BAB 04

Fatimah pun menangis sejadi-jadinya Ibu Lena dengan lembut memeluknya dan memberikan kesabaran kepada dirinya, pamannya duduk di sampingnya dan mengusap punggung Fatimah dengan pelan.

" Sabar ya Nak" ucapnya singkat.

Kemudian beberapa saat dokter datang keluar dari ruang yang sedang merawat Ibunya.

" Maaf apakah kalian keluarga pasien ?" tanya dokter yang sempat Dia baca papan namanya tertulis nama dokter Retno.

" Oh iya dok saya Adiknya dan ini Anaknya " ucap Paman Ari

" Pasien mengalami koma, karena mengalami pendarahan diotak,mohon doanya agar pihak kami bisa menolong pasien "

" Apa ? ya Allah Apa benar dok Ibu saya mengalami koma " ucap Fatimah setelah mendengar dokter menjelaskan keterangan tentang kecelakaan karena benturan di kepala membuat Ibunya mengalami koma.

" Tolong berikan pengobatan yang terbaik apapun akan kami lakukan" ucap Paman Ari.

Fatimah pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Dia bingung,karena mereka hidup sudah tinggal bersama paman Ari bahkan pengobatan Ibu pun Paman Ari berusaha untuk memberikan yang terbaik.

Dalam kondisi seperti ini Fatimah tidak bisa berpikir dengan cepat,yang ada di otaknya hanyalah ingin Ibunya segera sadar.

Dokter Retno pamit dan diapun meninggalkan kami, beberapa saat kemudian Ibu dibawa ke ruangan khusus untuk dirawat. Fatimah tidak mau beranjak dari samping Ibunya Dia terus berdoa agar Ibunya cepat sadar.

" Paman bagaimana biaya Ibu,sedangkan gajiku tidak cukup paman,untuk biaya Ibu,pasti biaya ini memakan biaya yang sangat besar," ucapnya bicara pada pamannya karena sekarang hanya paman lah tempat Dia mengeluh saat ini.

" Kamu nggak usah pikirkan Paman akan berusaha mencari untuk pengobatan Ibumu" ucap paman Ari Fatimah seraya mengelus rambutnya.

Fatimah juga berpikir tidak akan berhenti sampai disini Dia akan berusaha untuk mencari pekerjaan tambahan agar Dia bisa membiayai pengobatan Ibunya, sampai Ibunya sadar.

" Tenang aja nanti saya akan membantu juga walaupun saya membantu tidak banyak tapi akan saya bantu in sya Allah " ucap Bu Lena.

" Terima kasih ya Bu atas bantuan Ibu" ucap Fatimah pada Ibu Bosnya yang baik hati itu.

" Ya Fatimah,sama-sama " ucap Bu Lena.

" Ya udah kalau kayak gitu Saya permisi dulu ya,yang sabar ya Fatimah,nanti ins ya Allah saya akan datang lagi kesini,dan kamu libur lah dulu bekerja jagalah ibumu"

" Tapi bu..." Ucapnya.

" Saya tahu apa maksudmu, saya nggak akan potong gajihmu,kamu tetap akan saya kasih seperti biasa gajihmu" ucapnya tersenyum.

Fatimah pun bahagia sekali mendengarnya karena itu adalah harapannya untuk tambah tambah biaya Ibunya nantinya.

" Terimakasih bu " ucapnya Seraya memeluknya.

Ibu Lena menyambut pelukan Fatimah

" Terima kasih ya Bu " ucap paman Ari lagi pada Bu Lena.

Bu Lena hanya menganggukkan kepala Seraya tersenyum.

" Kamu yang sabar ya Fatimah " ucap Ibu Lena lagi

" Ya Bu Terima kasih " ucapnya

Bu Lena pergi dari ruangan Ibunya Dia kembali ke rumahnya untuk melanjutkan membuka rukonya.

" Ya udah Fatimah Paman pulang dulu ke rumah ya, kamu di sini aja jaga Ibumu dulu,"

" Tapi gimana Paman dengan Aisyah ? Saya takut kalau Aisyah shock"

" Paman akan jelaskan semua kepada Aisyah, insyaAllah Aisyah dapat menerima Ini semua atau nanti Paman akan jemput Aisyah dari sekolahnya dan mengajaknya langsung ke sini "

" Terima kasih ya Paman karena kami sudah merepotkan Paman "

" Fatimah, kalian itu adalah keluarganya Paman Ibumu adalah Kakaknya Paman dan kamu adalah keponakannya Paman, jadi apapun yang terbaik untuk pengobatan Ibumu Paman akan usahakan in sya Allah,Allah itu akan membantu kita di dalam keadaan sulit apapun. Karena Allah memberikan cobaan tidak diluar batas kemampuan umatnya"

Fatimah hanya menganggukkan kepalanya.

" Ya udah kalau kayak gitu, Paman pergi dulu ya, nanti Paman akan jemput Aisyah "

" Ya Paman Terima kasih " ucapnya Diapun memandang kepergian pamannya yang keluar dari ruangan Ibunya,Dia menggenggam tangan Ibunya yang masih kuat menutup matanya.

" Ibu ini Fatimah, Ibu harus sadar, Ibu pasti dengar Fatimah kan, Ibu kita harus sama-sama bahagia, kita harus sama-sama bersama, jangan tinggalkan Fatimah dan Aisyah ibu. Ibu harus sadar "

Tanpa terasa buliran bening keluar dari kedua bola matanya.

matanya sembab dan Dia merebahkan kepalanya di samping Ibunya dan tak terasa Fatimah pun tertidur.

Pintu ruangan Ibunya terbuka Fatimah terkejut melihat ke arah pintu ternyata Adiknya setengah berlari memeluk dirinya.

" Kakak kenapa ibu jadi seperti ini?" Tanyanya.

Fatimah hanya bisa mengelus kepala Adiknya,Dia juga tidak tahu harus berbuat apa sekarang, karena saat ini pikirannya buntu tidak bisa berpikir karena melihat keadaan Ibunya,Dia hanya bisa mengelus rambut Adiknya itu.

" Aisyah yang sabar ya,kita berdoa agar Ibu cepat sadar" hanya itu yang bisa Dia ucapkan pada Adiknya satu-satunya itu.

Matanya menatap kewajah sendu Ibu yang terbaring itu,satu satunya orang yang mengerti dan menyayangi mereka berdua sekarang dalam keadaan tidak berdaya dan koma.

" Aisyah yang sabar in sya Allah Ibu tidak apa-apa " ucapnya sekali lagi pada Adiknya menyabarkan Adiknya, agar Adiknya bisa menerima kenyataan yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka.

" Ibu... Ibu... Ibu harus bangun, Ibu harus nemenin Aisyah, Ibu harus bersama Aisyah jangan tinggalkan Aisyah, Ibu harus cepat sadar " ucap Aisyah sambil menggenggam tangan Ibu dengan deraian air matanya.

Fatimah tak kuasa melihat Aisyah seperti itu, akhirnya Dia pun menangis tidak berdaya dengan keadaan ini.

" Ya Allah bantulah hambamu ini" ucapnya hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya.

" Aku harus mencari pekerjaan tambahan biar Aku tidak membeban beratkan pada Paman Ari,mulai besok pagi Aku akan mencari pekerjaan paruh waktu apapun yang bisa menghasilkan uang serta halal,dan bisa segera mengobati Ibu agar Ibu cepat sadar." Batinnya.

****

Davin pulang kerumah setelah puas bercerita dengan istrinya, Dia pergi meninggalkan rumah sakit dengan membawa kepiluan dan kesedihan hatinya.

Sesampai nya di rumah Dia di sambut Keyra sang buah hati tercinta yang sedang bermain di taman samping rumahnya bersama dengan Bu Santi Mamahnya.

Kesedihan dan rasa lelah yang di rasakan oleh Davin seketika hilang karena melihat tingkah polah serta kelucuan sang Anak melenyapkan semuanya.

Davin keluar dari dalam mobil dan Keyra langsung bermanja manja pada Papahnya tersebut.

" Papah..." Ucapnya dengan gemasnya.

Davin langsung menggendong sang Anak dan membawanya kedalam diikuti Bu Santi dari belakang.

" Keyra udah mandi?" Tanya Davin.

" Udah" ucapnya khas dengan celotehan anak kecil yang lagi ngomong.

" Sudah maem?" Ucap Davin seraya mencubit hidung Anaknya dengan gemes.

Keyra hanya mengangguk dan tertawa lucu seraya menepuk wajah Davin dengan kedua tangan mungilnya itu dan mencium nya sesuka hatinya.

Kemudian datang Bi Narti yang selalu menemani Keyra bermain, Bi Narti adalah Art rumah tangga mereka di rumah,jika tidak ada kerjaan Dia pun menemani Keyra bermain dan kadang juga menjaga Keyra di saat Bu Santi kelelahan menjaga Cucunya itu, Bi Narti lah yang biasanya menggantikannya menjaga Keyra di waktu senggangnya.

Keyra langsung turun dari gendongan Davin dan menyambut uluran tangan Bi Narti, Keyra mengikuti langkah Bi Narti ketempat main nya Keyra.

Terpopuler

Comments

_Slver_

_Slver_

next thorr

2021-03-30

1

Nur Assyifa

Nur Assyifa

ku tunggu lnjutnnya,

2021-03-30

0

☪wHEniA1102™◼KB☪

☪wHEniA1102™◼KB☪

bagus ceritanya kak
tapi belum greget ya kak awal ya kak

2021-03-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!