...—21st June, E642 | Imperial Palace, Nevada, Vermillion Empire—...
XAVIER sungguh tidak mengekspektasikan hari di mana ia merasa lelah hanya dengan duduk diam akan singgah tanpa permisi. Namun, di sinilah ia duduk berhadapan dengan para wanita yang memandangnya tajam. Bahkan Nizivia yang tidak pernah memandangnya seperti itu, kini iris heterokromia tersebut juga memandangnya penuh tuntutan—dan Xavier berpikir itu tidak behubungan dengan Artemys.
Jika seseorang mengatakan ia seperti tikus yang dipojokkan para kucing, Xavier tidak akan menyalahkan orang itu.
Tentu saja Xavier sangat tahu masalahnya apa. Ia sudah mendengarnya dari Emily. Pun Nizivia telah mengatakannya beserta alasan yang Luciel berikan padanya.
Ini semua gara-gara Elmira Cent Nix Favilifna. Memang, Xavier sendirilah yang telah memicu hal itu terjadi. Namun, ia sama sekali tidak memberi opsi menikah dengannya! Juga, ia meminta Elmira mengirim surat itu ke Verada, bukan Nevada!
Wanita itu… apakah ia sudah terlalu dalam menjadi target afeksi dirinya?
Xavier menghela napas panjang, memandang wanita-wanita yang telah sepakat sepemahan memandangnya tajam. Artemys, Nizivia, Kanna, Lilithia, dan Verissinia. Emily tidak bersama mereka. Xavier sudah menjelaskan duduk permasalahannya pada sang sekretaris—tentu saja itu penjelasan yang dipilah dan dipermanis.
“Pertama sekali,” kata Xavier sembari memandang intens gadis berambut oranye panjang sedikit ikal. “Verissinia, alasan apa yang membuatmu berada di sini?”
“Kalau Kanna aku mengerti,” lanjut Xavier sebelum yang bersangkutan sempat bersuara. “Dia adalah penerus His Majesty. Lilithia…mmm…yah…Lilithia adalah Lilithia. Kalau Nizivia alasannya jelas. Kalau Artemys, er, itu tak perlu dipertanyakan. Bagaimana denganmu?”
Verissinia bukanlah seseorang yang ahli dalam memasang wajah datar nan netral selayaknya Artemys, sebab itu terlihat jelas ketidaksenangan di wajah sang gadis. Dia seperti kesusahan dan ragu-ragu mau berkata apa. Namun, setelah dua kali menarik napas, akhirnya sang putri yang hampir setahun lebih tua darinya itu membuka suara.
“Alasanku jelas, aku hanya ingin memastikan kau tidak sedang mencoba mengambil alih kekaisaran dari dalam.”
Dari ekspresi Verissinia, Xavier bisa menerka kalau alasan itu bukan alasan yang ingin dia katakan. Namun, alasan itu cukup dekat dengan alasan Xavier meminta Elmira melakukan apa yang dilakukannya—meskipun tindakan sang ratu sedikit berbelok tajam.
Menarik napas yang dalam, melepasnya, barulah kemudian Xavier menjawab: “Kurasa Elmira sudah menulisnya dengan jelas dalam suratnya.”
“Itu benar.” Kanna tidak menyangkal. “Dia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tentang kematian ayahnya hingga Eternity. Namun, dia tidak menjelaskan apa-apa tentang apa korelasi antara menikah denganmu dengan Favilifna menjadi vasal. Itu tidak ada korelasinya sama sekali. Aku akan mengerti jika itu salah satu saudaraku, tetapi ini kau yang tidak berhubungan apa-apa dengan keluarga kekaisaran.”
“Berikan jawaban yang bisa diterima, Xavier.” Lilithia berkata dengan wajah yang mengatakan dia akan pergi menghancurkan sesuatu jika jawabannya tidak jelas.
Setiap pasang mata memandang intens Xavier. Ia tentu saja tidak memiliki kepekaan rendah sehingga tidak berpikir kalau semua wanita dihadapannya ini menginginkannya. Sebaliknya, sebagaimana kebanyakan pria pada umumnya, ada kalanya ia berpikir semua wanita menyukainya. Tentu saja ia dengan cepat mencampakkan asumsi itu, menjadi narsistik bukanlah sesuatu yang baik.
“…Sama, aku juga tidak tahu korelasinya di mana. Tapi, Kanna, kurasa itu tidak ada masa—er,” jeda Xavier saat mendapat delikan Nizivia dan pandangan dingin Artemys. “Maksudku,” ralatnya, “sangat normal jika Elmira tertarik padaku, kan? Lihatlah dirimu, bukankah kau juga memiliki ketertarikan padaku?”
“Hmph! Jangan mengibul. Mengapa aku harus tertarik padamu. Aku hanya harus memastikan tidak ada hal yang mencurigakan.”
“Oh, jadi kau tidak mempermasalahkan Elmira memintaku menikah dengannya jika semua alasannya jelas?”
“Tentu saja itu masala—er, maksudku, itu bukan—geeez! Nizivia, katakan padanya apa yang sebenarnya kumaksudkan!”
“Xavier.” Nizivia memandang intens Xavier. Gadis yang minim ekspresi itu kali ini menampakkan ekspresi yang tajam. “Ji…Jika Xavier mau me-menikah dengan yang lain, pertama se-sekali harus menikah dengan Nizvia. Ayo. Ki…Kita kembali ke desa dan me-menikah.”
Eh? Kelopak mata Xavier mengerjap terkejut.
“Tu-Tunggu, tunggu! Apa maksudmu, Nizivia?!” Kanna sudah berdiri, berusaha mencegah Nizivia yang hendak menarik Xavier untuk pergi dengannya. Lilithia juga sudah berada di antara Xavier dan Nizivia. Dia sudah siap-siap melakukan sesuatu. Sementara, Verissinia hanya diam dengan mata mengerjap—masih mencerna ucapan Nizivia barusan.
Satu-satunya yang tak terkejut hanyalah Artemys. Hilang sudah ekspresi dinginnya. Wanita itu mengedipkan mata kanannya dan menggumamkan “masalah sudah diatasi” tanpa melepas suara.
Saat itu juga Xavier langsung mengerti. Artemys sudah mengatakan “perselingkuhan” mereka pada Nizivia. Tak mengherankan Nizivia menjadi lebih berekspresi. Penyesalan langsung saja hinggap di kepala Xavier. Bukan, bukan penyesalan karena membiarkan dirinya terjatuh dalam pelukan hangat Artemys, melainkan....
Tak seharusnya aku menerima permintaan Luciel untuk bertukar peran!—Xavier hanya bisa menyeru dalam hati. Ada aksi, ada reaksi. Ia harus menerima segala konsekuensi yang timbul akibat tindakannya.
…Hari itu pun berakhir dengan deklarasi sepihak dari Nizivia yang tak bisa Xavier tolak—yang lantas membuat Lilithia bertindak agresif, tetapi dapat dihentikan dengan cepat oleh Kanna.
Diputuskan bahwa Xavier dan Nizivia akan berhenti selama dua minggu. Pernikahan mereka Nizivia serukan seminggu dari sekarang—direhat di desa asal Nizivia. Xavier tidak punya hak untuk komplain—begitu kilatan di mata Nizivia menyeru.
...-beberapa waktu kemudian-...
Bam! Xavier membiarkan tubuhnya menghantam ranjang penginapan yang dulu ia tinggali. Sendiri. Ia tidak ditemani Nizivia atau yang lainnya. Gadis beriris heterokromia itu sudah kembali ke markasnya. Xavier tidak perlu kembali ke Verada, Kanna sudah mengirim surat pemberitahuan ke sana. Ia akan ke desa Nizivia lusa bersamanya saat Nizivia kembali ke Nevada.
Begitulah duduk perkara yang membuat tubuh Xavier sekarang tertelungkup di ranjang meregang lelah.
“…Menikah di usia 17 tahun… ini terlalu dini….”
Xavier hanya bisa menggerutu. Ia sama sekali tidak punya argumen untuk menolak tuntutan Nizivia, tidak setelah Artemys berbicara dengannya.
“…Wanita memang tak bisa dipercaya,” gumam Xavier sedikit kesal.
Bagaimana tidak? Elmira melakukan hal yang berbeda dengan ucapannya. Pun Artemys dengan sepihak mengatakannya pada Nizivia. Bukankah dulu mereka bersepakat kalau ialah yang akan mengatakannya pada Nizivia?
Helaan napas untuk kesekian kalinya keluar dari mulut Xavier saat membalikkan badan, memandang datar langit-langit.
“…Sejatinya, menikah dengan Nizivia memberi fondasi yang lebih kuat untukku… tapi….”
Xavier kembali menghela napas. Kepalanya pusing. Jika tidur membuat semua masalah sirna, Xavier akan langsung memilih tidur. Namun, saat ia mau menutup mata, tiba-tiba saja kelopak mata itu membuka lebar.
…Ada masalah lain lagi yang tiba-tiba membuat kepalanya serasa dijepit oleh dua tembok yang keras. Masalah ini memberi rasa pusing yang lebih tinggi dari saat ia diharuskan menerima ucapan Nizivia. Ya, masalah kali ini sangat-sangat serius. Xavier bahkan sampai meneguk ludah saat membayangkannya.
…Apa yang harus ia katakan pada Evillia…dan Zie…dan Monica…?
“Shit, mengapa aku harus berada dalam situasi seperti ini?”
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
...⸢Volume 1: Bitter Glory of Elf Kingdom⸥\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Eko Emizar Putra
🤣
2022-06-27
1
Eko Emizar Putra
sepakat "sepemahaman" memandangnya tajam
2022-06-27
1
jeji hoha
evillia gimanaya?
2021-11-26
1