Permohonan sang Mama

Suasana makan malam sedikit hening, tidak ada pembicaraan yang serius, namun pandangan Bu Yanti tak ter alihkan, lekat dengan wajah Dinda yang terlihat menikmati makanannya.

Sedangkan Alan yang diam diam memperhatikan sang Mama mulai curiga dengan tatapannya yang tidak biasa, dan itu jarang sekali di lakukan Mamanya.

Jangan bilang kalau Mama akan menyukai Dinda dan menyuruhku menikah dengannya, batin Alan masih mengunyah makanannya dengan pelan.

Bukan tanpa alasan Alan menerka seperti itu, karena berulang kali Bu Yanti memilihkan wanita untuk di jadikan istri keduanya, namun Alan masih saja enggan dan tak menggubrisnya.

Seperti pada umumnya, Bu Yanti memang sangat merindukan kehadiran makhluk lemah tersebut, meskipun tidak menyetujui pernikahan Alan Dan Syntia, Bu Yanti tetap menerima kenyataan bahwa cinta Alan memang untuk sang menantu, namun setelah pernyataan dari Dokter bahwa Syntia mandul, Bu Yanti kembali bersi keras memaksa Alan untuk menikah lagi.

Usai makan malam yang berjalan lancar, sebagian kerabat pak Sudrajat pamit untuk pulang, sedangkan Alan berbincang bincang dengan Papanya, membicarakan bisnis mereka, begitu juga dengan Faisal yang ada di antara keduanya, karena pekerjaan Alan adalah pekerjaannya juga.

''Ikut Tante, yuk!" meraih tangan Dinda yang ikut membereskan meja makan bersama asisten rumah tangga di sana.

Sedangkan Dinda hanya bisa mengikuti tanpa bisa membantah.

''Sudah sampai mana pengetahuan kamu tentang mendesain baju?'' Mengajak Dinda duduk di ruang keluarga, di sana sudah ada Syntia yang sibuk dengan ponselnya, tak akan menghiraukan siapapun yang datang.

''Baru yang mudah mudah saja Tante, lagi pula tak banyak model baju di sana, paling juga kemeja, makanya saya pergi ke sini untuk mencari pengalaman lagi.'' Jawabnya masih malu malu.

Bu Yanti hanya manggut manggut mengambil dan membukakan buku gambar baju karya desainer terkenal yang bekerja sama dengan butiknya.

''Wah...'' Dinda terpana saat Bu Yanti memperlihatkan gambar berbagai type dan model baju yang saat ini sedang trend di kalangan seorang wanita, khususnya mereka yang memang menyukai fashion, dan itu persis seperti impiannya.

Namun Dinda hanya bisa mengerucutkan bibirnya karena menurut nya itu masih sangat rumit.

''Kenapa?'' tanya Bu Yanti saat Dinda mengerutkan alisnya.

''Nanti saja deh Tante, Kayaknya itu masih rumit, belum kefikiran juga untuk ke sana, Saya mau yang mudah mudah dulu.'' jawabnya, masih fokus membolak balikkan lampirannya.

Bu Yanti tersenyum dan menggenggam tangan Dinda dengan erat.

''Jika kamu bersungguh sungguh aku akan mengajari kamu, pasti kamu bisa, lagi pula kalau semua sudah kamu kuasai pasti akan mudah, tenang saja, jangan sungkan sungkan minta bantuan Tante ya?" mengelus rambut panjang Dinda.

Dinda mengangguk pelan.

Akhirnya ada orang yang mau membantuku, semoga ini awal yang baik.

''Dinda," suara Faisal membuyarkan otak adiknya yang sempat berkelana.

Dinda menoleh ke arah Faisal yang berjalan menghampirinya.

''Kita pulang, sudah malam.'' ucapnya sembari pamit dengan Bu Yanti.

''Tante, Saya pulang ya," mencium punggung tangan Bu Yanti.

''Kalian hati hati ya, sering sering kasini Sal!" mengantarkan Faisal dan Dinda menuju pintu.

Dinda cepat banget akrabnya sama tante Yanti, Syntia saja yang sudah bertahun tahun nggak bisa ngambil hatinya, Nih anak baru beberapa jam sudah membuat tante Yanti terhibur.

Setelah beberapa jam ramai, kini kediaman pak Sudrajat mulai sepi, tinggal Alan dan Syntia yang masih di sana.

''Alan, Mama mau bicara sama kamu dan juga Syntia." ucapnya saat menatap putranya sedang bercengkerama dengan istrinya.

Bu Yanti duduk di sofa, di samping pak Sudrajat yang juga di sana.

''Apa sih Ma, kelihatannya serius banget?'' tanya pak Sudrajat menyelidik, baru kali ini istrinya terlihat dengan wajah datarnya.

''Al, kamu tau kan, Mama dan Papa ini semakin tua, dan apa yang kami harapkan dari Kamu tidak bisa kalian kabulkan." ucap Bu Yanti tanpa basa basi.

''Tapi kali ini mama mohon dengan sangat lagi, mama hanya ingin mempunyai cucu dari darah daging kamu sendiri Al." ucap lagi Bu Yanti mengungkapkan keinginannya.

Meski permintaan itu tak asing di telinga Alan maupun Syntia, namun rasanya sangat berat untuk menjawab Iya, karena Alan sangat mencintai Syntia.

Namun kali ini Alan tak mau egois, dan mungkin akan menuruti sang Mama.

Sebelum menjawab, Alan menatap wajah Syntia yang terlihat biasa saja, bahkan Syntia tak berusaha untuk menolak keinginan Bu Yanti sama sekali.

''Oke, kalau itu yang mama mau, aku akan menikah lagi, Tapi jangan menyalahkan Aku jika Aku tidak bisa mencintai istri kedua ku." jelasnya lagi.

Bu Yanti yang merasa bahagia itu pun memeluk putra semata wayangnya.

''Terima kasih ya Al, kamu sudah mau menuruti permintaan mama." ucapnya di sela sela tangisnya, Bu Yanti bahagia, akhirnya apa yang dia inginkan akan segera di kabulkan Alan.

Mama yakin kamu akan mencintai istri kedua kamu, Dia wanita yang sangat baik, dan mama akan membuatnya menjadi wanita yang sukses, tidak seperti istri pertama kamu yang suka menghamburkan uang.

''Memangnya mama sudah punya calon untuk aku?'' tanya lagi Alan menyelidik.

Bu Yanti mengangguk di iringi dengan sebuah senyuman kecil.

''Siapa, Ma?'' Kini Pak Heru yang Penasaran.

''Dinda, adiknya Faisal, semua terbelalak termasuk Syntia, ''Dia gadis yang baik, dan kelihatannya cocok dengan Alan, Bu Yanti senyum semringah, namun tidak dengan Alan yang masih tak percaya dengan pernyataan Mamanya.

Tu kan, Apa ku bilang mama pasti menyukai Dinda, dan ternyata aku tidak salah terka.

''Ma, kenapa harus Dinda, dia itu masih sangat dini untuk menikah, apa lagi menjadi istri kedua?" bantah Alan, sedangkan Syntia cuwek tak mau tau dengan apa yang di lakukan suami maupun keluarganya, karena baginya selama Alan masih memberikan uang yang banyak cintanya akan terus berlanjut.

Alan mendesis, bingung dengan mamanya yang terus memaksanya untuk poligami.

Kali ini Bu Yanti menghampiri Alan yang memijat pangkal hidungnya.

''Al, tapi Mama sudah srek sama dia, kamu tau kan, Faisal itu baik, pasti adiknya juga baik, Pasti dia akan menerima Kamu apa adanya, tidak hanya hartamu saja." melirik ke arah Syntia yang dari tadi sibuk saja dengan ponselnya.

''Dan Mama yakin dia akan memberikan Mama cucu, Bu Yanti meyakinkan kalau Dinda adalah wanita yang pantas menjadi pendamping Alan yang sesungguhnya.

Gi mana ini, apa Faisal akan setuju dengan permintaan konyol Mama, apa gadis itu sanggup hidup dengan ku yang tak punya rasa cinta untuknya, apa dia mau menerima tawaran mama untuk melahirkan seorang bayi, dan masih banyak lagi yang Alan fikirkan.

''Oke, terserah mama, aku ikut saja, ucap lagi Alan sebelum beranjak menuju kamarnya." karena malam ini Alan berencana untuk menginap di rumah orang tuanya.

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐💞RエF,KHд.21💞

༄༅⃟𝐐💞RエF,KHд.21💞

ceritanya seru keknya pasti penuh air mata nich diliat dri judulnya dah ketauan

2022-06-18

1

Restu Siregar

Restu Siregar

takdir mu dinda..
😞😞

2021-12-22

0

Herni Lutfi

Herni Lutfi

Kasihan Dinda impian Nya blum tercapai Udah Di Suruh nikah

2021-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog, Masalah
2 Perkenalan
3 Permohonan sang Mama
4 Penolakan Dinda
5 Setuju
6 Minta Anak
7 Kehangatan
8 Pernikahan
9 Pindah rumah
10 Malam pertama yang tertunda
11 Curiga
12 Pamit
13 Perdebatan kecil
14 Apa artinya aku?
15 Tak di anggap
16 Rasa
17 Paksaan Alan
18 Suara hati Ibu
19 Kandang harimau
20 Menginap
21 Alan sakit
22 Dinda pulang
23 Beda rasa
24 Khawatir
25 Rumah sakit
26 Keinginan Dinda
27 Mesin jahit
28 Salah sangka
29 Ancaman Alan
30 Mengenang masa lalu
31 Cemburu buta
32 Selamat
33 Keluarga terbaik
34 Langkah cepat
35 Pantang menyerah
36 Sekedar sahabat
37 Menepis perasaan
38 Kepergok
39 Berani
40 Ulang tahun
41 Kado terindah
42 Batal
43 Kecewa
44 Pasrah
45 Cerita
46 Selalu di abaikan
47 Cowok
48 Sindiran
49 Marah
50 Ibu datang
51 Sandiwara
52 Se-ranjang
53 Pulang kampung
54 Perdebatan kecil
55 Mulai sadar
56 Fakta baru
57 Tercyduk
58 Rencana Faisal
59 Kepergian Dinda
60 Sikap Faisal
61 Curiga
62 Mengambil barang
63 Di tolak
64 Mulai goyah
65 Permohonan Faisal
66 Tersinggung
67 Pitutur sahabat
68 Tanda melahirkan
69 Kenyataan pahit
70 Penyemangat
71 Dukungan
72 Kesepakatan
73 Dinda pulang
74 Rencana Faisal
75 Tujuh tahun lalu
76 Tak tega
77 Amarah sang mama
78 Mengetahui
79 Keras kepala
80 Pengumuman
81 Pencarian part 1
82 Pencarian part 2
83 Pencarian part 3
84 Kemarahan Daka
85 Perkembangan
86 Selamat jalan Baby boy
87 Kabar mengejutkan
88 Mengingat masa kecil
89 Siasat Alan dan Daka
90 Menyamar
91 Bukti bukan janji
92 Ketahuan
93 lembaran baru
94 Hampir terwujud
95 Paris 1
96 Paris 2
97 Makin aneh
98 Paris 3
99 Paris 4
100 Membuka rahasia
101 Perpisahan
102 Pisah ranjang
103 Bimbang
104 Nginep
105 Makan malam bersama
106 Restu sang mama
107 Alan cemburu
108 Malih rupa
109 Terungkapnya sebuah penyamaran
110 Tak mau gagal lagi
111 Jahil
112 Kabar buruk
113 Momen terakhir di kampung
114 Gagal menikah
115 Daka pengganggu
116 Olokan
117 Masa depan baru
118 Bercerai
119 Masih berharap
120 Salah paham
121 Tingkah aneh Dinda
122 Geger
123 Positif
124 Ngidam Dokter Tono
125 Kembar
126 Ketakutan Alan
127 Cemburu
128 Batal
129 Cowok cewek
130 Pangling
131 Bakpao
132 Salah ngomong
133 Kebahagiaan yang terpenting
134 Melahirkan
135 Baby Twins
136 Aditama dan Aldifana
137 Tingkah konyol Bu Yanti
138 Kompor
139 Buntung dan untung
140 Keputusan yang tepat
141 Melanjutkan yang belum terlaksana
142 Bapak sakit
143 Menjenguk
144 Kegagalan sebuah rencana
145 Muntah
146 Masih mual
147 Penuh kejutan
148 Salad kampung
149 Jalan jalan
150 Kesedihan Alan
151 Amarah
152 Burung berbisa
153 Rayuan untuk para istri
154 Anak kedua
155 Indah pada waktunya
156 pengumuman
157 Novel baru sudah rilis
158 Ada novel baru lagi loh!!!
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Prolog, Masalah
2
Perkenalan
3
Permohonan sang Mama
4
Penolakan Dinda
5
Setuju
6
Minta Anak
7
Kehangatan
8
Pernikahan
9
Pindah rumah
10
Malam pertama yang tertunda
11
Curiga
12
Pamit
13
Perdebatan kecil
14
Apa artinya aku?
15
Tak di anggap
16
Rasa
17
Paksaan Alan
18
Suara hati Ibu
19
Kandang harimau
20
Menginap
21
Alan sakit
22
Dinda pulang
23
Beda rasa
24
Khawatir
25
Rumah sakit
26
Keinginan Dinda
27
Mesin jahit
28
Salah sangka
29
Ancaman Alan
30
Mengenang masa lalu
31
Cemburu buta
32
Selamat
33
Keluarga terbaik
34
Langkah cepat
35
Pantang menyerah
36
Sekedar sahabat
37
Menepis perasaan
38
Kepergok
39
Berani
40
Ulang tahun
41
Kado terindah
42
Batal
43
Kecewa
44
Pasrah
45
Cerita
46
Selalu di abaikan
47
Cowok
48
Sindiran
49
Marah
50
Ibu datang
51
Sandiwara
52
Se-ranjang
53
Pulang kampung
54
Perdebatan kecil
55
Mulai sadar
56
Fakta baru
57
Tercyduk
58
Rencana Faisal
59
Kepergian Dinda
60
Sikap Faisal
61
Curiga
62
Mengambil barang
63
Di tolak
64
Mulai goyah
65
Permohonan Faisal
66
Tersinggung
67
Pitutur sahabat
68
Tanda melahirkan
69
Kenyataan pahit
70
Penyemangat
71
Dukungan
72
Kesepakatan
73
Dinda pulang
74
Rencana Faisal
75
Tujuh tahun lalu
76
Tak tega
77
Amarah sang mama
78
Mengetahui
79
Keras kepala
80
Pengumuman
81
Pencarian part 1
82
Pencarian part 2
83
Pencarian part 3
84
Kemarahan Daka
85
Perkembangan
86
Selamat jalan Baby boy
87
Kabar mengejutkan
88
Mengingat masa kecil
89
Siasat Alan dan Daka
90
Menyamar
91
Bukti bukan janji
92
Ketahuan
93
lembaran baru
94
Hampir terwujud
95
Paris 1
96
Paris 2
97
Makin aneh
98
Paris 3
99
Paris 4
100
Membuka rahasia
101
Perpisahan
102
Pisah ranjang
103
Bimbang
104
Nginep
105
Makan malam bersama
106
Restu sang mama
107
Alan cemburu
108
Malih rupa
109
Terungkapnya sebuah penyamaran
110
Tak mau gagal lagi
111
Jahil
112
Kabar buruk
113
Momen terakhir di kampung
114
Gagal menikah
115
Daka pengganggu
116
Olokan
117
Masa depan baru
118
Bercerai
119
Masih berharap
120
Salah paham
121
Tingkah aneh Dinda
122
Geger
123
Positif
124
Ngidam Dokter Tono
125
Kembar
126
Ketakutan Alan
127
Cemburu
128
Batal
129
Cowok cewek
130
Pangling
131
Bakpao
132
Salah ngomong
133
Kebahagiaan yang terpenting
134
Melahirkan
135
Baby Twins
136
Aditama dan Aldifana
137
Tingkah konyol Bu Yanti
138
Kompor
139
Buntung dan untung
140
Keputusan yang tepat
141
Melanjutkan yang belum terlaksana
142
Bapak sakit
143
Menjenguk
144
Kegagalan sebuah rencana
145
Muntah
146
Masih mual
147
Penuh kejutan
148
Salad kampung
149
Jalan jalan
150
Kesedihan Alan
151
Amarah
152
Burung berbisa
153
Rayuan untuk para istri
154
Anak kedua
155
Indah pada waktunya
156
pengumuman
157
Novel baru sudah rilis
158
Ada novel baru lagi loh!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!