Ashe menatap karyawannya yang tengah asyik makan sambil bercanda. Di depannya ada semangkuk besar es oyen dan otak - otak. Tampak Dimas duduk di meja berbeda dengan beberapa OB lain. Entah kenapa, harus Dimas yang melayani Ashe. Padahal Dimas OB baru, sementara yang lain kata Dema sudah bekerja hampir setahunan dan bahkan ada yang lebih.
Dimas melirik Ashe yang tampak mengaduk - aduk es oyennya tanpa semangat. Hanya sesekali Dema dan Pak Argo yang mengajaknya berbincang.
Dimas mendekati Ashe.
" Bu... mau makan yang lain saja !! " tanya Dimas pelan.
Ashe menatap Dimas. Panampilan Dimas tidak cocok untuk jadi OB. Mengelitik sekali rasanya Ashe ingin berkomentar. Tapi urung karena tak enak dengan yang lain.
" Enggak kok ! " sahut Ashe.
" Kalau gitu di makan dong esnya. Itu enak lho !! "
" Saya tahu !!! " Ashe langsung menyendok es nya.
Memang sangat enak.
" Makan juga otak - otaknya. Berkas ibu banyak di meja lho !! " lagi Dimas mengingatkannya.
Ashe melirik tak suka pada Dimas. Yang dilirik malah mengangkat alis dengan senyum menggoda.
" Bukaain itu !! " tunjuk Ashe pada otak - otak di piring.
" Nanti bau tangan saya ! "
" Asal kamu tidak pakai kaki !! " sewot Ashe membuat Dimas tertawa tertahan.
Dimas membuka daun pembungkus otak - otak. Ashe melahabnya begitu saja hingga semua habis. Bahkan es oyen Ashe pun ludes dalam sekejab. Anehnya meski makan banyak, Ashe tak pernah memiliki bakat untuk gemuk. Paling berat badannya hanya tambah sekilo dua kilo. Habis itu, kalau banyak kerjaan dan lupa makan juga akan turun lagi.
" Sepertinya saya ini suplemen tambah nafsu makan ya bu ! " goda Dimas perlahan karena tak mau terdengar orang lain.
Padahal sedari tadi, karyawan yang tengah ngobrol pun memperhatikan interaksi keduanya.
Ashe tak menyahut, hanya tersenyum tipis. Rasanya Dimas ini benar - benar tidak cocok untuk jadi OB. Jadi penasehat Ashe atau suami, huh. Ashe menghela nafas. Berada di dekat Dimas membuat Ashe halu.
"Sudah belum Dema ? Kalau sudah kita kembali ke kantor. Urus pembayarannya ! "
" Baik Bu ! " sahut Dema yang lansung berdiri dan menanyakan pada semua karyawan yang ada. Begitu beres, Dema menyelesaikan pembayaran dan semua kembali karena jam makan siang sudah berakhir.l
Kali ini, Ashe berjalan paling belakang di kawal Dimas yang berjalan pelan di belakang Ashe.
" Ibu baru kemarin jadi CEO kok udah banyak pikiran aja ! " kata Dimas tetap di belakang Ashe.
" Galaaaau Dim ! "
" Apaa yang bikin galau Bu ? Cerita saja !! "
Ashe menoleh dan menatap Dimas.
"Berapa hari kamu kerja di sini ?? "
"Seminggu !! " cengir Dimas.
Ashe menghela nafas.
" Sayaaaang... kamu sepertinya tidak cocok jadi OB !! "
" Lho... saya di pecat Bu ? "
" Memangnya mulut saya mengatakan itu ??? "
" Enggak !! Terus maksudnya apa Bu ?? "
" Nggak tahu. Penampilan kamu itu mendukung posisi lain ! "
.
Dimas tersenyum dengan ekspresi yang susah diartikan.
" Mana bisa Bu. Saya ini nggak sekolah !! "
" Laahh emang gue disini juga sekolah !!! "
" Hehe ! "
" Oiya, beliin saya olive, yang dada plus nasi dan minum ya !! "
" Buat apa Bu !?? "
" Makan . Saya laper Dim ! "
Dimas melonggo seraya menatap bosnya yang memasuki lobby. Perempuan yang mempunyai karier cemerlang biasa menjaga badan, lah ini makan terus.
Dimas mengaruk tekuknya yang tak gatal. Ia pergi ke basement tempat motornya berada. Mencari kedai Olive chicken. Dimas bingung. Di mana ia harus beli.
Lama berputar, Dimas tak kunjung menemukan kedai olive chicken. Dimas mulai kesal. Ia melihat sebuah mall yang ada label ayam goreng. Dimas berpikir tak ada salahnya beli di sana. Toh, Olive dan Cfc atau Kfc sama saja. Judulnya ayam goreng, batin Dimas. Dan akhirnya Dimas melipir dan membeli pesanan Bosnya. Tak lama ia pun sampai di kantir. Dimas bergegas menuju ruang Ashe. Sayang Ashe tengah meeting dengan beberapa kepala departemen. Dimas meletakkan makanan Ashe di atas meja tamu dan Dimas kembali ke tempatnya.
Dimas sedang tiduran santai dan ngobrol diruang istirahat bersama beberapa temannya. Seperti itulah mereka ketika sedang tidak ada perkerjaan.
" Dimas !! " panggil Pak Argo tiba - tiba di depan pintu.
Semua OB menoleh kaget. Terutama Dimas.
" Ya Pak. Ada apa ??? "
" Biasa, di panggil Bu Ashe !! "
" Baik Pak ! " Dimas beranjak seraya bertanya - tanya dalam hati.
Dimas berjalan ke ruang Ashe, sementara Pak Argo menuju meja kerjanya.
" Ibu, manggil saya ? " tanya Dimas.
Ashe yang sedang menekuni berkasnya menengadah.
" Yang suruh beli Kfc siapa ? " Ashe menatap Dimas menyelidik.
" Inisiatif Bu. Soalnya Olivenya nggak ketemu ! "
Ashe mengangguk. Dimas heran. Dia pikir Ashe akan marah.
" Duduk dulu Dim ! "
Dimas langsung duduk dikursi depan Ashe tanpa sungkan. Ashe mengambil tasnya. Membuka dompet dan mengeluarkan 10 lembar uang seratus ribuan.
" Ini kamu pegang. Ketika saya minta dibeliin apapun. Kamu ambil itu ! "
Ashe kembali mengambil 5 lembar uang seratusan.
" Itu buat ongkos dan bensin kamu ! "
Dimas melongo.
" DB....!!! "
" Haaah... ibu manggil saya apa ?? " Dimas heran karena itu kode dia dengan Pak Fajar.
" DB ...! Nama kamu Dimas Bagaskara kan !? "
Dimas mengangguk dan mengambil uang di meja.
" Saya kayak berondong yang di bayar Bu !! "
" Apaaaa ??? Kamu ini lebih tua setahun dari saya ! "
" Heis...! Ibu tahu aja ! "
" Bagaimana atasan tidak tahu bawahan. Kamu tunggu situ. Saya mau makan. Saya mau kamu yang beresin !! " Ashe beranjak dan pindah ke meja tamu di ruangannya.
" Boleh main Hp Bu ??? "
Ashe mengiyakan.
" Foto bareng boleh ??? " Dimas mengarahkan kameranya.
" Aku akan liat seberani apa kamu bikin status !! " celetuk Ashe.
Dimas hanya nyengir. Apa yang ada di otaknya ternyata dibaca Ashe.
" Bu, minggu depan saya mau ijin !! "
" Kemana ?? "
" Surabaya ??? " Ashe mengenyit dahi.
" Baru seminggu kerja udah mau ijin aja ! "
" Iya Bu. Ini mendesak dan penting banget !"
" Apaaa ? Kamu mau nikahi pacarmu ?? "
" Bukan Bu !! "
Ashe terdiam, sibuk makan. Tanpa sepengetahuan Ashe, Dimas memotretnya diam - diam. Bahkan memotret bersama dirinya juga tanpa Ashe sadari.
" Ibu ngizinin atau tidak saya tetap pergi lho ! " ucap Dimas tanpa ada sahutan dari Ashe.
" Saya udah makannya ! " kata Ashe mengalihkan pembicaraan.
Ashe langsung duduk di mejanya dan kembali bekerja tanpa mengatakan apapun pada Dimas.
****
Ashe kembali membuat catatan kecil untuk jadwalnya besok. Dimas hanya memperhatikannya. Ia masih setia membantu membereskan berkas Ashe tanpa percakapan apapun. Tampaknya Dimas sangat lihai melakukan pekerjaan itu. Ashe pun menatapnya bingung. Namun tetap diam tanpa ingin berkomentar.
" Saya pulang dulu Dim ! " kata Ashe akhirnya.
" Ya Bu. Hati - hati di jalan ! " sahut Dimas.
Ashe mengiyakan. Ia pulang lebih dulu. Dimas masih membereskan berkas Ashe. Memilahnya. Setelah beres, ia kembali keluar membereskan ruang karyawan bersama teman - temannya.
Ashe menyuruh sopirnya mampir ke toko baju. Ia memilih baju yang pantas untuk di pakai malam ini. Bagaimana pun ia menghormati undangan dan menyempatkan datang.
Jam 19: 00 wib. Ashe sudah sampai di sebuah restoran cukup mewah. Ia menuju sebuah meja yang telah direservasi untuknya. Ashe duduk menunggu. Tak lama, seorang pria tampan datang menghampirinya dengan senyum melebar.
" Hai, sudah lama menunggu ? " sapanya seraya menggulurkan tangan.
Ashe tersenyum menyambutnya.
" Beluum ! "
" Kamu cantik sekali Bu Ashe !! " pujinya.
" Terima kasih ! "
" Saya senang kamu mau datang memenuhi undangan saya ! "
" Saya bukan orang yang senang menolak undangan Pak Gena !! "
Gena tersenyum. Hidangan datang. Gena pun mengajak Ashe makan. Ashe tak menolaknya. Mendadak mata Ashe menatap satu pasangan di sudut sana. Bisa di pastikan Ashe mengenali orang itu. Mendadak mata mereka bertatapan. Ashe cuek dan melanjutkan makan. Padahal hatinya terasa disayat - sayat.
" Kenapa Bu Ashe. Apa makanannya tidak enak ?? " tanya Gena yang melihat ekspresi Ashe.
" Tidak kok. Ini enak pak ! "
" Jangan panggil Pak dong. Saya belum tua lho ! " gurau Gena. " Kamu bisa panggil saya mas ! " imbuh Gena.
Ashe tersenyum.
" Baiklah !! Jangan panggil saya Bu juga ! Panggil nama saya saja ! "
" Ngomong - ngomong kamu sudah punya pacar Ashe ? "
" Mana ada yang mau sama saya Mas !! "
" Masak sih ?? Kamu cantik lho, berprestasi dan pekerja keras ! "
Ashe tersenyum kecut.
" Buktinya saya tidak punya pacar !! " Ashe miris mengatakannya.
Gena tersenyum.
" Kalau gitu, kamu mau nggak jadi pacar saya ?? " Gena to the point saking percaya dirinya.
Bagaimana tidak, semua wanita menginginkannya. Tidak mungkin Ashe menolaknya. Ashe hanya tersenyum.
" Maaf Mas. Tapi saya masih ingin sendiri ! " sahut Ashe.
Gena sedikit terkejut mendengar jawaban Ashe.
" Baiklah. Tidak masalah. Kita bisa mencoba saling kenal dulu ! "
" Maaf ya Mas !! "
Gena mengangguk. Mereka tak terlalu banyak ngobrol. Namun Ashe pin akhirnya menyetujui ketika Gena mengantarkannya pulang.
****
Dimas menutup teleponnya. Berbaring di ranjang kamar yang cukup sempit. Di luar rumah kontrakannya terdengar suara berisik anak - anak bermain. Pikiran Dimas tertuju pada Ashe. Bagaimana tidak. Pak Fajar menyuruhnya kembali ke Surabaya untuk menyelesaikan masalah di kantor cabang.
" Begitu selesai, kamu harus segera kembali DB ! Saya mau kamu awasi anak saya ! " kata - kata Pak Fajar tergiang di telinga Dimas.
"Bagaimana Bapak bisa percaya saya ?? "
" Itu naluri !! "
" Bapak bagaimana bisa mengandalkan naluri !! ? "
" Saya tahu anak saya itu sedang bermasalah dengan pacarnya. Hanya saja dia tidak mau cerita. Saya sudah kirim datanya. Selidiki lelaki itu. Saya percayakan padamu DB ! "
" Baik Pak ! "
Mendadak Dimas beranjak dengan cepat. Menyambar jaketnya dan pergi dengan sepeda motornya. Informasi dari orang kepercayaannya membuatnya tergesa.
Dimas memasuki restoran. Mengambil tempat duduk yang agak jauh dari Ashe. Dimas mengedarkan pandangan dan melihat seorang pria bersama wanita cantik dan modis. Dimas tahu, itu pacar Ashe yang dibicarakan Pak Fajar. Tampak Ashe keluar dan pulang diantar Gena. Tak lama, Adit. mantan pacar Ashe juga keluar dengan kekasihnya. Dimas memandanginya. Ia kemudian ikut keluar dan menuju rumah Pak Fajar. Benar saja, Ashe di antar Gena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Kristiana Subekti
Ashe sama Dimas aja Thor kyknya cocok 😊
2022-04-25
1