Nizivia sedang duduk khidmat mendengar ibunya bercerita saat tiba-tiba tubuhnya menegang hebat. Sang ibu menyadari itu, dia bertanya mengapa. Namun, teriakan orang-orang yang memecah sepi malam membuat jawaban itu tak diperlukan. Nizivia dengan cepat dilarikannya ke lantai bawah.
“Nizivia, apa pun yang terjadi, jangan pernah keluar dari basemen!”
Nizivia hanya bisa mengangguk lemah. Ia masih takut dengan apa yang dirasakannya. Jumlah mana yang ia rasa begitu besar, seolah menyesakkannya dari jauh. Pun mana itu sangat gelap ‒ Nizivia belum pernah merasakan mana segelap itu.
Mata Nizivia tiba-tiba membelalak. Pemilik mana besar dan gelap itu menuju ke rumahnya. Ibunya di depan rumahnya, sedang ayahnya…ayahnya berada di belakang pemilik mana gelap itu, mengikutinya setiap langkah demi langkah. Nizivia merasakan tubuhnya bergetar dengan mata melebar—dan sebelum menyadarinya, Nizivia sudah melangkah keluar dari basemen.
Tak lama, Nizivia sudah berada di luar rumah, tangan kanannya yang bergemetaran telah menggenggam sebuah pisau yang ia comot begitu saja dari dapur.
“Oya, gadis kecil yang malang, dirimu ingin menyelamatkan diri kedua orang tak berguna ini?”
...———...
Memori itu menguap cepat. Mata Nizivia membuka, memandang intens pada satu-satunya pulau yang mengapung jauh di sana. Ia jatuh tidak tepat di atas pulau itu, melainkan puluhan kilometer darinya. Nizivia sempat berpikir ia harus berenang untuk mencapai pulau, tetapi mengejutkannya ia tidak menyemplung ke dalam air. Kaki Nizivia benar-benar berdiri – rasanya ia seperti berada di atas jeli super luas.
“Nizivia ti-tidak akan datang padamu,” gumam Nizivia datar, kedua tangannya terangkat ke atas dalam posisi menyilang—tubuhnya spontan berbalutkan mana yang menggelora. “Ve-Vermyna yang akan da-datang dan menyerahkan nyawa, Grand Advanced Far End!”
...———...
Sepasang iris merah darah berpupil hitam vertikal tampak berkilapan saat pemiliknya bangkit dari kenyamanan singgasana. Seringaian seketika saja bersemi lebar saat tiba-tiba energi tebasan melewati kastilnya, membuat atap-atap singgasa hendak rubuh dan dinding-dindingnya seakan jatuh. Namun, dengan cepat semuanya kembali seperti semula sebelum kerusakan benar-benar timbul. Seolah, apa yang baru saja terjadi hanyalah halusinasi semata.
“Arogan sekali, eh? Bukannya mendatangi diriku, dirimu justu meminta diriku mendatangi dirimu?”
Vermyna melangkahkan kakinya dengan begitu elegan ‒ di dalam kepemahamannya, tidak ada makhluk yang statusnya lebih tinggi darinya—semuanya lumrah menyungkurkan diri mereka di hadapannya. Ia adalah penguasa ruang, waktu, dan apa yang ada di antara keduanya. Er, setidaknya, itu dulu saat masa jayanya. Sekarang… ia hanyalah kaleng-kaleng jika dibandingkan dengan Vermyna Hellvarossa.
“Tapi, baiklah, diriku anggap itu sebagai kebaikan hati diriku.”
Portal ruang seketika bermanifestasi tepat setelah gumaman itu keluar dari mulutnya. Begitu ia memasukinya, Vermyna seketika berada tepat di tepi pulau yang mengapung. Sepasang sayapnya menyeruak keluar, dan sejurus kemudian ia lenyap dalam kecepatan hipersonik.
...———...
Akhirnya…monster yang menjadi mimpi buruknya memunculkan diri di hadapan Nizivia. Mata itu. Wajah itu. Ekspresi itu. Semuanya sama. Vermyna Hermythys…makhluk yang menjadi alasannya mendedikasikan diri menjadi kuat akhirnya berada tepat dalam jangkauannya. Hal yang selalu memotivasinya untuk memaksakan diri melampaui batas tubuhnya telah tampak jelas. Nizivia bahkan telah dapat membayangkannya…Vermyna mengemis memohon ampun padanya.
“Jika dirimu terus memandangi diriku seperti itu, bisa-bisa diriku akan terpesona, tahu.” Vermyna mendarat tepat belasan meter di depan Nizivia. “Tidak perlu mengkhawatirkan diri vampire yang lain. Bahkan jika dirimu bisa membunuh diriku, diri mereka tidak akan menyerang.”
Nizivia tidak malu-malu mendecih. Meskipun sang vampire berbicara begitu, dia sejatinya tidak berada di hadapan Nizivia. Ia memang melihatnya, tetapi sekarang Nizivia tidak merasakan kehadirannya. Nizivia hanya merasakan energi sihir yang membaluti sang vampire. Artinya, Vermyna berada dalam dimensi lain. Meskipun ia menyerangnya membabi buta, serangan Nizivia tidak akan pernah mengenainya. Itu seperti menyerang Xavier saat tubuh Xavier tak bisa disentuh.
“…Concentrated Engulfing Silence,” lirih Nizivia sembari melangkah maju, seketika aura abu-abu pekat membungkus tubuhnya. “Nizivia akan me-membunuhmu.”
“Oh? Dirimu punya tekad yang bagus. Tidak sia-sia diriku membiarkan dirimu hidup. Meskipun berbicara saja belum fasih, dirimu telah berkembang pesat dibandingkan saat masih kecil dan tak berguna dulu. Bagus sekali, diriku mera—!”
...———...
Vermyna spontan membawa tangan kanannya ke leher bagian kiri, sensasi dingin yang darahnya berikan terasa begitu jelas di kulit. Vermyna terdiam memandangi darah di tangan kanan, sebelum kemudian matanya berpindah pada Nizivia yang berjalan pelan. Ia tidak melihat Nizivia mengayunkan belati itu, …Vermyna spontan melompat menjauh—lehernya sudah beregenerasi penuh.
Selain saat menghadapi diri Fie, dirinya adalah yang pertama yang membuat darah diriku menetes.
Fie Axellibra…Vermyna bisa mengerti. Ia tidak bisa menggunakan dimensi untuk melindungi diri. Namun, Nizivia…bagaimana bisa dia—
“—Ah, begitu rupanya, itu energi kehidupan. Sangat mengesankan, Nizivia Clasta. Bahkan diriku tidak bisa menggunakannya. Bahkan diri Fie tidak bisa menggunakannya. …Sudah berapa kali dirimu sekarat saat memelajari cara menggunakannya?”
“…Le-Lebih dari cukup untuk me-melihatmu mati!”
Nizivia menghilang bersamaan dengan teriakannya itu.
Vermyna tak menunggu dua kali untuk berteleportasi, tetapi Nizivia sudah berada tepat di belakangnya. Dia cepat, tetapi reaksinya tidak lebih cepat dari Lara—tubuh yang dulu pernah World Observer kendalikan. Jika itu World Observer yang mengendalikan tubuh Nizivia, Vermyna pasti sudah menerima paling tidak dua sayatan.
Belasan distorsi ruang seketika mengelilingi mereka, Vermyna dengan cepat mereset waktu dirinya dan ruang di sekitarnya (selain Nizivia) ke saat sebelum dirinya berteleportasi. Nizivia menyadari Vermyna yang hilang, tetapi dia tak bisa menyerang Vermyna di masa lalu. Dia tidak bisa merasakan Vermyna di masa lalu. Yang dirasakan Nizivia adalah ketidakteraturan ruang dan energi sihir yang berhamburan.
Di saat yang sama, Vermyna di masa beberapa detik yang lalu membuat kedua tangannya membentuk formasi persegi panjang, dan secara bersamaan memanifestasikan gelembung-gelembung dimensi memenuhi udara. Kemudian, ia membawa dirinya dan lingkungan di sekitarnya ke persepsi waktunya Nizivia.
...———...
Itu terjadi secara instan. Ketika distorsi-distorsi ruang muncul di sekelilingnya, Vermyna menghilang dan energi sihir berhamburan. Lalu, tepat saat matanya selesai mengerjap, Nizivia sudah menemukan dirinya dihantam laser ungu kehitaman. Tentu saja ia tidak terluka sama sekali, Engulfing Silence adalah pertahanan terkuat. Namun, ledakan beruntun yang menelannya menghasilkan tekanan yang besar. Nizivia kesusahan membebaskan diri.
Dan, sebelum ia menyadarinya, ia sudah berada di dalam kubus dimensi besar.
“Cobalah selamat dari ini, Small Crunch!”
Kubus dimensi seketika menyusut tajam, memberikan tekanan yang begitu besar bagi tubuh Nizivia. Jika bukan karena Concentrated Engulfing Silence, ia sudah lenyap tak bersisa.
Tak ingin menerima tekanan yang lebih besar, Nizivia menerobos kubus dimensi dengan kecepatan penuhnya—membuat dimensi itu gagal meledak dan runtuh dengan sendirinya.
Namun…Nizivia sudah berada di dalam dimensi lainnya. Dan di dalam dimensi ini, ribuan kubus dimensi memenuhinya. Dan yang lebih mengejutkan, dimensi ini mengembang dengan begitu cepat, dan dimensi kubus di dalamnya terus bertambah banyak. Bahkan dengan kecepatan yang sangat menakjubkan, Nizivia gagal melampaui kecepatan mengembangnya dimensi.
Nizivia spontan menggemeretakkan gigi-giginya. Ia bisa mengembangkan Engulfing Silence sehinga tekanan yang ledakan sebabkan tak memengaruhinya. Namun, itu akan membuat energi kehidupannya terkuras lebih cepat. Itu berbahaya. Nizivia hanya memiliki energi kehidupan setara dengan kehidupan 41 tahun 111 hari. Mengembangkan Engulfing Silence akan membuat energi kehidupannya berkurang bukan dalam hitungan jam lagi, melainkan hari.
“Ck, Nizivia ti-tidak punya pilihan. Ultimate Assassin Art: Concentrated Engulfing Silence: Expansion!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Tommy Oktavia
hem...
2022-06-14
1
John Singgih
bertarung dengan musuh bebuyutan yang membunuh kedua orang tuanya
2021-09-08
1
Itachi anaknya hartod
adegannya bagus banget thor..
tapi sayang sebagus apapun author menulis adegannya tapi di dalam imajinasi gw tetap saja adegnnya adegan pertarungan antar loli 😂
2021-04-26
1