Sampai kapan aku akan menunggu dibawah sini, untuk mengeringkan pakaian nya. Karena bosan dan tidak tahu harus melakukan apa. Terlebih, dingin nya ruangan basement ini, membuat pori-pori kuliku merinding. Dingin sekali, aku tidak tahan.
"Sebaiknya aku kembali ke atas!"
Saat kembali keatas. Indra pendengaran ku tak sengaja menangkap suara alat-alat dapur yang sedang digunakan. Seperti pisau yang memotong sayuran, sutil yang bergesekan dengan penggorengan, serta aroma sedap yang bisa tercium.
Aki mengedarkan pandangan ku, menyusuri setiap sudut mansion mewah itu. Sunggingan senyuman terbentuk begitu saja dibibir ku. Ketika mendapati pria itu sedang berkutat di balik pantry.
Oh My God!
Dia sangat tampan dan maskulin. Dengan kemeja putih dan celemek masak yang melilit ditubuh Sispack-nya. Sejenak aku sempat berpikir, apakah dia pria yang malam itu sudah membeli keperawanan ku? Kenapa dia begitu berkarisma, hingga aku tidak mengedipkan mata tanpa sadar.
Tiba-tiba saja dia melihat ke arahku, membuatku begitu terkejut. Aku gelagapan dan salah tingkah. Langkah kakinya terdengar mendekat kearah ku.
"Shit," umpat ku pelan.
Aku tidak berani menatap ke arah nya. Malu karena sudah ketahuan memandangi dirinya yang sedang memasak. "Apakah dia sadar jika aku sedang memandanginya tadi? Ya tuhan, Beby kau sangat bodoh!"
Saliva ku terasa berat ketika dia menyentuh pundak ku dengan tangan nya. Sialnya, dada ini tidak bisa berhenti berdebar-debar. Ingin rasanya aku berteriak, namun tak bisa ku lakukan. Membuatku semakin melemas.
"Kau pasti lapar, aku sudah membuatkan sup untuk mu!"
"Terima kasih."
Aku tersenyum sumbang, menatap netra matanya yang kini sedang menatap ku. Dia mengajak ku ke meja makan. Menarik satu kursi untuk aku duduki. Aku merasa suasana hati nya sudah membaik dari perdebatan kami tadi.
"Kau yang memasak ini?"
Karena penasaran aku bertanya. Dia diam dan menarik kursi lalu duduk di hadapan ku. Dia tak menjawab, hanya memainkan ponselnya.
Huft!
Aku menghela nafas karena merasa di abaikan. "Seperti berbicara pada tembok saja," gerutu ku.
Ia kembali menatap ku dengan wajah datar. "Makanlah, jika tidak sup nya akan dingin," ucapnya dingin.
"Kau tidak makan?" tanya ku kembali. "Sangat aneh rasanya jika hanya aku saja sendiri yang makan!"
"Aku sudah makan!" jawabnya singkat.
Aku pun mulai menyantap sup buatan nya. Rasanya berbeda dari sup yang biasa aku makan. Aku menghabiskan nya dalam waktu sepuluh menit saja.
Kini kami berdua sedang duduk di sofa santai di depan tv yang layarnya begitu lebar. Aku melihat dia mengambil sebotol wine lalu menuangkan nya ke dalam gelas, kemudian meneguknya perlahan.
"Tuangkan untuk ku," ucapku menyodorkan gelas yang kupegang padanya.
"Kau mau minum? Tidak takut mabuk?"
"Hahaha, tenang sedikit saja! Aku tidak akan mabuk karena itu."
"Kau yakin? Ini wine yang mahal, kau akan ketagihan jika meminumnya," ucap nya seakan sedang menantang ku.
"Jika kau mabuk, bisa saja kan aku berbuat sesuatu padamu, apa kau tak takut?" sambungnya.
"Kau!" Dadaku memanas mendengar ucapan nya. Ingin rasanya aku menampar wajahnya. Namun aku urungkan itu.
"Awas saja kau melakukan sesuatu padaku, jika kau melakukan nya, aku pasti akan sangat membencimu besok dan seterusnya!" Tangan ku menyilang menutupi dadaku.
Dia tersenyum lalu tertawa, sambil menuangkan wine tersebut ke dalam gelas ku. "Ini punyamu, dan ini punya ku!"
"Hei, kenapa punyamu lebih sedikit dari punyaku? Kau sengaja yah!"
"Hahaha, kau sangat lucu! Karena aku tahu, kau pasti akan minta tambah," jawabnya santai, aku cemberut dan langsung meneguk habis isi gelas ku.
🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Idasesoega
ya Tuhan beby kau sangat bodoh.... EMANG ... baru nyahok ya😀
2022-01-10
0
Oelix Ditya
aduh Thor kagak nahan🤤🤤
2021-12-22
1
yanti_ardiansyah
makin seru ceritanya lanjut thor
2021-11-29
0