Dua hari sudah berlalu sejak malam itu. Aku semakin gelisah. Karena Gery menghilang entah kemana. Dia tidak menghubungi diriku atau Melanie lagi. Dia juga tidak mengirimkan aku uang ke rekeningku. Membuatku semakin stres rasanya.
"Shit!"
Aku mengumpat sambil menggebrak meja kafe tempat aku sekarang berada. Semua pandangan mata tertuju padaku. Mereka semua menatap ku dengan pandangan masing-masing.
"Gila cakep banget tuh cewek!"
"Iya seksi lagi! Ayo deketin!"
"Ihh jijik banget gw! Lihat penampilannya! Sudah kaya pelacur!"
"Benar, tuh lihat aja cowok-cowok pada ngeliatin dia!"
"Cantik!"
"Kenapa dia?"
"Pacar nya kemana?"
"Belum punya pacar? Ayo godain!"
Seperti itulah kira-kira ucapan semua orang yang sedang memandangiku. Ada yang berdecak sangat kagum. Ada juga yang tidak suka padaku, hingga memaki dengan mengatai aku dengan kasarnya.
"Whatever!" Aku memutar bola mataku malas.
Aku memilih untuk menutup telinga mendengar perkataan mereka, yang aku anggap tidak penting.
"Hai Beby? Sudah lama nunggu?"
Aku terkejut. Saat seseorang tiba-tiba memelukku dari belakang. Sontak aku langsung menoleh kebelakang. Sungguh bahagia bisa melihatnya disini.
"Dewa!" ucap ku berbinar.
Dia mengecup keningku didepan semua orang yang sedari tadi menggosipkan diriku. "I Miss you By!"
"Miss you to sayang!" Aku membalas pelukannya. Semua orang melihat ke arah kami berdua.
"By kamu ingatkan! Bentar lagi pertandingan semi final basket, aku harus membeli perlengkapan yang baru! Aku malu jika memakai yang lama!" ucap Dewa.
Aku menelan saliva ku. Bagaimana ini, aku harus bilang apa kepadanya. Apa aku harus jujur. Tidak mungkin, aku tak ingin dia kecewa.
"By? Kamu dengarkan ucapan ku sayang?"
"Hah? I-iya aku dengar kok sayang! Aku akan usahakan yah!" Aku tersenyum dengan kikuk.
Aku tidak merasa keberatan untuk memanjakan nya dengan materi. Karena dulu waktu ayahku belum bangkrut. Apapun yang Dewa minta aku selalu menurutinya. Tapi sekarang bagaimana? Aku belum siap untuk memberi tahunya tentang kebangkrutan ayahku. Hanya Melanie yang tahu tentang itu.
Kami pun makan siang bersama. Pikiranku sangat kacau. Tapi ketika melihat Dewa tersenyum. Seketika pikiran kacau itu hilang. Aku sangat-sangat bersyukur memilikinya.
"Aku cabut duluan yah sayang! Ada latihan mendadak! Bye!"
Dewa mencium kening ku lalu pergi begitu saja. Aku tak masalah jika harus membayar makan siang ini. Meskipun sebenarnya aku sangat bingung untuk membayarnya. Akhirnya mau tidak mau aku harus menggadaikan ponsel mahal ku pada manager kafe itu. Untuk menjadi jaminan nya.
Aku pun segera berlari pergi kesebuah bank. Tempat cek yang aku pegang bisa dicairkan. Aku sudah tidak punya uang lagi. Jadi mau tidak mau aku harus mencairkan cek itu. Untuk membayar kuliah dan juga makan siang Dewa hari ini.
Diluar kafe aku terhenti mengedarkan pandanganku menatap kesekeliling. Bagaimana caranya aku bisa cepat sampai di Bank. Aku membuka dompetku. Helaan nafas ku terdengar sangat lirih. Tidak ada yang bisa diharapkan dengan isi dompetku. Karena memang tidak ada uang yang tersisa lagi.
Aku bingung harus bagaimana?
Tin tin tin!
Suara klakson mobil membuatku terhentak kaget. Sontak aku langsung menoleh kearah bunyi suara itu. Seorang pria keluar dari mobilnya dan menghampiri diriku.
"Beby? Loe kenapa? Kok kelihatan resah dan kebingungan seperti itu?" sapa pria itu ia tersenyum cerah padaku.
"Ooh! Hai Daniel?" ucap ku menyapa pria tadi yang bernama Daniel. Daniel adalah senior dijurusan yang sama denganku. Orang nya baik, perhatian, dan terkadang dia juga suka membantuku mengerjakan tugas yang diberikan dosen padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
A Yes
bersyukur dari segi apa? nembegokan 😅😅😅😅😅🤮🤮🤮🤮🤮
2024-04-22
0
Nur Hidayah Hafiz
aduh. . diporotin cowok kok ngikut aja sih mbak. ...
2022-02-02
0
NatalieLaurentRenes
Beby dgn karakter polos, baik tpi bodoh . sich rubah donk jdi wanita yg smart
2022-01-09
1