"Loe mau kemana?" tanyanya padaku kembali.
Aku menggaruk kepala bagian belakangku, karena sangat ragu untuk menjawab.
"Mau gue antar gak? Sekalian." Dia menawarkan tumpangan padaku.
"Hmm, gimana yah." Aku masih sangat ragu untuk menerima tawaran baik dari Daniel.
"Sudahlah, gak usah canggung gitu. Kaya baru kenal gue aja loe."
Seketika Daniel menarik tanganku masuk kedalam mobil nya. Yah! Aku tidak bisa apa-apa, mau tidak mau aku menerima tawaran baik darinya. Karena aku memang sangat membutuhkan tumpangan saat ini.
"Makasih yah!" ucapku tersenyum sebelum dia menutup pintu mobil dibagian tempat aku duduk.
Aku menatap kearah kursi kemudi yang diduduki oleh Daniel. Pria itu tersenyum padaku. Aku pun membalas tersenyum.
Pandanganku mengedar menatap kursi penumpang yang berada dihadapanku. Ternyata ada seorang pria yang duduk dikursi itu. Karena itu Daniel menuntunku untuk duduk dikursi belakang.
"Oh iya ini Agil sahabat gue! Dan Agil kenalin ini Beby yang pernah gue. ceritain ke loe!" ucap Daniel memperkenalkan pria itu.
"Hmm, terserah loe Niel! Buruan, gue gak mau telat!" sahut pria yang bernama Agil itu. Dia tidak menoleh padaku atau melirik sedikitpun. Dia bersandar sambil menutupi wajahnya dengan topi hitam. Karena itu aku tidak bisa melihat dengan jelas wajah nya. Memang tidak penting sih sebenarnya untukku. Jadi aku memutuskan juga untuk acuh terhadap pria itu. Akan tetapi!
Deg!
Tiba-tiba saja aku merasa seperti ada sesuatu yang menghunus kejantungku. Ketika mendengar suara berat dari pria itu. Sangat familiar, entah kenapa aku langsung teringat pada malam itu. Suaranya sangat persis seperti suara pria tampan yang telah membeli keperawanan ku.
Dadaku kembali bergemuruh. Nafas ku sangat sesak. Aku ingin menangis tapi tidak bisa. Segera aku mengusap air mata yang hampir keluar melalui sudut mataku.
Mobil mulai berjalan. Aku sangat penasaran siapa pria yang duduk disebelah Daniel. Mengapa dia memiliki suara berat dan serak seperti pria tampan waktu itu. Tapi itu tidak mungkin dirinya. Karena Aku yakin pria itu adalah kalangan orang teratas. Meskipun sebenarnya semua mahasiswa dan mahasiswi dikampus ku adalah termasuk orang-orang kaya. Tapi aku sangat yakin pria yang bersamaku malam itu bukan letingan dengan kalangan anak-anak dikampusku. Keluarganya pasti sangat kaya.
"Oh iya By, jadi loe mau diantar kemana?" ucap Daniel.
Aku tersentak dan tersadar seketika.
"Hmm, sebenarnya gue mau cairkan sebuah cek! Tapi bingung ini tuh bank nya dimana"
Aku memberikan cek itu pada Daniel untuk dibacanya. Tapi kulihat Daniel lagi fokus mengemudi.
"Gil, coba loe liatkan!" Daniel meminta sahabatnya itu untuk melihat cek yang aku sodorkan.
Pria itu meraih nya dari tanganku. Tangan kami bersentuhan. Entah kenapa aku semakin gugup. Tangannya dingin dan berwarna merah ditelapaknya.
Aku melihat dia sedang menatap cek itu. Dia diam tak bergeming. Membuatku heran. Aku pun memiringkan sedikit tubuhku untuk bisa meraih wajah pria itu. Aku penasaran dengan rupanya.
"Ini Bank Internasional itu!" ucap pria itu.
"Wow! Yang benar!" Daniel berdecak seperti tak percaya.
"Ada apa?" tanya ku heran melihat ekspresi dari Daniel.
"Enggak apa-apa By, hanya saja Bank itu termasuk Bank internasional! Bisa dibilang hanya kalangan orang teratas saja yang menggunakannya!" jelas Daniel.
Aku mengerutkan dahi. Karena baru kali ini aku mendengar tentang bank tersebut. Setahuku bank tempat ayah mendepositkan uangnya sudah termasuk bank kalangan atas. Tapi ternyata, masih ada bank yang lebih diatasnya lagi.
"Benarkah?" jawabku tersenyum kikuk.
Daniel menganggukkan kepalanya. Dia pun menoleh pada temannya itu. "Bukan nya keluarga loe juga termasuk member di Bank itu Gil?"
"Hmm!" Pria bernama Agil itu hanya berdehem sembari mengembalikan cek tadi padaku.
"Jadi gimana? Loe bisa anterin gue kesana kan!" tanya ku pada Daniel.
"Tentu saja Beby!" jawab Daniel.
"Makasih yah!".
Aku bersyukur karena sudah bertemu Daniel tadi. Jika tidak aku tidak akan tahu kemana arah akan kutuju. Tapi aku masih sangat penasaran pada pria bernama Agil itu. Dia sangat misterius, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan benar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Callysta Ginting
ternyata gitu critanya.aku suka
2022-02-22
0
Eva Maghda Kafka
heleeh pake sinetron tersanjung heheheh
2021-12-13
0
yeshita sari
Disini udah mulai terisi otak gue yg tadinya low banget udah radak berisi🤭🤭🤭
2021-12-03
0