...—Nevada, Vermillion Empire—...
Belum pernah ada dalam sejarah keberadaan kekaisaran hari di mana kepanikan besar melanda. Namun hari ini, saat matahari tak lama lagi hendak terbenam, kepanikan itu menyapu seantero kekaisaran. Bahkan di ibukota sendiri, orang-orang terdiam memandangi langit seolah mereka baru terbangun dari mimpi yang membingungkan. Itu terlalu cepat bagi mereka untuk mengerti apa yang baru saja terjadi.
Tentu saja itu bisa dimengerti. Bagaimana bisa mereka tidak seperti itu saat tiba-tiba langit memerah dan energi merah gelap tercurah seakan ingin membinasakan mereka? Lalu, energi panas yang pasti meleburkan mereka itu menghilang dengan sama tiba-tibanya?
Yang tak bisa dimengerti adalah mereka yang mengedikkan bahu dan berlalu begitu saja, berpikir “ah, itu hanya halusinasiku saja”.
Xavier yang sebelumnya berada di dalam perpustakaan Imperial Academy, sekarang berdiri di balkon luar lantai dua perpus dengan wajah yang menengadah. Berbeda dengan mayoritas orang yang tidak tahu sumber kejadian yang melandakan panik itu, Xavier tahu persis apa yang baru saja terjadi.
Evillia…itu tadi pastilah ulahnya. Dan itu menimbulkan tanya besar dalam kepala Xavier: apa yang membuat sang ratu sampai melakukan hal bodoh seperti itu? Itu tak seperti dirinya.
Terus terang saja, itu tadi terlalu tiba-tiba. Jika serangan itu sampai mencapai target, Xavier tidak bisa melakukan banyak hal selain melindungi dirinya sendiri. Tadi ia sedang berada dalam ruangan, Xavier tak bisa menghilangkan hal yang tak ia ketahui. Pun ia yakin Nueva, Kanna, dan yang lainnya tak mengekspektasikan hal itu. Bahkan jika mereka kebetulan melihatnya, palingan mereka hanya bisa melakukan hal yang minimum. Pasalnya, serangan Evillia terlalu cepat dan luas skalanya untuk diatasi sepenuhnya.
Jika serangan itu mencapai target, hanya sebagian kecil saja yang akan selamat ‒ kekaisaran akan tamat.
“…Tetapi bagi Fie untuk menghilangkan serangan berskala masif seperti itu dalam sekejap….”
Xavier memang tidak melihat jika itu benar Fie, tetapi hanya itu jawaban yang paling tepat untuk menjawab mengapa serangan tadi tiba-tiba sirna. Selain karena dia punya anti-sihir, gereja dan Knight Templar menggemborkan diri sebagai pelindung Islan.
Jika Fie diam saja, tentu pamor gereja akan runtuh seketika. Pasalnya, selama ini setiap negeri selalu terpaksa menyatakan perang terlebih dahulu sebelum menyerang. Itu seperti menjilat saliva yang sudah diludahkan di atas tahi ayam—tidak mungkin Fie takkan bergerak.
Xavier melompat dari balkon dan melesat ke atap gedung perpustakaan.
Hal pertama yang harus ia lakukan saat ini adalah pergi menemui Evillia: Xavier harus tahu apa yang membuat Evillia bertindak mengikuti emosi. Jika hanya upaya penyerangan yang coba kekaisaran lakukan (walaupun itu berhubungan dengan vampire), dia tidak akan sekesal itu. Hal yang menurut Xavier masuk akal: seorang vampire asing berdiri di hadapan Evillia, dan vampire itu berhasil melarikan diri darinya, lalu Evillia meluapkan kekesalannya.
“Apa pun itu, …tidak tepat jika aku pergi sekarang,” gumam Xavier sembari mengernyit ‒ menjelaskan mengapa ia tidak di Nevada tepat setelah insiden ini di depan Kanna akan menjadi hal yang sangat menguras pikiran.
...—Permukaan Bulan—...
Nizivia mengingat tadi singgasana itu mengatakan “meneleportasikan ke bulan”, tetapi ia sungguh tak menyangka kalau kata-kata itu sama sekali tak bermakna metafora. Ia benar-benar berada di permukaan bulan. Pantas saja selama ini mereka tidak pernah berhasil menemukan Vampire Kingdom di Islan. Bagaimana bisa sesuatu yang tak ada di sana bisa ditemukan? Itu seperti mencari emas di dalam karung yang hanya berisi gandum.
Udara di bulan sangat-sangat tipis. Jika Nizivia rakyat biasa, ia pasti sudah jatuh meregang nyawa. Lingkungan di mana kedua kakinya berdiri ini sama sekali bukan tempat yang ramah. Vampire tidak perlu udara untuk bernapas ‒ mereka bahkan tak memerlukan bernapas. Nizivia sepenuhnya mengerti mengapa kerajaan vampire ada di tempat yang tak bisa dijangkau ini.
Puas melihat ke sekeliling, kepala Nizivia menengadah.
Bukan langit biru yang menyambutnya, melainkan kegelapan yang pekat. Dan yang paling jelas, sebuah materi berbentuk bulat raksasa mengambang di atas sana. Itu sudah seperti sebuah bulan bagi tempatnya berdiri—sebuah bulan bagi bulan. Namun, Nizivia tahu itu bukan bulan, melainkan tempat yang ia dan yang lainnya sebut sebagai “dunia”. Itu adalah sebuah benda yang indah—jauh lebih indah dari tempat gersang tempatnya berdiri.
Untuk beberapa lama Nizivia menengadah seperti itu, sebelum kemudian pandangannya berpindah jauh ke depan. Kaki Nizivia berdiri di atas sebuah gunung yang lumayan tinggi, matanya dapat melihat lubang besar di sana. Tidak salah lagi itu adalah aksesnya. Jika ia melompat ke dalamnya, ia akan tiba di tempat para vampire.
Menggenggam erat kedua belatinya dengan kaki tertekuk, Nizivia melontarkan dirinya ke atas. Gravitasi di permukaan bulan lebih kecil daripada gravitasi di tempat asalnya, lompatan Nizivia lebih tinggi dan lebih jauh dari yang biasa ia capai. Dan hanya dalam sekejap, kedua kakinya sudah berdiri tepat di tepi lubang yang menganga lebar.
“Lu-Lubang yang dalam,” gumam Nizivia tatkala matanya menelisik jauh ke dalam ‒ jauh di ujung lubang tampak setitik cahaya.
Namun begitu, Nizivia tak langsung melompat. Ia berdiri diam di situ, [Complete Sensory]-nya ia kerahkan ke tingkat maksimum yang bisa ia capai. Sasaran Nizivia hanya satu: Vermyna Hermythys.
...—Nevada—...
Xavier menghela napas pelan, membawa pandangannya menurun. Matanya dapat melihat para prajurit sudah dikerahkan untuk mengembalikan ketertiban yang tadi terganggu. Cleria bekerja cepat. Divisinya benar-benar mencermintakan tanggung jawab mereka.
Pandangan Xavier lantas berpindah. Bertepatan dengan saat matanya melihat matahari yang mulai terbenam, tanpa sepengetahuannya, Nizivia jauh di atas sana membiarkan tubuhnya tejatuh dalam lubang besar yang menghubungkan isi bulan dan permukaanya. Gravitasi menarik Nizivia jatuh ‒ kegelapan mulai menyapa Xavier dari horizon yang satunya.
Beberapa lama Xavier berdiri di sana, memandang diam pada matahari yang perlahan pergi. Barulah ketika datang selimut malam bersama segala kesunyiaannya, Xavier melompat pergi. Lompatannya kuat, ia mendarat di salah satu sudut jalan.
Tidak ada hal yang menghalangi kenyamanan langkah kaki Xavier.
Namun, untuk sebuah alasan yang tak bisa dijelaskan, udara terasa lebih dingin.
Padahal, ia pengguna sihir api, tapi....
...—End of Chapter 2—...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
John Singgih
nizivia ada di bulan untuk mencari sesuatu
2021-09-08
1
Aryo Karebet
lanjut thor
2021-06-16
1
Ok Bang
bbbbbbb
2021-04-15
1