Usaha Pencarian

...🌻Selamat Membaca🌻...

"Bagaimana? Anak buahmu sudah menemukan di mana keberadaan Ela?" tanya Ambar.

"Jakarta luas Honey, butuh waktu untuk mencarinya. Apalagi kata Cathy kalau saat ini Ela sedang menyamar. Bayangkan, rambut pirang indahnya dicat menjadi coklat, belum lagi lensa mata menawan itu harus disamarkan dengan kontak lens. Pasti susah mencarinya," keluh Anthony.

"Kamu tidak sedang memuji dirimu sendiri kan, Anthony?" Mata Ambar memicing saat mendengar Anthony begitu membangga-banggakan rambut pirang dan mata biru Stela yang jelas-jelas turunan darinya.

"No Honey."

"Kita sudah dekat dengan Ela, aku tidak sabar ingin memeluknya." Ambar menerawang.

"Yes, I had no idea that Ela would run away to Jakarta. She was most lazy when she came to your hometown, right?" Anthony mengingat-ingat. Dulu, Stela memang paling malas kalau diajak liburan ke Indonesia untuk menemui kakek dan neneknya. Alhasil, hanya Cio dan Anna yang mau ikut, sementara Stela akan tinggal di rumah bersama para pelayan. Entah apa alasannya, Anthony dan Ambar tak pernah tahu. Oleh karena itu, keluarganya tidak pernah berpikir bahwa Stela akan kabur ke Indonesia ini. Untung saja Carly pulang ke London dan memberitahu bahwasannya dia kehilangan kontak dengan Stela, jadi dengan cepat mereka menyusul ke Jepang untuk mencari keberadaan si bungsu dari keluarga mereka itu.

"Kakak!" Sebuah suara berat memanggil. Ambar yang tahu itu suara siapa segera menoleh. Ia mendapati sang adik sudah berdiri di belakang kursi yang tengah ia duduki.

"Ada apa, Ri?" tanya Ambar pada saudara kandung satu-satunya itu, yang tak lain adalah pamannya Stela.

"Menurut orang-orang yang ku perintah untuk mencari keberadaan Stela, mereka melihat seseorang yang hampir mirip dengan keponakan nakalku itu," beritahu Ari.

"Hampir mirip, maksudmu? Orang-orangmu tidak yakin kalau itu benar Ela-ku?" tanya Ambar bingung.

"Menurut mereka, wajah gadis itu sangat mirip dengan foto Stela yang aku berikan, cuma warna rambut dan irisnya berbeda," jelas pria itu lagi.

"That's she, it must be our princess." Anthony begitu yakin jika orang yang dibicarakan Ari adalah putri bungsunya.

"Di mana mereka melihatnya?" Tanya Ambar tak sabar.

"Di dekat apartemen XXX," jawab Ari.

"We're going there now, come on!" Mereka bertiga bergegas pergi ke tempat yang dimaksud.

.......

Selesai sarapan dan berbenah, tepat pukul 9 pagi, Taufan sekeluarga berpamitan.

"Jaga dirimu baik-baik." Taufan memeluk erat adiknya.

"Berlebihan, kau kan cuma pergi ke Lombok, Kak. Bukan pergi jauh untuk waktu yang lama ..." Walau mulutnya memprotes tindakan Taufan, tapi tangan Tristan tetap terangkat untuk membalas pelukan sang kakak.

"Ara, ayo sayang kita pergi?" Intan mencoba membujuk sang putri yang tengah bergelayut manja di gendongan Stela. Sejak pagi tadi, gadis kecil itu selalu menempel dan tak mau lepas dari Stela.

"Mau sama Aunty Ela aja ..." rengeknya.

"Aunty Elanya mau kerja sayang dan kita juga harus segera pergi. Yuk, Nak?" Intan mencoba memberi pengertian.

Arabella cemberut, matanya berkaca-kaca. "Nanti setelah pulang dari Lombok, kita kemari lagi, bertemu dengan Aunty Ela lagi ya, Nak?" kini giliran Taufan yang membujuk.

"Janji?"

"Iya sayang, yuk?" Intan segera meraih Ara dari dalam gendongan Stela, syukurlah anak itu tidak lagi menolak.

"Kalau begitu kami pergi dulu." Taufan pamit.

"Hati-hati," ucap Stela dan Tristan serentak.

"Kalian jangan bertengkar lagi!" peringat Taufan.

"Hm," angguk Tristan.

"Bye-bye Ara cantik ..." Stela melambaikan tangan.

"Bye Aunty, Bye Uncle ..." Bocah itu melambaikan kedua tangannya, dia tersenyum manis.

DEG

"Kau menangis?" sepeninggal Taufan dan keluarganya, Tristan terkejut saat melihat jika cairan bening mengalir di pipi putih Stela.

"Eh?" Stela yang tersadar langsung menyentuh pipinya. Hangat, air matanya keluar tanpa disadari dan dia tak tahu pasti karena apa. Hanya saja, saat melihat kepergian keluarga Taufan, ia merasa sedih sekali. Terlebih saat melihat senyuman manis Ara, Stela jadi tak rela melepas bocah itu pergi.

"Ada apa?" tanya Tristan lembut.

"Tidak apa-apa, mungkin aku hanya sedih karena harus berpisah dengan Ara. Dia anak yang manis dan lucu, sebentar kenal saja aku sudah jatuh cinta padanya," jelas Stela jujur.

"Dia memang manis dan lucu." Tristan membenarkan ucapan Stela. "Kau tenang saja, nanti pasti dia akan kembali kemari," hiburnya. Stela hanya mengangguk saja.

"Ya sudah, sekarang kau mau ke toko bunga, kan? Aku antar, ya?" tawar Tristan.

"Apa tidak merepotkan?"

"Tidak. Ayo, bersiap-siaplah!"

"Iya."

.......

Mobil Tristan melaju meninggalkan gedung apartemen, bertepatan dengan berhentinya sebuah mobil Lexus LX570 di depan gedung yang sama.

Empat orang keluar dari dalam mobil seharga 2,7 milyar itu. Mereka adalah Ambar, Anthony, Ari dan juga salah seorang orang suruhan Ari.

"Saya melihat nona memasuki gedung apartemen ini, Tuan," ucap anak buah Ari.

"Kau yakin?" tanyanya memastikan.

"Yakin, Tuan."

"Ayo masuk, kita bisa bertanya pada orang di dalam sana!" ajak Ambar tak sabar.

Mereka pun akhirnya masuk ke dalam gedung apartemen mewah di kawasan Jakarta pusat itu.

.......

"Terima kasih banyak, Kak, sudah mau mengantarku," ucap Stela saat dirinya sudah sampai di toko bunga.

"Ya, sore nanti aku akan menjemputmu. Kita akan ke rumah Arya bersama-sama."

"Baiklah."

"Kalau begitu aku pergi dulu," pamit Tristan.

"Ya, hati-hati."

.......

Kedua orang tua Stela dan juga Ari keluar dari dalam gedung apartemen dengan lesu. Mereka tak menemukan informasi apapun. Tak ada penghuni apartemen yang bernama Stela terdaftar di sana.

"Di mana lagi kau melihat gadis yang mirip dengan Stela itu, Ton?" tanya Ari pada bawahannya.

"Kemarin, saya mengikutinya dari gedung ini menuju sebuah toko bunga yang berjarak kurang lebih 2 km dari sini Tuan," terang Anton.

"Kalau begitu kita ke sana saja?" perintah Anthony.

"Bisakah kita ke tempat lain sebentar?" sela Ambar.

"Mau kemana, Sayang?"

"Aku mau ziarah ke makam ayah dan ibu," jawabnya.

"Ok, kita ke sana dulu baru setelah itu ke toko bunga yang dimaksud!"

"Baiklah."

.......

"Selamat siang ..." Stela yang tengah duduk menunggu pelanggan, menolehkan segera kepalanya pada seseorang yang baru saja masuk ke dalam toko. Suara itu sudah tidak asing lagi baginya.

"Mas Rafa?"

"Hai," sapa pria itu. "Temani aku makan siang, ya?" ajaknya.

Stela melirik sekilas ke arah Yuli, gadis itu mengangguk tanda ia mengizinkan Stela untuk pergi keluar.

"Aku akan kembali dengan cepat," ucap Stela merasa tidak enak.

"Tidak masalah, santai saja," kata Yuli.

"Terima kasih."

Stela dan Rafa pergi makan siang bersama ke sebuah restoran terdekat.

...Bersambung...

...Jangan lupa Vote & Comment ya, Readers......

...🙏🏻😊...

Episodes
Episodes

Updated 76 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!