Ashe sudah bersiap dengan baju yang modis. Bagaimana pun, ia tidak enak terlihat begitu acak - acakan seperti kantornya tanpa Dimas. Tak lama, terdengar klakson mobil berbunyi. Ashe keluar rumah. Gena menunggu di samping mobil. Tersenyum dengan gagah dan tampannya dia. Ashe membalas senyum Gena. Setidaknya ada yang perhatian padanya ditengah sakit hatinya. Miris hati Ashe.
" Sudah siap ? " tanya Gena.
Ashe mengangguk. Gena membukakan pintu dan Ashe masuk mobil. Mereka melaju ke sebuah kafe. Selama perjalanan, Ashe dan Gena mulai banyak basa basi. Gena memang mengajak Ashe datang ke sebuah acara donasi amal. Tampak ramai di sana. Banyak orang - orang berdatangan.
Gena mengajak Ashe mencari tempat duduk. Alunan musik terdengar menghipnotis semua tamu yang datang. Ashe sejenak menikmati.
" Kamu suka ?? " tanya Gena.
Ashe mengangguk. Tak lama, makanan mereka datang. Gena dan Ashe tampak menikmati hidangan. Kini Ashe merasa mulai nyaman dengan Gena.
Hingga pukul 21 : 00 wib, Ashe mulai merasa bosan. Ia minta Gena mengantarkannya pulang. Mendadak, seseorang memanggil namanya. Ashe terhenti di depan kafe. Demikian juga Gena.
" Ashe....?? "
Ashe tampak familiar dengan suara itu. benar saja.
" Hai, apa kabar ? "
" Baik !! "
" Hmm... kamu sama siapa ?? "
Ashe terdiam agak gelagapan, Gena mendekat dan merangkul Ashe.
" Kenapa Bro ? Ini pacarku ? " ucap Gena yang langsung membuat Ashe salah tingkah.
" Ohhh. Cepat sekali kamu move on ya ? "
" Tentu saja. Untuk apa meratapi pengkhianatan " sahut Ashe ketus.
Gena mengenyitkan kening. Ia mendugaa ada sesuatu diantara mereka berdua.
" Maaf, aku tidak kuat LDR !! "
" Bagaimana bisa kuat kalau tiap hari santapannya montok, seksi dan bisa di pakai kapan aja ! " Ashe udah kalap. Mulutnya lancar didorong sakit hati.
" Sekali lagi aku minta maaf Ashe ! "
" Belum lebaran !! " ketus Ashe.
" Baiklah, aku tahu aku salah. Aku hanya ingin kamu memaafkanku saja !! "
' Nggak janji Dit ! " sahut Ashe.
Ia bergegas pergi diikuti Gena dengan spekulasinya. Ashe masih cemberut hingga dalam mobil.
" Dia mantanku mas ! 'tanpa ditanya Ashe mengeluarkan pernyataan.
Gena mengangguk.
" Kamy kayaknya sakit hati banget ?? " tanya Gena.
Deg,
Mendadak Ashe ingat Dimas yang suka perhatian dengannya.
" Ya begitulah ! " sahut Ashe singkat.
" Kalian lama berpacaran ? " tanya Gena.
" Mungkin 5 tahun ! "
" Haah...! Kenapa bisa putus ?? " tanya Gena.
" Tadi mas denger kan apa yang aku bilang !! " suara Ashe agak meninggi.
Adit yang mendadak muncul membuatnya emosi.
" Iya, aku denger. Pasti cukup sulit untukmu. Tapi tenang aja. Aku selalu ada untukmu. Kapan kamu butuh, bilang saja "
Ashe mengiyakan. Dekat dengan Gena cukup membuatnya percaya diri. Hanya hati Ashe yang belum move on. Gena mengantarkan Ashe pulang.
Papa dan mama Ashe tampaknya sudah tidur.
Ashe merebahkan diri setelah berganti baju. Ia mendadak merasa dadanya sesak mengingat Adit. Bagaimana pun ia pernah jatuh cinta pada pria itu. Mendadak Hp Ashe berbunyi. Gena meneleponnya. Ashe sudah malas untuk mengangkatnya. Tapi Gena tetap saja meneleponnya. Akhirnya Ashe mengangkat teleponnya.
" Ya Mas, ada apa ? " tanya Ashe malas.
" Kamu belum tidur. Ini sudah malam lho. Besok kamu harus kerja lho ! " Gena nampak perhatian di ujung sana.
" Iya, ini juga bentar lagi tidur ! "
" Ya udah. Tidur ya, selamat malam ! "
" Selamat malam juga mas ! "
Ashe menutup teleponnya dan terlelap karena rasa capeknya hari ini.
*****
Ashe terburu - buru karena bangun kesiangan. Tergesa ia keluar rumah. Namun, mendadak Hpnya berbunyi. Gena ternyata.
" Ya Mas ?? "
" Saya tunggu di depan ! " kata Gena.
Ashe menatap keluar pintu. Benar saja, mobil Gena tampak terparkir di depan rumah Ashe. Ashe mendesah. Ia mematikan teleponnya. Berjalan menghampiri Gena. Gena tersenyum menyambut Ashe. Ashe terpaksa tersenyum. Gena mengantarkan Ashe ke kantor.
Meski hati Ashe terasa rapuh dan berantakan, tapi ia tetap berjalan anggun melewati lobby kantor. Karyawan yang berpapasan menunduk hormat karena mereka sudah tahu itu CEO mereka. Ashe memasuki ruangan. Mejanya tampak bersih. Ada gelas besar di mejanya. Ashe duduk di kursi. Meminum tehnya. Tapi begitu minum, Ashe sudah tahu siapa yang membuatnya. Yang pasti bukan Dimas. Mendadak Ashe merindukan Dimas. Ashe menghela nafas. Dari kemarin Dimas tidak mengiriminya kabar..Dema muncul membawa berkas untuk Ashe dan juga jadwal untuk Ashe satu minggu ke depan.
" Ini beneran satu minggu ke depan Dema ?? " tanya Ashe meyakinkan.
" Iya Bu. Tapi saya tetap jadwalkan tiap hari. Selama ibu belum dapet asisten ! " sahut Dema.
Ashe mengangguk. Ia melihat ada jadwal wawancara dengan pelamar asistennya.
" Dema, kamu saja yang wawancara. Saya ikut kamu saja ! "
" Tapi Bu ...??? "
" Saya liat cvnya aja ! "
Dema mengangguk kemudian pergi meninggalkan Ashe yang kemudian sibuk dengan berkasnya. Bahkan gaji yang keluar pun harus melewati meja Ashe.
Ashe mengenyitkan dahi ketika Dema masuk ke ruangannya dan membawa buket bunga.
" Dari Pak Gena lagi Dema ?? " tanya Ashe.
" Iya bu...!! " sahut Dema seraya meletakkan buket bunga tersebut di meja tamu Ashe.
" Ada pesannya lho Bu !! " imbuh Dema.
Aahe mengiyakan. Ia beranjak ke meja tamunya setelah Dema kembali keluar. Membaca catatan di buket bunga. Isinya ajakan makan siang dengan Gena.
" Ini orang kerjanya ngirim bunga mulu, cemilan kek. Ngajak makan juga nggak yang ngeyangin. Mahal doang " gerutu Ashe.
Namun, tetap saja dia tidak enak kalau menolak. Hingga akhirnya ketika jam makan siang pun, Ashe keluar kantor dan benar saja. Gena sudah menunggu di lobby. Kali ini Ashe dan Gena menjadi sorotan mata para karyawannya. Bagaimana tidak, CEO baru di kantor ini sudah gandengan dengan cowok tampan nan kaya pewaris Gena Line Group.
Seperti biasa, Gena mengajak Ashe makan di restoran mewah dengan menu minimalis.
" Ashe, saya juga berharap lebih sama kamu. Saya menyukaimu sejak pertama kita ketemu ! Maaf ini sedikit memaksa. Tapi saya juga bukan tipe orang yang bisa menahan lama perasaan saya ! " ucap Gena di tengah makan siang mereka.
Ashe terdiam mencerna kata - kata Gena. Ia tahu ujungnya seperti apa arah perhatian Gena beberapa hari ini.
" Saya tidak mudah mencintai dalam waktu dekat mas ! " sahut Ashe.
" Saya tahu Ashe, tapi tidak ada salahnya mencoba kan ? " desak Gena.
Ashe berpikir sejenak. Ia memang belum move on sepenuhnya. Traumanya tentang Adit masih membekas sempurna di otaknya. Tapi desakan Gena seolah membebani pikirannya juga.
" Baiklah mas !! " sahut Ashe.
Gena tersenyum penuh kemenangan. Ashe merasa hatinya bimbang.
" Terima kasih Ashe. Mulai hari ini kita resmi menjadi pasangan ya !! " kata Gena.
Ashe mengiyakan. Melanjutkan makan dan meminta Gena mengantarkannya kembali ke kantor. Entah mengapa Ashe merasa ada yang menganjal di hatinya dengan berpacaran dengan Gena. Sementara Gena sendiri merasa penuh kemenangan bisa memacari Ashe. Bagaimana tidak, ia memang sudah lama mengincar pewaris utama Alfajar Group itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments