"Apa kau tak mau?"
Dia melambaikan tangan didepan wajahku, membuatku tersadar dan langsung memalingkan wajah. Karena malu kedapatan sedang menatap wajahnya.
"Terima kasih, aku menghargai tawaran makan mu! Tapi aku harus segera pergi, temanku pasti sudah menunggu ku!"
Aku pun meraih amplop yang ia sodorkan di atas meja itu. Lalu memasukan nya kedalam tas ku. Saat aku beranjak dari sofa dan hendak melangkah pergi. Dia menarik tanganku.
"Apa aku boleh tahu siapa namamu?" ucapnya sambil memegang tanganku.
Aku sangat terkejut. Jantungku berdegup sangat cepat. Ada apa dengan pria ini, kenapa dia ingin mengetahui namaku. Bukan kah jika melakukan hubungan seperti ini. Tidak perlu saling mengenal kedepannya. Karena anggap saja ini hanya cinta satu malam yang tidak disengaja.
Aku melepaskan tangan nya dari tangan ku. Sungguh aku merasa sangat tidak nyaman. Aku menatap lekat wajahnya. Dia pun juga menatap diriku.
"Maafkan ku! Karena aku pikir kita tidak perlu saling mengenal! Karena hubungan kita hanya sebatas bisnis saja! Kau dapat yang kau mau dan aku dapat yang aku mau!" ucap ku tegas.
Dia tak menjawab dan hanya tersenyum tipis. "Bukankah partner bisnis harus mengetahui saling bertukar informasi pribadi?"
"Tapi kita bukan dalam bisnis yang seperti kau pikirkan! Jika tidak ada lagi, bisakah aku pergi sekarang?"
"Baiklah, kau boleh pergi!"
Aku pun segera pergi dari kamar hotel itu. Memasuki lift dan turun menuju lobby hotel. Sesampainya di lobby hotel. Aku melihat Melanie yang tengah berlari menghampiriku.
"Hiks hiks, kau baik-baik saja By?"
Dia menangis memelukku. Dia pasti tahu apa yang sedang aku rasakan saat ini. Air mataku juga sudah tidak bisa terbendung lagi. Mendengarnya menangis aku juga merasa ingin menangis.
"Hiks hiks hiks! Mel, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan selanjutnya? Apa yang harus aku katakan kepada Bunda dan Dewa? Sekarang aku sudah hancur Mel!"
Tangisanku pecah dipelukan Melanie. Begitu pun juga dirinya. Dia pasti merasa sedih dengan nasib ku. Dia adalah sahabat yang sangat baik.
"Yaudah! Sekarang kita pergi dari tempat ini sebelum ada yang mengenali kita nantinya!" ucap Melanie.
Melanie benar sebaiknya aku segera pergi dari tempat itu. Sebelum ada orang yang mengenaliku, bisa-bisa akan tersebar gosip yang tidak-tidak nantinya.
Melanie mengajakku makan disebuah cafe. Sambil mengobrol membicarakan tentang tadi. Melanie bertanya mengenai pria yang bersamaku itu. Apa dia kaya atau tampan, Melanie bertanya hingga ke akar-akarnya. Sebenarnya aku sangat risih membicarakan nya. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa menolak jika sahabatku itu bertanya. Sudah pasti aku akan suka rela jujur padanya.
"Jadi berapa dia membayar mu By?" tanya Melanie.
"Hmm aku belum membukanya! Apa tidak sebaiknya kita menunggu Gery? Karena kan dia yang memberiku Job ini! Aku tidak enak Mel padanya!"
"Halah, loe kaya orang baru aja By! Udahlah buka aja, gw tau banget Gery tuh orang nya gimana! Urusan pendapatan berapa-berapa, gampang! Yang penting kita lihat dulu berapa nominalnya!"
Melanie tergelak. Aku pun itu tertawa meskipun sebenarnya tidak lucu. Tapi aku tetap menghargai lah dirinya yang tertawa garing.
"Baiklah aku akan membukanya!" ucapku seraya mengambil amplop tadi dari dalam tas.
Saat aku buka isi dalam amplop itu. Alangkah terkejutnya, aku dan Melanie dibuat menganga. Tak bisa berkata-kata. Pria itu memberikan nominal rupiah yang ia tulis dalam sebuah cek. Atau lebih tepatnya dia membayar tubuhku dengan nominal yang sangat tidak bisa diduga.
"Woah!"
Hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut kami berdua. Ketika melihat nominal rupiah yang mencapai angka M.
Tapi yang lebih mengejutkan lagi ada dua cek didalam amplop itu. Yang membuat Melanie semakin kegirangan.
"Gila By, orang setajir apa yang udah tidur sama loe?" ucap Melanie.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
❄️_vioolet_❄️
kepooo akohh 🤣🤣🤣
2023-02-04
0
Callysta Ginting
aku pusing deh ma jln critanya..tau tau dah jual diri.
2022-02-22
0
Dewi Sunarti
mampir nyimak dulu akuhhh kak
2021-12-06
1