggap remaja kecil, tenaga nya sangatlah kuat. Bagaimana tidak, tubuh pemuda itu jauh lebih besar dan tinggi dari pada Nurbaya.

Pemuda itu terus menciumi bibir Nurbaya, lalu menjalar ke leher dan menggigit daun telinganya. Bahkan, sekarang bibirnya sudah dilepas, seharusnya sekarang ia sudah bisa berbicara dan bersorak. Tapi, lidah Nurbaya tak berdaya mendapat serangan ciuman paksa tadi.

Ia merasa paham adegan apa yang selanjutnya akan terjadi, tak perlu di tebak lagi. Semua ini akan terjadi padanya, di ranjang ini. Otak Nurbaya pun mulai blank!

Pemuda itu menghentikan aktivitasnya dan menatap wajah Nurbaya yang telah memerah dan sedang mengontrol debaran jantungnya yang hebat, bahkan sesekali keluar suara dari nafasnya yang memburu.

Pemuda itu membelai wajah Nurbaya, kemudian melanjutkan menciuminya dan mulai meraba area dada dan menciumnya.

Seketika itu juga, Nurbaya tersadar kembali, karena ia merasa nyeri saat dadanya di mainkan Satria.

“Satria, apa yang kau lakukan?!” pekiknya. Ia mendorong wajah Satria yang menempel di dadanya dengan kuat.

“Aawww!!” Ia meringis sakit.

Pemuda itu menjepit dada Nurbaya dengan bibirnya.

“Satria, apa yang kau lakukan?!!! Ini sakit!!!” teriaknya keras. Ia tak peduli lagi, apakah ada orang yang mendengar di luar kamar mereka.

Walaupun ia bersorak dan memberontak, pemuda itu tidak melepasnya, malah semakin mempererat pelukannya dan melanjutkan bermain di dadanya. Akirnya, Nurbaya memiliki ide. Ia memencet lubang hidung pemuda itu agar tak bisa bernafas.

Seperti seorang Ibu yang menutup hidung bayinya, saat sang bayi mulai menggigit sang Ibu saat meminum ASI nya. Itulah yang dilakukan oleh Nurbaya sekarang.

Terbukti, usahanya itu berhasil.

Pemuda itu melepaskan bibirnya dari dada Nurbaya karena kekurangan oksigen untuk bernafas. Nurbaya mendorong sekuat hati, namun tangan pemuda itu sungguh erat memeluknya.

Dan akhirnya, Nurbaya tidak punya cara lain, selain melakukan jurus terakhir.

Brugh!!!

Nurbaya menendang siotong nakal pemuda itu dengan lututnya.

“Aaawwwcchhh!!!!” Ia berteriak dengan sangat kuat.

Ia memegangi siotong yang sekarang sangat menderita itu. Apakah sekarang siotong sudah menjadi jamur busuk dan telur mata sapi? Entahlah...

Setelah menendang, Nurbaya terlepas dari pelukan erat pemuda itu. Ia bergegas melompat dan menjauhi ranjang king itu. Ia dengan cepat merapikan pakaiannya yang sudah berantakan oleh pemuda itu.

Toktoktok!!! Suara ketukan pintu sedikit keras.

“Tuan Muda, apa Anda baik-baik saja, apakah Anda tidak apa-apa?” tanya seseorang yang cemas dari luar pintu.

Sepertinya, ada penjaga di luar pintu mereka.

“Hei, apa yang kau lakukan. Diamlah!” perintah temannya satu lagi dengan menyenggolnya. Mereka berdua berdiri tepat di luar pintu kamar.

“Tapi Bang, bukan kah tadi suara pekikan Tuan Muda?” balasnya lagi.

“Kau ini masih kecil, diamlah. Itu pekikan nikmat!” jelasnya.

Pemuda itu terbengong mendengarnya. “Apa kau masih mendengar suara lagi, setelah pekikan itu?” tanya laki-laki dewasa itu.

Pemuda itu menggeleng. Setelah terpekik, Satria memang terdiam dan menggigit bibirnya, menahan ngilu.

“Nah, itu tadi pekikan Nikmat. Jika nanti kau dewasa dan sudah menikah, kau akan merasakan itu.” jelasnya dengan tersenyum mesum.

“Lain kali, kalau kau menjaga kamar Tuan Muda seperti ini, apa pun yang kau dengar itu adalah suara nikmat. Kau mengerti?” sambungnya lagi.

“Ia, saya mengerti, Bang.” jawab pemuda itu mengangguk pasti. Mengerti atau tidak mengerti, yang jelas dia mengangguk dengan sangat yakin.

Laki-laki dewasa itu tersenyum dan memberikan jempol pada pemuda di depannya.

Namun kenyataannya, semua yang di kira oleh penjaga itu, tak seindah fakta yang sebenarnya.

Nyatanya, Tuan Muda mereka sedang menderita. Meringis dan masih meringkuk memegangi si Otong.

Nurbaya yang awalnya ingin kabur pun terdiam karena mendengar suara dari pintu. “Ah, sial! Kalau aku keluar, aku pasti akan tertangkap.” gumam Nurbaya dalam hati.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang, apakah aku harus menyerahkan ke perawanan ku kepada dia?” pikir Nurbaya menatap Satria yang masih memegangi siotong.

Tiba-tiba, mata Nurbaya terbelalak. Karena melihat Satria terdiam lama. “Apakah dia mati?” pikir Nurbaya.

Ia yang awalnya berniat kabur, sekarang malah cemas. “Bukankah, siotong adalah nafas para kaum pria? Apakah dia mati, karena aku menendang itu nya dengan sangat kuat? Aku bisa masuk penjara karena membunuh orang!!!” pikir Nurbaya kacau.

Ia mulai berjalan mendekat, meraba Satria yang diam. Kemudian ia membalikkan tubuh Satria menjadi tertelentang. Satria yang awalnya memang sedang menahan sakit, sekarang berpura-pura pingsan, saat tau Nurbaya mendekat.

Nurbaya melihat perut Satria naik turun. “Ia masih hidup, buktinya perutnya masih bergerak naik turun.” gumam Nurbaya.

“Coba aku dengar denyutan jantungnya, apakah dia pingsan, apakah harus aku tekan dadanya seperti dalam film?” Nurbaya berkata sendiri sambil menggaruk-garuk kepalanya kebingungan.

Dan akhirnya, Nurabaya mendekatkan telinganya ke dada bidang satria, mendengar debaran jantung pemuda itu. Satria tak bisa lagi menahan tawanya, dan Ia juga sudah tergoda dengan kelucuan Nurbaya.

Pemuda itu langsung memeluk dan membalik tubuh Nurbaya, sehingga posisi Nurbaya di bawah dan pemuda itu di atas. Ia menghimpit kedua kaki Nurbaya dengan kuat, agar gadis itu tidak bisa lagi menendang.

“Satria!!! Kau berpura-pura!” teriak Nurbaya marah. Satria hanya diam saja, ia menempelkan keningnya dengan kening Nurbaya.

“Tenanglah Sayangku. Jangan buat aku marah, atau kau akan menanggung akibatnya. Kau tau, apa yang kau lakukan tadi? Itu sangat menyakitkan.” ucapnya pelan. Namun jelas terdengar oleh Nurbaya.

“Lain kali, jika kau menendangnya lagi, kau akan menyesal, aku tidak akan bisa memuaskan mu lagi nanti.” lanjutnya.

“Siapa yang ingin kau puaskan, hah?! Dasar bocah!!!” pekik Nurbaya, kemudian Ia membenturkan keningnya dengan kening satria kuat.

“Aucwhh!” Satria meringis, ia mengelus keningnya dan melepaskan pelukannya.

Kemudian Satria bergeser ke ujung, mengambil bantal. Lalu, meletakkan bantal di punggungnya, duduk bersandar di ranjang.

“Kau benar-benar membuatku jengkel. Pergilah!” ucapnya ketus.

Nurbaya yang mendengar kalimat pengusiran itu, bahagia luar biasa.

“Apakah aku tak salah dengar? Yesss!!” ucap Nurbaya dalam hati.

“Makasih, Tuan Muda.” ucap Nurbaya tersenyum bahagia.

“Oh, kau sekarang sudah sadar ya, kalau aku ini Tuan Muda? Bukankah tadi, kau dengan berani memanggil namaku dengan bebas.” ucap Satria dingin.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hallo Satria lover...🤗😘

Sebelum membaca cerita ini, saya akan menjelaskan sedikit alur... Selama beberapa waktu berlalu, saya mendapatkan beberapa komentar katanya cerita ini diulang-ulang, ada yang bilang gak paham alur dll...

Cerita ini “Maju-mundur-maju, cantik” Satria lover.... Jadi, bab 1-5 itu Bab Maju, Pembukaan saat tokoh pria dan wanita sedang dikamar hotel, sedangkan bab 6 sampai bab 69 bab yang ditarik mundur, lalu bab 70 sampai tamat, bab maju lagi.... Menyambung adegan dari bab 5 tadi.... HM, begitu... bukan adegannya diulang-ulang ya 😘😘😘

Makasih banget buat yang udah paham dengan cerita alur ini sebelumnya.....

Terpopuler

Comments

Rasti Rasti

Rasti Rasti

aku mampir thoor, jangan lupa mampir juga ya. LENTERA.karya baru aku.

2023-03-13

0

Park Kyung Na

Park Kyung Na

👍👍

2022-11-21

0

Park Kyung Na

Park Kyung Na

mampir

2022-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 Di Kamar Hotel
2 Cium Aku!
3 Menikah
4 Jebakan
5 Asmara Pagi
6 Mandiri
7 Digigit
8 Juara
9 Gemuk
10 Menangis
11 Bolos
12 Meledek
13 Keinginan Satria
14 Cemburu
15 Makan Malam
16 Sayang
17 Siapa?
18 Putus
19 Kau Milikku
20 Kau Milikku
21 Demam
22 Menangis
23 Sebatas Adik
24 Apa Kurangnya Aku?
25 Jangan Bersedih
26 Ahli
27 Pesan Mesum
28 Gara-gara Obat
29 Lemah!
30 Teledor
31 Bukalah Hatimu Untukku
32 Rasa yang Tertinggal
33 Apa Kau Mencintai Dia?
34 Melani
35 Ke Villa
36 Aku, Satria Develv Damrah
37 Pelit
38 CCTV
39 Sempurna
40 Seulas Senyuman
41 Brownies
42 Sombong
43 Nanti Malam
44 Menyosor
45 Maaf
46 Mengabaikan
47 Ulangtahun Satria
48 Dasar, Pendusta
49 Syarat
50 Undangan Pernikahan
51 Mantan Kekasih
52 Di Pantai
53 Jadilah Kekasihku
54 Ide
55 Rencana Pernikahan
56 Sosok dirimu
57 Calon Istriku
58 Menarik Dimata Pria Lain
59 Tiket Bulan madu
60 Jangan Melamun
61 Kode
62 Makan
63 Kau Halal Untukku
64 Melina
65 Waktu tak bisa di putar kembali
66 Naas
67 Seperti tadi?
68 Telunjuk Nakal
69 Asmara pagi yang gagal
70 Kencan
71 Satya
72 Pulang
73 Noda
74 Lipstik
75 Cemburu
76 Mohon Maaf Lahir dan Batin
77 Loyo
78 Malam Pertama
79 Berpikir positif
80 Tata Krama
81 Pergi
82 Khawatir
83 Ini Nyata
84 Bidadari Cantik
85 Alergi
86 Manja
87 5
88 Mengikuti Melani
89 Jijik
90 Apakah ada dedek bayi?
91 Pengumuman
92 Foto
93 Ujian
94 Sumatra
95 Kacau
96 Toilet Sepi
97 Kondisi Satria
98 Peringatan Terakhir
99 Berenang Pertama
100 Taman Bunga
101 Lautan Cinta
102 Testpect
103 Party
104 Program Hamil
105 Melani Hamil
106 Surat
107 Norwich
108 Mengikuti Nurbaya
109 Dia Sedang Hamil Anakku
110 Bersyukur
111 Telepon dari Nurbaya
112 Pikiran Buruk
113 Ruth Jhon
114 Tertembak
115 Dia dan Anakmu Selamat
116 Aku Ingin Pulang
117 Ethan
118 Menikahlah Denganku
119 Melindungi Bukan Harus Menikahi
120 Setelah Tiada, Baru Terasa
121 Kanai-kanai
122 Membakar Kanai-kanai
123 Nafas terakhir
124 Kabar baik dan buruk
125 Belum Selesai
126 Pergi ke Rusia
127 Selamat
128 Bayi Laki-laki (Tamat)
129 Pengumuman
130 Pengumuman
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Di Kamar Hotel
2
Cium Aku!
3
Menikah
4
Jebakan
5
Asmara Pagi
6
Mandiri
7
Digigit
8
Juara
9
Gemuk
10
Menangis
11
Bolos
12
Meledek
13
Keinginan Satria
14
Cemburu
15
Makan Malam
16
Sayang
17
Siapa?
18
Putus
19
Kau Milikku
20
Kau Milikku
21
Demam
22
Menangis
23
Sebatas Adik
24
Apa Kurangnya Aku?
25
Jangan Bersedih
26
Ahli
27
Pesan Mesum
28
Gara-gara Obat
29
Lemah!
30
Teledor
31
Bukalah Hatimu Untukku
32
Rasa yang Tertinggal
33
Apa Kau Mencintai Dia?
34
Melani
35
Ke Villa
36
Aku, Satria Develv Damrah
37
Pelit
38
CCTV
39
Sempurna
40
Seulas Senyuman
41
Brownies
42
Sombong
43
Nanti Malam
44
Menyosor
45
Maaf
46
Mengabaikan
47
Ulangtahun Satria
48
Dasar, Pendusta
49
Syarat
50
Undangan Pernikahan
51
Mantan Kekasih
52
Di Pantai
53
Jadilah Kekasihku
54
Ide
55
Rencana Pernikahan
56
Sosok dirimu
57
Calon Istriku
58
Menarik Dimata Pria Lain
59
Tiket Bulan madu
60
Jangan Melamun
61
Kode
62
Makan
63
Kau Halal Untukku
64
Melina
65
Waktu tak bisa di putar kembali
66
Naas
67
Seperti tadi?
68
Telunjuk Nakal
69
Asmara pagi yang gagal
70
Kencan
71
Satya
72
Pulang
73
Noda
74
Lipstik
75
Cemburu
76
Mohon Maaf Lahir dan Batin
77
Loyo
78
Malam Pertama
79
Berpikir positif
80
Tata Krama
81
Pergi
82
Khawatir
83
Ini Nyata
84
Bidadari Cantik
85
Alergi
86
Manja
87
5
88
Mengikuti Melani
89
Jijik
90
Apakah ada dedek bayi?
91
Pengumuman
92
Foto
93
Ujian
94
Sumatra
95
Kacau
96
Toilet Sepi
97
Kondisi Satria
98
Peringatan Terakhir
99
Berenang Pertama
100
Taman Bunga
101
Lautan Cinta
102
Testpect
103
Party
104
Program Hamil
105
Melani Hamil
106
Surat
107
Norwich
108
Mengikuti Nurbaya
109
Dia Sedang Hamil Anakku
110
Bersyukur
111
Telepon dari Nurbaya
112
Pikiran Buruk
113
Ruth Jhon
114
Tertembak
115
Dia dan Anakmu Selamat
116
Aku Ingin Pulang
117
Ethan
118
Menikahlah Denganku
119
Melindungi Bukan Harus Menikahi
120
Setelah Tiada, Baru Terasa
121
Kanai-kanai
122
Membakar Kanai-kanai
123
Nafas terakhir
124
Kabar baik dan buruk
125
Belum Selesai
126
Pergi ke Rusia
127
Selamat
128
Bayi Laki-laki (Tamat)
129
Pengumuman
130
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!