Nizivia tidak tahu siapa, dan ia sama sekali tak bisa merasakannya. Yang pasti, ia sungguh tidak sedang berhalusinasi. Suara yang bertanya dalam kepalanya sangatlah nyata. Itu seolah berasal dari dirinya sendiri.
“Aku World Observer, tetapi kau bisa memanggilku Lara.”
Suara itu kembali menyerang, dia memperkenalkan diri. Nizivia tidak pernah mengenal seseorang bernama Lara yang mengklaim diri sebagai World Observer. Pun ia ragu jika yang punya suara adalah “seseorang”. “Seseorang” takkan pernah mengklaim diri sebagai pengawas dunia.
“Aku sudah mengamatimu sejak lahir. Sihirmu, [Complete Sensory], adalah aku yang memberikan. Nizivia von Clasta, serahkan tubuhmu padaku, dan akan kupenuhi keinginanmu untuk melihat Vermyna mati sesadis mungkin.”
...—...
“Infinity World memang tak sempurna,” gumam Vermyna—yang masih dalam keadaan memejam mata—merasakan spell paling tingginya runtuh. “…Itu hanya imitasi tingkat rendah dari kekuatanku dulu.”
Namun begitu, Vermyna tak terlalu khawatir. Nizivia tidak akan mampu menjangkaunya dalam waktu dekat. Ia memasukkan dimensi Infinity World ke dalam salah satu dari sembilan klaster dimensinya. Sementara, kesembilan klaster dimensi tersebut berada di dimensi pusatnya. Klaster-klaster itu saling terhubung sebagaimana lubang cacing. Jika Nizivia menghancurkan satu klaster, ia akan otomatis masuk ke klaster yang lain.
Artinya, Nizivia harus menghancurkan satu per satu dari kesembilan klaster dimensi itu untuk bisa mencapai dirinya. Dan saat itu selesai dia lakukan, mengasumsikan dia cukup pintar untuk menemukan batas dimensi, Vermyna sudah memiliki jumlah mana yang cukup. Ia tidak akan kalah.
Meskipun begitu, Vermyna harus memuji kekuatan Nizivia. Caranya menggunakan energi kehidupan sangatlah mengesankan. Dia seperti matahari dalam wujud manusia, menyentuhnya akan membinasakan Vermyna. Jika ia bisa melakukan hal yang dia lakukan dengan energi kehidupan, mungkin pertarungannya dulu dengan Fie tidak akan berakhir tragis untuknya.
“Setidaknya, itu tidak akan pernah teru-”
Pyaaaar!
“-lang la—huh?!”
Satu klaster dimensi hancur.
Pyaaaar!
Satu lagi klaster dimensi hancur.
Dan satu lagi.
Dan satu lagi.
Dan lagi….
Dan, sebelum mata Vermyna mengerjap setelah rasa kaget merongrong tubuhnya, semua klaster dimensinya hancur tak bersisa.
Seorang wanita bertubuh mungil melayang di hadapan Vermyna yang duduk melayang dalam posisi lotus. Tidak salah lagi itu Nizivia, tetapi rambut coklat kemerahannya diselingi surai-surai putih susu. Pun demikian dengan salah satu matanya. Dan yang terpenting… perasaan yang Vermyna rasa….
“Yaaa, lama tak bertemu, Vermyna Hermythys. Kau sama sekali tak menua, tetapi sudah sepantasnya begitu.”
...—...
World Observer, atau yang sekarang menamakan dirinya Larazia (Lasya+Lyra+Nizivia), tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum sumringah. Ia masih ingat saat tubuhnya hancur dalam serangan penghabisan Hernandez. Lebih dari 1200 tahun telah berlalu sejak saat itu. Namun, di ingatan Larazia, itu seperti hari kemarin saja. Memang, ia hanya akan mengendalikan tubuh Nizivia sebentar (sesuai kesepakatan), tetapi ia sudah lama memiliki solusi untuk itu.
“Lara…World Observer,” berkata Vermyna dengan pandangan menajam. “Diriku selalu penasaran mengapa [Complete Sensory] dirinya lemah. Bahkan meski dirinya hanya manusia, harusnya persepsi diri Nizivia bisa menembus dimensi. …Sepertinya dirimu sengaja membatasi dirinya dalam menggunakan [Complete Sensory].”
“Larazia, sekarang aku menggunakan nama ini.” Larazia mengoreksi. “Kau bisa menyebutku Larazia.”
Vermyna mengernyit.
Larazia tersenyum, berkata, “Sederhana saja. Untuk menggunakan [Complete Sensory] secara penuh, makhluk bertubuh dan berjiwa lemah seperti Nizivia perlu menundukkanku—World Observer.”
“Begitu.” Vermyna berdiri—gravitasi tidak ada di dimensi ini, berdiri di ruang kosong bukan lagi hal yang tak biasa di sini. “Lantas, dirimu ingin membalaskan kematian tubuh dirimu yang dulu?”
Larazia terkekeh, sebelum kemudian tergelak dalam tawa. “Aku bukan pendendam,” katanya segera setelah tawa itu reda, “hidup dan mati hanyalah hal yang trivial. Hanya saja, aku merasa kesadaranku akan hilang jika kau memangsa Nizivia. Setelah ‘mati’ waktu itu, kesadaranku kembali ke bulan. Aku merasa sesuatu yang tak biasa saat Nizivia ke bulan—kesadaranku seperti ditarik ke dalamnya. Itu pula alasan mengapa aku bisa mengendalikannya seperti ini tanpa ritual.”
Larazia tidak mengelaborasikan penjelasannya lebih jauh; ia yakin Vermyna bisa menyimpulkan apa yang tak ia sampaikan.
“Begitu rupanya.” Vermyna mengangguk mengerti. “Lantas, dirimu berpikir bisa mengalahkan diriku?”
“Hahahahaha. Tidak, tidak. Aku tidak berpikir aku bisa mengalahkanmu,” katanya jenaka, tetapi tiba-tiba ekspresinya serius. “Aku tahu aku bisa mengalahkanmu. Berbeda dengan sebelumnya, Nizivia memiliki hal yang tak dimiliki Lasya dan Lara. Ini tubuh yang sempurna untukku. Ah, sayangnya aku tak lagi bisa menggunakan [True Mirror]—sihir itu telah dimiliki seseorang yang lain. Namun, aku masih memiliki [Holy Sand] dan [Teleportation]. Sebaliknya, kau tidak memiliki Hernandez untuk membantumu. Dan sebagaimana permintaan Nizivia, …hari ini akan menjadi hari terakhir dalam eksistensimu.”
“Betapa arogan,” gumam Vermyna, tubuhnya berbalutkan mana gelap yang kental.
“Mendengar tuduhan arogan dari seorang arogan rasanya agak aneh. Tapi, tidak masalah sama sekali. Majulah, Vermyna Hermythys! Hari ini pertarungan akan berubah arah.”
...—...
Vermyna menghela napas panjang—meskipun ia tak perlu bernapas.
Sejatinya, situasi tidak menguntungkan untuknya. Dulu, Lara tidak memiliki kecepatan super. Pun dia tidak menguasai energi kehidupan. Sekarang, Larazia bukan saja punya kontrol penuh atas [Complete Sensory], kecepatannya pun akan super sekali, dan ditambah dengan energi kehidupan….
“Khu-ku-ku-ku,” tawa Vermyna seperti para psikopat, sebelum kemudian ekspresinya berubah menjadi seseorang yang berada tepat di batas tertinggi emosi mereka. “Dirimu berpikir bisa mengalahkan diriku? Menggelikan. Biar diriku tunjukkan!”
Dalam sekejap mata, Vermyna sudah berada di hadapan Larazia dengan tangan kanan berselimutkan energi ungu gelap. Tangannya menusuk, mencoba menghancurkan jantung sang wanita. Namun, begitu tangan berselimutkan energi ungu itu hendak menyentuh target, Nizivia sudah berada di belakangnya.
Vermyna dipaksa mereset ruang dan waktu, mengembalikan semuanya ke kondisi semula.
Namun, Larazia sudah berada di hadapannya dengan belati yang terayun. Jika itu Lara yang dulu, Vermyna tentu akan abai—dia tak bisa menyentuhnya. Namun, Larazia tubuhnya berbalutkan energi kehidupan yang membentuk pelindung laksana permukaan matahari—segala yang menyentuhnya akan hancur dan lenyap. Karenanya, Vermyna hanya bisa mengembalikan waktunya ke masa lalu, membuat Larazia menyayat dirinya di masa kini.
Setidaknya, itu adalah apa yang harusnya terjadi. Namun, sebuah tebasan telah menemukan dirinya pada tubuh Vermyna. Untuk pertama kali dalam hidupnya, tubuh Vermyna terpotong dua secara horizontal oleh selain Fie.
“Usahamu percuma.” Larazia berkata dengan kasualnya. “Meski kau berada di masa lalu, tetapi kau masih berada di dalam ruang yang sama. Dan bahkan jika kau menyembunyikan dirimu dalam ruang dan waktu yang berbeda, ruang tersebut berada di dalam ruang ini. Di hadapan [Complete Sensory], kau tidak bisa melarikan diri. Berlutut dan memohon ampunlah, Vermyna, aku mungkin akan memberikanmu kematian yang tidak menyakitkan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
John Singgih
world observer membantu nizivia
2021-09-08
1
-
gatauuu siapa yg bakal menang
2021-04-26
1
Itachi anaknya hartod
bagaimana jika sebenarnya vermyna adalah tokisaki kurumi yang bereinkarnasi😂😂
2021-04-26
2