Ma Queen ROSE
Mata elang Adam terus memperhatikan setiap langkah seorang pelayan wanita yang sedang sibuk mengantarkan makanan kepada para tamu. Sesekali dia tersenyum saat pelayan itu terlihat acuh pada pria yang ingin mengajaknya bicara.
"Mau sampai kapan kau mengintai gadis itu, Dam?" tanya Cesar. "Kau itu tampan, juga memiliki status yang sangat tinggi. Apalagi yang kau takutkan, hem?."
"Diamlah, jangan merecoki urusanku. Cesar, jika kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan padanya? Aku benar-benar di buat sangat penasaran dengan identitas gadis itu. Mustahil jika dia hanya berasal dari keluarga biasa mengingat betapa sulitnya dia dalam memblokir data-data diri" tanya Adam sembari mengusap bibir.
"Jika itu aku, maka aku akan langsung menariknya ke tempat tidur kemudian mengajaknya bercinta sampai puas" jawab Cesar kemudian terkekeh melihat tampang mengerikan teman sekaligus bosnya. "Hehehe, aku hanya bercanda. Tidak perlu segarang itu menatapku, bos!."
"Bicara yang benar!" sergah Adam kesal.
Adam dan Cesar segera menoleh kearah pelayan yang kini tengah berjalan kearah mereka. Adam yang melihat gadis itu semakin dekat segera membenarkan letak bokongnya. Mata elangnya terus memperhatikan setiap pergerakan kecil yang di lakukan oleh si pelayan yang dia tahu bernama Rose. Bagai terkena sihir, ruh Adam seperti melayang saat indra penciumannya menangkap aroma wangi vanilla dari tubuh gadis ini.
'Oh shiitt, kenapa tubuh gadis ini wangi sekali. Sialan, juniorku bangun!.'
"Ekhhmm permisi nona, kalau boleh tahu siapa namamu?" tanya Cesar sengaja menggoda.
Tak mengindahkan pertanyaan tamunya, Rose dengan santai menata pesanan makanan mereka di atas meja. Dia sama sekali tidak tertarik untuk meladeninya meskipun dia sadar betul kalau salah satu dari pria ini terus saja memperhatikannya setiap waktu. Sebenarnya ini bukan yang pertama ada pengunjung restoran yang bertanya siapa namanya, jadi Rose sudah tak heran lagi. Dia hanya akan diam tanpa memberikan respon apapun, tak peduli orang itu akan tersinggung atau tidak dengan sikapnya.
"Hey nona, aku sedang bertanya padamu" ucap Cesar gemas dengan kebungkaman gadis ini.
"Cesar, berhenti mengacau. Biarkan dia menyelesaikan tugasnya, kau jangan membuatnya merasa tidak nyaman" omel Adam sambil melirik kearah Rose yang hanya diam tak merespon. Bibirnya berkedut, sungguh pribadi yang sangat dingin.
"Mengacau apa Dam. Aku ini hanya ingin tahu namanya saja, tidak bermaksud mengganggunya" sahut Cesar dengan senyum menggoda. "Ekhmmm nona, ayolah beritahu kami siapa namamu. Boleh kan?."
Cesar terbengang saat pelayan itu berlalu begitu saja dari hadapannya. Ini adalah pertama kalinya Cesar di acuhkan oleh seorang gadis, rasanya seperti ada jarum runcing yang menusuk di jantung. Sambil mengerucutkan bibir, Cesar melihat kearah Adam yang tengah menatap punggung si pelayan.
"Adam, hidupmu akan sangat kesepian jika terus menginginkan gadis itu. Dia..... Dia dingin sekali seperti manusia kutub. Gadis itu bahkan tidak memberikan reaksi apapun saat ada pria tampan yang bertanya padanya" adu Cesar dengan wajah terluka.
"Itu bagus. Tandanya dia bukan gadis murahan yang asal menanggapi pria hidung belang sepertimu" sahut Adam sekenanya.
"Ya Tuhan, sahabat macam apa kau ini Dam. Mulutmu benar-benar sangat tajam seperti pisau!" keluh Cesar.
"Aku bukan sahabatmu, tapi aku bosmu. Itu artinya aku bebas mengatakan apapun pada bawahanku. Dengar tidak?" ejek Adam kemudian mulai menikmati makan siangnya.
'Huhh, dasar pria kesepian!.'
"Aku tahu kau sedang mengataiku pria kesepian" celetuk Adam yang langsung membuat Cesar tersedak makanan yang sedang dia kunyah.
"Apa kau seorang cenayang? Bagaimana bisa kau tahu apa yang sedang aku pikirkan?" tanya Cesar kaget.
"Tanpa perlu menjadi seorang cenayang aku akan langsung mengetahuinya karena kau baru saja memberitahuku. Dasar bodoh, aku hanya asal bicara saja tadi. Siapa yang tahu kalau kau akan mengaku secepat ini!."
Rasanya ingin sekali Cesar melempar piring berisi makanan ini ke wajah Adam. Bisa-bisanya dia terjebak oleh akal-akalan sahabatnya yang sangat tidak bermutu ini.
"Makanlah, sebentar lagi jam istirahat habis. Kita harus segera kembali ke perusahaan" ucap Adam sembari menahan geli melihat temannya yang merajuk.
"Kalau sampai aku mati karena tidak memiliki tenaga maka kau yang harus bertanggung jawab. Huh, bagaimana bisa aku betah berada di sampingmu sih?!" gerutu Cesar kemudian mulai melanjutkan makan siangnya. "Oh iya Dam, kapan kau akan mengunjungi Rolland?."
"Mungkin besok atau mungkin lusa. Kau tahu sendiri lah kalau Rolland sedang sangat sibuk mengurusi cabang bisnisnya yang baru buka di Texas" jawab Adam.
"Benar juga. Ck, aku benar-benar sangat kagum dengan kecerdasannya. Di usia muda dia sudah sukses dalam memimpin dua perusahaan besar milik orangtuanya yang kita sama-sama tahu kalau kedua perusahaan itu bukanlah perusahaan kelas biasa. Mungkin jika aku jadi Rolland, aku akan mati dalam tumpukan berkas yang tiada habisnya itu" ucap Cesar bergidik ngeri sekaligus mengangumi kehebatan salah satu rekan bisnisnya.
Adam mengangguk. Matanya menyipit saat dia melihat Rose yang terlihat buru-buru saat keluar meninggalkan restoran. Saat Adam hendak menyusulnya, tangannya di tahan oleh Cesar. "Ck, apa-apaan kau! Singkirkan tanganmu!."
"Dia hanya akan pergi kuliah, bukan ingin berkencan dengan pria lain. Begitu saja sudah panik" ledek Cesar geli melihat kekhawatiran di wajah Adam.
"Aku tidak peduli. Mataku harus melihat sendiri kalau dia memang hanya akan pergi ke sekolah, bukan untuk melakukan hal lain!" sergah Adam kemudian kembali duduk. "Astaga, kenapa gadis itu membuatku jadi kacau begini sih."
Cesar tertawa. "Sudahlah Dam, nanti malam kau datangi saja tempat kostnya. Ajak dia untuk bicara, lebih bagus lagi jika kau bisa langsung menidurinya. Kalau kau terlalu lama mengulur waktu bisa-bisa ada pria lain yang mendahuluimu. Rose itu sangat cantik, aku yakin ada banyak pria yang sedang mengincarnya. Jangan sampai kau kalah start dari mereka Dam!."
"Itu tidak akan terjadi, Ces. Rose itu hanya boleh jadi milikku, aku sudah mengikutinya selama satu tahun" sahut Adam mulai resah.
"Selama apapun kau mengikutinya tetap akan kalah pada orang yang berani mengakuinya secara langsung. Kau sadar tidak kalau pria-pria yang selama ini gencar mengajak Rose berkenalan rata-rata berasal dari kalangan mapan sepertimu. Bahkan pria yang menggodanya tadi adalah salah satu musuh bebuyutan kita. Harga dirimu bisa hancur kalau dia yang berhasil mendapatkan Rose duluan. Sudahlah Dam lebih baik kau ikuti apa saranku, datang dan temui dia sebelum semuanya terlambat!."
Sayangnya Adam yang tengah termenung memikirkan ucapan Cesar tidak menyadari jika di bibir temannya ini ada sebuah seringai licik yang tertuju untuknya. Adam tidak tahu kalau ucapan Cesar mengandung sebuah trik jebakan yang akan membuat nasibnya berubah dalam satu malam.
"Apa yang akan aku katakan padanya jika aku tiba-tiba muncul kemudian mengajaknya bicara?" tanya Adam ragu. Tangannya terus mengaduk-aduk makanan yang ada di dalam piring.
"Ya Tuhan Adam Clarence, apa otakmu hanya bisa bekerja dengan baik jika itu menyangkut masalah tender saja? Astaga, sebagai pria yang di juluki Casanova aku merasa sangat malu mempunyai teman bodoh sepertimu!" ejek Cesar terperangah.
"Sialan kau!" umpat Adam sambil melemparkan sendok kearah Cesar. "Rose itu berbeda dengan wanita lain, Cesar. Dia bahkan tak merespon saat sang Casanova sepertimu menggodanya. Lalu apa bedanya denganku nanti kalau kau saja di acuhkan begitu saja!."
Cesar terdiam. Benar juga apa yang di katakan oleh Adam, Rose memang sedikit berbeda dari wanita-wanita yang selama ini berada di sekeliling mereka. Meski hanya seorang pelayan, Cesar bisa melihat kalau gadis itu memiliki harga diri yang sangat tinggi. Tapi hal itu tidak membuat orang lain yang melihatnya merasa kesal, melainkan malah semakin penasaran kepadanya. Hal itu juga yang menyebabkan temannya ini menjadi gila seperti sekarang.
"Em begini saja Dam, malam ini kau tetap datangi dia. Selebihnya biar aku yang urus!" ucap Cesar.
"Jangan macam-macam Cesar, aku tahu apa yang ada di dalam otakmu saat ini!."
"Hehehehe......."
Meski curiga, Adam akhirnya memutuskan untuk tetap mengikuti saran dari Cesar. Dia ingin tahu apa yang akan di lakukan oleh pria yang menyebut dirinya sebagai sang Casanova hanya karena memiliki banyak wanita yang siap melayaninya setiap waktu.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
...📢 Jangan lupa tinggalkan vote, like dan komen gengss 🔪🔪🔪...
...🌹 Ig: emak_rifani...
...🌹 Fb: Nini Lup'ss...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
epifania rendo
mampir
2022-11-22
0
kimmy
mampir Thor
2022-11-11
0
guna wati
ini akibat izel ngidam jd pelayan... anknya sekarang statusnya jd pelayan restoran 😃😃😃😃😃😃💪💪💪💪💪💪
2022-11-06
0